Bab IV Hasil dan Diskusi

dokumen-dokumen yang mirip
kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Larutan Penyangga XI MIA

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Untuk SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Sepfina Nurul Mundharifah Universitas Negeri Semarang

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

wanibesak.wordpress.com 1

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

kimia K-13 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN K e l a s A. Kelarutan Garam (Elektrolit) Tujuan Pembelajaran

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab II Studi Pustaka

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN URAIAN MATERI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

I. STANDAR KOMPETENSI 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

SMA Negeri 6 Denpasar Alamat Jalan Raya Sanur Tlp : 0361(247843) Denpasar

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. A. Penurunan Struktur Global dan Struktur Makro Pengajaran Guru. pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Daftar Pustaka. 1. Yahya, H. (2004), Alquran dan Sains, Edisi Pertama, Penerbit Dzikra, Bandung, 5 12.

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

Sifat Koligatif Larutan (Bagian I)

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

LAMPIRAN 01 SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA) Satuan Pendidikan : SMAN 4 KUPANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

Pemetaan /Analisis SK dan KD

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-1

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

SILABUS. Alokasi Sumber. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Teori. Tes tertulis 4 jp Buku-buku Atom

D kj/mol E kj/mol

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi :

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Reaksi dalam larutan berair

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

BAB 7. ASAM DAN BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Persiapan UN 2018 KIMIA

Pengendapan. Sophi Damayanti

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

SOAL dan PEMBAHASAN Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

Transkripsi:

Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi terhadap buret, kalibrasi pipet volum 25 ml, kalibrasi pipet volum 10 ml, standarisasi larutan HCl, pembuatan kurva titrasi larutan jenuh Ca(OH) 2 dengan larutan HCl, dan data hasil pengukuran kelarutan Ca(OH) 2. Data hasil kalibrasi terhadap buret, kalibrasi pipet volum 25 ml, dan kalibrasi pipet volum 10 ml selengkapnya terdapat dalam Lampiran A. Sedangkan data hasil standarisasi larutan HCl selengkapnya pada Lampiran B. Kurva titrasi larutan jenuh Ca(OH) 2 dengan larutan HCl selengkapnya pada Lampiran C. IV.1.1 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam air Data hasil pengukuran kelarutan Ca(OH) 2 dalam air pada suhu ruang 25 C selengkapnya disajikan dalam Tabel D.1 pada Lampiran D. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam air pada suhu ruang 25 C adalah 0,0203 mol/l. Hasil eksperimen ini sesuai dengan yang diharapkan. IV.1.2 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH Data kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH yang diukur pada suhu ruang 25 C disajikan dalam Gambar IV.1.

0,025 Kelarutan Ca(OH)2 (mol/l) 0,02 5 0,005 0,0203 71 0,0094 0,0067 0,0055 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi larutan NaOH (mol/l) Gambar IV. 1 Grafik kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH Berdasarkan data pada Gambar IV.1 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH semakin kecil dengan meningkatnya konsentrasi larutan NaOH. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH M mengalami penurunan sebesar 16%; 54% dalam larutan NaOH 0,04 M; 67% dalam larutan NaOH 0,065 M; dan sebesar 73% dalam larutan NaOH 0,1 M. Larutan NaOH M secara teoritis mempunyai ph = 12, larutan NaOH 0,04M mempunyai ph = 12,6, larutan NaOH 0,065 M mempunyai ph = 12,8, dan larutan NaOH 0,1 M mempunyai ph = 13. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 semakin kecil pada larutan basa NaOH yang ph-nya semakin besar. Menurunnya kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH dapat dijelaskan dengan uraian berikut. Ketika Ca(OH) 2 (s) melarut, akan terbentuk ion Ca 2+ (aq) dan ion OH (aq). Kesetimbangan dicapai ketika laju pembentukan ion-ion dari fasa padat ke dalam larutan sama dengan laju di mana ion-ion dalam larutan kembali membentuk fasa padat. Karena laju pembentukan fasa padat meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ion-ion Ca 2+ dan OH, maka jumlah Ca(OH) 2 yang 23

