Rencana garis (lines plan) merupakan salah

dokumen-dokumen yang mirip
Bentuk dari badan kapal umumnya ditentukan oleh: Ukuran utama Koefisien bentuk Perbandingan ukuran kapal. A.A. B. Dinariyana

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

Metode Pembuatan Rencana Garis dengan Maxsurf

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02

PERSAMAAN GARIS LURUS

Karene adalah bentuk badan kapal yang ada

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MERANCANG LINES PLAN MENGGUNAKAN FORM DATA I DAN PENDEKATAN B-SPLINE

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI

KONSEP DASAR PERKAPALAN FLOODABLE LENGTH C ??????? ??????? ???????? KAMAR MESIN

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.


Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius

KEGIATAN BELAJAR SISWA

PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN )

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

K.J. Rawson and E.C. Tupper, Basic Ship Theory, 5 th Edition, Volume 1 Hydrostatics and Strength, Butterworth-Heinemann, Oxford, 2001.

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

Pengembangan Software Loading Manual Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

Desain Kapal Khusus Pengangkut Daging Sapi Rute Nusa Tenggara Timur (NTT) Jakarta

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada

Modul. Geometri Analitik Ruang. Jero Budi Darmayasa

TUGAS AKHIR MV EL-JALLUDDIN RUMMY GC 3250 BRT BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

Sekayu. Prabumulih. Muarainim. Baturaja

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN )

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

A.A. B. Dinariyana. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya 2010

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Teori Bangunan Kapal Nama bagian badan kapal (hull) Buku acuan:

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN

Desain Kapal Amfibi Water School Bus sebagai Sarana Transportasi Pelajar untuk Rute Pelayaran Kepulauan Seribu - Jakarta Utara

PENENTUAN UKURAN UTAMA KAPAL OPTIMAL DENGAN METODE BASIS SHIP MENGGUNAKAN SISTEM KOMPUTER

Geometri Ruang (Dimensi 3)

A. Menentukan Letak Titik

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

BAB IV ANALISA KECEPATAN

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

Bab. Sistem Koordinat

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

PENGGUNAAN SKALA 1 : 100 DAN RUMUS PENGUKURAN SHIP SECTIONAL AREA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Menemukan Dalil Pythagoras

PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP KINERJA MOTOR INDUK. Thomas Mairuhu * Abstract

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

BAB IV KONSTRUKSI GEOMETRIS

A. Pengertian Parabola. Menentukan panjang Latus Rectum DT = FS = DF = 2p Maka DE = 2.DF = 4p. B. Persamaan Parabola

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)


PERSAMAAN GARIS LURUS

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

Bagian 4 Terapan Differensial

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on:

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan

Transkripsi:

A.A. B. Dinariyana Jurusan TkikSi Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya 2011 Rencana garis (lines plan) merupakan salah satu bagianawal dalamperancangan kapal Perancangan kapal: spiral design Rancang desain (concept design) Rancang awal (preliminary y desain) ) Rancang kontrak (contract design) Rancang rinci (detail design) 2

Powering requirements Hull form and dimensions Design evaluation Cost Propulsion system Integrated logistic support Arrangements Structure DETAIL DESIGN Shock Design Requirement CONTRACT DESIGN Noise Conceptual design approval Light ship weight Capacities PRELIMINARY DESIGN CONCEPTUAL DESIGN Design for production Preliminary design approval Stability Auxiliary system Hull machinery/ cargo system Electronic and navigation system Contract award 3 Tahapan lanjut setelah rancangan konsep disepakati Dilakukan k analisa yang lebih lbih rinci i sehingga dibutuhkanpemikiran lebih banyak tenaga ahli pada bidang masingmasing. Perubahan pada tiap bidang harus dikoordinasikan dengan anggota bidang lain untuk menganalisa dampaknya. Pada tahap ini dapat dilakukan beberapa kali putaran rancangan spiral hingga diperoleh rancangan yang sesuai persyaratan teknis pada masing masing bidang. 4

