BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Wirjosoedarmono dalam Husain Junus dan Arifin Banasuru, 1996: 14).

BAB I PENDAHULUAN. linguistik (Austin & Sallabank, 2011). Melalui bahasa, seseorang dapat. dimaksudkan oleh penyampai pesan kepada orang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83).

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini telah banyak beredar teks terjemahan Alquran dalam bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya. lima, yaitu: kalimat berita, kalimat perintah, kalimat Tanya, kalimat seruan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah terjemah mengacu pada teks-teks tertulis, sedangkan interpretasi mengacu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB III KESIMPULAN. karena novel merupakan suatu upaya komunikasi kebahasaan karena teks novel

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB sebagai suatu organisasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

ANALISIS KLAUSA NONINTI DAN HUBUNGAN ANTAR UNSUR- UNSURNYA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AS SAFFAT NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. novel Eomma-reul Buthakhae (2008). Terdapat enam kalimat bermajas metonimia

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

ANALISIS KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL HAJJ

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

Transkripsi:

138 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian penerjemahan qa>la ke dalam bahasa Inggris ini akhirnya dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil analisis menunjukkan bahwa: 5.1.1 Verba qa>la dapat diterjemahkan menjadi sembilan verba utama yakni said, answered, spake, prayed, exclaimed, cried, told, declared, dan proclaimed. Dari kesembilan verba tersebut, tiga verba menurunkan bentuk lain yaitu said, spake, dan told. Verba said menurunkan delapan bentuk verba yakni say, saith, saying, hath said, had said, will say, would say, dan would have said. Verba spake menurunkan speak dan speaketh. Verba told menurunkan telleth dan had told. 5.1.2 Kesembilan verba utama dan turunannya memiliki tiga faktor yang memengaruhi pemilihannya sebagai terjemahan dari verba qa>la. Faktorfaktor tersebut yakni: 5.1.2.1 Faktor Koteks a) Verba said digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika menunjukkan kejadian yang telah dilakukan di masa lalu, baik sebagai verba pemberitaan klausa berita langsung dan tak langsung.

139 Verba say, saith, will say, would say, dan would have said dapat digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika dalam kalimat pengandaian. Verba saith secara khusus digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika subjek merupakan persona orang ketiga singular. Verba saying dapat digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika berdurasi lebih panjang dibandingkan dengan verba yang bersamaan terjadi. Verba hath said dapat digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika subjek merupakan orang ketiga singular yang verba tersebut menunjukkan kejadian telah selesai namun berkaitan di masa kini. Verba had said dapat digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika telah baru selesai terjadi di masa lampau. 5.1.2.2 Faktor Konteks a) Verba said digunakan ketika konteks perkataan tersebut telah terjadi di masa lampau. Verba say digunakan ketika konteks di tengah-tengah orang kafir Arab yang mengingkari nabi Muhammad dan ketika suasana di akhirat kelak.

140 Verba saith digunakan dengan konteks yang sama dengan say, dan ditambah konteks ketika pembuktian kebesaran Allah. Verba saying digunakan ketika konteks berkata sedang terjadi bersamaan peristiwa lain. Verba hath said digunakan ketika konteks perkataan tersebut berlaku untuk zaman dahulu, sekarang, dan nanti hingga kiamat. Verba had said digunakan ketika konteks berkata telah baru selesai terjadi di masa lampau. Verba will say digunakan ketika konteks menunjukkan suasana di akhirat. Verba would say dan would have said digunakan untuk konteks waktu akan datang yang sudah terjadi. b) Verba answered digunakan ketika konteks menanggapi pertanyaan, perintah, doa, salam, ancaman, dan pernyataan. c) Verba spake digunakan ketika konteks ditujukan kepada orang banyak. d) Verba prayed digunakan ketika konteks ditujukan kepada Allah. e) Verba exclaimed digunakan ketika konteks berseru penuh keyakinan. f) Verba cried digunakan ketika konteks berseru karena kesedihan dan semangat.

141 g) Verba told digunakan ketika konteks menyampaikan informasi kepada orang lain, menyuruh orang lain, dan menasehati. h) Verba declared digunakan ketika konteks berkata dilakukan oleh seseorang secara serius dan tegas di depan umum. i) Verba proclaimed digunakan ketika konteks berkata yang dilakukan seseorang yang memiliki otoritas tertentu untuk menyatakan seseorang atau sesuatu hal di depan umum. 5.1.2.3 Faktor Pilihan Penerjemah Pilihan penerjemah merupakan keputusan penerjemah menggunakan pilihan kata ataupun juga gaya bahasa terhadap terjemahannya. Pickthall lebih banyak menerjemahkan qa>la dengan mengunakan said. Pickthall mengutamakan kesepadanan literal yang dimungkinkan untuk menjaga keotentikan makna kitab suci. Sementara itu, penggunaan kata-kata arkais adalah untuk menambah unsur sakral, magis dan keindahan teks terjemahan Al-Quran. 5.1.3. Teknik-teknik yang digunakan Pickthall dalam menerjemahkan qa>la adalah literal, partikularisasi, modulasi, amplifikasi linguistik, partikularisasi+modulasi, dan partikularisasi+amplifikasi linguistik. Teknik-teknik tersebut menunjukkan adanya dua kecenderungan yakni

142 BSu dan BSa. Selain menyampaikan makna yang akurat secara semantis, Pickthall juga berusaha memberikan kesan yang komunikatif dalam penerjemahan qa>la. Sementara itu, penggunaan teknik literal yang mendominasi dalam penerjemahan qa>la, menunjukkan bahwa metode yang digunakan adalah semantik. Metode semantik menunjukkan pula ideologi yang diusung yakni ideologi foreignisasi yang cenderung terhadap BSu. 5.2. Saran Selain verba qa>la, ada banyak verba turunannya baik secara deklinasi (yaqu>lu, qul, qaulan, qa> ilun, maqulun, maqa>lun, dst) dan konjugasi (qa>la>, qa>lu>, qa>lat, qa>lata, dst) yang dapat dikaji dalam Al-Quran dan teks-teks lain. Selain qa>la dan turunannya, penelitian qa>la dan variasinya seperti kalama berkata, bah}as\a membahas atau berbicara, h}adas\a bercakap-cakap, dsb juga dapat dilakukan dengan mengambil sumber data dari Al-Quran atau teks-teks lain seperti kitab-kitab terjemahan, majalah, koran, novel, puisi, lagu, dsb.