Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi
|
|
- Adi Benny Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi 4.1 Pertimbangan Awal Pembakar (burner) adalah alat yang digunakan untuk membakar gas hasil gasifikasi. Di dalam pembakar (burner), gas dicampur dengan udara agar gas memperoleh oksigen untuk melakukan proses pembakaran. Hal ini menyebabkan ketika campuran gas dan udara tersebut dipantik (diberikan api), gas tersebut akan terbakar. Dalam perancangan sebuah pembakar (burner), pemasukan udara yang baik harus diperhatikan. Bukaan yang disediakan untuk pemasukkan udara harus mampu membuat udara pembakaran masuk dalam jumlah yang berlebih untuk memastikan semua gas terbakar habis. Selain itu, gas hasil gasifikasi harus dapat tercampur dengan baik di dalam pembakar (burner) agar dapat tercapai pembakaran sempurna. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan letak pemasukan udara. Sebagai bahan perbandingan awal dan pertimbangan awal masukan untuk data rancangan pembakar (burner) yang baru, digunakan pembakar (burner) milik Willy Adriansyah sebagai pembakar (burner) acuan. Seperti yang terlihat pada gambar 4.1, pembakar (burner) dirancang cukup panjang yaitu 400 mm dengan diameter 95 mm. Pembakar (burner) dibuat panjang agar diperoleh waktu yang cukup bagi gas untuk bercampur dengan udara pembakaran. Perancangan pembakar (burner) yang baru akan dilakukan dengan memakai bantuan perangkat lunak FLUENT 6.2 untuk memudahkan dalam perancangan. Selain itu, terlebih dahulu dilakukan beberapa kali percobaan proses pembakaran gasifikasi sekam padi menggunakan pembakar (burner) gasifikasi sekam padi milik Willy Adriansyah. Kemudian pembakar (burner) gasifikasi sekam padi yang sudah ada tersebut dianalisa kembali dengan menggunakan perangkat lunak FLUENT. 35
2 Kekurangan dan kelebihan dari pembakar (burner) milik Willy Adriansyah dipakai sebagai bahan dasar perbandingan dan masukan untuk data perancangan pembakar (burner) yang baru. Pada perancangan pembakar (burner) yang baru, akan diperhatikan untuk membuat gas dan udara berada dalam keadaan turbulen sehingga akan benar-benar terbentuk campuran gas dan udara. Pembuatan aliran turbulen ini akan dilakukan dengan perancangan sistem saluran masuk udara dan gas yang berbeda. Selain itu, pembuatan aliran turbulen dapat juga dilakukan dengan menggunakan bantuan swirler. Selain itu, pembakar (burner) akan dirancang menjadi lebih panjang agar aliran dapat menjadi turbulen sempurna sehingga diharapkan proses pencampuran oksigen dan bahan bakar yang terjadi akan lebih baik. 4.2 Data-Data Acuan Data Reaktor Gasifikasi Pengujian terhadap reaktor gasifikasi yang akan dipakai telah dilakukan dengan menggunakan bahan bakar sekam padi. Data-data yang didapatkan dapat dilihat pada tabel Data Pembakar (Burner) Acuan Kedua pengujian yang dilakukan menggunakan pembakar (burner) yang sama, yaitu pembakar (burner) milik Willy Adriansyah. Pembakar (burner) tersebut memiliki bentuk dan ukuran seperti yang terdapat pada Gambar 4.1, sedangkan data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.1. Satuan yang digunakan dalam gambar 4.1 adalah mm. Bagian yang ditebalkan pada tabel 4.1 adalah yang akan dibandingkan dengan rancangan dari pembakar (burner) yang baru. 36
3 Gambar 4.1 Dimensi dari Pembakar (Burner) Acuan Tabel 4.1 Data Hasil Gasifikasi Sekam Padi Sifat Sekam Padi Massa jenis kg/m3 Viskositas kinematik E-06 m2/s Kecepatan masuk gas 14 m/s Kecepatan udara masuk 3 m/s LHV gas kj/kg Temperatur gas masuk 500 K Temperatur burner 900 K Fraksi Mol: CH CO H N O CO Efisiensi burner 33 % Daya keluaran burner kw Warna Api Biru Kemerah-merahan 37
4 4.3 Pemodelan Pemodelan Pembakar (Burner) Acuan Pemodelan dengan GAMBIT Pembakar (burner) acuan ini didesain dengan menggunakan GAMBIT dengan batas (boundary) seperti yang terdapat pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Rancangan pada GAMBIT dengan Tiap Batas Sedangkan kondisi batas (boundary conditions) yang dipilih untuk masing-masing batas adalah: Udara Masuk: Mass Flow Inlet, karena fluida kerja adalah zat kompresibel (udara) dengan laju aliran diketahui. Gas Masuk: Mass Flow Inlet, karena fluida kerja adalah zat kompresibel (gas) dengan laju aliran diketahui. 38
