BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. (Rachmawati, 2008). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB I PENDAHULUAN. memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat mencapai visi dan misinya tanpa karyawan. Memiliki karyawan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang diinginkan, yaitu menuju arah kinerja yang lebih baik. pembenahan sistem penyelenggaraan negara, agar kinerja Pegawai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KOMITMEN DAN INTENSI KELUAR DI PT INDONESIA POWER UBP BALI

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Ministério da Educação khususnya pada Direcção Nacional do Ensino Superior e

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis bisa sukses dan tetap eksis serta bertahan hidup (survive)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Perusahaan tidak ada artinya

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan keluarga sering dianggap memiliki gaya manajemen kelas dua

Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB I PENDAHULUAN. Perbatasan Mota ain Batugade merupakan pintu keluar-masuk yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL DAN KEADILAN DISTRIBUTIF TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI. She Hwei 1) T. Elisabeth Cintya Santosa 2)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. (Gaol, 2014). Keberhasilan organisasi dalam menjalankan misinya dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dan hal itu berlawanan dengan produktivitas, efisiensi, dan laba (Larkin,1995).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga dengan fungsi strategis dalam bidang kehakiman dan peradilan,

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB V PENUTUP. keadilan organisasional pada employee engagement. Peneliti melakukan. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori atribusi ini dikembangkan oleh Kelley pada tahun 1967, kemudian dilanjutkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi maupun industri. Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha mau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi,

BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavioral. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavioral (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB5 PENUTUP. Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh dari penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. PLN merupakan sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Sumber Daya. adanya peran aktif SDM tidak berarti apa-apa.

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ini menggunakan konsep facet (permukaan) atau komponen, yang menganggap. pertumbuhan dan pengembangan (Robbins & Judge, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, produktivitas dan kinerja organisasi tidak dapat tercapai tanpa dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan karyawan telah menjadi determinan efisiensi dan efektivitas organisasi (Salehi et al., 2014).Efektivitas manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting pada setiap sukses organisasi. Oleh sebab itu, kualitas sumber daya manusia sangat menentukan dalam membangun kepuasan karyawan dan perlakuan adil yang akan berakibat pada produktivitas, layanan konsumen, reputasi, dan keberlangsungan organisasi (Hasyim, 2008). Simamora (2004) mengungkapkan bahwa satu-satunya faktor yang menunjukkan keunggulan kompetitif potensial adalah sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya ini dikelola. Peran sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah vital dan krusial, khususnya pada organisasi yang berbasis pada pelayanan publik. Organisasi sebagai sebuah entitas sosial dan terdiri dari berbagai macam karakteristik individu di dalamnya, diharapkan mampu mengelola sumber daya manusia dengan baik untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Persoalannya adalah bagaimana organisasi mampu mempertahankan kinerja agar selalu dapat berkinerja prima. Salah satu cara yang harus diperhatikan organisasi adalah menjamin segenap insan yang ada dalam organisasi merasa diperlakukan secara adil oleh organisasi. 1

2 Keadilan organisasional mempunyai dampak pada sikap dan reaksi seseorang. Setiap orang menghendaki perlakuan yang adil baik dari sisi distribusi dan prosedur atau disebut sebagai keadilan distributif dan keadilan prosedural (Tjahjono, 2007). Keadilan distributif menunjuk pada sejumlah sumber penghasilan atau penghargaan pada para karyawan dan berhubungan dengan keadilan pengalokasian sumber penghasilan (Milkovich & Newman, 2005; dalam Samad, 2006). Keadilan prosedural menunjuk pada proses yang digunakan untuk membuat keputusan pembayaran (Brockner dkk, 2000; dalam Samad, 2006). Keadilan prosedural memandang bahwa cara suatu keputusan pembayaran yang dibuat menjadi penting bagi para karyawan (Milkovich & Newman, 2005; dalam Samad, 2006). Sedangkan keadilan interaksional sebagai persepsi individu tentang tingkat sampai dimana karyawan diperlakukan dengan penuh martabat, perhatian, dan rasa hormat (Robbins dan Judge, 2008). Hasil penelitian dibidang organizational justice menunjukkan bahwa ketika para karyawan diperlakukan adil, mereka akan mempunyai sikap dan perilaku yang dibutuhkan untuk keberhasilan perubahan organisasi bahkan dalam kondisi sulit sekalipun (Sugiarti, 2005). Sebaliknya, ketika keputusan organisasi dan tindakan manajerial dianggap tidak adil maka karyawan akan merasa tidak puas dan menolak upaya-upaya perubahan untuk perbaikan organisasi. Hal ini akan menyebabkan beberapa karyawan kemungkinan mendapatkan hasil yang mereka harapkan sedangkan karyawan lain kemungkinan mendapat sebaliknya. Menurut Thibaut & Walker (1975) penilaian seseorang mengenai keadilan tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang mereka terima sebagai akibat keputusan