Terdiri dari spesifikasi teknis dan gambar, daftar permesinan dan peralatan Mengikuti syarat dari peraturan yang ditentukan, misal biro klasifikasi, IMO, MARPOL, SOLAS, dll Rancangan kontrak harus jelas, tidak boleh ada data teknis yang rancu / mempunyai arti ganda. Agar pembuat kapal benar benar memahami keinginan pemesan. Pembuat kapal dapat menyusun rencanaanggaran pembuatan dan lama waktu pembuatan (delivery time) 5 Dibuat oleh pihak pembuat kapal Gambar gambar kerja untuk proses pembuatan Selalu harus mengikuti syarat peraturan yang ditetapkan Tiap perubahan harus disetujui pihak pemesan (owner surveyor / OS) dan pihak biro klasifikasi (clasification surveyor / CS) 6

Rencana garis (lines plan ) terdiri i kurva kurva/bentukk k yang merupakan perpotongan antar lambung kapal dengan tiga set bidang yang tegak lurus. 7 Untuk menyebutkan letak sesuatu, sering dipakai acuan sesuatu yang lain yang sudah diketahui atau dikenal, misalnya: Saya duduk disebelah blhkanan A. Tetapi jika kita ingin lebih teliti, kita perlu menyebutkan jarak, misalnya saya duduk 50 cm di sebelah kanan A. Di sini acuannya adalah A. 8

Jika kita ingin menyebutkan letak suatu titik dalam bidang secara teliti, kita membutuhkan 2 garis acuan yang biasanya disebut sistem koordinat. Kita sebutkan jarak titik tersebut ke sumbuy sebagai absis dan disebut x dan jarak titik ke sumbu X sebagai ordinat dan disebut y. 9 Misalnya kita punya suatu segitiga dengan titik titik sudutnya adalah titik A (0,0),, titik B (10,2) dan titik C(4,6) dan gambarnya adalah sebagai berikut: Y C(4,6) B(10,2) A(0,0) X 10

Untuk menyebutkan letak suatu titik dalam ruang, kita membutuhkan 3 bidang acuan yang membentuk sistem koordinat XYZ. Jarak titik ke bidangyoz menjadi hargax, jarak titik ke bidang XOZ menjadi harga y dan jarak titik ke bidang XOY menjadi harga z. 11 Karena kita hanya dapat menggambar pada bidang datar, maka sistem sumbu 3 dimensi kita gambar dalam bentuk tampak depan: yang digambar hanya koordinat y dan z tampak samping: yang digambar hanya koordinat x dan z tampak atas yang digambar hanya koordinat x dan y. 12

Misalkan kita pilih sumbu X ke arah memanjang benda, sumbuy ke arah kiri dan sumbu Z ke arah atas. Suatu benda dibatasi oleh lhtitik titik k berikut ini: Titik A (0, 10,10), titik B(0,10,10), titik C(0, 8,2), titik D(0,8,2), titik E(0,0,0). Titik A (10, 7,10), A(10, titik B (10,7,10), B(10,7,10), titik C (10, C(10, 5.3,4.6), titik D (10,5.3,4.6), titik E (10,0,3) 13 Benda dibatasi oleh bidang AA B BA (bidang atas) bidang AA C CA (bidang sisi kanan) bidang CC E EC, (bidang alas kanan) bidang EE D DE, DE, (bidang alas kiri) bidang BB D DB (bidang sisi kiri) bidang ACEDBA, (bidang ujung belakang) bidang A C E D B A (bidang ujung depan) 14

Gambar ketiga pandangan adalah sebagai berikut: Z A,B A,B A Z A B B C,D E C E D C,D X C D Y E TAMPAK SAMPING E TAMPAK DEPAN Y A C E D B E A B C X D TAMPAK ATAS 15 Z Untuk pemakaian di kapal, sistem sumbuyang dipakai adalah sebagai berikut: Buritan Y Haluan X Cara pertama: Sumbu X di bidang dasar berimpit dengan center line kapal, positif ke arah haluan. SumbuY di bidang dasar melalui AP positif ke arah kiri. i Sumbu Z berimpit i dengan AP positif ke arah atas. Buritan Z Y Haluan X Cara kedua: Sumbu X di bidang dasar berimpit dengan center line kapal, positif ke arah haluan. SumbuY di bidang dasar melalui amidships positif ke arah kiri. Sumbu Z melalui amidships juga positif ke arah atas 16

Dalam menggambar kapal, dibuat penampang penampang yang tegak lurus sumbu X, tegak lurus sumbuy dan tegak lurus sumbu Z seperti gambar berikut ini: 17 18