5 Keluaran: Pressure Outlet, karena yang diketahui hanyalah tekanan statik pada sisi keluaran. Setelah menentukan masing-masing kondisi batas, volume kemudian dilakukan mesh dengan metode top down, yaitu dengan langsung melakukan meshing volume. Meshing yang dilakukan adalah dalam bentuk Tet/Hybrid dengan interval size 4. Hasil meshing dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Hasil Meshing Pemodelan dengan FLUENT Setelah tiap-tiap kondisi batas didefiniskan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemodelan pembakaran dengan FLUENT. Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan: Aktifkan energy equation. 39
6 Pilih model model turbulensi k standar, karena aliran diasumsikan turbulen. Pilih parameter solver segregated dengan keadaan waktu steady. Model pembakaran yang dipilih adalah species transport dengan metode eddydissipation, karena merupakan pembakaran gas. Bila menggunakan composition PDF transport, komputer tidak akan mampu untuk memproses karena keterbatasan memori. Pemilihan material (fluida). Untuk jenis species transport, pemilihan material akan tampak seperti pada gambar 4.4 Gambar 4.4 Tampilan Material untuk Species Transport - Pada bagian species, masukkan gas hasil gasifikasi, yaitu: CH 4, CO, H 2, H 2 O, O 2, CO 2 N 2. - Pada bagian reaction, masukkan reaksi pembakaran yang akan terjadi, yaitu: 1. CH O 2 + 7,52 N 2 CO H 2 O + 7,52 N 2 2. CO + 0,5 O 2 + 1,88 N 2 CO 2 + 1,88 N H 2 + O 2 + 3,76 N 2 H 2 O + 3,76 N 2 40
7 - Pada bagian density, masukkan ideal gas karena fluida (udara/gas) diasumsikan adalah gas ideal, tetapi tidak kompresibel. - Pada bagian Cp, masukkan mixing-law, yaitu sesuai prinsip proses pembakaran/pencampuran. Pemilihan Kondisi Batas (Boundary Condition): 1. Untuk gas masuk: - Masukkan harga laju aliran massa (mass flow inlet) sebesar: 0,7415 0, ,01 - Masukkan masing-masing fraksi massa gas - Masukkan arah aliran menjadi normal to boundary (searah sumbu) - Masukkan temperatur gas 500 K - Masukkan Intensitas turbulensi menjadi: 1/ 8 I = 0,16(Re) [%] dengan: Re =., I = 4,8%, - Masukkan diameter hidrolik 3,5 cm Untuk udara masuk - Masukkan harga laju aliran massa (mass flow inlet) sebesar: 1,1641,.. 2 0, Masukkan masing-masing fraksi massa udara dengan komposisi 0.23 untuk O 2, 0,76 untuk N 2, 0,005 masing-masing untuk H 2 O dan CO 2 (Udara standar). - Masukkan arah aliran menjadi normal to boundary (searah sumbu) - Masukkan Intensitas turbulensi menjadi: 1/ 8 I = 0,16(Re) [%] dengan 41
8 : Re =.,, 6920 I =5,3% - Masukkan Diameter Hidrolik sebesar 5,5 cm 3. Untuk keluaran - Asumsikan jika ada aliran balik (backflow), temperaturnya 1500 K - Asumsikan arah aliran balik adalah ke segala arah (Sumbu x,y,dan z) - Asumsikan intensitas turbulensi aliran balik adalah sebesar 7% (Lebih besar daripada gas masuk dan udara masuk) - Masukkan diameter hidrolik (hydraulic diameter) sebesar 9,5 cm Setelah semua parameter telah dimasukkan, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan iterasi dan setelah konvergen, akan didapatkan hasil yang akan digunakan sebagai evaluasi Evaluasi Hasil Pemodelan Pembakar (Burner) Acuan Hasil dari pemodelan pembakar (burner) dapat dilihat pada Gambar 4.5. Pada gambar, terlihat bahwa pembakar (burner) tersebut kurang efektif karena temperatur yang tinggi terdapat pada daeah awal saja, bahkan temperatur cenderung menurun hingga ujung temperatur menjadi berkisar antara K dan bervariasi. Kekurangan dari rancangan ini adalah turbulensi yang terjadi tidak maksimum, karena pola aliran pembakaran tidak memusar (swirl) seperti yang terlihat pada Gambar 4.5.a. Karena itu, perlu dirancang suatu mekanisme agar aliran dapat menjadi lebih turbulen serta gas dan udara dapat tercampur secara sempurna. Dengan kata lain, perlu dirancang mekanisme seperti premixed burners. Salah satu caranya adalah pembakar (burner) perlu dirancang lebih panjang sehingga campuran gas dan udara dapat terbentuk sebelum dipantik. Selain itu,bisa juga ditambahkan swirler untuk memusar aliran. 42
9 (a) (b) Gambar 4.5 Hasil Pemodelan. (a) Pola Aliran (b) Pola Temperatur (z = 0) 43
