BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 17 Bongomeme

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilanjutkan dengan membagikan angket kepada masing-masing siswa. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun 2012 berubah nama menjadi SDN 4 Tibawa. Sekolah terletak di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar matematika bagi sebagian siswa mungkin sedikit menyulitkan,

Beberapa kepala sekolah yang pernah menjabat di SDN 1 Suwawa

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penlitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 10 Mananggu Kecamatan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 4 Bulango Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF MENULIS PENGALAMAN PRIBADI OLEH PESERTA DIDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Penggunaan Strategi Question

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdiri pada tahun 1974 dan berdiri di atas tanah yang berukuran 2915M 2 dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI SDN 21 Paguyaman Kecamatan

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian ini merupakan jenis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SLOGAN MELALUI METODE KONTRUKTIVISME. Dwiasih Tuhu Wahyuni SDN Slarang Lor 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup di Kelas III SDN Ponding-Ponding

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sementara ini penyelengaraan PAUD Sakura 1 dikelola oleh 3 orang guru, yang terdiri

Tampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Jurnal Penelitian Kualitatif 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam pembentukan anak didik terutama untuk anak didik yang duduk dibangku

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas I SDN 03 Tolangohula

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksposisi di kelas IV SDN 3 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan metode eksperimen. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. tercipta masyarakat belajar (learning community). Desain kelas dengan metode dan

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Moluo Kecamatan Kwandang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi dimana dalam kegiatan belajar

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. kelas. Suharsimi Arikunto dkk (2002:11) menjelaskan penelitian tindakan kelas

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB III METODE PENELITIAN. data penelitiannya (Arikunto, 2013: 203). Dalam metode penelitian terdapat halhal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA GORONTALO MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI PADA EDITORIAL GORONTALO POST OLEH ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan tindakan dalam upaya Penggunaan metode pembelajaran audio visual

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan untuk memudahkan koordinasi dengan peneliti, guru dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

PENGGUNAAN METODE DELICAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI TENTANG ASMAUL HUSNAH PADA SISWA KELAS II SDN MANGGISAN 01 JEMBER.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah adalah pendekatan deskriptif. Apabila datanya telah

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

BAB IV HASIL PENELITIAN. masalah, perencanaan tindakan penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 17 Bongomeme Kabupaten gurontalo yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Dimana alasan dipilihnya sekolah ini merupakan sekolah dimana peneliti bertugas, penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu tiga bulan lamaya tepatnya pada awal mei hingga akhir bulan juli tahun 2013. Sekolah SDN No 17 Bongomeme Kabupataen Gorontalo terletak di Desa Molas Kecamatan Bongomeme sekolah ini ini merupakan sekolah inti di gugus III yang di pimpin oleh Sri Wahyuni Nalole S.Pd sekolah ini didirikan sejak tahun 1978 dengan luas bangunan 416 M2 dan laus tanah 2400 M2 terletak dijalan Trans Kecamatan Bongomeme. Sekolah ini memiliki tenaga kependidikan, sarana pendidikan juga siswa sebagaimana tertera pada tabel berikut ini : 2. Keadaan Guru SDN 17 Bongomeme Guru sebagai komponen penting yang turut menunjang proses belajar mengajar di sekolah setelah siswa. Adapun keadaan guru pada SDN 17 Bongomeme Kabupaten Gorontalo memiliki 10 orang guru pengajar, dimana ibu Sri Wahyuni Nalole, S.Pd sebagai kepala sekolah, Ibu Suri Kaharu, S.Pd Sebagai guru agama. Sekolah ini memiliki delapan orang guru kelas. 29

Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa guru di sekolah tersebut sudah menyandang predikat sarjana dan diploma. Hal ini sangat berpengaruh terhadap suatu kemajuan yang sangat besar bagi sekolah ini, karena dengan kondisi kualitas SDM siswa akan meningkat. 3. Keadaan Siswa SDN 17 Bongomeme Keadaan jumlah siswa akan sangat menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan baik tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Banyak lembaga pendidikan yang tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan ada diantaranya terpaksa ditutup oleh karena tidak memiliki siswa. Berdasarkan asumsi ini, dapat di katakan bahwa banyaknya siswa berbanding lurus dengan lembaga pendidikan, maksudnya semakin banyak siswa maka semakin berkembang pula suatu lembaga pendidikan, sebab bersamaan dengan banyaknya siswa tersebut akan melahirkan berbagai terobosan untuk pemenuhan kebutuhan lembaga pendidikan yang dapat mengimbangi siswa dalam jumlah yang banyak. Dengan kata lain bahwa banyaknya siswa akan mendorong perhatian dari berbagai kalangan untuk memenuhi kebutuhannya baik dari segi tenaga pengajar maupun sarana dan prasarana bagi lembaga pendidikan itu sendiri. Berdasarkan informasi menunjukan bahwa jumlah seluruh siswa pada SDN 17 Bongomeme Kabupaten Gorontalo adalah 150 Siswa yang tersebar pada 6 tingkatan kelas. Dengan demikian jelas rasio siswa dengan jumlah kelas yang ada sangat baik dan representatif untuk proses pembelajaran.

