3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ALOKASI WAKTU KERJA DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN PAYANG DI PALABUHANRATU ANI RISMAYANI

BAB III METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG IKAN SEGAR AIR TAWAR DI PASAR KIARACONDONG

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PETA LOKASI PENELITIAN 105

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI KEDELAI DI KECAMATAN JATIWARAS, KABUPATEN TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT

POTRET TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYAIKAN DI CIGANJUR JAKARTA SELATAN

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

PERAN PELABUHAN PERIKANAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN RAWAI TUNA DI PPN PALABUHANRATU, SUKABUMI NURUL UTAMI RAHARJO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

3. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Jenis dan Sumber Data

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Panduan Pengumpulan Data Kualitatif: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

PETA LOKASI PENELITIAN 105

DAFTAR TABEL. 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN. Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian.

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kegiatan ini akan dilaksakan mulai Oktober 2016 Januari 2017, di

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRAMMEL NET DI KABUPATEN BANGKA SELATAN OCTA FRIDA SANIA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

4 TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Jenis dan Sumber Data

Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Regional, 1998

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 18 Kabupaten, 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

KEMISINAN DAN STRATEGI MENANGGULANGI KEMISKINAN

Gambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian.

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

METODE PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu dengan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Survei Nilai Tukar Petani dengan Metode Nilai Produksi (NP), 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PENDAHULUAN Latar Belakang

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

A N A L I S I S D A N F A K T O R - F A K T O R Y A N G RUMAH TANGGA MASYARAKAT NELAYAN

Survei Beban Responden, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Pengumpulan Data

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG

Transkripsi:

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan berlangsung pada Maret 0. Penelitian ini dilakukan di PPN Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran.. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah : ) Kuesioner untuk pengumpulan data; ) Alat dokumentasi berupa kamera; ) Alat pengukur panjang berupa penggaris dengan skala minimal mm.. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang terinci tentang suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khusus dari keseluruhan personalitas. Satuan kasus yang digunakan yaitu nelayan payang yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter dari suatu keadaaan yang ada pada waktu penelitian (Nazir M 988)..4 Metode Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan di lapangan, meliputi seluruh kegiatan unit penangkapan payang dan data hasil wawancara responden. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan dan selanjutnya dibagikan kepada para responden.

6 Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu : ) Aspek teknik () Konstruksi unit penangkapan payang; () Metode pengoperasian payang; () Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh; (4) Lokasi pengoperasian payang. ) Aspek alokasi waktu kerja meliputi curahan waktu kerja yang digunakan untuk melaut dan non melaut dalam suatu rumah tangga nelayan pemilik dan rumah tangga nelayan buruh pada saat musim ikan dan tidak musim ikan. ) Aspek kesejahteraan () Karakteristik responden nelayan, meliputi umur, pendidikan dan pengalaman melaut; () Keadaan indikator kesejahteraan yang digunakan BPS dalam SUSENAS tahun 009 yang dimodifikasi dengan kriteria kemiskinan Sajogyo dan kriteria kemiskinan Dirjen Tata Guna Tanah. Data sekunder dikumpulkan dari statistik perikanan PPN Palabuuhanratu tahun 007-0, meliputi : ) Jumlah kapal, alat tangkap, hasil tangkapan dan jumlah nelayan payang pada periode 007-0 ) Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis dan keadaan umum perikanan tangkap secara umum di PPN Palabuhanratu..5 Metode Pengambilan Responden Sampel atau contoh ialah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (Simamora 00). Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan pemilik dan nelayan buruh unit penangkapan payang yang mendaratkan hasil tangkapannya di Palabuhanratu. Jumlah sampel diambil sebanyak 5 sampel. Sampel yang diambil untuk diwawancara terdiri dari 5 nelayan pemilik dengan ABK dari masing-masing nelayan pemilik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu cara mengambil sampel secara tidak acak atau peneliti menganggap sampel yang diambil memiliki informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Nelayan yang