10 4.3.3 Pemodelan Pembakar (Burner) Baru Setelah mengevaluasi kinerja pembakar (burner) acuan berdasarkan hasil pemodelan, maka dipilih beberapa perbaikan: 1. Pembakar (burner) dirancang lebih panjang (120 cm) dan memiliki diameter lebih besar (12 cm). 2. Pemisahan antara saluran masuk udara dan saluran gas, tidak saling menghimpit agar udara dapat berpusar dan menghasilkan campuran yang baik ketika bertemu gas. Saluran gas masuk dengan menggunakan pipa diameter 3,5 cm, sedangkan udara masuk melalui ujung depan saluran pembakar (burner). 3. Pembakar (burner) ditambahkan swirler. 4. Kecepatan gas masuk dinaikkan 16 m/s menjadi agar terjadi dorongan yang cukup serta dapat menghisap udara, dan tidak terjadi backflow karena ukuran pembakar (burner) yang panjang. Dengan memperhitungkan pertimbangan tersebut, terdapat 3 alternatif perancangan, yaitu: 1. Pembakar (burner) tidak menggunakan swirler (Gambar 4.6a). Pembakar (burner) memiliki panjang 120 cm dan diameter 12 cm. Pipa masukan gas tetap berdiameter 35 cm, diletakkan di tengah diameter pipa masukan udara. Pipa masukan gas terletak 40 cm dari depan sisi pipa masukan udara. Diharapkan udara sudah dapat memusar karena terbentur pipa masukan gas 2. Pembakar (burner) menggunakan swirler di belakang gas masukan (Gambar 4.6.b). Pipa masukan gas terletak di depan pipa masukan udara sejauh 30 cm dan jarak antara swirler dan pipa masukan gas adalah 25 cm. Swirler di sini berfungsi untuk mencampurkan antar gas dan udara sebelum dipantik. 3. Pembakar (burner) menggunakan swirler di depan pipa gas masukan (Gambar 4.6.c). Swirler terletak di depan pipa masukan udara sejauh 30 cm dan jarak 44
11 antara swirler dan pipa masukan gas adalah 25 cm. Swirler di sini hanya berfungsi sebagai pemusar untuk udara saja sebelum bercampur dengan gas. Gambar 4.6 Rancangan Baru (a) Tanpa Swirler (b) Swirler di Belakang (c) Swirler di Depan Pemodelan dengan GAMBIT Gambar 4.6 adalah model geometri keseluruhan yang terdapat pada perancangan gambit, sedangkan gambar 2.6 adalah model geometri dari swirler yang dirancang. Batas tiap rancangan adalah sama, seperti dicontohkan oleh rancangan swirler di belakang pada Gambar 4.7. Untuk udara masuk, gas masuk, dan keluaran, jenis batas adalah sama dengan pada pemodelan pembakar (burner) acuan. Swirler sendiri didefinisikan sebagai wall (dinding). Gambar 4.7 Contoh Batas pada GAMBIT 45
12 Pemodelan dengan FLUENT Pemodelan pada pembakar (burner) rancangan baru adalah sama dengan pada pembakar (burner) acuan, kecuali untuk kondisi batas (boundary conditions) karena adanya perbedaan diameter. Pemilihan Boundary Condition: 1. Untuk gas masuk: - Masukkan harga laju aliran massa (mass flow inlet) sebesar: 0,7451 0, Masukkan masing-masing fraksi massa gas. 16 0,011 - Masukkan arah aliran menjadi normal to boundary (searah sumbu) - Masukkan temperatur gas 500 K - Masukkan Intensitas turbulensi menjadi: 1/ 8 I = 0,16(Re) [%] dengan: Re =., I = 4,8%, - Masukkan diameter hidrolik 3,5 cm Untuk udara masuk - Masukkan harga laju aliran massa (mass flow inlet) sebesar: 1, ,026 - Masukkan masing-masing fraksi massa udara dengan komposisi: - Masukkan arah aliran menjadi normal to boundary (searah sumbu) - Masukkan intensitas turbulensi menjadi: 1/ 8 I = 0,16(Re) [%] dengan : Re =.,,
13 I =5% - Masukkan Diameter Hidrolik sebesar 12 cm 4. Untuk keluaran - Asumsikan jika ada aliran balik (backflow), temperaturnya 1500 K - Asumsikan arah aliran balik adalah ke segala arah (Sumbu x,y,dan z) - Asumsikan intensitas turbulensi aliran balik adalah sebesar 7% (Lebih besar daripada gas masuk dan udara masuk) - Masukkan Diameter hidrolik sebesar 12 cm Pemilihan Pembakar (Burner) Baru yang Akan Dibuat Setelah dimodelkan dengan FLUENT, harus dipilih salah satu dari ketiga model yang ada yang mana yang memiliki kinerja terbaik dan akan dibuat. Dari hasil pemodelan FLUENT, terlihat bahwa pada Gambar 4.8 pola aliran yang dimiliki masing-masing rancangan berbeda. Untuk yang tidak memakai swirler (Gambar 4.8.a), terlihat bahwa pola aliran walaupun memusar, tetapi tidak menjadi satu pusaran yang baik, karena masih terlihat terbagi menjadi 2 pusaran. Hal ini menunjukkan pencampuran belum terlalu baik. Berarti, engharapkan turbulensi hanya dari pipa masuk tidak terlalu baik. Temperatur keluaran dari pembakar (burner) tanpa swirler tidak seragam dan berkisar antara K. Untuk pembakar (burner) dengan swirler di depan (Gambar 4.8.b), terlihat bahwa pusaran berbentuk lebih jelek dari pembakaran dengan tanpa swirler. Hal ini menunjukkan swirler malah memperburuk campuran. Hal ini karena udara akan mengalami hambatan dari swirler di depan saluran. Hambatan tersebut akan mengurangi kecepatan udara pada saluran sehingga pada akhirnya suplai udara akan kurang. Pada rancangan ini, terlihat ada satu daerah dingin pada keluaran, yaitu sekitar K. Hal ini menunjukkan pembakaran yang terjadi tidak seragam. Untuk pembakar (burner) dengan swirler di belakang (Gambar 4.8.c), terlihat bahwa pusaran sudah menjadi satu. Hal ini menunjukkan bahwa udara dan gas telah 47