4. Keadaan Fisik Serta Fasilitas Sekolah SDN 17 Bongomeme Keadaan fisik SDN 17 Bongomeme Kabupaten Gorontalo dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan sehingga memberi kontribusi yang cukup efektif dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini. Untuk lebih jelasnya kondisi ruang dan fasilitas yang ada di sekolah ini dapat di jabarkan bahwa sekolah SDN 17 Bongomeme Kabupaten Gorontalo mempunyai 1 buah rauang kepala sekolah, 1 buah ruang dewan guru, 1 buah ruang perpustakaan dan raunag UKS, juga mempunyai 6 buah ruang kelas. Semua fasilitas yang digunakan dala keadaan baik untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran. 4.2 Hasil Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil data berupa observasi kegiatan siswa menentukan kalimat aktif dalam wacana di kelas IV SDN 17 Bongomem yang berjumlah 30 orang. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut tentang kemampuan menentukan kalimat aktif dalam wacana, maka dilakukan pengamatan denga basil sebagai berikut: 4.1.1 Hasil Observasi Observasi yang dilakukan terhadap setiap siswa dalam menentukan kalimat aktif dalam wacana terhadap 2 aspek dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:

No Nama Siswa Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Aspek yang diamati Kemampuan menentukan kalimat aktif transitif dalam wacana Kemampuan menentukan kalimat aktif intransitif dalam wacana Skor Nilai Kriteria M KM TM M KM TM 3 2 1 3 2 1 1 MH - - 5 83 M 2 PO - - - - 4 63 TM 3 IA - - 5 83 M 4 NA - - 5 83 M 5 AH - - 5 83 M 6 IB - - 5 83 M 7 RI - - - 5 83 M 8 NA - - - 5 83 M 9 IA - - 5 83 M 10 FA - - 5 83 M 11 AR - - - 5 83 M 12 HU - - 5 83 M 13 ZM - - - - 4 63 TM 14 RN - - 5 83 M 15 SS - - - - 5 83 M 16 YH - - 4 63 TM 17 CS - - 5 83 M 18 IY - - - - 4 63 TM 19 JM - - - 5 83 M 20 NY - - - - 4 63 TM 21 SI - - - 5 83 M 22 PT - - 5 83 M 23 MM - - 5 83 M 24 SA - - - 5 83 M 25 NH - - - - 5 83 M 26 MY - - 5 83 M 27 YA - - - - 4 63 TM 28 NL - - - - 5 83 M 29 SK - - 5 83 M 30 IS - - 5 83 M Jumlah 6 24 19 11 (%) 20 80 63 37 LAMPIRAN 4 Keterangan Mampu : 24 orang (80%) Tidak Mampu : 6 orang (20%)

1. Moh. F. Husain. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 2. Pandri A. Olii. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan kurang baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif belum sesuai. Dia belum bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan menentukan kalimat aktif transitif dan kemampuan menentukan kalimat aktif intransitive dalam wacana. Dari semua aspek yang diamati, ia tergolong kriteria tidak mampu dengan capaian nilai 63. 3. Irpan Adam. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan 4. Naldi H. Ali. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan

5. Andri R. Huse. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 6. Irpan Bone. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan 7. Rois Ishak. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan

8. Nabir Ali. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan 9. Ismet S. Ahili. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 10. Fikriyanto k. Adam. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 11. Alfandi Radjak. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan

12. Halid Umar. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan 13. Zulkifli Moha. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan kurang baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif belum sesuai. Dia belum bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan menentukan kalimat aktif transitif dan kemampuan menentukan kalimat aktif intransitive dalam wacana. Dari semua aspek yang diamati, ia tergolong kriteria tidak mampu dengan capaian nilai 63. 14. Rahmat Nabu. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan

15. Sinta T. Salua. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 16. Yumin A. Huntoyoo. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan kurang baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif belum sesuai. Dia belum bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan menentukan kalimat aktif transitif dan kemampuan menentukan kalimat aktif intransitive dalam wacana. Dari semua aspek yang diamati, ia tergolong kriteria tidak mampu dengan capaian nilai 63. 17. Cindri A. Salua. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 18. Indri Yunus. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan kurang baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif belum sesuai. Dia belum bisa menentukan

aktif intransitive dalam wacana. Dari semua aspek yang diamati, ia tergolong kriteria tidak mampu dengan capaian nilai 63. 19. Jelita S. Mila. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 20. Nur Uyun Yusuf. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan kurang baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif belum sesuai. Dia belum bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan menentukan kalimat aktif transitif dan kemampuan menentukan kalimat aktif intransitive dalam wacana. Dari semua aspek yang diamati, ia tergolong kriteria tidak mampu dengan capaian nilai 63. 21. Salsadila Ibrahim. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan

22. Paradila Tani. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 23. Melinda Malanua. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 24. Sri Intan Abdullah. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 25. Nasriyanti Hasan. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan

26. Mei Yusuf. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif sudah sesuai. Dia sudah bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan 27. Yoan Ajilahu. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan kurang baik. Peneliti mengamati bahwa wacana proses penentuan kalimat aktif belum sesuai. Dia belum bisa menentukan kalimat sesuai dengan aspek-aspek yang diamati baik dari segi kemampuan menentukan kalimat aktif transitif dan kemampuan menentukan kalimat aktif intransitive dalam wacana. Dari semua aspek yang diamati, ia tergolong kriteria tidak mampu dengan capaian nilai 63. 28. Nurlela Luawa. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan

29. Sri Milana Kueno. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan 30. Isran S. Saleh. Berdasarkan hasil penilaian, ia sudah bisa menentukan Berdasarkan capaian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa siswa sudah dapat menentukan kalimat aktif dalam wacana dengan baik sesuai hasil yang diperoleh. Dari 30 siswa yang mengikuti tes, 24 orang telah mencapai nilai yang sesuai KKM sekolah dengan capaian 70 ke atas atau persentase 80%, sedangkan 6 orang siswa belum mencapai KKM nilai di bawah 70 atau persentase 20%. Siswa tersebut akan diadakan remedial khusus sehingga bisa mencapai nilai yang ditentukan. 4.2.2 Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Menentukan Kalimat Aktif dalam Wacana Dari hasil penelitian ini diketahui terdapat 6 siswa (20%) yang mengalami kesulitan dalam menentukan kalimat aktif dalam wacana serta 24 siswa (80%)

yang termasuk ke dalam kategori mampu dalam menentukan kalimat aktif. Kesulitan tersebut meliputi berbagai hal yaitu antara lain : a. Pengetahuan siswa dalam menentukan kalimat aktif dalam wacana masih belum seluruhnya dikuasai. b. Pengetahuan siswa dalam menentukan kalimat paktif dalam wacanamasih belum dikuasai. c. Ketidakmampuan siswa memahami struktur dari kalimat aktif yang masih belum dikuasai sehingga menyulitkan dalam menentukan kalimat aktif. d. Ketidakmampuan siswa menata aturan tentang tata urutan kalimat yang diterapkan dalam kalimat aktif. 4.2.3 Kesulitan paling menonjol dalam menentukan kalimat aktif dalam wacana Dari berbagai macam kesulitan yang dialami oleh siswa ketika menentukan kalimat aktif, kesulitan yang paling menonjol yaitu ketidakmampuan siswa dalam memahami struktur dari kalimat aktif. Selain itu siswa masih tidak mampu menata aturan tentang tata urutan kalimat yang diterapkan dalam kalimat aktif. 4.2.4 Solusi Agar Siswa Tidak Melakukan Kesalahan Dalam menentukan kalimat aktif dalam wacana siswa mengalami banyak kendala dalam proses pelaksanaannya. Agar kesulitan-kesulitan tersebut tidak diulangi pada pembelajaran selanjutnya maka solusi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan penjelasan yang lebih mendalam kepada siswa mengenai pengetahuan kalimat aktif dan kalimat pasif, baik itu strukturnya, aturan tentang tata urutan kalimat yang diterapkan dalam kalimat aktif. b. Guru mengajak siswa berdiskusi mengenai kalimat aktif jika ada hal-hal yang masih belum dipahami. c. Siswa juga perlu meningkatkan minatnya dalam membaca sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih luas. 4.3 Pembahasan Dalam membina kemampuan siswa menentukan kalimat aktif perlu disampaikan pada siswa disaat sebelum membaca. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan sekaligus ketepatan siswa dalam menentukan suatu kalimat aktif yang terdapat dalam sebiah wacana. Semestinya siswa yang duduk di kelas tinggi (Kelas IV, V dan VI) sudah terampil memahami suatu kalimat aktif yang ada dalam suatu bacaan karena di kelas rendah siswa sudah memperoleh dasar-dasar pemahaman kalimat yang selanjutnya dapat dikembangkan saat mereka berada di kelas tinggi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran menentukan kalimat aktif dalam sebiah wacana yaitu; siswa memiliki buku pegangan sehingga kegiatan menyalin/dikte diminimalisir dalam kegiatan belajar mengajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang tidak monoton tetapi lebih bervariasi sesuai kreatifitas guru untuk mengembangkan potensi siswa; buku pegangan yang dimiliki siswa berupa buku berdasarkan kurikulum yang harus dimiliki oleh tiap siswa; siswa

