Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014.

Disusun oleh: KHAMDAN KHAMBALI

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2 92

ANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN NOSEL MASUK DAN KELUAR BEJANA TEKAN REAKTOR DENGAN MEH

Kata kunci: Bejana tekan, Reaktor PWR, Von mises, Simulasi, MSC Nastran. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Data Perancangan. Tekanan kerja / Po Temperatur kerja / To. : 0,9 MPa (130,53 psi) : 43ºC (109,4ºF)

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah.

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )

PERANCANGAN PRESSURE VESSEL KAPASITAS 0,017 M 3 TEKANAN 1 MPa UNTUK MENAMPUNG AIR KONDENSASI BOGE SCREW COMPRESSOR ABSTRAK

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 8. BEJANA TEKAN (Pressure Vessel)

TUGAS AKHIR. Oleh: EKO PRIYANTO NIM : D

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Ejektor Uap Bagus Budiwantoro 1, a, I Nengah Diasta 2, b, dan Reinaldo Sahat Samuel Hutabarat 1, c

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

PENGARUH VARIASI JARAK DAN SUDUT KONTAK SADDLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

LAMPIRAN A TABEL. 1. Tabel Dimensi Class 300 Flanges Drilling

LAMPIRAN A GRAFIK DAN TABEL. 1. Grafik untuk menentukan dimensi optimal bejana tekan. [Ref.5 hal 273]

DESAIN TANGKI DAN TINJAUAN KEKUATANNYA PADA KAPAL PENGANGKUT COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu

Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Studi Penentuan Titik Kritis Bejana Tekan Reaktor Pwr Terhadap Kombinasi Temperatur dan Tekanan

OPTIMASI DESAIN TANGKI TRUCK BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT APPLICATION

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

DENGAN PROGRAM ANSYS. Utaya-Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir -BAT AN B.Bandriyana- Pusat Teknologu Bahan Industri - BATAN

BAB VII PENUTUP Perancangan bejana tekan vertikal separator

BAB II LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

SIMULASI FAKTOR GEOMETRI TERHADAP UMUR CREEP MATERIAL SS 304 MENGGUNAKAN ANSYS

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya

Sumber :

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN PIPA YANG MENEMBUS PELAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007

OPTIMASI SHELL AND TUBE KONDENSOR DAN PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA AC UNTUK PEMANAS AIR

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

ASSALAMU ALAIKUM, WR, WB.

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISA STIFFENER RING DAN KONSTRUKSI VESSEL HP FLARE KO DRUM PADA PROYEK PUPUK KALTIM-5 MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPRESS 6258

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUCIBLE UNTUK PELEBURAN ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATU BARA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

TransformasiTegangan Keadaantegangansecaraumum

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014

Boundary condition yang digunakan untuk proses simulasi adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang memproduksi bahan kimia serta obat-obatan, dan juga digunakan dalam

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

Transkripsi:

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 ANALII THERMAL DAN TEGANGAN PADA PERANCANGAN BEJANA TEKAN (PREURE VEEL) UNTUK LIMBAH KELAPA AWIT DENGAN KAPAITA 10.000 TON/BULAN A. Yudi Eka Risano 1), Ahmad u udi 1), dan Rahmat Ramadhan 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln. Prof.umantri Brojonegoro No. 1 Gedung H FT Lt. 2 Bandar Lampung Telp. (0721) 3555519, Fax. (0721) 704947 Email : rahmatramadhanpilliang@gmail.com, yudi_95@yahoo.com, suudi@unila.ac.id Abstrak Bejana tekan (pressure vessel) adalah tempat penampungan suatu fluida baik berupa cair maupun gas dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Aplikasi bejana tekan salah satunya pada tahapan perebusan di pengolahan limbah kelapa sawit untuk memproduksi biodiesel. Pada proses perebusan terjadi pembebanan struktural berupa tekanan dan beban thermal yang tidak merata pada bejana tekan sehingga terjadi pembebanan yang terintegrasi. Bagaimana pun pembebanan yang terintegrasi akan mengakibatkan efek yang berbeda dibanding hanya satu pembebanan saja sehingga penting untuk menganalisis desain dengan mengaplikasikan pembebanan yang terintegrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tegangan maksimum yang diijinkan dan efek beban thermal yang terjadi pada desain bejana tekan. Analisis dilakukan dengan mensimulasikan model dengan pembebanan thermal internal berupa konduksi sebesar 80 C pada sisi shell bagian dalam dan konveksi udara bebas di sisi shell bagian luar dan pembebanan thermal eksternal berupa konduksi sebesar 80 C pada sisi shell bagian dalam dan konveksi udara bebas serta konveksi sebesar 200 C dengan koefisien perpindahan panas 2 sebesar 7,3236 W/m K di sisi shell bagian luar. Kemudian keduanya ditambahkan pembebanan struktural berupa tekanan sebesar 294 kpa dan percepatan gravitasi bumi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tegangan maksimum pada geometri model yang terjadi untuk beban thermal internal yaitu sebesar 160,91 MPa dan beban thermal eksternal sebesar 160,56 MPa terletak pada pipa nozzle. Penambahan beban thermal mengakibatkan peningkatan tegangan sebesar 17,87% dibandingkan dengan simulasi beban struktural saja (136,51 MPa). Keywords: Bejana Tekan, Metode Elemen Hingga, Analisis Thermal dan Tegangan PENDAHULUAN Bejana tekan (pressure vessel) adalah tempat penampungan suatu fluida baik berupa cair maupun gas dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Aplikasi bejana tekan salah satunya pada tahapan perebusan di pengolahan limbah kelapa sawit untuk memproduksi biodiesel [1]. Pada proses perebusan terjadi pembebanan struktural berupa tekanan dan beban thermal yang tidak merata pada bejana tekan yang diakibatkan panas input yang teraplikasi. Lebih lanjut, pembebanan yang terintegrasi akan mengakibatkan efek yang berbeda pada desain bejana tekan dibanding hanya mengaplikasikan satu pembebanan saja sehingga penting untuk menganalisis desain dengan mengaplikasikan pembebanan yang terintegrasi. Akan tetapi, perhitungan manual memiliki banyak keterbatasan dan mengabaikan kosentrasi tegangan yang terjadi pada bejana tekan[2]. Perangkat lunak yang berbasis metode elemen hingga dapat digunakan sebagai solusi dalam mengatasi masalah tersebut [3]. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 28

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 untuk menganalisis tegangan maksimum yang diijinkan dan menganalisis efek beban thermal yang terjadi pada desain bejana tekan. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini akan dilakukan analisis thermal dan tegangan pada hasil desain pressure vessel khususnya komponen shell, head, nozzle dan reinforcement pad. Analisis thermal yang dilakukan berupa tegangan yang terjadi akibat adanya perbedaan distribusi temperatur pada suatu material dimana besarnya setara dengan regangan yang timbul pada suatu material yang memuai yang disebut juga tegangan thermal [4]. Kemudian, analisis tegangan akan dilakukan pada komponen tersebut yang bertujuan untuk mencari letak dan besar tegangan maksimum yang teraplikasi dengan menggunakan software yang berbasis metode elemen hingga. Lebih jauh, langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti guna memenuhi tujuan penelitian dan penyelesaian rumusan masalah di atas seperti terlihat pada Gambar 1 berikut: HAIL DAN PEMBAHAAN 1. Validasi Model Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisa thermal dan tegangan pada bejana tekan yang telah terdesain, simulasi model yang digunakan perlu divalidasi. Validasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil simulasi dengan perhitungan analitis. Karena keterbatasan dari perhitungan analitis, maka validasi hanya dilakukan untuk model tanpa menggunakan nozzle. 1.1. Perhitungan dengan Metode Elemen Hingga Langkah pertama dalam validasi adalah melakukan simulasi dengan setengah bagian dari model yang ada. Hal ini disebabkan karena model tersebut simetri secara geometri serta mengalami gaya-gaya yang bekerja secara simetri pula pada model tersebut. elanjutnya, meshing menggunakan solid186 dengan 88838 node dan 14429 elemen sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Meshing Model elanjutnya, boundary condition yang diterapkan adalah frictionless support pada bidang potongan arah sumbu x dan frictionless support pada arah sumbu y serta tekanan kerja yang digunakan sebesar 294 kpa seperti tampak pada Gambar 3. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 29

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 1.3. Error Perhitungan error yang diperoleh jika dibandingkan antara besaran tegangan antara hasil simulasi dan perhitungan analitik yaitu sebesar [3]: Gambar 3 Permodelan Pembebanan σ error σ σ analitik analitik simulasi 100% 51,307 55,286 error 100% 51,307 error 7,7552% Kesalahan yang dihasilkan ternyata cukup kecil, sehingga hasil simulasi dianggap valid dan bisa digunakan dalam analisa. Gambar 4. Result Equivalent (Von-mises) tress Hasil simulasi didapatkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi adalah sebesar 55,286 MPa seperti tampak pada Gambar 4. 1.2. Perhitungan Analitis Perhitungan analitis dilakukan dengan rumus untuk bejana tekan dinding tipis berikut [3]: ehingga, 2. imulasi Bejana Tekan imulasi pembebanan pada bejana tekan dilakukan dengan mengaplikasikan beban thermal dan beban struktural. elanjutnya, beban thermal dibedakan menjadi dua jenis beban yaitu beban internal dan eksternal. ehingga simulasi dikelompokkan sebagai berikut: 2.1. imulasi Beban Thermal Internal dan Beban truktural Proses simulasi dilakukan dua tahap yaitu simulasi dengan mengaplikasikan beban struktural kemudian menambahkan beban thermal guna mengetahui besar peningkatan tegangan akibat beban thermal. 2.1.1. imulasi Pembebanan truktural Pada pembebanan struktural, meshing menggunakan solid186 dan diperoleh data statistik yaitu 114683 nodes dan 26964 element seperti tampak pada Gambar 5. Lalu, boundary condition yang diterapkan adalah frictionless support pada bidang potongan arah sumbu x dan frictionless support pada arah sumbu y serta tekanan kerja yang digunakan sebesar 294000 Pa dan gravitasi sebesar 9,8066 m/s 2 seperti terlihat pada Gambar 6. 30

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 Hasil simulasi didapatkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi adalah sebesar 406,33 MPa seperti tampak pada Gambar 7. Peninjauan tegangan yang terjadi dan nilai keamanan tiap-tiap part pada model dengan nilai yp sesuai dengan properti material part dengan mengacu 1,5 maka maka nilai keamanan terbesar pada part flange sebesar 2,7135. Lalu part yang dianggap tidak memenuhi kriteria keamanan yaitu head sebesar 0,639874, pipa nozzle 1,4032 dan reinforcement sebesar 0,7278. 2.1.2 imulasi Pembebanan truktural dan Thermal Gambar 5. Meshing Internal Pada simulasi ini, meshing dan boundary condition yang diterapkan sama dengan simulasi pembebanan struktural seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 akan tetapi ditambahkan pembebanan thermal berupa konduksi panas sebesar 80 o C pada sisi dalam shell dan konveksi udara dari shell bagian luar sebagaimana terlihat pada Gambar 8. Gambar 6 Pembebanan tuktural Gambar 8. Pembebanan Thermal Internal Hasil simulasi didapatkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi adalah sebesar 478,97 MPa seperti tampak pada Gambar 9. Gambar 7. olution equivalent tress (Von Mises) Beban truktural Untuk mengetahui tingkat keamanan dari geometri bejana tekan setelah disimulasikan maka digunakan persamaan berikut [5]: 31

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 Tabel 1. Variasi Ketebalan yang Aman t shell (m) t pipa nozzle (m) t reinforcement (m) 0,015875 0,01905 0,0127 Gambar 9. olution equivalent tress (Von Mises) Beban Thermal dan truktur Peninjauan tegangan yang terjadi dan nilai keamanan tiap-tiap part pada model dengan nilai yp sesuai dengan properti material part dengan mengacu 1,5 maka part yang dianggap aman yaitu flange sebesar 3,1944 dan part yang dianggap tidak aman yaitu reinforcement pad sebesar 0,9112, head sebesar 0,543, pipa nozzle sebesar 1,2424 dan shell sebesar 1,051. Lebih lanjut, penambahan beban thermal pada analisis strukural mengakibatkan terjadinya peningkatan tegangan pada simulasi model sebesar 17,877% dibanding hasil simulasi dengan pembebanan struktural. Maka hal ini membuktikan bahwa perbedaan suhu yang teraplikasi pada model dapat mengakibatkan peningkatan tegangan. 2.1.3 Optimalisasi Permodelan Dikarenakan hasil simulasi pembebanan struktural dan thermal internal menunjukkan bahwa model tidak memenuhi 1,5 sehingga dinyatakan tidak aman maka peneliti mengambil langkah optimalisasi berupa penebalan geometri hingga solusi dalam kondisi aman aman seperti tertabulasi pada Tabel 1. Kemudian, dengan mengaplikasikan meshing, pembebanan dan boundary condition yang sama seperti pembebanan struktural dan thermal internal maka diperoleh tegangan maksimum hasil simulasi sebesar 160,91 MPa pada pipa nozzle seperti tampak pada Gambar 10. Gambar 10. olution equivalent tress (Von Mises) Beban Thermal Internal dan truktur Peninjauan tegangan yang terjadi dan nilai keamanan tiap-tiap part pada model dengan nilai yp sesuai dengan properti material part dengan mengacu nilai keamanan 1,5 seperti tampak pada Tabel 2 maka nilai keamanan terbesar pada part flange sebesar 3,29. Lalu, jika tegangan yang terjadi pada tiap part dibandingkan dengan tegangan ijin yang mengacu nilai keamanan maka tegangan pada kesemua part masih pada kondisi aman seperti tampak pada Tabel 2. 32

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 Tabel 2. Peninjuan Nilai Keamanan Tiap-Tiap Part Pada Optimalisasi Model Pembebanan Thermal Internal dan truktural No Hasil imulasi 1 hell yp 260MPa 127,38MPa 2,04 2 Head yp 260 MPa 121,16MPa 2,15 3 Flange yp 250 MPa 75,835 MPa 3,29 33

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 4 Pipa nozzle yp 240MPa 160,91MPa 1,5 5 Reinforcement pad yp 260 MPa 142,58MPa 1,82 2.2. imulasi Beban Thermal Eksternal dan truktural Geometri model yang dinyatakan aman oleh peneliti pada pembebanan struktural dan beban thermal internal tersebut disimulasikan kembali dengan boundary condition dan pembebanan struktural yang sama. Akan tetapi pembebanan thermal yang berbeda berupa konduksi panas sebesar 80 o C pada sisi dalam shell dan konveksi udara bebas serta konveksi pembakaran bahan bakar pada shell bagian luar dengan nilai koefisien perpindahan panas konveksi sebesar 7,3236W/m 2 K serta suhu sebesar 200 C seperti tampak pada Gambar 11. ehingga, tegangan maksimum yang diperoleh dari hasil simulasi sebesar 160,56 MPa pada pipa nozzle seperti tampak pada Gambar 12. Gambar 11.Pembebanan Thermal Eksternal Gambar 12. olution Equivalent tress (Von Mises) Beban Thermal Eksternal dan truktur 34

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 Dengan mengacu pada kriteria 1,5 maka angka keamanan terendah pada part pipa nozzle sebesar 1,5 sehingga geometri yang dianggap aman pada pembebanan thermal internal juga aman untuk pembebanan thermal eksternal. KEIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Tegangan maksimum pada geometri model yang terjadi untuk beban termal internal yaitu sebesar 160,91 MPa terletak pada pipa nozzle. Tegangan ini bila dibandingkan dengan tegangan yield sebesar 240 MPa maka tegangan yang terjadi masih dalam kondisi aman. Terhadap Tegangan Panas Dan Faktor Intensitas Tegangan Pada Bejana Tekan Reaktor PWR". Prosiding eminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir 2008. BATAN. [5] Tjelta, Forde. 2012. A Comparison tudy of Pressure Vessel Design Using Different tandart. Master's Thesis. University of tavanger. 2. Tegangan maksimum pada geometri model yang yang terjadi untuk beban termal eksternal yaitu sebesar 160,56 MPa terletak pada nozzle. Tegangan ini bila dibandingkan dengan tegangan yield sebesar 240 MPa maka tegangan yang terjadi masih dalam kondisi aman. 3. Penambahan beban termal mengakibatkan peningkatan tegangan sebesar 17,877% dibandingkan dengan simulasi beban struktural saja. DAFTAR PUTAKA [1] usantio, Yerri. 2004. "Dasar-Dasar metode Elemen Hingga". Penerbit Andi: Yogyakarta. [2] Megyesy, Eugene F. 1972. Pressure Vessel Handbook ixth Edition. Pressure Vessel Handbook Publishing Inc. [3] Willyanto Anggono, et all. 2006. Penentuan Perbandingan Diameter Nozzle Terhadap Diameter hell Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga. Petra Christian University. [4] Rahmat, Anni dan Roziq Himawan. 2008. "Analisis Pengaruh Distribusi Temperatur 35