7 memiliki alat tangkap payang merupakan purposive yang digunakan sebagai responden, yaitu nelayan tersebut mendaratkan hasil tangkapannya di Palabuhanratu. Pemilihan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuisioner dan berpengalaman dalam pengoperasian alat tangkap payang..6 Metode Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat diinterpretasikan, yaitu tabel dan gambar. Data dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis secara terpisah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan lebih lanjut..6. Analisis teknis Pengkajian aspek teknik diperlukan untuk melihat efektivitas unit penangkapan payang yang beroperasi di Palabuhanratu. Analisis teknik dilakukan untuk melihat hubungan teknik yang mempengaruhi produksi, yaitu desain dan konstruksi, cara pengoperasian serta produktivitas alat tangkap, yaitu : ) Rancang bangun dan metode pengoperasian unit penangkapan payang Rancang bangun dan metode pengoperasian payang di PPN Palabuhanratu dianalisis secara deskriptif dan dilengkapi dengan studi pustaka untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. ) Produktivitas alat tangkap payang Produktivitas alat tangkap diperoleh dengan merata-ratakan produksi per trip unit penangkapan payang. Produktivitas juga dihitung melalui produksi per unit alat tangkap, produksi per nelayan, produksi per trip, dan produksi per setting..6. Deskripsi alokasi waktu kerja Gambaran mengenai alokasi waktu kerja diketahui dengan melakukan analisis deskriptif. Kegiatan yang dilakukan nelayan responden dalam satu hari untuk kegiatan melaut dan setelah pulang melaut. Alokasi waktu kerja melaut di deskripsikan berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama jam, seperti saat

8 perbekalan sampai kegiatan bongkar muat. Alokasi waktu non melaut di deskripsikan berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama jam, seperti saat pulang melaut sampai persiapan berangkat melaut dari rumah. Selain itu mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan nelayan responden apabila tidak melakukan penangkapan ikan dalam satu hari. Alokasi waktu kerja melaut dan non melaut dihitung pada saat musim ikan dan tidak musim ikan. Musim penangkapan ikan yang digunakan yaitu musim ikan dan tidak musim ikan. Alokasi waktu kerja rumah tangga untuk kegiatan-kegiatan ekonomi adalah banyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk kegiatan-kegiatan melaut dan non melaut, dituliskan sebagai berikut: TA = ML+NL Keterangan: TA = Total alokasi waktu kerja rumahtangga (jam per bulan) ML=Curahan tenaga kerja keluarga melaut (jam per bulan) NL=Curahan tenaga kerja keluarga non melaut (jam per bulan).6. Analisis tingkat kesejahteraan Analisis tingkat kesejahteraan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang terdapat dalam ruang lingkup kesejahteraan nelayan payang. Data yang telah terkumpul dideskripsikan untuk memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan keluarga nelayan buruh payang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ) Pendapatan keluarga Analisis pendapatan keluarga adalah besaran yang mengukur total pendapatan keluarga selama satu tahun baik dari usaha perikanan dan usaha yang lainnya. Untuk menghitung pendapatan keluarga buruh nelayan digunakan rumus sebagai berikut : R tn = R + R Keterangan : R tn = Total Pendapatan Rumah Tangga Nelayan (Rp per tahun) R = Pendapatan dari Usaha Perikanan (Rp per tahun) = Pendapatan dari Usaha Non Perikanan (Rp per tahun) R ) Konsumsi rumah tangga Pengeluaran keluarga yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan hidup dalam jangka waktu satu tahun yang terdiri dari pengeluaran