mempunyai kesadaran tinggi untuk proaktif dan lebih mandiri dalam belajar membaca pemahaman menggunakan majalah, serta siswa lebih antusias dalam proses belajar menentukan kalimat aktif karena guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan maupun mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa, dalam hal ini siswa lebih antusias baik dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, maupun menanggapi suatu masalah. Komponen-komponen di atas merupakan faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran kemampuan siswa menentukan kalimat aktif dalam wacana di kelas IV SDN 17 Bongomeme yang dianggap baik oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan kemampuan siswa menentukan kalimat aktif dalam sebiah wacana di kelas IV SDN 17 Bongomeme yaitu; pengetahuan siswa dalam menentukan kalimat aktif dalam wacana masih belum seluruhnya dikuasai. pengetahuan siswa dalam menentukan kalimat paktif dalam wacana masih belum dikuasai, ketidakmampuan siswa memahami struktur dari kalimat aktif yang masih belum dikuasai sehingga menyulitkan dalam menentukan kalimat aktif, ketidakmampuan siswa menata aturan tentang tata urutan kalimat yang diterapkan dalam kalimat aktif. Berdasarkan hambatan-hambatan di atas maka diharapkan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia agar lebih memperbaiki kinerja dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan menentukan kalimat aktif berjalan dengan optimal.

Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran guru sudah baik dalam merencanakan dan melaksanakan sesuai dengan desain pembelajaran. Semua aspek yang tercantum dalam lembar kerja sebagian besar hampir dikuasai oleh siswa. Pada proses pembelajaran guru banyak memberikan penjelasan untuk membangkitkan skemata siswa serta menyiapkan kamus untuk mencari kata-kata sulit yang artinya belum dikuasai oleh siswa. Dengan strategi ini pemahaman siswa tentang materi yang dibaca semakin mudah, dan tekun mengerjakan tugas dalam kelompok yang berhubungan dengan materi, dan akhirnya siswa dengan mudah menyimpmenentukan kalimat aktif dalam wacana. Dari data hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran menentukan kalimat aktif dalam wacana siswa dilatih memahami suatu bacaaan dengan baik, karena materi bacaan telampiri dengan tugas-tugas atau pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. Dengan demikian mereka berusaha membaca untuk memahami isi bacaan dan menentukan kalimat aktif yang terdapat dalam bacaan tersebut dengan baik dan benar. Mencermati hasil penelitian di atas perlu perbaikan terhadap kemampuan menentukan kalimat aktif. Melalui perbaikan pada materi ini diharapkan secara maksimal dapat meningkatkan kemampuan siswa sehingga mendukung peningkatan hasil belajar yang diharapkan Berdasarkan hasil analisis persentase yang telah disajikan dalam paparan data di atas memberikan gambaran secara kualitatif mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun klasifikasi hasil interpretasi data pada bagian sebelumnya menunjukan bahwa secara umum kemampuan siswa menentukan

kalimat aktif dalam wacana berada pada klasifikasi baik dengan persentase 80%. Temuan ini merupakan akumulasi dari indikator kemampuan siswa menentukan kalimat aktif dalam wacana di kelas IV SDN 17 Bongomeme Kabupaten Gorontalo.