3 tertentu, tetapi juga pada proses bagaimana keputusan tersebut dibuat (Greenberg, 1990;; Sugiarti, 2005). Apabila mereka menilai bahwa perlakuan yang mereka terima adil maka akan berpengaruh pada kepuasan dan komitmen. Semakin tinggi mereka mempersepsikan keadilan suatu kebijakan ataupun praktek manajemen akan berdampak pada peningkatan kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Penelitian yang dilakukan Samad (2006) tentang pengaruh antara keadilan prosedural dan keadilan distributif terhadap komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa keadilan prosedural dan keadilan distributif secara positif berhubungan dengan kepuasan kerja. Hasil lain yang diperoleh adalah keadilan distributif lebih berpengaruh baik pada kepuasan kerja maupun komitmen organisasi dari pada keadilan prosedural. Dalam hal ini, keadilan distributif lebih dominan mempengaruhi kepuasan individual seseorang dibandingkan dengan keadilan prosedural. Hal tersebut disebabkan setiap individual memiliki perhatian dan minat atas pendapatan bagi kesejahteraan mereka. Implikasinya, organisasi perlu mengkaji aspek alokasi tersebut terkait dengan perhatian dan minat setiap karyawan pada penilaian kinerja. Memperhatikan kondisi diatas, keadilan menjadi semakin penting karena ketidakadilan menyebabkan ketidakpuasan sehingga menimbulkan perilaku menyimpang di tempat kerja. Menurut Aquino et al., (1999) berbagai perilaku menyimpang (seperti: datang terlambat, mengabaikan perintah atasan, menggunakan barang perusahaan di luar kewenangannya, dan lain - lain) merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan secara sadar untuk mengganggu perusahaan.adanya ketidakadilan hanya akan menghilangkan ikatan antar anggota

4 organisasi, dan kondisi ini sangat berbahaya bagi organisasi (Cropanzano et al., 2007). Cropanzano et al. (2007) menyatakan terdapat tiga alasan mengapa karyawan peduli terhadap masalah keadilan. Pertama, manfaat jangka panjang, karyawan lebih memilih keadilan yang konsisten daripada keputusan seseorang, karena dengan keadilan tersebut karyawan dapat memprediksi hasil di masa yang akan datang. Karyawan juga dapat menerima imbalan yang tidak menguntungkan sepanjang proses pembayarannya adil dan mendapat perlakuan yang bermartabat. Kedua, pertimbangan sosial, setiap orang mengharapkan diterima dan dihargai oleh pengusaha tidak dengan cara kasar dan tidak dieksploitasi. Ketiga, pertimbangan etis, orang percaya bahwa keadilan merupakan cara yang secara moral tepat dalam memperlakukan seseorang. Cropanzano et al. (2007) mendefinisikan keadilan organisasional sebagai penilaian personal mengenai standar etika dan moral dari perilaku manajerial. Dalam menilai keadilan organisasional setidaknya terdapat tiga bidang yang harus dievaluasi, yaitu: imbalan, proses, dan hubungan interpersonal (Cropanzano et al., 2001). Beberapa penelitian telah menguji keadilan organisasional dengan tiga komponen, yaitu: distributif, prosedural, dan interaksional (Cohen-Carash dan Spector, 2001).Penilaian individu terkait alokasi imbalan mengacu pada keadilan distributif (Leventhal, 1976), sedangkan penilaian mengenai prosedur yang digunakan untuk menentukan alokasi tersebut mengacu pada keadilan prosedural (Cropanzano dan Greenberg, 1997).Sedangkan keadilan interaksional mengacu

5 pada cara manajemen berperilaku kepada penerima keadilan (Cohen-Carash dan Spector, 2001). Apabila keadilan organisasional telah terpenuhi, maka karyawan cenderung akan merasa terpuaskan. Kepuasan kerja merupakan bagian dari sikap yang banyak diteliti sebagai konsekuensi dari keadilan organisasional. Bagi perusahaan, kepuasan kerja berarti mereka termotivasi dan berkomitmen untuk mencapai kinerja yang tinggi. Kepuasan kerja merupakan indikator penting terkait bagaimana karyawan merasakan perlakuan organisasi. Odom et al. (1990) menyatakan bahwa kepuasan kerja pada dasarnya adalah seberapa besar perasaan positif atau negatif yang diperlihatkan karyawan terhadap karyawanannya. Kepuasan kerja berkaitan dengan penilaian afektif umum karyawan terkait karyawanan. Penelitian Elamin dan Alomaim (2011), menyimpulkan terdapat pengaruh positif signifikan antara keadilan organisasional dengan kepuasan kerja. Demikian pula penelitian Bakhshi et al. (2009), Memarzadeh dan Mahmoudi (2010), dan Al-Zu bi (2010) menyatakan keadilan organisasional berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja.selanjutnya Clay-Warner et al. (2005) meneliti pengaruh keadilan distributif dan prosedural terhadap kepuasan kerja menyimpulkan bahwa, kedua jenis keadilan tersebut mempunyai hubungan positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini juga menyimpulkan keadilan prosedural merupakan prediktor yang lebih kuat dibanding distributif bagi kepuasan kerja karyawan.whisenant dan Smucker (2006) melakukan riset hubungan keadilan organisasional dengan kepuasan kerja.hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ketiga dimensi keadilan organisasional (keadilan

6 distributif, prosedural, dan interaksional) memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja. Salah satu konsekuensi kepuasan kerja karyawan adalah meningkatnya kinerja karyawan.menurut Robbin dan Judge (2008) kepuasan kerja merupakan emosi positif yang diperoleh dari evaluasi pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang akan mempengaruhi tujuan produktivitas, kualitas, dan pelayanan. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil dari suatu proses atau karyawanan. Karena itu setiap karyawan dituntut untuk memiliki kepuasan kerja yaitu, satu rangkaian perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan dan emosi yang terlibat dalam sudut pandang karyawan (Davis dan Newstorm, 2002). Penelitian Ho et al. (2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen. Dijelaskan pula bahwa, baik keadilan distributif dan keadilan prosedural memiliki peran penting bahkan dikatakan keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan komitmen karyawan. Cheung dan Wu (2012) melakukan penelitian pengaruh keadilan prosedural dan distributif terhadap komitmen organisasional. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa keadilan prosedural dan distributif berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasional. Penelitian ini dilakukan pada Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL). PNTL adalah Kepolisian Nasional Timor Leste yang bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri Timor Leste di bawah Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Ministério da Defesa e Segurança) khususnya Sekretariat Negara