Kita lh lihat sebuah hbentuk yang alasnya terpotong di ujung depan dan belakang: 19 Yang pertama kita buatadalah pandangan muka dan belakang dan membuat penampang penampang yang sejajar bidangyoz. Panjang antara garis tegak kita bagimenjadi 10 atau 20 bagian yang sama panjangnya dan penampang penampang dibuat melalui titiktitik bagi ini dan masing masing penampang disebut station. Sta. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20

Penampang penampang ini kemudian kita gambar dl dalam satu. Sta. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 CL Gambar, bagian kanan untuk penampang di depan midships dan bagian kiriuntuk Sta 10 penampang di belakang midships. Gambar semacam ini disebut body plan Sta 0 Sta 1 Sta 2 Sta 3 Sta 4 & 5 Sta 9 Sta 8 Sta 7 Sta 6 Sta 5 Base Plane 21 Terakhir kita buat pandangan samping dengan membuat penampang penampang tegak memanjang sejajar bidang XOZ. Jarak penampang penampang ini dibuat sama dan banyaknyatergantung y gbesar kapal. BP 4 BP 0 BP 2 BP 1 BP 3 22

Dl Dalam menggambar kapal, pada semua gambar, semua penampang digambar juga. Maka gambar body plan akan menjadi seperti di bawah ini. CL Sta 10 Sta 9 Sta 0 Sta 1 Sta 2 Sta 3 Sta 8 Sta 7 Sta 6 Sta 5 Sta 4 & 5 CL Base Plane 23 Penampang penampangpenampang ini kemudian dikumpulkan dalam satu gambar dan hasilnya adalah sebagai berikut: BP 0&1&2&3&4 Bidang Dasar Sta 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10 Tiap penampang disebut buttock plane dan gambar semacam ini disebut sheer plan. 24

Bidang Dasar Sta. 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10 25 Selanjutnya kita buatpandangan atas dan membuat penampang penampang mendatar sejajar bidang XOY dan berjarak sama. Besar jarak ini tergantung gpada besar kapal, mungkin tiap 0.5 m, atau tiap 1 m, atau harga lain. Masing masing penampang disebut bidang air (water plane).untuk contoh ini db dibuat 6 bd bidang air termasuk bd bidang dasar (base b plane). WP 5 WP 4 WP 3 WP 2 WP 1 WP 0 WP 1 WP 2 WP 3 26

WP 2&3&4&5 WP 0 WP 0 WP 1 WP 1 WP 2 WP 3 WP 4&5 CL CL Sta 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10 27 WP 2,3,4,5 WP 1 WP 1 WP 0 WP 0 WP 2 WP 3 WP 4,5 CL CL Sta 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10 28

Body Plan Body plan menunjukkan bentuk kurva dari station/section yang merupakan perpotongan antara permukaan lambung kapal dengan bidang yang tegak lurus dengan bidang tegak/buttockplane tt kl dan bidang garisair/waterline i/ t plane. Karena bentuk kapal yang simetri, penggambaran body plan digambar sisi kiri untuk setengah bagian belakang dan sisi kanan untuk setengah bagian depan. 29 Sheer Plan Sheer plan merupakan kurva kurva atau bentuk yang merupakan perpotongan antara permukaan lambung kapal dengan bidang tengah/center plane (sebuah hbd bidangvertikal kl padagaristengah kapal). Kurva kurva tersebut disebut bidang tegak/buttockplane yang merupakan bidang yang sejajar jj dengan bidang tengahkapal. Profil haluan dan buritan diperlihatkan oleh bidang tengah kapal yang mana pada merchant ship (kapal niaga), haluan kapal digambarkan menghadap ke sisi kanan. 30

Half Breadth Plan Kurva kurva yang menunjukkan perpotongan antara lambungkapal ldengan sebuah hbidang sejajar jj dengan bidang dasar (bidang horisontal pada garis dasar) disebut half breadth plan. Half breadth plan merupakan kumpulan kurva kurva garis air yang terbentuk berdasarkan potongan pada sarat kapal tertentu. 31 Sheer Plan Body Plan Sheer Plan Half Breadth Plan 32

Introduction to Naval Architecture Thomas C. Gillmer and Bruce Johnson, Naval Institute Press, 1987 Basic Ship Theory, 5 th Edition,Volume I: Hydrostatics and Strength K.J. Rawson & E.C. Tupper, Butterworth Heinemann, 2001 Diktat Teori Bangunan Kapal 1, Eko Panunggal, JurusanTeknik PerkapalanITS 33