14 tercampur dengan sempurna. Selain itu, rancangan ini memiliki temperatur yang seragam pada sisi keluaran, yaitu sekitar K dan memiliki temperatur yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pembakaran telah berlangsung secara baik. Untuk lebih pasti, dapat dilakukan pengecekan dengan menampilkan fraksi massa dari masing-masing bahan bakar (CH 4, CO, dan H 2 ) yang dapat dilihat pada gambar Terlihat bahwa semua bahan bakar telah terbakar habis (tidak ada yang tersisa), ini berarti pembakaran telah berlangsung dengan baik. Pola aliran untuk O 2 dan N 2 dapat dilihat pada lampiran C. Karena pertimbangan ini, dipilihlah untuk dibuat rancangan dengan swirler di depan. (a) (b) (c) Gambar 4.8 Pola Aliran: (a) Tanpa Swirler (b) Swirler di Depan (c) Swirler di belakang (a) Gambar 4.9 Pola Temperatur (z = 0) (a) Tanpa Swirler (b) Swirler di Depan (c) Swirler di Belakang 48
15 (b) (c) Gambar 4.9 (Lanjutan) 49
16 (a) (b) (c) Gambar 4.10 Pola Fraksi Massa (z = 0) (a) CH 4 (b) CO (c) H 2 50
17 4.4 Proses Pembuatan Pembakar (Burner) Tabung saluran pembakar (burner) berawal dari proses pengerolan pelat baja berukuran 400 x 1200 x 2 mm 3 sehingga membentuk silinder berongga. Kemudian silender berongga tersebut dilas agar tidak ada lubang tempat gas tidak bisa keluar. Untuk pipa saluran gas masuk, dipilih pipa dengan diameter 35 mm. Bagian belok dari pipa berasal dari 2 buah pipa yang menjadi satu dari potongan pipa yang membentuk sudut Kemudian saluran dilubangi untuk tempat masuk dari saluran pipa gas masuk, dan kemudian dilas lagi untuk mencegah bocor. Swirler sendiri dibuat dari pengelasan 6 buah pelat ukuran 4 x 50 x 60 mm 3 yang dilas menjadi satu dengan sudut antara masing-masing pelat sebesar Kemudian bentuk melengkung dari swirler dilakukan secara manual dengan menggunakan tang. Gambar 4.11 menunjukkan gambar dari pembakar (burner) yang dibuat. Satuan yang digunakan dalam gambar 4.11 adalah cm. (a) (b). Gambar 4.11 Gambar Pembakar (Burner) yang Dibuat (a) Keseluruhan (b) Swirler Sebelum Dibengkokkan dengan Tang 51
Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi
Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi 3.1 Perancangan Reaktor Gasifikasi Perancangan reaktor didasarkan pada rancangan reaktor gasifikasi sekam padi milik Willy Adriansyah. Asumsi yang digunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI 3.1 Perancangan Reaktor Gasifikasi Reaktor gasifikasi yang akan dibuat dalam penelitian ini didukung oleh beberapa komponen lain sehinga membentuk suatu
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN 3.1 PEMODELAN
BAB 3 PEMODELAN 3.1 PEMODELAN Pemodelan gas burner dengan menggunakan software fluent bertujuan untuk melihat pengaruh kecepatan injeksi udara tangensial terhadap perubahan kecepatan, tekanan dan turbulensi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi
Lebih terperinciBAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI
BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI 3.1 KONDISI ALIRAN FLUIDA Sebelum melakukan simulasi, didefinisikan terlebih dahulu kondisi aliran yang akan dipergunakan. Asumsi dasar yang dipakai
Lebih terperinciBab 5 Pengujian dan Pengolahan Data
Bab 5 Pengujian dan Penglahan Data 5.1 Prsedur Pengujian Gasiikasi Sekam Padi Dalam melakukan pengujian gasiikasi sekam padi, terdapat prsedur yang harus diikuti. Prsedur ini dimaksudkan untuk menghindari
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS
BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS 3.1 Sistematika Pemodelan Untuk mengetahui pengaruh penutupan LCV terhadap kondisi aliran, perlu dilakukan pemodelan aliran. Pemodelan hanya dilakukan pada sebagian
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS
BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS Berdasarkan pemodelan aliran, telah diketahui bahwa penutupan LCV sebesar 3% mengakibatkan perubahan kondisi aliran. Kondisi yang paling penting untuk dicermati adalah
Lebih terperinciFORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI
BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Biomassa Untuk memperoleh pengertian yang menyeluruh mengenai gasifikasi biomassa, diperlukan pengertian yang sesuai mengenai definisi biomassa. Biomassa didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan dan menunjang
Lebih terperinciBab IV Data Percobaan dan Analisis Data
Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data 4.1 Data Percobaan Parameter yang selalu tetap pada tiap percobaan dilakukan adalah: P O = 1 atm Panci tertutup penuh Bukaan gas terbuka penuh Massa air pada panci
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perangkat Penelitian Penelitian ini menggunakan perangkat sebagai berikut : 1. Laptop merk Asus tipe A45V dengan spesifikasi, 2. Aplikasi CFD Ansys 15.0 3.2 Diagram Alir
Lebih terperinciAnalisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur
Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-198
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-198 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe U Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan Panas
Lebih terperinciANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT
ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT 6.2.16 Ridwan Arief Subekti, Anjar Susatyo, Jon Kanidi Puslit Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Komplek LIPI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN ANALISA KARAKTERISTIK ALIRAN DINGIN (COLD FLOW) DI GAS BURNER SITEM GASIFIKASI DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 JUDUL PENELITIAN ANALISA KARAKTERISTIK ALIRAN DINGIN (COLD FLOW) DI GAS BURNER SITEM GASIFIKASI DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) 1.2 LATAR BELAKANG MASALAH Penggunaan
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :
PRESENTASI TUGAS AKHIR SIMULASI NUMERIK (CFD) ALIRAN DUA FASE GAS-SOLID (UDARA- SERBUK BATUBARA) PADA COAL PIPING DI PT. PETROKIMIA GERSIK Oleh: Zulfa Hamdani PowerPoint Template NRP : 2109106008 www.themegallery.com
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA
STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Disusun Oleh: Erni Zulfa Arini NRP. 2110 100 036 Dosen Pembimbing: Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini PT Pupuk Sriwijaya memiliki 4 pabrik yaitu Pusri IB
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pupuk Sriwijaya merupakan salah satu produsen pupuk urea di Indonesia. Sampai saat ini PT Pupuk Sriwijaya memiliki 4 pabrik yaitu Pusri IB (pengganti Pusri I),
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini menggunakan software jenis program CFD Ansys FLUENT 15.0 dengan diameter dalam pipa 19 mm, diameter luar pipa 25,4 dan panjang pipa
Lebih terperinciBab 3 Pengenalan Perangkat Lunak FLUENT
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak FLUENT FLUENT adalah perangkat lunak dalam komputer yang digunakan untuk mensimulasikan aliran fluida dan perpindahan panas. Aliran dan perpindahan panas dari berbagai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan
III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 2 buah pipa yang terbuat dari bahan yang berbeda dan ukuran diameter yang berbeda. Pipa bagian dalam terbuat dari tembaga dengan diameter dalam
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH
PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH Oleh : ASHARI HUTOMO (2109.105.001) Pembimbing : Dr. Bambang
Lebih terperinciBAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN
BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN 4.1. Pemodelan dalam EFD Tools Pemodelan komputasi menggunakan paket simulasi EFD Lab.8 yang terintegrasi pada tools CAD Solid Works, di mana proses modelling
Lebih terperinciTUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI ALIRAN FLUIDA DALAM PROSES PEMBAKARAN NATURAL GAS PADA COMBUSTION CHAMBER
TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI ALIRAN FLUIDA DALAM PROSES PEMBAKARAN NATURAL GAS PADA COMBUSTION CHAMBER Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) Disusun oleh:
Lebih terperinciINVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)
INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Mirza Quanta Ahady Husainiy 2408100023 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciKaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Kaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga Nazaruddin Sinaga Departemen Teknik Mesin,
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
