BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini sumber daya manusia merupakan aset penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada sejauh mana perusahaan memanfaatkan peluang serta mampu mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal dengan segala potensi dari sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu sumber daya manusia dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, agar kualitas kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus dilakukan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berdaya saing tinggi yang dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi organisasi dalam persaingan. Setiap individu yang berada dalam suatu organisasi, dapat berperan sebagai sumber stres bagi orang lain. Mengelola stres berarti belajar untuk mengendalikan diri sendiri didalam kehidupan. Sedarmayanti (2011:76) menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu kondisi berupa kelebihan tuntutan dan tekanan dari pimpinan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan. Sebagai seorang pemimpin, mengelola stres karyawan ditempat kerja lebih bersifat pemahaman akan penyebab stres orang lain dan mengambil tindakan untuk menguranginya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Menurut 11
Robbins (2008:321) stres sebagai suatu istilah payung yang merangkumi tekanan, beban, konflik, keletihan, ketegangan, panik, perasaan gemuruh, kemurungan dan hilang daya. Menurut Robbins (2001:565) ada salah satu sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress adalah Organizational Leadership. Sedangkan menurut Manuaba (2005:4) menyebutkan bahwa stres yang berkaitan dengan pekerjaan salah satunya dapat disebabkan oleh konflik karena tuntutan yang tinggi seperti tercapainya kualitas dan produktivitas. Stress bisa bersumber darimana saja, bisa berasal dari lingkungan, organisasi, maupun dari pribadi tersebut. Tetapi faktor stress yang signifikan adalah berasal dari manusia itu sendiri, dari sifat manusia yang cenderung labil dan mau menang sendiri, bisa saja gejala-gejala stress yang diekpresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian manusia tersebut. Tidak hanya ketidakmengertian dalam pekerjaan saja yang bisa membuat seorang karyawan stress namun dari lingkungan pekerjaan yang kurang nyaman dan beban kerja pun dapat menjadi factor penyebab stress itu sendiri. Pentingnya peran pemimpin dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi karyawannya, dapat juga mempengaruhi tingkat stres karyawan tersebut. Efektivitas proses komunikasi dua arah diantara pemimpin dan karyawan adalah penting untuk mengidentifikasikan penyebab stress kerja yang potensial dana pemecahannya, karena stress kerja akan selalu menimpa karyawan. Peran kepemimpinan bukan saja menjembatani antara atasan dengan bawahan, akan tetapi juga mampu mengarahkan semua atribut dalam organisasi dalam 12
pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat agar apa yang diharapkan dapat diwujudkan secara bersama dengan karyawannya dan bukan menyebabkan stress kerja bagi karyawannya. PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang Agribisnis, yang terdiri atas 19 bagian dan memiliki 515 orang karyawan. Dalam melakukan kegiatan operasional, bagi karyawan bagian PTPN IV yang memiliki frekuensi pekerjaan yang cukup padat khususnya bagi karyawan bagian SDM dituntut kesadaran yang tinggi dari para karyawan dan tidak jarang para karyawan mengalami stres kerja, akibatnya pelaksanaan tugas tidak dapat berjalan dengan lancar. Hal ini mengharuskan pimpinan untuk terus memberikan perhatian yang lebih terhadap karyawannya, agar kinerja karyawan tetap terjaga dengan baik dan karyawan tidak mengalami stres kerja yang tinggi, yang nantinya dapat menyebabkan rasa malas, bosan, jenuh, dikarenakan beban kerja yang berat. Kurangnya perhatian seorang pimpinan terhadap karyawan juga dapat mempengaruhi kualitas kinerja karyawan dalam upaya pencapaian produktivitas perusahaan. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan penulis diketahui bahwa pimpinan di bagian SDM menggunakan gaya kepemimpinan Bebas, hal ini terlihat dari Tabel 1.1 13