9 untuk pangan, sandang dan papan. Pengukurannya dilakukan dengan cara menghitung kebutuhan harian, mingguan dan bulanan. Total pengeluaran rumah tangga dapat diformulasikan sebagai berikut : C t = C + C + C +C 4 Keterangan : C t = Total Pengeluaran Rumah Tangga (Rp per tahun) C = Pengeluaran untuk Pangan (Rp per tahun) C = Pengeluaran untuk Sandang (Rp per tahun) C = Pengeluaran untuk Papan (Rp per tahun) = Pengeluaran untuk lain-lain (Rp per tahun) C 4 ) Pengukuran tingkat kemiskinan () Kriteria kemiskinan Sajogyo Sajogyo menentukan tingkat kemiskinan dengan melihat besarnya pendapatan per kapita per tahun yang diukur dengan nilai setara dari harga beras setempat. Daerah Palabuhanratu merupakan daerah perkotaan. Tingkat kemiskinan untuk daerah perkotaan dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut : ) Tidak miskin, yaitu apabila pendapatan per kapita per tahun lebih tinggi dari 480 kg beras. ) Miskin, (nilai ambang kecukupan pangan),yaitu apabila pendapatan per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 480 kg beras. ) Miskin sekali, (tidak cukup pangan), yaitu apabila pengdapatan per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 60 kg beras. 4) Paling miskin, yaitu apabila pendapatan per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 70 kg beras. () Kriteria kemiskinan Direktorat Jenderal Tata Guna Tanah Direktorat Jenderal Tata Guna Tanah membagi tingkat kemiskinan menjadi empat golongan, yaitu : ) Tidak miskin : Apabila tingkat pengeluaran lebih besar dari 00 % dari total pengeluaran 9 bahan pokok; ) Hampir miskin : Apabila tingkat pengeluaran lebih besar dari 6-00 % dari total pengeluaran 9 bahan pokok; ) Miskin : Apabila tingkat pengeluaran lebih besar dari 75-5 % dari total pengeluaran 9 bahan pokok;

0 4) Miskin sekali : Apabila tingkat pengeluaran lebih besar dari 75 % dari total pengeluaran 9 bahan pokok. 4) Pengukuran tingkat kesejahteraan Tingkat kesejahteraan diukur berdasarkan kriteria yang digunakan BPS dalam SUSENAS tahun 009 yaitu sebelas indikator kesejahteraan. Secara umum tingkat kesejahteraan merupakan kombinasi dari indikator yang dapat dituliskan sebagai berikut : TK = ƒ (I, I, I, I 4, I 5, I 6, I 7, I 8, I 9, I 0, I ) Keterangan : TK = Tingkat kesejahteraan I = Pendapatan rumah tangga I = Pengeluaran rumah tangga I = Keadaan tempat tinggal I 4 = Fasilitas tempat tinggal I 5 = Kesehatan anggota rumah tangga I 6 = Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan I 7 = Kemudahan memasukan anak ke suatu jenjang pendidikan I 8 = Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi I 9 = Kehidupan beragama I 0 = Rasa aman dari gangguan tindak kejahatan I = Kemudahan dalam melakukan olahraga Penjelasan tentang masing-masing indikator lebih rinci seperti tercantum dalam Tabel. Skor tingkat klasifikasi baik pada sebelas indikator kesejahteraan maupun tingkat kesejahteraan, dihitung berdasarkan pedoman penentuan range skor metode baru Maret 994 dari BPS yang dimodifikasi dengan kriteria kemiskinan Sajogyo dan Direktorat Jenderal Tata Guna Tanah. Klasifikasi kesejahteraan dibagi menjadi tiga dengan cara mengurangkan jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan hasil pengurangan itu dibagi dengan jumlah klasifikasi, yaitu tiga, terdiri atas tinggi, sedang dan rendah. Skor tingkat kesejahteraan menurut klasifikasi adalah sebagai berikut : ) Tingkat kesejahteraan tinggi jika mencapai skor = 7-5 ) Tingkat kesejahteraan sedang jika mencapai skor = 9-6 ) Tingkat kesejahteraan rendah jika mencapai skor = -8

