Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

dokumen-dokumen yang mirip
Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

PENGATURAN KEMASAKAN

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai


I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

PANDUAN PRAKTIKUM FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA ACARA V EVALUASI PERKEMBANGAN BUAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah jambu biji merupakan buah klimakterik yang berkulit tipis. Jambu biji

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

TINJAUAN PUSTAKA. buah-buahan tertentu, di mana selama proses ini terjadi serangkaian perubahan

FISTEK MINGGU KE-2 S-1 SBW

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

I. PENDAHULUAN. mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah.

PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

I. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam masalah budidaya kopi di berbagai Negara hanya beberapa

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP DAYA BERKECAMBAH BENIH

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Tanaman jeruk di Indonesia ada yang tumbuh baik secara alami dan

I. PENDAHULUAN. Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

Transkripsi:

V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Pola Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk - - (++) Tekstur (++) Berat (gram) 490 460 451 465,1 450 Vol. HCl (ml) 21,85 23,05 25,03 27,15 31,5 59,2653 55,4783-20,6829-100,2795-273,7778 Alpukat (blanko: 24,5 ml) Warna kehitaman kehitaman Aroma Aroma alpukat Tekstur Berat (gram) 559 549 543 537,43 526,22 Vol. HCl (ml) 21,5 21,6 22,8 24,7 26,3 94,4543 92,9690 55,10128-6,5496-60,20295 Timun (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma - - - - busuk Tekstur (++) Berat (gram) 542 515 498 482,6 461 Vol. HCl (ml) 20,65 21,7 22,0 22,5 24,0 125 95,69 88,35 72,94 10,09 Apel (blanko: 24,5 ml) Warna (++)

Aroma (++) (++) Tekstur (++) (++), memar Berat (gram) 477 475 473 471 468 Vol. HCl (ml) 22,2 23,5 23,8 24,1 24,3 84,864 37,053 26,047 14,947 7,521 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

VI. PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan pada 19 September 2011 mengenai menentukan pola respirasi. merupakan aktivitas yang dilakukan oleh organisme hidup. Zat yang digunakan dalam respirasi yaitu glukosa (C 6 H 12 O 6 ) dan oksigen yang selanjutnya dihasilkan CO 2, H 2 O dan energi (Miranti, 2009). adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buahbuahan juga masih melangsungkan proses respirasi. adalah proses biologis. Dalam proses ini oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran dalam bentuk CO 2 dan air. Contoh reaksi yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut (Dwiari, 2008): C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 6CO 2 + 6H 2 O + energi Pada gambar berikut tersaji kurva hubungan antara pertumbuhan buah dengan jumlah CO 2 yang dikeluakan selama respirasi (Dwiari, 2008). Gambar 1. Skema (kurva) hubungan antara proses pertumbuhan dengan jumlah CO2 yang dikeluarkan (Syarief H., dkk., 1977) Pada gambar tersebut terlihat bahwa jumlah CO2 yang dikeluarkan akan terus menurun, kemudian pada saat mendekati senescene produksi CO2 kembali meningkat, dan selanjutnya menurun lagi. Buah-buahan yang melakukan respirasi semacam itu disebut buah klimaterik, sedangkan buah-buahan yang

jumlah CO2 yang dihasilkannya terus menurun secara perlahan sampai pada saat senescene disebut buah nonklimaterik. Pada buah klimaterik disamping terjadi kenaikan respirasi juga terjadi kenaikan kadar etilen selama proses pematangan. Sedangkan pada buah non klimaterik, proses pematangan tidak berkaitan dengan kenaikan respirasi dan kenaikan kadar etilen. Perbedaan antara buah klimaterik dan nonklimaterik yaitu adanya perlakuan etilen terhadap buah klimaterik yang akan menstimulir baik pada proses respirasi maupun pembentukan etilen secara autokatalitik sedangkan pada buah nonklimaterik hanya terdapat perlakuan yang akan menstimulir proses respirasi saja. Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah jeruk, alpukat, timun, dan apel. Alpukat dan apel merupakan buah klimakterik, sedangkan timun, jeruk merupakan buah non klimakterik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menetukan pola respirasi ini diantaranya dengan menggunakan 5 buah bejana berupa topless. Topless pertama berisi larutan Ca(OH) 2 jenuh dan topless ke dua berisis larutan NaOH 0,1 N. Penggunaan Ca(OH) 2 bertujuan untuk mengikat gas CO 2 yang terkandung dalam udara yang dialirkan melalui aerator. Topless ke tiga berisi sampel buah yang akan melakukan respirasi, sedangkan toples ke empat dan ke lima berisi NaOH 0,1 N. Setelah aerator dinyalakan selama 1 jam, NaOH yang terdapat pada toples ke empat dan ke lima dicampurkan untuk selanjutnya dilakukan titrasi terhadap HCl dengan menggunakan indikator phenolpthalein (PP), sehingga satuan dari laju respirasi adalah mg CO 2 /kg/jam. Hasil pengamatan menentukan pola respirasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Pola Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk - - (++) Tekstur (++)