1 Energi yang hilang dari suatu fluida yang mengalir di dalam pipa akibat gesekan dengan dinding pipa dapat dihitung dengan persamaan Fanning. L v F = 4 f d dimana f = konstanta fanning, L = panjang pipa,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada Penelitian ini dilakukan secara numerik dengan metode Computer Fluid Dynamic (CFD) menggunakan software Ansys Fluent versi 15.0. dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini software yang digunakan untuk simulasi adalah jenis program CFD ANSYS 15.0 FLUENT. 3.1.1 Prosedur Penggunaan Software Ansys 15.0 Setelah
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.
SIDANG TUGAS AKHIR STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEBERANGKATAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA FITRI SETYOWATI 2110 100 077 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciLaju Pendidihan. Grafik kecepatan Pendidihan. M.Sumbu 18. M.Sumbu 24. Temperatur ( C) E.Sebaris 3 inch. E.Susun 3 inch. E.Sususn 2 inch.
Temperatur ( C) Laju Pendidihan Grafik kecepatan Pendidihan 120 100 80 60 40 M.Sumbu 18 M.Sumbu 24 E.Sebaris 3 inch E.Susun 3 inch 20 0 0 20 40 60 80 E.Sususn 2 inch Waktu (menit) Kesimpulan 1. Penggunaan
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)
STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE) Adhana Tito 2411106007 Dosen Pembimbing : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T. NIPN. 1977 11272002
Lebih terperinciREYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4
REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT
STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT GLADHI DWI SAPUTRA 2111 030 013 DOSEN PEMBIMBING DEDY ZULHIDAYAT NOOR, ST, MT, PhD PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGUJIAN
BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai Kecepatan Minimun Fluidisasi (U mf ), Kecepatan Terminal (U t ) dan Kecepatan Operasi (U o ) pada Temperatur 25 o C
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Fluidisasi Penelitian gasifikasi fluidized bed yang dilakukan menggunakan batubara sebagai bahan baku dan pasir silika sebagai material inert. Pada proses gasifikasinya,
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciBoundary condition yang digunakan untuk proses simulasi adalah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil dari simulasi penelitian fluktuasi tekanan pada kondensasi Steam pada pipa konsentrik dengan pendinginan searah pada ruang anulus dengan menggunakan
Lebih terperinciBab 4 Prosedur Pengujian, Pengambilan Data, dan Pengolahan Data
Bab 4 rsedur engujian, engambilan Data, dan englahan Data 4.1 rsedur engujian Gasiikasi Bnggl Jagung Dalam melakukan pengujian gasiikasi bnggl jagung, terdapat prsedur yang harus diikuti. rsedur ini dimaksudkan
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 612
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 612 SIMULASI MODEL ALIRAN GAS DALAM TUNGKU PEMBAKARAN HASIL DARI PEMBAKARAN SAMPAH THE SIMULATION OF GAS FLOW MODEL IN THE FURNACE
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Departemen Teknik Mesin dan Biosistem dan Laboratorium Kimia Pangan Departemen Ilmu Teknologi
Lebih terperinciOleh: STAVINI BELIA
FLUIDA DINAMIS Oleh: STAVINI BELIA 14175034 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menjelaskan prinsip kontinuitas dan prinsip bernaulli pada fluida dinamik dalam kehidupan seharihari. 2. Siswa dapat menganalisis
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA Studi Kasus: Pengaruh penambahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung
Lebih terperinciStudi Eksperimen Burner Type Partially Premixed Dengan Bahan Bahan Bakar Syngas Biomassa Serbuk Kayu Dengan Variasi Diameter Outlet Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Eksperimen Burner Type Partially Premixed Dengan Bahan Bahan Bakar Syngas Biomassa Serbuk Kayu Dengan Variasi Diameter
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36
B36 Simulasi Numerik Aliran Tiga Dimensi Melalui Rectangular Duct dengan Variasi Bukaan Damper Edo Edgar Santosa Putra dan Wawan Aries Widodo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciDosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP
Pengaruh Getaran Terhadap Pengukuran Kecepatan Aliran Gas Dengan Menggunakan Orifice Plate Oleh: Rizky Primachristi Ryantira Pongdatu 2410100080 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP. 19650309
Lebih terperinciANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122
ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122 Ahmad Jamaludin Fitroh, Saeri Peneliti Pustekwagan, LAPAN Email : ahmad_fitroh@yahoo.com ABSTRACT The simulation and calculation of boundary
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Data Data yang akan digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini, antara lain data pemakaian batubara, data kandungan sulfur dalam batubara, arah dan kecepatan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Simulasi Model Pengering dengan Gambit 5.1.1. Bentuk domain 3D model pengering Bentuk domain 3D ruang pengering diperoleh dari proses pembentukan geometri ruang pengering
Lebih terperinciBab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar
Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Latar Belakang Hampir sebagian besar industri-industri yang bergerak dibidang penyimpanan dan pengiriman
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Hipotesa Untuk mencapai tujuan dari studi pengembangan model matematis sel tunam membran pertukaran proton, diperolehnya karakteristik reaktan di dalam kanal distribusi terhadap kinerja
Lebih terperinciBab III Aliran Putar
Bab III Aliran Putar Ada banyak jenis aliran fluida dalam dunia teknik, dimana komponen rotasi dari nilai rata-rata deformasi memberikan kontribusi lebih besar terhadap pola aliran yang terjadi. Memperhatikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Pengurangan Tekanan pada Katup. Pada bab ini akan dilakukan analisa kebocoran pada power steering system meliputi perhitungan kerugian tekanan yang dialami
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian fenomena flame lift-up dilaksanakan secara eksperimen dan teoritis. Eksperimen dilaksanakan di laboratorium dengan langkah-langkah seperti pada diagram alir Gambar 3.1.
Lebih terperinciStudi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Fitri
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciKAJIAN NUMERIK ATOMISASI DAN PEMBAKARAN PADA COAL WATER MIXTURE MENGGUNAKAN INJEKTOR TYPE AIR ASSISTED SPRAY INJECTOR DAN SWIRLER UDARA
Prosiding Seminar Nasional XIV - FTI-ITS FTI-ITS 2009 Surabaya, 22-23 Juli 2009 ISBN : (dalam proses pengajuan, mohon dikosongkan dahulu) KAJIAN NUMERIK ATOMISASI DAN PEMBAKARAN PADA COAL WATER MIXTURE
Lebih terperinciketerangan: G k : gradien kecepatan dalam energi kinetik turbulensi (m 2 det -1 ) G b : bouyansi dalam energi kinetik turbulensi (m 2 det -1 )
13 dan t t ρk + x i ρku i = x j ρε + x i ρεu i = x j μ + μ t σ e α k μ eff k x j ε x j + G k + G b ρε Y M + S k + C 1e ε k G k + C 3e G b C 2e ρ ε2 k + S e keterangan: G k : gradien kecepatan dalam energi
Lebih terperinciMAKALAH KOMPUTASI NUMERIK
MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciMasalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel
Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HERTO
Lebih terperinciNo. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263
3 3 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Bahan Bakar Cair Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapat dari dalam tanah dengan jalan mengebornya di ladang-ladang minyak, dan memompanya sampai ke atas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2334-234300 1 STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000) Mega Dewi
Lebih terperinciBAB IV PROSES SIMULASI
BAB IV PROSES SIMULASI 4.1. Pendahuluan Di dalam bab ini akan dibahas mengenai proses simulasi. Dimulai dengan langkah secara umum untuk tiap tahap, data geometri turbin serta kondisi operasi. Data yang
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciBab VI Hasil dan Analisis
Bab VI Hasil dan Analisis Dalam bab ini akan disampaikan data-data hasil eksperimen yang telah dilakukan di dalam laboratorium termodinamika PRI ITB, dan juga hasil pengolahan data-data tersebut yang diberikan
Lebih terperinciSIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH
SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH DISUSUN OLEH : REZA KURNIA ARDANI 2311105005 RENDRA NUGRAHA P. 2311105015 PEMBIMBING : Prof.Dr. Ir. Sugeng Winardi, M.Eng Dr. Tantular
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD
STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD Agus Waluyo 1, Nathanel P. Tandian 2 dan Efrizon Umar 3 1 Magister Rekayasa
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)
TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER) Syaiful Rizal 2112105036 Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani
Lebih terperinciPERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR
PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR PENGERTIAN Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Macam Aliran 1. Invisid dan viskos 2. Kompresibel
Lebih terperincispecific density of particulate 1.8 Efficiency yang diperlukan adalah 90% untuk Partikel < 1.0 micron
27 BAB III DESAIN III. 1 Perhitungan Desain Objektifitas dari perancangan ini adalah: 1) merancang dan membuat sistem venturi scrubber skala laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan atau karakteristik
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Biomassa Guna memperoleh pengertian yang menyeluruh mengenai gasifikasi biomassa, maka diperlukan pengertian yang tepat mengenai definisi biomassa. Biomassa didefinisikan
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.
1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Lab. Surya Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.
TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS. Dosen Pembimbing : SENJA FRISCA R.J 2111105002 Dr. Eng.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dalam rumah tanaman di Laboratorium Lapangan Leuwikopo dan Laboratorium Lingkungan Biosistem, Departemen Teknik Mesin
Lebih terperinciSIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT
Tugas Akhir Konversi Energi SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT ANDRIAN HADI PRAMONO 05 00 075 Dosen Pembimbing : Dr Eng
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET)
KAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET) Disusun Oleh : ALEK ARI WIBOWO 2108 030 051 Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST,
Lebih terperinciSIMULASI KARAKTERISTIK ALIRAN DAN SUHU FLUIDA PENDINGIN (H 2 O) PADA TERAS REAKTOR NUKLIR SMR (SMALL MODULAR REACTOR)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi SIMULASI KARAKTERISTIK ALIRAN DAN SUHU FLUIDA PENDINGIN (H 2 O) PADA TERAS REAKTOR NUKLIR SMR (SMALL MODULAR REACTOR) *Anwar Ilmar
Lebih terperinciBAB III PERBAIKAN ALAT
L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK ITS Vol 4, No 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Eksperimental Unjuk Kerja Burner Gas Tipe Non-Premixed Berbahan Bakar Syn-Gas Biomassa Serbuk Kayu Dengan Variasi AFR Henik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-659
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-659 Rancang Bangun dan Studi Eksperimen Alat Penukar Panas untuk Memanfaatkan Energi Refrigerant Keluar Kompresor AC sebagai Pemanas
Lebih terperinci(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo
Studi Numerik Peningkatan Cooling Performance pada Lube Oil Cooler Gas Turbine Disusun Secara Seri dan Paralel dengan Variasi Kapasitas Aliran Lube Oil (Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Karakteristik profil temperatur suatu aliran fluida pada dasarnya dapat diketahui dengan menggunakan metode Computational fluid dynamics (CFD). Pengaplikasian metode CFD digunakan
Lebih terperinciMacam Aliran : Berdasarkan Cara Bergerak Partikel zat cair :
Mempelajari gerak partikel zat cair pada setiap titik medan aliran di setiap saat, tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak aliran di setiap saat, tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Tungku Gasifikasi
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT
Studi Karakteristik Aliran pada Tujuh Silinder Vertika dengan Susunan Heksagonal (A. Septilarso, et al) STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,
Lebih terperinciAnalisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air
Analisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air Ridwan Arief Subekti Puslit Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Komplek LIPI, Jl. Cisitu No.21/154 D Bandung 40135. ridw001@lipi.go.id Abstrak Draft
Lebih terperinciSKRIPSI SIMULASI ALIRAN FLUIDA YANG MELEWATI KATUP TEKAN BERBENTUK PLAT DATAR PADA POMPA HIDRAM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM FLUENT
SKRIPSI SIMULASI ALIRAN FLUIDA YANG MELEWATI KATUP TEKAN BERBENTUK PLAT DATAR PADA POMPA HIDRAM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM FLUENT Oleh : I KOMANG GEDE MANIK PRASASTA NIM : 0904305022 JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinci