BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini banyak memberikan kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis (Mc.Leoad R.J., 1997, Indriantoro, 2000), Teknologi informasi merupakan bagian dari sistem informasi dan teknologi informasi merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi (Aji, 2005). Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau mentransformasi produk, jasa, pasar, proses kerja dan hubungan bisnis mereka(sambamurthy dan Zmud, 1999). Salah satu industri yang termasuk dalam kategori membutuhkan teknologi informasi untuk proses bisnis utama yaitu industri perbankan, teknologi informasi bisa dikatakan menjadi ujung tombak dunia perbankan yang sekarang ini dituntut untuk menyajikan pelayanan yang efektif, efisien, dan tentunya aman bagi para nasabahnya, ATM (Anjungan Tunai Mandiri / Automated Teller Machine) merupakan mesin yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan secara otomatis selama 24 jam dalam 7 hari termasuk hari libur (Kasmir 2007 : 327).bahkan sekarang ini ATM bisa digunakan untuk melakukan banyak transaksi seperti transfer uang, pembelian pulsa, dan pembayaranpembayaran lainnya. Di indonesia ATM dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa besar Bank tersebut, karena ATM adalah salah satu aset penting yang dimiliki oleh Bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor B. 9/15/PBI/2007 tentang penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi oleh Bank umum bahwa 1

2 2 perkembangan teknologi informasi memungkinkan Bank memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan Bank kepada nasabah dan juga teknologi informasi merupakan aset yang berharga bagi Bank sehingga pengelolaannya bukan hanya merupakan tanggung jawab unit kerja penyelenggara teknologi informasi namun juga seluruh pihak yang menggunakannya (PBI,2007), melihat dari peraturan BI tersebut maka secara otomatis mengikat setiap orang atau badan dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Meninjau dari PBI no 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, terdapat 8 (delapan) risiko yang harus dikelola bank. Kedelapan jenis risiko tersebut adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, dan Risiko Strategis. Maka ATM termasuk dalam jenis risiko Operational karena ATM menjadi alat yang menggantikan teller dalam melayani pelanggan, dan risiko reputasi karena apabila nasabah mengetahui bahwa kualitas ATM pada suatu Bank itu buruk dalam artian bisa saja ATM itu mudah untuk dicurangi oleh orang lain maka reputasi bank tersebut akan turun karena kepercayaan nasabah terhadap Bank menurun. Salah satu juornal of Internet Banking and Commerce yang berjudul A Survey of ATM Security Implementation within the nigerian Banking Environment menyatakan bahwa Electronic banking telah meningkatkan hubungan nasabah bank dengan bank itu sendiri, karena pelayanan yang efektif sepanjang minggu dimana nasabah memiliki akses ke rekening mereka diluar jam kerja untuk melakukan transaksi. Tetapi infrastruktur keamanan yang ada pada ATM tidak memadai untuk memerangi kecurangan ATM, maka dibutuhkan peningkatan teknologi keamanan. (Diebold, 2002). menyatakan bahwa bentuk utama dari kejahatan ATM yaitu pencurian PIN yang dilakukan dengan berbagai cara seperti: skimming, camera, keypad recorder dsb. (Brunner et al, 2004). dalam penelitian menyimpulkan bahwa lokasi ATM adalah penentu

3 3 tertinggi penipuan atau kejahatan, lebih dari 75% dari responden menegaskan bahwa lokasi ATM di tempat terpencil berkontribusi terhadap penipuan. (Adelowo Solomon Adepoju&Mohammed Enagi Alhassan, 2010) bahwa sebagian besar korban penipuan ATM adalah mahasiswa dan pengguna ATM yang tidak mengetahui kejadian kejahatan-kejahatan ATM. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi khususnya ATM tidak hanya memberikan kemudahan bagi para nasabah untuk mengakses rekening mereka dan memberikan keuntungan bagi pihak Bank, tetapi juga bisa mengancam siapa saja yang berhubungan dengan mesin ATM. Di indonesia kejahatan berupa penipuan atau penyalahgunaan (Fraud) alat pembayaran menggunakan kartu ATM secara keseluruhan meningkat. Di 2012 jumlah aduan mencapai aduan atau naik 28,42 persen dibanding tahun 2011 lalu sebanyak aduan.direktur Sistem Pembayaran dan Akuntansi Bank Indonesia Budi Armanto mengatakan Bank Indonesia telah mengeluarkan aturan mengenai implementasi penggunaan chip agar kejahatan penggunaan ATM Debit semakin berkurang yaitu aturan BI No 13/22/DASP tentang implementasi teknologi chip dan penggunaan PIN pada ATM (Merdeka.com, 2013) Berdasarkan penjabaran diatas kejahatan ATM akan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, untuk mengurangi jumlah kejahatan ATM tersebut maka akan dilakukan analisis yang mendalam beserta evaluasi secara berkelanjutan. Penulis akan menganalisa kejahatan ATM menggunakan Fishbone Diagram untuk mengetahui faktor apa yang bisa menyebabkan hal itu terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan mengukur kritikal aset dari ATM tersebut menggunakan Metode OCTAVE tujuannya agar menyadarkan bagi pihak Bank seberapa penting aset ATM tersebut. Dan mengevaluasi security system tersebut dengan berlandaskan hasil analisa dari Fishbone dan juga OCTAVE.

4 4 1.2 Perumusan Masalah Rumusan permasalahan yang mendasari penulisan thesis ini yaitu: 1. Sistem Securityexisting mesin ATM yang belum memadai. 2. Modus kejahatan apa dan faktor penyebab terjadinya kejahatan ATM Bank XYZ? 3. Seberapa besar tingkat kritikal aset (mesin ATM) bagi Bank XYZ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini: 1. Mengevaluasi security system pada Bank XYZ dikhususkan terhadap aset mesin ATM 2. Menganalisa jenis dan faktor penyebab terjadinya kejahatan terhadap mesin ATM pada Bank XYZ 3. Mengukur seberapa besar tingkat kritikal aset mesin ATM pada Bank XYZ Manfaat dari hasil penelitian ini: 1. Terciptanya security system mesin ATM yang baru, sehingga dapat membantu dalam pengurangan angka kejahatan mesin ATM 2. Mengetahui jenis dan faktor penyebab kejahatan mesin ATM pada Bank XYZ dengan melihat pada diagram fishbone 3. Mengetahui kritikal aset ATM, sehingga membuat Bank XYZ sadar betapa pentingnya aset ATM itu dan dapat memprediksikan kerugian yang mungkin harus ditanggung 1.4 Ruang Lingkup Dalam melakukan penelitian, penulis membatasi penelitian ini. Adapun ruang lingkup dalam tesis ini yaitu:

5 5 1. Berfokus pada Aset Mesin ATM yang dimiliki Bank XYZ 2. Meninjau dan mengevaluasi Security System aset mesin ATM pada Bank XYZ