Tabel Indikator kesejahteraan menurut Biro Pusat Statistik dalam SUSENAS 009 yang dimodifikasi No Indikator kesejahteraan Skor. Pendapatan rumah tangga Pendapatan rumah tangga berdasarkan pada kriteria kemiskinan Sajogyo. Tidak miskin (pengeluaran perkapita per tahun >0 kg beras). Miskin (40-0 kg beras). Miskin sekali (80-40 kg beras). Konsumsi rumah tangga Konsumsi rumah tangga berdasarkan pada kriteria kemisikinan Direktorat Jenderal Tata Guna Tanah. Keadaan tempat tinggal: Atap:Genting(5)/Asbes(4)/Seng()/Sirap()/Daun() Bilik:Tembok(5)/Setengah tembok(4)/kayu()/bambu kayu()/bambu() Status:Milik sendiri()/sewa()/numpang() Lantai:Porselin(5)/Ubin(4)/Plester()/Papan()/Tanah() Lantai:Luas(>00m )()/Sedang(50-00m )()/ Sempit(<50m )() 4. Fasilitas tempat tinggal: Pekarangan:Luas(>00m )()/Cukup(50-00m )()/Sempit(50m )() Hiburan:Video(4)/TV()/Tape Recorder()/Radio() Pendingin:AC(4)/Lemari Es()/Kipas Angin()/Alam() Sumber Penerangan:Listrik()/Petromak()/Lampu Tempel() Bahan bakar:gas()/minyak tanah()/kayu (arang)() Sumber air:pam(6)/sumur bor(5)/ Sumur(4)/Mata air()/air hujan()/sungai() MCK:Kamar mandi sendiri(4)/ Kamar mandi umum()/ 4. Paling miskin (<80 kg beras) 5. Tidak miskin ( >00% dari total pengeluaran sembako) 6. Miskin (6-00%) 7. Miskin sekali (75-5%) 8. Paling miskin (<75%). Permanen (skor = 5-). Semi permanen (skor = 0-4). Non permanen (skor = 5-9). Lengkap (skor = -7). Cukup (skor = 4-0). Kurang (skor = 7-) Sungai/Laut()/Kebun() 5. Kesehatan anggota rumah tangga. Bagus (<5% sering sakit). Cukup (5%-50% sering sakit). Kurang (>50% sering sakit) 6. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga medis dan paramedis (termasuk didalamnya kemudahan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan obat-obatan: Jarak RS terdekat (0km)(4)/(0,0-km)()/(>km)() Jarak ke Poliklinik:(0km)(5)/(0,0-km)()/(>km)()/missing() Biaya Berobat: Terjangkau()/ Cukup terjangkau()/ Sulit terjangkau() Penanganan berobat: Baik()/ cukup()/ Sulit() Alat Kontrasepsi:Mudah didapat()/ Cukup didapat()/ Sulit didapat() Konsultasi KB:Mudah()/ Cukup()/ Sulit() Harga Obat-obatan:Terjangkau()/ Cukup()/ Sulit terjangkau() 7. Kemudahan memasukan anak ke jenjang pendidikan: Biaya sekolah:terjangkau()/ cukup()/ sulit() Jarak ke sekolah:(0km)(4)/(0,0-km)()/(>km)() Prosedur penerimaan:mudah()/cukup()/sulit() 8. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi Ongkos dan biaya:terjangkau()/ Cukup()/ Sulit() Fasilitas kendaraan:tersedia()/cukup()/sulit() Kepemilikan:Sendiri()/Sewa()/Ongkos(). Mudah (skor = 8-4). Cukup (skor = -7). Sulit (skor = 8-). Mudah (skor = 8-0). Cukup (skor = 6-7). Sulit (skor = 4-5). Mudah (skor = 7-9). Cukup (skor = 5-6). Sulit (skor = -4) 9. Kehidupan beragama. Toleransi tinggi. Toleransi cukup. Toleransi rendah 0. Rasa aman dari gangguan kejahatan. Aman (tidak pernah mengalami gangguan kejahatan). Cukup aman (pernah mengalami tindak kejahatan). Kurang aman (seringmengalami tindak kejahatan). Kemudahan dalam melakukan olahraga. Mudah (sering olahraga). Cukup (cukup sering olahraga). Sulit (kurang olahraga) Sumber: BPS 009 4 4

.7 Batasan Penelitian Batasan yang digunakan dalam kegiatan penelitian yaitu: ) Wilayah penelitian adalah di PPN Palabuhanratu; ) Alat tangkap yang menjadi bahan kajian penelitian adalah payang yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu. ) Aspek yang menjadi kajian yaitu aspek teknik, aspek alokasi waktu kerja dan aspek kesejahteraan; 4) Aspek teknik meliputi deskripsi unit penangkapan payang, metode pengoperasian dan pendugaan produktivitas alat tangkap; 5) Musim penangkapan yang digunakan adalah musim ikan dan tidak musim ikan; 6) Aspek alokasi waktu kerja meliputi curahan waktu kerja melaut dan non melaut; 7) Aspek kesejahteraan meliputi karakteristik responden nelayan dan keadaan dari indikator kesejahteraan.