diperlukan untuk melarut guna mencapai keadaan kesetimbangan menurun dengan adanya sejumlah ion OH dalam pelarut yang berasal dari NaOH. Hal ini dikenal sebagai pengaruh ph dan dapat juga dikenal sebagai pengaruh ion senama. IV.1.3 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 Data kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 yang diukur pada suhu ruang 25 C disajikan dalam Gambar IV.2. 0,025 Kelarutan Ca(OH)2 (mol/l) 0,02 5 0,005 0,0203 82 67 62 58 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi Larutan CaCl2 (mol/l) Gambar IV. 2 Grafik kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 Berdasarkan data pada Gambar IV.2 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 semakin kecil dengan meningkatnya konsentrasi larutan CaCl 2. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 M mengalami penurunan sebesar 10%; 18% dalam larutan CaCl 2 0,04 M; 20% dalam larutan CaCl 2 0,08 M; dan 22% dalam larutan CaCl 2 0,1 M. Menurunnya kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini. Ketika Ca(OH) 2 (s) melarut, akan terbentuk ion Ca 2+ (aq) dan ion OH (aq). Kesetimbangan dicapai ketika laju pembentukan ion-ion dari fasa padat ke dalam larutan sama dengan laju di mana ion-ion dalam larutan kembali 24

membentuk fasa padat. Karena laju pembentukan fasa padat meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ion-ion Ca 2+ dan OH, maka jumlah Ca(OH) 2 yang diperlukan untuk melarut guna mencapai keadaan kesetimbangan menurun dengan adanya sejumlah ion Ca 2+ dalam pelarut yang berasal dari CaCl 2. Hal ini dikenal sebagai pengaruh ion senama. IV.1.4 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 Data kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 yang diukur pada suhu ruang 25 C disajikan dalam Gambar IV.3. 0,025 Kelarutan Ca(OH)2 (mol/l) 0,02 5 0,005 0,0203 86 71 68 65 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi Larutan Ca(NO3)2 (mol/l) Gambar IV. 3 Grafik kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 Berdasarkan data pada Gambar IV.3 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 semakin kecil dengan meningkatnya konsentrasi larutan Ca(NO 3 ) 2. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 M mengalami penurunan sebesar 8%; 16% dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 0,04 M; 17% dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 0,08 M; dan 19% dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 0,1 M. 25

Menurunnya kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaNO 3 ) 2 dapat dijelaskan dalam uraian berikut. Ketika Ca(OH) 2 (s) melarut, akan terbentuk ion Ca 2+ (aq) dan ion OH (aq). Kesetimbangan dicapai ketika laju pembentukan ion-ion dari fasa padat ke dalam larutan sama dengan laju di mana ion-ion dalam larutan kembali membentuk fasa padat. Karena laju pembentukan fasa padat meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ion-ion Ca 2+ dan OH, maka jumlah Ca(OH) 2 yang diperlukan untuk melarut guna mencapai keadaan kesetimbangan menurun dengan adanya sejumlah ion Ca 2+ dalam pelarut yang berasal dari Ca(NO 3 ) 2. Hal ini dikenal sebagai pengaruh ion senama. IV.1.5 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea Data kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea yang diukur pada suhu ruang 25 C disajikan dalam Gambar IV.4. Kelarutan Ca(OH)2 (mol/l) 0,025 0,02 5 0,005 0 0,0203 99 93 0,0203 95 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi larutan urea (mol/l) Gambar IV. 4 Grafik kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea Berdasarkan data pada Gambar IV.4 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea semakin kecil dengan bertambahnya konsentrasi larutan urea. Penurunan kelarutan Ca(OH) 2 relatif kecil, pada larutan urea 0,1 M penurunannya sebesar 5% dibandingkan kelarutannya dalam air. 26

