BAB I PENDAHULUAN. Istilah terjemah mengacu pada teks-teks tertulis, sedangkan interpretasi mengacu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Istilah terjemah mengacu pada teks-teks tertulis, sedangkan interpretasi mengacu"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan dua bahasa atau lebih, tidak akan terlepas dari kegiatan menerjemah atau mengintepretasi. Istilah terjemah mengacu pada teks-teks tertulis, sedangkan interpretasi mengacu pada teks-teks lisan dan tanda (Crystal, 2003:346). Tujuan menerjemah atau mengintrepetasi adalah untuk menerangkan pesan dalam teks bahasa sumber (TSu) kepada pembaca bahasa sasaran (BSa) yang mengalami kendala dalam memahami TSu secara langsung. Menurut Crystal (2003:346) seorang penerjemah diharapkan tidak hanya menguasai bahasa sumber (BSu), namun juga harus memahami seluruh pengetahuan yang ada dalam BSu, yaitu mencakup keadaan sosial, budaya, dan konotasi emosional yang perlu dipaparkan dalam teks bahasa sasaran (TSa) agar efek yang diinginkan dapat dirasakan oleh pembaca TSa. Sebaliknya, pemahaman mengenai BSa dan kedaaan sosial budaya yang melatarbelakangi juga perlu diperhatikan oleh seorang penerjemah agar pembaca TSa dapat menangkap istilah-istilah khusus BSu yang tidak ada dalam BSa. Terjemah melibatkan dua atau lebih bahasa yang berbeda, padahal bahasa satu dengan bahasa lainnya memiliki sistem bahasa yang berbeda pula, seperti dalam pembagian kelas kata. Bahasa Arab misalnya, memiliki tiga pembagian kelas kata yaitu nomina, verba, dan partikel (Uroosa, 2010:31). Sementara itu, bahasa Inggris memiliki sembilan kelas kata yaitu nomina, verba, ajektiva,

2 2 adverbia, pronomina, numeralia dan artikel, penghubung (koordinator, subordinator, dan preposisi) dan interjeksi (Verspoor dan Sauter, 2000: ). Dalam kajian diakronis, kedua bahasa tersebut berasal dari rumpun bahasa yang berbeda. Bahasa Arab termasuk dalam rumpun bahasa Semit, sedangkan bahasa Inggris termasuk dalam rumpun bahasa Indo Eropa (Crystal, 2003: ). Kedua bahasa tersebut memiliki perbedaaan sistem bahasa yang dianut yang dapat memengaruhi hasil terjemahan. Sekilas, melihat kembali pembagian kelas kata bahasa Arab dan bahasa Inggris menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan kategori dalam penyusunan kalimat. Bahasa Inggris memiliki sembilan jumlah kelas kata, lain halnya dengan bahasa Arab yang hanya memiliki tiga jumlah kelas kata. Namun demikian, kedua bahasa tersebut memiliki kelas kata yang sama yaitu nomina dan verba. Nomina dan verba termasuk dalam perangkat terbuka (open set items) (Cruse, 1987:3) atau kelas terbuka (open classes) (Verspoor dan Sauter, 2000:88), yang menjadikannya dimiliki oleh bahasa-bahasa di dunia. Disebut kelas kata terbuka karena kata-kata baru akan selalu bertambah terus dari waktu ke waktu dan kata-kata yang sudah ada atau usang dapat digunakan dengan makna baru yang berbeda dari penggunaan sebelumnya (Verspoor dan Sauter, 2000:88). Cruse (1987:3) juga menambahkan kelas kata terbuka adalah akar leksikal (lexical roots), yakni elemen pokok yang bermakna dalam sebuah kalimat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa syarat mutlak sebuah teks itu bermakna adalah apabila minimal terdiri dari nomina dan verba yang merupakan realisasi dari fungsi subjek dan predikat dalam sebuah kalimat.