7 urusan Keamanan (Secretaria de Estado da Segurança).sebelumnya sekarang PNTL berada pada kendali Kementerian Dalam Negeri (Ministério do Interior). PNTL didirikan tanggal 27 Maret 2000 ketika Timor-Leste masih berada dibawah administrasi PBB (UNTAET) dengan Komisarisnya adalah Superintendent (Superintendente). Kini PNTL dipimpin oleh seorang Komandan Jenderal dengan pangkat Komisaris (Comissário). Data dari Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL) menunjukkan bahwa jumlah personil Polícia yang ada sekarang di Timor Leste ditampilkan pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1. Jumlah Personil Policia di Timor Leste Tahun 2014 No Pangkat/Golongan Jumlah Personil Laki2 Perempuan Total 1 Commissioner 2-2 2 Chief Superintendent 12-12 3 Superintendent 18 1 19 4 Assistant Superintendent 25 1 26 5 Chief Inspector 64 5 69 6 Inspector 54 11 65 7 Assistant Inspector 135 15 150 8 Chief Sergeant 172 32 204 9 First Sergeant 50 9 59 10 Sergeant 584 140 724 11 Chief Agent 1007 275 1282 12 Agent principal 357 74 431 13 Agent 506 26 532 Jumlah Total 2986 589 3575 Sumber : Polícia Nacional de Timor-Leste. 2014 Sebagai sebuah lembaga negara yang relatif masih muda, tentunya PNTL mengalami beberapa kendala dalam memberikan layanan pada masyarakat.

8 Hasil investigasi terhadap beberapa anggota PNTL menunjukkan masih terasa belum optimalnya penerapan human resource practice di dalam melakukan rekrutmen anggota PNTL, dalam hal ini anatara lain: 1. Rekruitmen/seleksi staf/anggota PNTL masih mengadopsi sistem yang diterapkan UNPOL yang belum mampu mengadopsi sistem local. 2. Ada ketidakpuasan dalam hal promosi yang dinilai tidak mengikuti prosedural yang diterapkan pada PNTL. 3. Terdapat perbedaan dalam pemberian incentif yang signifikan antar department-departemen yang ada di PNTL. 4. Ketidakpuasan dalam hal pelatihan (trainning) baik di dalam negeri maupun ke luar negeri untuk peningkatan SDM bagi organisasi Kepolisian Nasional Timor Leste (PNTL). Fenomena diatas mengakibatkan adanya indikasi terjadinya ketidak kepuasan kerja pada PNTL. Disamping itu, kejadian di PNTL karena kesalahan penerapan human resource practice. Kondisi ini mengakibatkan adanya indikasi terjadi ketidakadilan organisasional pada institusi PNTL sehingga personil merasa tidak puas. Menginjak 15 tahun PNTL berdiri, kondisi tersebut mulai terasa bahwa ketidakadilan tidak menciptakan keseimbangan dan keharmonisan di dalam suasana bekerja dan cenderung membuat anggota PNTL mulai bosan dan menunjukan sikap tidak puas baik pada saat bekerja. 1.2. Rumusan Masalah

9 Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang diteliti pada Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL) dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana pengaruh keadilan distributif terhadap kepuasan kerja pada Polícia Nacional de Timor-Leste? 2. Bagaimana pengaruh keadilan prosedural terhadap kepuasan kerja pada Polícia Nacional de Timor-Leste? 3. Bagaimana pengaruh keadilan interaksional terhadap kepuasan kerja pada Polícia Nacional de Timor-Leste? 4. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional pada Polícia Nacional de Timor-Leste? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah pada Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL) yang telah dirumuskan dapat disusun tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keadilan distributif terhadap kepuasan kerja pada Polícia Nacional de Timor-Leste. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis keadilan prosedural terhadap kepuasan kerja pada Polícia Nacional de Timor-Leste. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keadilan interaksional terhadap kepuasan kerja pada Polícia Nacional de Timor-Leste. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional pada Polícia Nacional de Timor-Leste.

10 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk mengkaji lebih mendalam terkait dengan masalah keadilan organisasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasioanl. Disamping itu, temuan penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pengembangan teori-teori yang terkait dengan variable yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan dalam menetapkan berbagai kebijakan pengelolaan sumber daya manusia pada Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL) sehingga mampu meningkatan pelayanan kepada masyarakat Timor Leste yang membutuhkan.