Urea memiliki nilai pk b = 13,82 dan larutan urea 10% dalam air mempunyai ph = 7,2. Data ini menunjukkan bahwa larutan urea bersifat basa sangat lemah. Persamaan reaksi ionisasinya: NH 2 CO NH 2 (aq) + H 2 O(l) NH 2 CO NH + 3 (aq) + OH (aq) (28) Walaupun larutan urea bersifat basa tetapi tidak menunjukkan adanya reaksi dengan larutan HCl yang digunakan dalam titrasi. Hal ini telah dibuktikan melalui eksperimen. Campuran 10 ml larutan urea 0,1 M dan 10 ml larutan NaOH 0,084M, dititrasi menggunakan larutan HCl 0,078M. Data titrasi selengkapnya disajikan dalam Tabel I.2 pada Lampiran I. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah mol NaOH sama dengan jumlah mol HCl. Jadi tidak ada reaksi antara urea dengan HCl. Dengan kata lain konsentrasi ion OH dalam larutan urea 0,1 mol/l tidak dapat ditentukan melalui titrasi menggunakan HCl. Menurunnya kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea disebabkan oleh adanya ion senama OH yang berasal dari reaksi asam-basa antara molekul urea dengan air. Karena konsentrasi ion OH dalam larutan urea sangat kecil maka pengaruhnya terhadap penurunan kelarutan Ca(OH) 2 juga sangat kecil. IV.1.6 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl Data kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl yang diukur pada suhu ruang 25 C disajikan dalam Gambar IV.5. Berdasarkan data pada Gambar IV.5 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi larutan NaCl. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl M mengalami kenaikan sebesar 3%; 9% dalam larutan NaCl 0,04 M; 14% dalam larutan NaCl 0,08 M; dan 19% dalam larutan NaCl 0,1 M. 27

0,03 Kelarutan Ca(OH)2 (mol/l) 0,025 0,02 5 0,005 0,0203 0,0208 0,0221 0,0232 0,0241 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi Larutan NaCl (mol/l) Gambar IV. 5 Grafik kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl Keberadaan ion tak senama Na + dan Cl mempunyai pengaruh menstabilkan ionion Ca 2+ dan OH yang terlibat dalam kesetimbangan kelarutan. Hal ini terjadi karena ion-ion Ca 2+ dan OH dikelilingi oleh suatu atmosfer ion yang muatannya berlawanan. Ion Ca 2+ dikelilingi oleh atmosfer ion Cl, dan ion OH dikelilingi oleh atmosfer ion Na +. Stabilisasi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ion-ion tak senama dalam larutan. (4) Stabilisasi ion-ion Ca 2+ dan OH oleh ion-ion Na + dan Cl dalam larutan mempunyai pengaruh menggeser kesetimbangan kelarutan kearah peruraian Ca(OH) 2 (s) menjadi ion-on Ca 2+ (aq) dan OH (aq). Adanya ion-ion yang bermuatan berlawanan di sekitar ion Ca 2+ dan OH akan menurunkan muatan efektif sehingga mengurangi gaya tariknya. Muatan pelindung berpengaruh menurunkan kecenderungan ion Ca 2+ dan OH membentuk agregat, sehingga pencapaian kesetimbangan dalam larutan yang mengandung elektrolit akan membutuhkan konsentrasi Ca 2+ dan OH yang lebih tinggi. 28

IV.1.7 Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan Sukrosa Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 semakin besar dengan meningkatnya konsentrasi larutan sukrosa, seperti pada gambar IV.6. Kelarutan Ca(OH)2 (mol/l) 0,045 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 5 0,005 0 0,0382 0,0334 0,0207 0,0256 0,0203 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi Larutan sukrosa (mol/l) Gambar IV. 6 Grafik kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan sukrosa Berdasarkan data pada Gambar IV.6 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan sukrosa meningkat dengan meningkatnya konsentrasi larutan sukrosa. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan sukrosa M mengalami kenaikan sebesar 2%; 26% dalam larutan sukrosa 0,04M; 65% dalam larutan sukrosa 0,08M; dan 88% dalam larutan sukrosa 0,1M. Peningkatan kelarutan Ca(OH) 2 ini karena adanya interaksi antara molekulmolekul sukrosa dengan ion-ion yang berasal dari Ca(OH) 2. Hal lain yang mungkin terjadi adalah adanya reaksi antara larutan sukrosa dengan larutan HCl yang digunakan pada titrasi. Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa tidak adanya reaksi antara HCl dengan sukrosa. Eksperimen yang dilakukan adalah mentitrasi campuran 10 ml larutan sukrosa 0,1 M dan 10 ml larutan NaOH 0,084 M dengan larutan HCl 0,078 M. 29

Data selengkapnya disajikan dalam Tabel J.2 pada Lampiran J. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah mol NaOH sama dengan jumlah mol HCl, artinya HCl hanya bereaksi dengan larutan NaOH dan tidak bereaksi dengan sukrosa. Meningkatnya kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan sukrosa diduga disebabkan adanya interaksi antara ion-ion Ca 2+ dengan gugus hidroksil pada molekul sukrosa. Blackwell dan Fosdick pada tahun 1954 menyatakan bahwa sukrosa membentuk senyawa dengan ion kalsium dalam larutan basa, dan senyawa yang dibentuk belum dikenal. (20) IV.1.8 Pengaruh zat-zat kimia pada kelarutan Ca(OH) 2 dalam air Gambar IV.7 menyajikan data secara lengkap yang dihasilkan sehingga dapat melihat secara jelas pengaruh zat-zat kimia terhadap kelarutan Ca(OH) 2 dalam air. Dari data pada gambar IV.7 menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam air lebih besar dibandingkan kelarutannya dalam larutan urea, Ca(NO 3 ) 2, CaCl 2, dan NaOH. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan urea turun sebesar 5%; turun sebesar 19% dalam larutan Ca(NO 3 ) 2, turun sebesar 22% dalam larutan CaCl 2, dan turun sebesar 73% dalam larutan NaOH pada konsentrasi masing-masing 0,1 M. Jadi senyawa NaOH mempunyai pengaruh paling besar dalam menurunkan kelarutan Ca(OH) 2 dalam air. Data pada gambar IV.7 juga menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl dan sukrosa lebih besar dibandingkan dalam air. Dibandingkan dengan kelarutannya dalam air, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl naik sebesar 19%, dan naik sebesar 88% dalam larutan sukrosa pada konsentrasi masing-masing 0,1 M. Jadi senyawa sukrosa mempunyai pengaruh paling besar dalam meningkatkan kelarutan Ca(OH) 2 dalam air. 30

0,04 0,035 Sukrosa 0,03 Kelarutan Ca(OH) 2 (mol/l) 0,025 0,02 5 NaCl Urea Ca(NO 3 ) 2 CaCl 2 0,005 NaOH 0 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 Konsentrasi Pelarut (mol/l) Gambar IV. 7 Grafik pengaruh zat-zat kimia pada kelarutan Ca(OH) 2 dalam air Selanjutnya akan didiskusikan tentang perbedaan kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl dan NaOH, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 dan Ca(NO 3 ) 2, dan kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 dan NaOH. 31

IV.1.8.1 Membandingkan kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl dan NaOH Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaCl meningkat, sebaliknya dalam larutan NaOH menurun. Larutan NaCl dan larutan NaOH memiliki kesamaan yaitu keduanya mengandung ion Na +. Jika dianggap bahwa ion Na + pada kedua larutan memiliki pengaruh yang sama, berarti yang membedakan kelarutan Ca(OH) 2 dalam kedua pelarut adalah adanya ion Cl dan OH. Ion Cl bersifat meningkatkan kelarutan Ca(OH) 2 karena berinteraksi melalui pembentukan atmosfer ion di sekitar ion Ca 2+ dan menstabilkannya. Sedangkan ion OH bersifat menurunkan kelarutan Ca(OH) 2 karena bertindak sebagai ion senama yang menyebabkan kesetimbangan kelarutan bergeser kearah pembentukan kristal Ca(OH) 2. IV.1.8.2 Membandingkan kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 dan Ca(NO 3 ) 2 Kelarutan Ca(OH) 2 baik dalam larutan CaCl 2 maupun Ca(NO 3 ) 2 lebih rendah dibandingkan dalam air. Hal ini terjadi karena dalam larutan CaCl 2 dan Ca(NO 3 ) 2 terdapat ion senama yaitu ion Ca 2+ yang berperan menurunkan kelarutan. Pada konsentrasi pelarut yang sama, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 sedikit lebih rendah dibandingkan dalam Ca(NO 3 ) 2. Hal ini sangat menarik untuk didiskusikan. Berdasarkan data rujukan pada Tabel IV.1 menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang sama larutan CaCl 2 memiliki koefisien aktivitas rata-rata sedikit lebih besar dari pada larutan Ca(NO 3 ) 2. Karena koefisien aktivitas sebanding dengan aktivitas, maka pada konsentrasi yang sama aktivitas ion Ca 2+ dalam larutan CaCl 2 juga sedikit lebih besar dibandingkan dalam larutan Ca(NO 3 ) 2. Semakin besar aktivitas ion Ca 2+ dalam pelarut maka semakin besar pula pengaruhnya 32

dalam menurunkan kelarutan Ca(OH) 2. Selisih aktivitas ion Ca 2+ pada kedua pelarut dengan konsentrasi masing-masing sama besar adalah relatif kecil, misalnya pada konsentrasi pelarut 0,1 M mempunyai selisih aktivitas sebesar 4 x 10 3, oleh karena itu perbedaan kelarutannya juga relatif kecil, yaitu 7 x 10 4 M. Tabel IV.1 menunjukkan data koefisien aktivitas rata-rata untuk larutan CaCl 2 dan Ca(NO 3 ) 2 pada beberapa konsentrasi. (7) Tabel IV. 1 Koefisien aktivitas rata-rata larutan CaCl 2 dan Ca(NO 3 ) 2 Konsentrasi (M) 0,05 0,1 0,2 Koefisien aktivitas rata-rata CaCl 2 0,73 0,57 0,52 0,48 Koefisien aktivitas rata-rata Ca(NO 3 ) 2 0,71 0,54 0,48 0,42 IV.1.8.3 Membandingkan kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 dan NaOH Kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan CaCl 2 maupun NaOH lebih rendah dibandingkan dalam air. Hal ini terjadi karena dalam larutan CaCl 2 terdapat ion senama Ca 2+ dan dalam larutan NaOH terdapat ion senama OH. Pada konsentrasi pelarut yang sama, kelarutan Ca(OH) 2 dalam larutan NaOH lebih rendah dibandingkan dalam larutan CaCl 2 dengan selisih yang relatif besar. Hal ini menarik untuk didiskusikan. Berdasarkan data rujukan dalam Tabel IV.2 tersebut menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang sama, larutan NaOH mempunyai koefisien aktivitas rata-rata lebih besar sampai kira-kira satu setengah kali dibandingkan larutan CaCl 2. Koefisien aktivitas sebanding dengan aktivitas. Jadi pada konsentrasi yang sama, aktivitas ion OH dalam larutan NaOH kira-kira satu setengah kali dibandingkan dengan aktivitas ion Ca 2+ dalam larutan CaCl 2. Semakin besar aktivitas ion senama, semakin besar pula pengaruhnya dalam menurunkan kelarutan Ca(OH) 2. Selisih aktivitas ion OH dalam larutan NaOH dengan ion Ca 2+ dalam larutan 33

CaCl 2 pada konsentrasi yang sama relatif besar, misalnya dalam larutan 0,1 M mempunyai selisih aktivitas sebesar 0,026, oleh karena itu perbedaan kelarutannya juga relatif besar, yaitu 03 M. Tabel IV.2 menunjukkan data koefisien aktivitas rata-rata untuk larutan CaCl 2 dan NaOH pada beberapa konsentrasi. (7) Tabel IV. 2 Koefisien aktivitas rata-rata larutan CaCl 2 dan NaOH Konsentrasi (M) 0,05 0,1 0,2 Koefisien aktivitas rata-rata CaCl 2 0,73 0,57 0,52 0,48 Koefisien aktivitas rata-rata NaOH - 0,82-0,73 IV.2 Implementasi dalam Pembelajaran Pada bagian ini berisi gagasan dalam mengimplementasikan eksperimen dalam pembelajaran di kelas. Gagasan ini tentunya mengacu pada pengalaman penulis sebagai guru, ketersediaan fasilitas, dan sistem pembelajaran yang ada dan berkembang di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo. Berdasarkan standar isi dari kurikulum KTSP tahun 2006, materi pelajaran tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan diberikan di kelas XI semester dua. Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pelajaran tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan terdapat dalam tabel IV.3 berikut: (6) Tabel IV. 3 Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk materi kelarutan dan hasil kali kelarutan Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya. Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan. 34

Berdasarkan kompetensi dasar pada Tabel IV.3 maka dapat dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran dan indikator. Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dan indikator capaian dipaparkan dalam Tabel IV.4. Tabel IV. 4 Kegiatan pembelajaran dan indikator Kegiatan Pembelajaran Menentukan kelarutan Ca(OH) 2 dalam air, larutan NaOH, larutan NaCl, dan dalam larutan CaCl 2 melalui kegiatan eksperimen. (Alokasi waktu 3 jam pelajaran) Penyajian materi tentang tetapan hasil kali kelarutan, hubungan kelarutan dengan K sp, pengaruh ion senama, pengaruh garam terhadap kelarutan menggunakan pendekatan lempar Mahkota. (Alokasi waktu 3 jam pelajaran) Penyajian materi tentang reaksi pengendapan disampaikan secara verbal dan diakhiri dengan demontrasi yang dilakukan oleh beberapa siswa yang ditunjuk. (Alokasi waktu 1 jam pelajaran) Menyelesaikan soal latihan dengan pendekatan mencari pasangan dan divariasikan dengan maju ke depan. (Alokasi waktu 2 jam pelajaran) Indikator 1. Mengukur dan membedakan kelarutan suatu zat dalam beberapa pelarut melalui eksperimen di laboratorium. 2. Menjelaskan hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan. 3. Menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan. 4. Menjelaskan pengaruh ph terhadap kelarutan. 5. Menjelaskan pengaruh garam terhadap kelarutan. 6. Memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan nilai K sp dan Q c. 7. Menyelesaikan dengan benar soalsoal latihan yang disiapkan oleh guru. Ujian tertulis. (Alokasi waktu 1 jam pelajaran) 35

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara lebih rinci penulis paparkan dalam Tabel IV.5 berikut: Tabel IV. 5 Uraian kegiatan pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Menentukan kelarutan Ca(OH) 2 dalam air, larutan NaOH, larutan NaCl, dan dalam larutan CaCl 2 melalui kegiatan eksperimen. (Alokasi waktu 3 jam pelajaran) Penyajian materi tentang tetapan hasil kali kelarutan, hubungan kelarutan dengan K sp, pengaruh ion senama, pengaruh garam terhadap kelarutan menggunakan pendekatan lempar Mahkota. (Alokasi waktu 3 jam pelajaran) Uraian Yang dilakukan guru meliputi: 1. Menyiapkan alat, bahan kimia, dan lembar kerja siswa yang dibutuhkan untuk terselenggaranya eksperimen. 2. Membagi siswa dalam sepuluh kelompok dan masing-masing kelompok mengerjakan tugas eksperimen yang tertera dalam lembar kerja siswa (LKS). 3. Membantu siswa dalam melaksanakan eksperimen agar diperoleh data yang diharapkan. Data yang diperoleh setiap kelompok dikomunikasikan kepada kelompok lain oleh ketua kelompok. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melengkapi lembar kerja siswa. 5. Mendiskusikan hasil eksperimen agar semua siswa mendapatkan pemahaman yang tepat. 6. Mengamati kinerja dan sikap siswa selama pelaksanaan eksperimen. (LKS selengkapnya dalam Lampiran K) Yang dilakukan oleh guru meliputi: 1. Menyiapkan sebuah mahkota dari kertas yang bertuliskan Empu K sp. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca materi dalam buku pegangan. Setelah itu siswa dipersilahkan menutup bukunya. Guru mengambil mahkota dan memasangkan pada kepala seorang siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya, sampai beberapa siswa. Pertanyaan yang diajukan guru diupayakan bersifat konseptual, bukan hitungan. (Paket soal dalam Lampiran L) 2. Mempresentasikan materi pelajaran secara verbal dengan bantuan media seperti OHP dan papan tulis untuk memberikan pemahaman yang tepat pada siswa. (Materi pelajaran terlampir pada Lampiran M) 36

