BAB I PENDAHULUAN. Awal mulanya, kartu kredit muncul secara tidak sengaja. Penggunaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kartu kredit bisa dibilang sudah di mulai pada tahun 1900-an

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

BAB l PENDAHULUAN. Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya. berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya dalam dunia bisnis perbankan yaitu peran kartu kredit yang

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1

BAB I PENDAHULUAN. uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Siregar, 2012:6), persepsi

PENJELASAN UMUM 1.1. A. Tujuan Pelaporan

I. PENDAHULUAN. kemajuan. Dunia perekonomian yang serba maju, secara psikologis berpengaruh pula

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti ini dikenal dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah

ANALISIS PREFERENSI DOSEN TERHADAP KARTU KREDIT OLEH NUR ASYIAH JALIL H

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH

NAMA : KAMMILAH KELAS : 3EB08 NPM : FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor jasa terutama jasa perbankan. transaksi ekonomi terus mengalami perkembangan dan

BAB V PENUTUP. mekanisme dan perhitungan return dihitung dengan sistem bunga. berbunga yang telah ditetapkan oleh bank atau perusahaan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN E-CURRENCY DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Maraknya bisnis di Indonesia akhir-akhir ini via Internet diyakini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran. Evolusi sistem pembayaran berawal dari sistem barter. Dahulu,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. harus mampu dipenuhi oleh dunia perbankan. Salah satunya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu alternatif pembayaran yang digunakan dalam proses

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dahulu perencanaan keuangan digunakan pada perusahaan untuk

A. JENIS KARTU PLASTIK BERDASARKAN FUNGSINYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gaya hidup perkotaan sekarang ini semakin terlihat marak dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dan perekonomian. Uang dapat digunakan sebagai alat

Bab 5. Pengelolaan Uang Tunai

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal

Dunia perbankan nasional dewasa ini dihadapkan pada iklim yang semakin beragam dan menarik konsumen menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan semakin ketat, hal ini terlihat bahwa Bank berlomba lomba

METADATA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA

TUGAS REVIEW KULIAH UMUM

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin

BAB II KARTU KREDIT SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN. perkembangan perdagangan, dunia perbankan juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. cara maupun arah proses transaksi finansial. Pengguna internet telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan aktifitas, khususnya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MEIDRI AGUNG CAHYANTO

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran yang baru dilahirkan pada tahun 1995 sudah merupakan hal yang tidak

Bab 5 TEMPLATE DAN SPESIFIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Bab 5. Pengelolaan Uang Tunai

BAB III TAGIHAN YANG SEBENARNYA. Electronic Bill Presentment And Payment adalah salah satu sarana yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini saling bersaing untuk meningkatkan pelayanannya. Bank sebagai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau

ANALISIS KUALITAS LAYANAN ATM TERHADAP KEPUASAN NASABAH

pelayanan dan jasa yang diberikan oleh perusahaan juga merupakan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produsen yang

Syarat & Ketentuan Kartu Kredit digibank

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi, khususnya bank. hidup rakyat banyak (Undang-undanjg Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS KARTU KREDIT DIGIBANK

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal mulanya, kartu kredit muncul secara tidak sengaja. Penggunaan kartu tersebut terjadi pada tahun 1950-an. Hal ini dialami oleh seorang pengusaha terkenal asal Amerika bernama Frank McNa mara. Peristiwa ini terjadi ketika Frank sedang mengadakan perjamuan makan dengan rekan usahanya. Betapa terkejutnya ia sewaktu akan membayar karena tidak membawa uang tunai. Hanya kartu identitasnya yang dapat ia berikan sebagai jaminan. Keesokan harinya, jaminan itupun ditagih ke kantornya. Dari kejadian yang tidak sengaja tersebut, muncullah ide Frank untuk menciptakan suatu sistem pembayaran dengan menggunakan instrumen kartu. Untuk pertama kalinya, kartu kredit pun muncul dan dikenal hingga sekarang masih digunakan adalah Dinners Club yang pada mulanya pemakainya sangat terbatas. Setelah beberapa dekade, kartu kredit semakin banyak digunakan. Hal ini menjadi faktor pendorong munculnya penerbit kartu yang lain seperti Visa Card dan Master Card. Pada akhir tahun 1970-an, hampir seluruh negara di dunia mengenal kartu kredit (Susilo, 2000:169). Di Indonesia sendiri, kartu kredit masih relatif baru digunakan, yakni sejak tahun 1980-an, terutama sejak deregulasi 20 Desember 1988. Mulai tahun 1988, penggolongan bisnis kartu kredit dianggap sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988.

Pengembangan dan penggunaan kartu kredit di Indonesia dipelopori oleh Citibank dan Bank Duta (merger dengan Bank Danamon) dengan menerbitkan Master Card dan Visa Card. Saat ini jenis kartu kredit yang beredar selain Visa Card dan Master Card, adalah Visa BCA, Dinner Club, Procard, Exim Card, Duta Card, Kassa Card, Amex Card dan kartu-kartu kredit lainnya. Khusus untuk Dinner Club dan Kassa Card merupakan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank, akan tetapi oleh lembaga pembiayaan seperti PT. Dinner Jaya Indonesia dan PT. Kassa Multi Finance (Siamat, 2005:634). Menurut Bank Indonesia (dalam Jalil, 2007:1), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) adalah seluruh instrumen sistem pembayaran yang pada umumnya berbasis kartu antara lain : kartu Automated Teller Machine (ATM), kartu kredit, kartu debit, serta jenis kartu lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, misalnya kartu smart, e-wallet, serta beberapa alat pembayaran lain yang dapat dipersamakan dengan kartu. Secara umum, pembayaran berbasis warkat (paper-based payment system) masih mendominasi sistem pembayaran di Indonesia. Namun, sejalan dengan dioperasikannya sistem BI-RTGS (sistem transfer dana bernilai besar yang harus melalui proses settlements di BI) pada November 2000, maka sistem pembayaran elektronik menjadi lebih berkembang dan berperan penting dalam kehidupan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penggunaan pembayaran melalui Electronic Fund Transfer Point of Sale (EFTPOS) pada berbagai pusat perbelanjaan dan ritel. Sistem pembayaran dunia pun terus meningkat dan saat ini sedang berkembang trend less cash society, yaitu suatu perilaku masyarakat

menggunakan non-cash dalam bertransaksi. Perkembangan menuju less cash society merupakan sebuah trend yang tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut antara lain didukung oleh perkembangan infrastruktur dan teknologi sistem pembayaran, seperti kartu chip. Dari sisi konsumen, penggunaan instrumen (non - cash payment) seperti card based dan electronic based saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan karena transaksi dapat dilakukan dengan praktis, cepat dan nyaman. Bagi masyarakat, penggunaan pembayaran non - tunai dengan menggunakan kartu, mempermudah transaksi mereka seperti penarikan tunai, transfer dana, dan pembayaran berbagai tagihan rutin lainnya. Semua itu dilakukan tanpa harus datang ke konter atau kantor bank (Jalil, 2007:7). Perkembangan kartu kredit di Indonesia terjadi secara besar- besaran. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada Tabel 1.1, terlihat bahwa nilai transaksi dengan menggunakan kartu kredit terus mengalami peningkatan. Hingga bulan Maret 2012 saja, jumlah transaksi yang mencapai 145.044.824 transaksi dengan jumlah kartu sebanyak 15.428.027 lembar. Tabel 1.1 Perkembangan Kartu Kredit di Indonesia Tahun Nilai Jumlah Jumlah (%) (%) Transaksi Kartu Transaksi (Rp Juta) (%) 2009 12.259.295 10,73 177.817.542 9,48 132.651.567 19,63 2010 13.574.673 8,92 194.675.233 5,46 158.687.057 12,27 2011 14.785.382 4,35 205.303.560-178.160.763 - Maret 2012 15.428.027-145.044.824-130.330.986 - Sumber: Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) & hasil olahan sendiri Menurut Bank Indonesia, kartu kredit yang beredar di Indonesia pada umumnya terdiri dari 2 jenis, yaitu gold dan silver. Kartu kredit tipe gold dan

silver cukup beragam mulai dari Rp. 1 juta sampai Rp. 10 juta untuk tipe silver dan mulai dari Rp. 10 juta sampai Rp. 100 juta untuk tipe gold. Berdasarkan tingkat suku bunga bulanan yang dibebankan kepada cardholder, sebagian besar tingkat suku bunga kedua jenis kartu ini berkisar antara 3 sampai 3,5 persen per bulan. Sedangkan, menurut biaya keanggotaan tahunan (annual fee), sebagian besar penerbit kartu kredit membebankan biaya anggota tahunan untuk kartu tipe gold sebesar Rp. 200 ribu sampai Rp. 300 ribu dan kartu tipe silver sebesar Rp. 100 ribu sampai Rp. 150 ribu (Jalil, 2007:4). Di sisi lain, penggunaan kartu kredit juga menimbulkan dampak negatif. Menurut Irmayanto (2004:189), hal ini disebabkan adanya resiko yang sering muncul dari penggunaan kartu kredit, seperti pemalsuan kartu kredit, penyalahgunaan kartu kredit, pencurian kartu kredit, hingga kelalaian pemegang kartu untuk melunasi kewajibannya. Sebagai tambahan, dampak negatif dari pemakaian kartu kredit, yaitu perubahan gaya hidup ke arah konsumtif. Adapun ancaman yang ditimbukan dari adanya kartu kredit (Irmayanto, 2004:191): Cukup rawan terhadap resiko kredit macet & kejahatan kartu kredit. Maraknya bisnis kartu kredit menjadi lahan subur bagi sindikat pemalsuan kartu kredit. Globalisasi akan mempengaruhi bisnis perbankan semakin kompetitif. Bagi yang tidak memiliki teknologi dan informasi yang lebih baik, akan dihadapkan pada persaingan yang lebih tajam.

Dengan memberikan kesempatan bank asing beroperasi di Indonesia, merupakan ancaman bagi bank-bank Indonesia yang tidak profesional. Banyaknya kredit macet (kartu kredit) tanpa jaminan sebagai dampak pemberian kartu kredit secara tidak selektif memungkinkan timbulnya masalah ketidakstabilan di bidang ekonomi. Perubahan gaya hidup (life-style) dan tata cara hidup yang serba memakai kartu kredit akan melunturkan budaya asli bangsa Indonesia. Menimbulkan pola hidup yang konsumtif dan cenderung membuat orang lupa diri. Data Bank Indonesia (fokus.news.viva.co.id) menunjukkan, tingkat kejahatan perbankan (fraud) cukup tinggi. Pada Mei 2012, tercatat 1.009 kasus fraud yang dilaporkan dengan nilai kerugian mencapai Rp 2,37 miliar. Jenis fraud paling banyak adalah pencurian identitas dan Card Not Present (tanpa menggunakan kartu). Masing-masing tercatat sebanyak 402 kasus dan 458 kasus, dengan nilai kerugian Rp1,14 miliar dan Rp545 juta yang dialami 18 penerbit. Selain masalah-masalah diatas, sejumlah nasabah rata-rata tidak tahu bagaimana perhitungan bunga tagihan kartu kredit mereka. Kartu kredit ini setiap saat juga bisa menjadi perangkap, bagi para pemegangnya hingga hilang kendali. Salah satunya, Agung Arief (35). Dia mengaku tahu ada simulasi perhitungan bunga dan denda keterlambatan saat menerima kartu, tetapi tidak pernah memperhatikannya. Pertama tidak pernah diperhatiin, tahu-tahu bunganya nyekik banget. Makanya sekarang saya mulai melepaskan diri dari jebakan kartu

kredit, tutur desainer grafis yang mengaku mengantongi tiga kartu kredit ini (www.pitoyo.com). Contoh di atas merupakan salah satu pengalaman masyarakat dalam menggunakan kartu kredit mereka. Melihat banyaknya manfaat dan juga masalah yang ditimbulkan dari penggunaan kartu kredit, penulis merasa perlu untuk meneliti dan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul: ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KARTU KREDIT DI KOTA MEDAN. 1.2 Perumusan Masalah Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang memiliki kartu kredit di Kota Medan? 2. Bagaimana persepsi masyarakat Kota Medan terhadap kartu kredit dan trend less cash society? 3. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kepemilikan kartu kredit? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis karakteristik masyarakat yang memiliki kartu kredit. 2. Menganalisis persepsi masyarakat pengguna kartu kredit terhadap kartu kredit dan trend less cash society.

3. Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat pengguna kartu kredit. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi : Otoritas moneter, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menyusun kebijakan di bidang moneter, khususnya pengaturan tentang kartu kredit. Pihak perbankan maupun instansi keuangan lainnya, sebagai bahan kajian dan rekomendasi dalam pengembangan sistem pembayaran di Indonesia. Masyarakat dan akademisi, sebagai salah satu referensi objek penelitian dan sebagai pengembang ilmu pengetahuan. Selain itu, dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan akan studi tentang kartu kredit yang semakin dirasakan kepentingannya dalam era globalisasi. Pembaca, sebagai bahan referensi penelitian sejenis dan menambah pengetahuan di bidang ekonomi. Penulis, untuk menambah pengetahuan serta menyelaraskan ilmu yang di dapat selama perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.