Berat (gram) 490 460 451 465,1 450 Vol. HCl (ml) 21,85 23,05 25,03 27,15 31,5 59,2653 55,4783-20,6829-100,2795-273,7778 Alpukat (blanko: 24,5 ml) Warna kehitaman kehitaman Aroma Aroma alpukat Tekstur Berat (gram) 559 549 543 537,43 526,22 Vol. HCl (ml) 21,5 21,6 22,8 24,7 26,3 94,4543 92,9690 55,10128-6,5496-60,20295 Timun (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma - - - - busuk Tekstur (++) Berat (gram) 542 515 498 482,6 461 Vol. HCl (ml) 20,65 21,7 22,0 22,5 24,0 125 95,69 88,35 72,94 10,09 Apel (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma (++) (++) Tekstur (++) (++), memar Berat (gram) 477 475 473 471 468 Vol. HCl (ml) 22,2 23,5 23,8 24,1 24,3 84,864 37,053 26,047 14,947 7,521 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap hari buah mengalami perubahan. Baik perubahan warna, aroma, teksur, maupun berat. Proses ini

disebut sebagai proses pematangan. Proses pematangan diartikan sebagai suatu fase akhir dari proses penguraian substrat dan merupakan suatu proses yang dibutuhkan oleh bahan untuk mensintesis enzim-enzim yang spesifik yang diantaranya digunakan dalam proses kelayuan. Perubahan yang secara umum mudah diamati dalam proses pematangan ini diantaranya berubahnya warna kulit yang tadinya berwarna hijau menjadi kuning, buah yang tadinya bercita rasa asam menjadi manis, tekstur yang tadinya keras menjadi lunak, serta timbulnya aroma khas karena terbentuknya senyawa-senyawa volatil atau senyawa-senyawa yang mudah menguap seperti halnya yang terjadi pada alpukat. Selain mengalami, pematangan, setelah pemanenan buah-buahan pun mengalami laju respirasi. Adapun laju respirasi dari buah-buahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 150 Terhadap Waktu 100 50 0-50 -100-150 hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4 hari ke-5 Jeruk Alpukat Timun Apel -200-250 -300 waktu Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam bahan (buah dan sayur), meliputi tingkat perkembangan organ (ukuran buah, buah kamba, klimakterik, rippening dan puncak klimakterik), komposisi kimia jaringan (jenis jaringan), ukuran produk, pelapisan alami. Apabila suatu buah telah matang, maka laju respirasinya akan turun. Buah yang berukuran besar akan memiliki laju

respirasi yang besar pula dan hasil titrasi yang kecil. Sedangkan untuk buah yang memiliki densitas kamba maka akan terbentuk rongga-rongga sehingga menyebabkan laju respirasi per unit turun. Komposisi jaringan mempengaruhi kelarutan O 2. Dalam faktor internal, laju respirasi dapat diukur dengan Respiratory Quotient (RQ) = CO 2 dihasilkan O 2 konsumsi. Jika suatu buah memiliki RQ <1 maka memiliki substrat respirasi berupa asam lemak, jika RQ = 1 maka substrat adalah gula, dan jika RQ > 1 maka substrat merupakan asam-asam organik. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling bahan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbondioksida, dan luka pada bahan. respirasi berbanding terbalik dengan lama hidup. Semakin tinggi respirasinya maka semakin pendek hidupnya. respirasi dapat ditentukan dengan mengukur: 1. Berdasarkan CO 2 2. Energi yang dihasilkan 3. Substrat gula 4. O 2 yang digunakan

VII. KESIMPULAN Alpukat dan apel merupakan buah klimakterik, sedangkan timun, jeruk merupakan buah non klimakterik. Selama proses pematangan terjadi beberapa perubahan seperti warna, tekstur, citarasa dan flavor, yang menunjukkan terjadinya perubahan komposisi. Semakin lama penyimpanan maka nilai laju respirasi akan semakin rendah.

DAFTAR PUSTAKA Dwiari, Sri Rini. dkk. 2008. Teknologi Pangan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Miranti, Mira STP., M.Si. dkk. 2009. Biokimia Pangan I. Widya Padjadjaran. Bandung