Tabel IV.5. (Lanjutan) Kegiatan Pembelajaran Penyajian materi tentang reaksi pengendapan disampaikan secara verbal dan diakhiri dengan demontrasi yang dilakukan oleh beberapa siswa yang ditunjuk. (alokasi waktu 1 jam pelajaran) Menyelesaikan soal latihan dengan pendekatan mencari pasangan dan divariasikan dengan maju ke depan. (Alokasi waktu 2 jam pelajaran) Ujian tertulis. (Alokasi waktu 1 jam pelajaran) Uraian Yang dilakukan oleh guru: 1. Mempresentasikan secara verbal materi tentang reaksi pengendapan dengan bantuan media seperti OHP dan papan tulis. 2. Membagikan lembar kerja siswa dan meminta siswa memprediksi terbentuk/tidak endapan dari percampuran suatu larutan melalui perhitungan. 3. Meminta siswa tertentu untuk mendemontrasikan percampuran dua larutan yang telah ditentukan untuk membuktikan ketepatan dari prediksi. (LKS selengkapnya ada pada lampiran N) Yang dilakukan oleh guru: 1. Pada kira-kira 15 menit pertama digunakan pendekatan mencari pasangan. Untuk itu guru menyediakan 10 soal dan jawabannya. Setiap soal dan jawaban ditulis dalam selembar kertas yang disebut kartu soal. Kepada 10 siswa dibagikan masing-masing satu kartu soal dan diberikan kesempatan 2-5 menit untuk mempersiapkan jawabannya. Sementara itu kepada 10 siswa lainnya diminta maju ke depan dan dibagi kartu berisi jawaban. Setelah itu siswa yang mendapat kartu berisi soal diminta mencari pasangannya yaitu jawaban yang dibawa oleh siswa yang di depan. Setelah satu babak, bisa diulang. (Paket soal dalam Lampiran O) 2. Guru menyiapkan paket soal dalam bahasa Inggris untuk diberikan kepada siswa, memberikan kesempatan untuk mencoba menyelesaikan dan menunjuk/mempersilahkan siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Jika siswa tidak mampu menemukan jawabannya, maka guru memberikan bantuan sebagian atau seluruhnya. (Paket soal tersedia di Lampiran P) Yang dilakukan oleh guru: 1. Menyusun soal ujian yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian. 2. Menyiapkan kunci jawaban untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa. (Paket Soal Ujian dalam Lampiran Q) 37

Demikianlah secara ringkas gagasan penulis dalam menyajikan materi pelajaran kimia pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Melalui langkah-langkah yang penulis susun, baik siswa maupun guru dituntut secara aktif ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran. Sangat jelas bahwa untuk terselenggaranya pembelajaran tersebut seorang guru harus melakukan persiapan yang maksimal, diantaranya: 1. Kondisi fisik harus dalam keadaan sehat. 2. Menyusun lembar kerja siswa yang dibutuhkan. 3. Membuat mahkota dari kertas bertuliskan Empu K sp dan pertanyaan yang bersifat konseptual. 4. Membuat kartu soal untuk permainan mencari pasangan, soal latihan dan soal ujian. 5. Menyusun materi presentasi yang akan disajikan dalam bentuk transparan atau power point, dan ringkasan materi pelajaran untuk dipelajari siswa. 6. Menyediakan alat-alat dan bahan kimia yang diperlukan untuk eksperimen. 7. Melakukan evaluasi pelaksanaan untuk penyempurnaan di kemudian hari. 8. Bekerja sama dengan rekan guru kimia untuk membantu pelaksanaan eksperimen. Demikian pula bagi siswa yang mengikuti pembelajaran dituntut secara aktif menggunakan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, di antaranya: 1. Kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium. 2. Ketelitian dalam pengukuran, karena percobaan bersifat kuantitatif dan data yang diperoleh akan digunakan oleh kelompok siswa lainnya. 3. Kemampuan menghitung untuk mengolah data dan menyelesaikan soal-soal latihan maupun ujian yang umumnya bersifat algoritmik. 4. Kemampuan bekerja sama dalam kelompok, terutama dalam ekperimen. 5. Menyukai permainan, ini melalui kegiatan latihan soal yang menerapkan pendekatan Lempar Mahkota maupun Mencari Pasangan. 6. Kemampuan membaca pemahaman, karena setelah membaca akan diberikan tanya jawab yang pertanyaanya bersifat konseptual. 7. Kemampuan mendengarkan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran yang ditujukan untuk memberikan penguatan atau penekanan. 38