Tabel 1.1 Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Bagian SDM Gaya Jumlah Seluruh Jumlah Responden Kepemimpinan Responden Menjawab Persentase (%) Otoriter 38 - - Demokrasi 38 16 42% Bebas 38 22 58% Sumber : Data Primer diolah Berdasarkan hasil analisis melalui jawaban kuesioner sebanyak 58% jawaban yang paling dominan dari karyawan menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Kepala Bagian SDM adalah Gaya Kepemimpinan Bebas, dan hal ini kurang efektif. Ini terlihat dari pimpinan yang kurang perhatian terhadap karyawan dan pekerjaannya, membiarkan kelompoknya bekerja sendiri tanpa ada arahan yang jelas dari pimpinan, dan memberikan semua pekerjaan dan tanggung jawab kepada bawahannya, semua pekerjaan dalam suatu perusahaan harus mempunyai arahan yang jelas dari pimpinan. Tentu hal ini harus di perbaiki sebaik mungkin karena peranan pemimpin sangatlah penting dalam suatu pekerjaan. Segala macam bentuk stres disebabkan oleh kekurang-mengertian manusia akan keterbatasannya sendiri. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi dan konflik. Menurut Rivai dan Mulyadi (2008:507) Konflik kerja merupakan ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu perusahaan karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di PTPN IV Medan, konflik yang dominan terjadi di PTPN 14
IV Medan adalah konflik antar rekan sekerja yaitu kurang adanya rasa saling mendukung dalam mengerjakan pekerjaan sebagai team, selain itu juga adanya sifat saling menjatuhkan antara karyawan satu dengan karyawan lainnyak demi menguatkan posisinya didepan pemimpin. Selain itu, berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari Krani Umum Administrasi bagian SDM, terlihat lemahnya pengawasan dan kurangnya pengarahan dari pimpinan bagian terhadap karyawan dibagian SDM PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Ada beberapa karyawan PTPN IV yang tidak disiplin dan terlihat keluar ruangan sambil menghisap rokok dan mengobrol bersama teman divisi atau bagian yang lain pada jam kerja. Kondisi ini cukup memprihatinkan, dikarenakan lemahnya pengawasan pimpinan dari masingmasing bagian atau divisi dan kurangnya kesadaran dari karyawan terhadap peraturan perusahaan yang harus dipatuhi. Apabila dibiarkan, hal ini yang menyebabkan timbulnya konflik internal perusahaan. Hal ini akan mengganggu karyawan lainnya yang disiplin atau karyawan yang benar-benar loyal terhadap pekerjaan, yang berada pada ruangan yang sama. Ini dapat mengganggu konsentrasi mereka untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang sedang dikerjakan agar dapat diselesaikan tepat waktu. Namun adanya sebagian karyawan yang kurang disiplin dengan keluar masuk ruangan dan mengobrol pada jam kerja menyebabkan ruangan tersebut menjadi tidak kondusif lagi. sehingga menyebabkan sebagian karyawan yang telah fokus pada pekerjaan mengalami stres kerja yang tinggi berupa rasa jenuh, bosan, serta hilangnya konsentrasi akibat suasana yang tidak nyaman ataupun kurang kondusif tersebut. Hal ini 15
dikarenakan lemahnya pengawasan dari pimpinan bagian SDM terhadap kurangnya kedisiplinan karyawan lain yang menyebabkan timbulnya stres kerja dari sebagian karyawan yang loyal terhadap pekerjaan dan mematuhi peraturan perusahaan. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Kepemimpinan dan Konflik Terhadap Stres Kerja Karyawan pada Bagian SDM di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Apakah kepemimpinan dan konflik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja karyawan pada Bagian SDM di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kepemimpinan dan konflik terhadap stres kerja karyawan pada Bagian SDM di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. 16
1.4 Manfaat Penelitian Selain memiliki tujuan seperti yang telah disebutkan di atas, penulisan proposal ini juga memiliki kegunaan sebagai berikut : a. Bagi PTPN IV (persero) Medan Memberikan masukan bagi perusahaan dan pihak - pihak yang berkepentingan, tentang kepemimpinan dan konflik yang ada hubungannya dengan stres kerja sehingga dapat dicari upaya untuk mengurangi stres kerja pada karyawan. b. Bagi Penulis Suatu kesempatan yang baik bagi peneliti untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dan memperluas cara berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia. c. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan referensi bagi penulis lainnya yang ingin melanjutkan penelitian ini dengan bidang objek yang sama maupun pada objek yang lain, dan memberikan referensi kepada pembaca yang membutuhkan informasi sesuai dengan masalah yang dijelaskan dalam proposal ini. 17