3 3 Verba yang merupakan salah satu kelas kata pokok dalam penyusunan kalimat menunjukkan sebuah proses, tindakan, dan keadaan yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu (Verspoor dan Sauter, 2000:91). Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari proses, tindakan dan keadaan; seperti bagaimana ia berjalan, membaca, berpikir merupakan bentuk dari verba. Sebagai contoh verba qa>la bahasa Arab yang berarti berkata (Munawwir 1997:1171), merupakan salah satu verba dari beberapa verba yang selalu dilakukan oleh manusia dalam hidupnya. Berkata adalah usaha mengucapkan kata-kata atau bunyi-bunyi yang bertujuan untuk mengekspresikan ide, gagasan, atau saran dan untuk menyatakan sebuah fakta atau instruksi (Cambridge Dictionaries Online). Di dalam Al-Quran yang merupakan kitab suci umat Islam, verba qa>la merupakan verba yang istimewa. Dari hasil ringkas perhitungan verba-verba yang terdapat dalam Al-Quran yang didasarkan pada akar kata dan bentuknya, verba qa>la memiliki jumlah frekuensi kemunculan sebanyak 1618 kali. Verba qa>la merupakan verba yang banyak muncul dalam Al-Quran, kemudian dilanjutkan dengan ka>na, a>mana, dst (Language Research Group University of Leeds dalam corpus.quran.com). Keistimewaan lain yang membuat verba qa>la ini menjadi begitu menarik adalah apabila dibandingkan dengan verba lain terdapat variasi kata dalam penerjemahannya ke dalam bahasa Inggris. Qa>la tidak hanya dapat diterjemahkan menjadi say berkata, namun answer menjawab, pray berdoa, dst. Berikut contoh penerjemahan qa>la ke dalam Al-Quran bahasa Inggris.

4 4 (1) Q.S. Ali Imran [3]:4 BSu : /qa>la rabbi ij al li> a>yah/ BSa Arti : He said: My Lord! Appoint a token for me. : Dia Zakariya berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." (2) Q.S. Al- An a>m [6]: 30 BSu : /walau tara> iz\ wuqifu> ala> rabbihim. Qa>la alaisa ha>z\a> bi al-haq. Qa>lu> bala> wa rabbina>. Qa>la faz\u>qu> al-az\a>ba bima> kuntum takfuru>n/ BSa Arti : If thou couldst see when they are set before their Lord! He will say: Is not this real? They will say: Yea, verily, by our Lord! He will say: Taste now the retribution for that ye used to disbelieve. : Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah engkau melihat peristiwa yang mengharukan). Dia berfirman, "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab, "Sungguh benar, demi Tuhan kami." Dia berfirman, "rasakanlah azab ini, karena dahulu kamu mengingkari(nya)." (3) Q.S. Al- Baqarah [2]: 67 BSu : BSa /qa>la a u>zu bi Alla>hi an aku>na min al-ja>hili>n/ : He answered: Allah forbid that I should be among the foolish! Arti : Dia (Musa) menjawab, "Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh."

5 5 Verba qa>la pada data (1) diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi said. Verba qa>la dalam data (1) diterjemahkan apa adanya tanpa mengalami perbedaan yang berarti ataupun penafsiran makna. Namun pada data (2) verba qa>la diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi will say. Pada data (2), verba qa>la diterjemahkan masih dengan menggunakan verba leksikal say, namun mendapat kata kerja bantu will. Verba BSa yang berkala akan datang berbeda dengan verba BSu yang berkala lampau. Kasus lain yang perlu dicermati adalah data (3). Verba qa>la diterjemahkan menjadi answered ke dalam bahasa Inggris. Pada data (3) verba BSa berbeda dengan terjemah harfiahnya karena konteks qa>la menanggapi pernyataan sebelumnya. Data-data yang ditampilkan di atas hanya beberapa saja dan memungkinkan muncul masalah-masalah lain dalam penerjemahan verba qa>la di Al-Quran. Dari sekian banyak teks-teks terjemahan, Al-Quran terjemahan dipandang sebagai salah satu karya yang menarik mengingat penerjemahan Al-Quran dari masa ke masa yang masih terus dilakukan. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. melalui perantaraan malaikat Jibril dalam bahasa Arab (Suma, 2013:25). Firman Allah ini kemudian disampaikan oleh manusia ke manusia yang lain dengan media dakwah yang bertujuan agar terciptanya kesesuaian pemahaman antara komunikator dengan komunikan. Perbedaan bahasa sering menimbulkan permasalahan komunikasi yang tidak dapat dielakkan, sehingga dapat memicu terjadinya gangguan komunikasi. Gangguan komunikasi antara komunikator dengan komunikan dapat

6 6 menimbulkan konsekuensi yang fatal di dunia ini; seperti bentuk penyerangan, hilangnya rasa aman, legalisasi yang sewenang-wenang, hingga kesalahan paling fatal yakni peperangan (Crystal, 2003:344) yang hanya disebabkan akibat salahnya pemahaman terhadap suatu teks. Oleh karena itu, usaha mengalihbahasakan Al-Quran begitu penting untuk dakwah Islam (Quthan, 1995:156) mengingat kenyataan bahwa bahasa yang digunakan dalam Al-Quran adalah bahasa Arab, sedangkan tidak semua umat muslim itu mampu memahami bahasa Arab dengan baik atau bahkan tidak mengerti sama sekali. Penerjemahan merupakan suatu cara untuk merealisasikan keuniversalan Al-Quran dan Islam (Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, 2011:12). Di negara-negara dengan penutur bahasa Inggris, telah banyak pencetakan Al-Quran dan kitab-kitab keilmuan agama Islam yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan menumpuknya beberapa cetakan Al- Quran dan kitab-kitab terjemahannya di perpustakaan, toko buku, dan online shopping store (Mohammed, 2005: 55-71). Terlebih lagi, sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris juga telah digunakan oleh masyarakat dari negaranegara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya. Beberapa buku dan karya ilmiah yang dijadikan sumber rujukan telah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Al-Quran terjemahan bahasa Inggris adalah hasil karya para pemerhati Al- Quran dunia. Ada banyak kalangan yang telah dengan gigih menghasilkan terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Inggris dengan latar belakang yang berbeda, baik para penerjemah itu adalah orientalis atau oksidentalis dari benua

7 7 Asia, Eropa, atau Amerika (Kidwai, 1987). Kidwai (1987) juga menyarankan beberapa Al-Quran terjemah berbahasa Inggris yang dianggap layak untuk dipelajari karena tidak banyak mengalami pengurangan kata dari teks asli dan kesalahan-kesalahan penerjemahan, seperti karya Muhammad Marmaduke Pickthall, Abdullah Yusuf Ali, Muhammad Asad, Thomas Ballantyne Irving, dan Arthur John Arberry. Online Qur anic Project sebuah website online yang menyediakan terjemahan dan tafsir Al-Quran dari berbagai bahasa dunia juga memberikan pandangan bahwa karya-karya terjemahan Al-Quran berbahasa Inggris yang sangat populer di antara muslim dan non muslim yang tidak berbahasa Arab adalah karya Yusuf Ali, Pickthall, dan Shakir. Selain pertimbangan kualitas hasil penerjemahan beberapa penerjemah Al- Quran bahasa Inggris yang ditunjukkan dengan pengakuan dari berbagai kalangan, sisi lain yang perlu dijadikan catatan adalah keaslian dan asal penerjemah dilahirkan, dibesarkan, dan menuturkan bahasa Inggris sebagai bahasa ibunya. Hal ini diharapkan agar kualitas kebahasaan penerjemah dapat dipertanggungjawabkan jika dibandingkan dengan penerjemah lain yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Seorang penerjemah yang diriwayatkan merupakan penutur asli bahasa Inggris adalah Muhammad Marmaduke Pickthall. Pickthall adalah seorang muslim pertama penerjemah Al-Quran yang berbahasa ibu bahasa Inggris. Ia lahir pada tanggal 18 April 1875 dari keluarga Kristen di Inggris. Kemudian pada 29 November 1914 ia memeluk agama Islam. Ia sempat mengadakan perjalanan mengelilingi negara-negara Timur untuk mempelajari Islam. Pickthall menerjemahkan Al-Quran pada tahun 1930 berjudul The Meaning

8 8 of the Glorious Quran. Al-Quran terjemahannya paling baik dan sangat populer di kalangan muslim dunia (British Muslim Heritage, Islamicity). Berangkat dari uraian di atas, kiranya penelitian tentang kajian ayat-ayat Al-Quran khususnya verba qa>la yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Pickthall patut dilakukan. Penerjemahan qa>la yang bervariasi sangat menarik diteliti lebih dalam untuk mengetahui alasan penggunaan yang bervariasi tersebut. Untuk membatasi banyaknya data dan pertimbangan estimasi waktu, maka objek penelitian ini hanya fokus pada verba qa>la saja yang merupakan verba lampau persona ketiga singular maskulin yang memiliki arti dasar berkata. Turunan verba qa>la lainnya secara konjugasi (qa>la>, qa>lu>, qa>lat, ) dan deklinasi (yaqu>lu, qul, ) tidak diperhatikan dalam penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, maka penelitian ini akan memusatkan pada rumusan masalah di bawah ini: 1. Bagaimana verba qa>la diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Muhammad Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Quran? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi pemilihan leksikon yang berbeda-beda dalam menerjemahkan verba qa>la ke dalam bahasa Inggris oleh Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Quran?

9 9 3. Teknik, metode, dan ideologi penerjemahan apa yang digunakan dalam menerjemahkan qa>la ke dalam bahasa Inggris oleh Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Quran? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan verba qa>la yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Muhammad Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Quran. 2. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan leksikon yang berbeda-beda dalam menerjemahkan verba qa>la ke dalam bahasa Inggris oleh Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Quran. 3. Menjelaskan teknik, metode, dan ideologi yang digunakan dalam menerjemahkan verba qa>la ke dalam bahasa Inggris oleh Pickthall dalam The Meaning of the Glorious Quran. 1.4 Manfaat Penelitian Ada dua manfaat dari penelitian ini yakni manfaat teoritis dan praktis Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan perkembangan linguistik, khususnya analisis kontrastif.

10 10 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan penerapan teori terjemah pada teks berbahasa Arab ke dalam bahasa Inggris. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi adanya perbedaan penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Inggris Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menaikkan mutu pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan tinggi. 2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada bidang penerjemahan, khususnya dari bahasa Arab ke dalam bahasa Inggris serta sebaliknya. 3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan kritik atas karyakarya terjemahan khususnya Al-Quran sebagai kitab suci agar lebih berterima lagi dan memahamkan masyarakat luas baik muslim dan non muslim di seluruh dunia. 1.5 Tinjauan Pustaka Al-Quran telah banyak diteliti dari berbagai aspek, pendekatan, dan sudut pandang, mulai dari struktur sintaksis, semantik, pragmatik, stilistika, metode dan teknik yang digunakan. Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan sebuah

11 11 keragaman wawasan, keilmuan, dan langkah praktis sebagai modal bagi pemahaman secara utuh tentang berbagai permasalahan penerjemahan Al-Quran. Oleh sebab itu, peninjauan terhadap karya-karya yang sudah ada terkait dengan penelitian ini begitu penting. Tidak hanya menghindari bentuk plagiasi, namun juga untuk memperdalam penelitian ini sehingga lebih terarah dan berbeda dari penelitian sebelum-sebelumnya. Penelitian ini mengkaji tentang penerjemahan verba qa>la ke dalam bahasa Inggris dalam Al-Quran, sehingga topik lain yang dijadikan tinjauan pustaka berkisar tentang penerjemahan bahasa Arab dan bahasa Inggris, penerjemahan Al- Quran, dan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Zainab Abuel Ma atti dan Maram Al-Ghanimi (2010) berjudul Cultural Problems in Literary Translation between Arabic and English: The Case of The Heron. Mereka mengkaji tentang ideologi penerjemahan yang dipilih oleh Elliot Colla dalam menerjemahkan novel الحزين مالك (The Heron) karya Ibrahim Aslan. Kesimpulan hasil analisis menunjukkan bahwasannya Colla cenderung menggunakan ideologi domestikasi yang mengakibatkan penyampaian pesan ataupun gambaran kebudayaan BSu menjadi hilang. Perlu diperhatikan bagi seorang penerjemah ketika berhadapan dengan karya sastra yang memiliki kebudayaan tertentu, agar lebih berhati-hati memilih pendekatan yang digunakan dalam menuntaskan permasalahan penerjemahan, sehingga kebudayaan BSu dapat tersampaikan dengan adil kepada pembaca BSa. Implikasi penelitian Abuel Ma atti dan Al-Ghanimi terhadap penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kasus penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Inggris. Persamaan

12 12 penelitian Abuel Ma atti dan Al-Ghanimi terhadap penelitian ini adalah samasama focus pada penerjemahan teks bahasa Arab ke bahasa Inggris dan menentukan ideologi penerjemahan. Penelitian tentang kasus penerjemahan lain dilakukan oleh Endang Setyowati (2014) yang berjudul Pergeseran dalam Penerjemahan Kohesi Leksikal Dan Faktor-Faktor Penyebabnya: Studi Kasus pada Novel Inferno dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Endang mendeskripsikan jenis-jenis kohesi leksikal dan mengidentifikasi pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan, serta mengungkapkan faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran dalam penerjemahan novel Inferno. Hasil penelitian Setyowati menunjukkan bahwa (1) kohesi leksikal bahasa Inggris terbagi ke dalam 9 jenis, yaitu repetisi, sinonim, superordinat, antonim, komplementer, ko-hiponim, ko-meronim, dan collocation proper; (2) Pada data Bahasa Indonesia kohesi leksikal yang terbagi ke dalam 10 jenis, yaitu repetisi, sinonim, superordinat, istilah umum, antonim, komplementer, kohiponim, ko-meronim, dan collocation proper; (3) pergeseran dalam penerjemahan kohesi leksikal terbagi menjadi 8 jenis, yaitu penghilangan, penambahan, perubahan leksikon, pergeseran level, pergeseran struktur, pergeseran kelas, pergeseran intrasistem, dan pergeseran unit; (4) Terdapat dua faktor penyebab terjadinya pergeseran dalam penerjemahan, yaitu (a) Faktor intralinguistik, yakni perbedaan kaidah gramatikal dan perbedaan butir leksikon, dan (b) Faktor ekstralinguistik, yang terdiri dari perbedaan budaya dan pilihan penerjemah serta ideologi domestikasi yang dipilih penerjemah. Implikasi penelitian Setyowati terhadap penelitian ini adalah untuk menambah catatan kasus penerjemahan teks bahasa Inggris ke bahasa lain dan

13 13 uraian langkah-langkah sebuah penelitian terjemahan. Penelitian Setyowati dengan penelitian sama-sama menentukan ideologi penerjemahan. Domestikasi Ideologi dalam Penerjemahan Injil: Inggris-Bali ditulis oleh Frans I Made Brata. Penelitian ini membahas tentang (1) Profil dan attitude sistem sapaan bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Bali, (2) Teknik, metode dan ideologi yang digunakan, (3) Faktor-faktor yang mendasari penerapan teknik, metode, dan ideologi tertentu dalam menerjemahkan sapaan yang terdapat dalam Injil Lukas (4) Kontribusi teknik, metode, dan ideologi yang diterapkan terhadap tingkat kesepadanan, tingkat keberterimaan, dan tingkat keterbacaan terjemahan sapaannya. Kesimpulan menunjukkan bahwa (1) sistem sapaan bahasa Inggris tidak dipengaruhi distribusi golongan, sebaliknya dalam bahasa Bali dipengaruhi dengan distribusi golongan dan sifat hubungan. (2) Teknik-teknik yang digunakan dominannya berorientasi pada BSa. Metode penerjemahan yang digunakan adalah semantik dan komunikatif, namun metode komunikatif lebih dominan digunakan. Sementara itu, ideologi penerjemahan yang paling dominan adalah domestikasi. (3) Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan ini adalah perbedaan kaidah kebahasaan BSu dan BSa, budaya BSu dan BSa, dan preferensi penerjemah. (4) Tingkat kesepadanan, tingkat keberterimaan, dan tingkat keterbacaan terjemahan sapaannya semakin tinggi bagi pembaca BSa karena adanya pemilihan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang digunakan. Implikasi penelitian Brata terhadap penelitian ini adalah sebagai acuan lain dalam penelitian penerjemahan kitab Injil (kitab suci agama Nasrani) yang berbahasa Inggris ke bahasa lain, khususnya

14 14 bahasa Bali. Selain itu juga sebagai catatan tentang beberapa teknik, metode dan ideologi penerjemahan yang digunakan. Penelitian Brata dengan penelitian ini sama-sama mencari ideologi penerjemahan dan memiliki objek kajian dalam tataran kata atau frasa. 1.6 Landasan Teori Penelitian ini merupakan kajian tentang penerjemahan verba qa>la dalam Al-Quran berbahasa Arab ke bahasa Inggris oleh Pickthall. Berikut adalah beberapa penjelasan teori-teori yang digunakan Verba Verba adalah salah satu kelas kata yang berfungsi sebagai predikat dalam susunan kalimat. Verba pada sebagian bahasa di dunia mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, dan jumlah. Verba mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan, dan proses (Kridalaksana, 2008:254) Verba Bahasa Arab Dalam penyusunan kalimat bahasa Arab, selain fi il, ada dua kelas kata lainnya yakni ism, dan h}arf. Fi il (verba) adalah kata yang menunjukkan maknanya sendiri dan disertai dengan zaman/waktu. Ism (nomina) adalah kata yang menunjukkan maknanya sendiri dan tanpa disertai dengan zaman/waktu.

15 15 H}arf (partikel) adalah kata yang menunjukkan maknanya di luar huruf itu (Al- Gula>yainy, 2010:5-7). Secara umum, Al- Gula>yainy (2010:6-7) menyatakan bahwa verba bahasa Arab memiliki karakteristik dapat menerima huruf qad, sin, saufa, ta at-ta ni>s\ assa>kinah, damir al-fa> il, dan nu>n at-tauki>d. Haywood dan Nahmad (1962:94-95) menambahkan bahwa fi il atau verba bahasa Arab sebagian besar berupa triliteral, yakni didasarkan atas akar kata berupa tiga konsonan. Sehingga makna dasar sebuah kata diambil dari tiga konsonan tersebut, seperti k-t-b, j-l-s, q-t-l, dst. Bentuk paling sederhana verba bahasa Arab adalah verba lampau bersubjek orang ketiga maskulin singular. Misalnya kata r-q-m raqama yang berarti he recorded, he has recorded, ia telah merekam, d-r-s darasa yang berarti he studied, ia mempelajari, dst. Terdapat beberapa klasifikasi verba bahasa Arab dengan pertimbangan dasar tertentu. Berdasarkan waktu, verba bahasa Arab dibagi menjadi al-ma>d}i>, almud}ari, dan al- amr (Al-Gula>yainy, 2010:23). Haywood dan Nahmad (1962:96) memandang pembagian verba ini dengan pendekatan aspek, sehingga fi lu alma>d}i> sebagai perfect/perfective verb, fi lu al-mud}ari sebagai imperfect/imperfective verb, dan fi lu al- amr sebagai imperatif. Di sisi lain, Ryding (2005:440) lebih menyukai dengan pendekatan kala, sehingga fi lu alma>d}i> sebagai past tense, fi lu al-mud}ari sebagai present tense dan future tense. Dilihat dari kuat dan lemahnya huruf-huruf penyusun suatu kata, Al- Gula>yainy (2010:39) membedakan verba bahasa Arab menjadi s}ahi>h} dan mu tal. Fi lu al- s}ahi>h adalah verba yang huruf-hurufnya berupa huruf s}ahi>h. Fi lu al-

16 16 s}ahi>h dibagi menjadi tiga yaitu sa>lim (verba yang terdiri dari huruf asli yang tidak terdiri dari hamzah, huruf illat, dan tasydid), mahmu>z (verba yang salah satu huruf aslinya terdiri dari hamzah), dan mud}a> af (verba yang salah satu huruf aslinya diulang). Fi lu al-mu tal adalah verba yang terdiri dari huruf illat. Fi lu al-mu tal dibagi menjadi empat yaitu mis\a>l, ajwa>f, na>qis, dan lafi>f. Mis\a>l adalah verba yang fa fi il/konsonan pertama berupa huruf illat. Ajwa>f adalah verba yang ain fi il/konsonan tengahnya berupa huruf illat. Na>qis} adalah verba yang lam fi il/konsonan terakhirnya berupa huruf illat. Lafi>f terbagi menjadi dua: maqru>n yaitu verba yang huruf illat-nya berkumpul, dan mafru>q yaitu verba yang huruf illat-nya terpisah. Busyro (2007: 25) mengistilahkan lafi>f maqru>n adalah fi il mu tal yang ain dan lam fi il berupa huruf illat sedangkan lafi>f mafru>q adalah fi il mu tal yang fa dan lam fi il berupa huruf illat. Qa>la merupakan fi il yang al-mu tal al- ajwaf al-waw yang maksudnya adalah verba yang ain fi il atau konsonan tengahnya berupa huruf illat berupa huruf wa>wu. Qa>la memberikan pengertian verba lampau persona ketiga singular (sing.) maskulin (M) aktif yang memiliki arti dasar berkata. Secara tas}ri>f alis}tila>h}y atau deklinasi yakni perubahan nomina, pronominal, atau ajektiva yang menunjuk kategori, kasus, jumlah, dan jenis (Kridalaksana, 2008:45), qa>la dapat berbentuk yaqu>lu, qul, qaulan, qa> ilun, maqu>lun, dan maqa>lun (Busyro, 2007:28). Secara tas}ri>f al-luga>wy atau konjugasi yakni klasifikasi verba menurut bentukbentuk infleksinya atas kala, jumlah, dan persona (Kridalaksana, 2008:131), qa>la dapat diturunkan menjadi qa>la>, qa>lu>, qa>lat, qa>lata, qulna, qulta, qultuma>, qultum, qulti, qultunna, qultu, dan qulna> (Busyro, 2007:66).

17 17.(ل) dan la>m,(و) wa>wu,(ق) Qa>la merupakan verba yang terambil dari qa>f Seperti huruf lain dalam bahasa Arab, ketiga konsonan selalu mempunyai falsafah bahasa tersendiri. Kata qa>la و- ل) (ق- dapat dibentuk menjadi enam bentuk kata yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda. Sementara itu, semua kata yang bermakna berbeda itu, masih mengandung makna dasar yaitu gerakan. Qa>la yang berarti berkata mengisyaratkan gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. (Shihab, 2013:38) Verba Bahasa Inggris Menurut Verspoor dan Sauter (2000:88-112), bahasa Inggris memiliki sembilan kelas kata dalam membentuk kalimat, yakni verbs (verba), nouns (nomina), adjectives (ajektif), adverbs (adverbia), pronouns (pronominal), numerals (numeralia) & articles (artikel), connectors (penghubung) (preposition (preposisi), coordinator (koordinat), dan subordinator (subordinat)), dan interjections (interjeksi). Verbs (kata kerja) menunjukkan proses, tindakan, atau keadaan yang terjadi dari waktu ke waktu. Dalam bahasa Inggris dikenal verba dasar (lexical verb) dan verba bantu (auxiliary verb). Verba dasar menamai proses yang sedang terjadi dan satusatunya yang memiliki arti, contohnya adalah write(s), wrote, written, writing, dan (to) write. Verba bantu biasanya berada di depan verba dasar dan mengindikasikan proses yang berlangsung, contohnya adalah be, have, be able to, do, will, would, can, could, may, might, dsb (Verspoor dan Sauter, 2000:48).

18 18 Dalam susunan kalimat, tidak semua verba baik verba dasar maupun verba bantu menduduki posisi predikat dan keduanya dapat muncul dengan bentuk yang bermacam-macam. Oleh karena itu, terdapat pembagian verba yakni verba finite dan nonfinite. Verba finite merupakan verba yang terikat dengan kala, persona, dan jumlah. Dalam klausa bahasa Inggris, verba finite selalu terletak di frase pertama kata kerja, misalnya she is reading, (is merupakan verba finite). Verba non-finite merupakan verba yang tidak terikat dengan kala, persona, dan jumlah, misalnya jogging is a cheap sport (jogging adalah verba non-finite). Verba nonfinite terbagi menjadi plain infinitive, to infinitive, present participle, dan past participle Kala, Aspek, dan Modus Setiap bahasa di dunia memiliki kala, aspek, dan modus yang diungkapkan secara morfemis atapun leksikal dalam penyusunan kalimat. Ketiga istilah ini kadangkala diungkapkan secara tumpang tindih karena saling berkaitan. Menurut Quirk (1976:40), tense atau kala adalah kesesuaian antara verba dan konsep waktu. Aspect atau aspek adalah cara dari sebuah tindakan verbal yang dialami atau berkenaan dengan pelaku. Mood atau modus adalah kaitan tindakan verbal terhadap beberapa kondisi kepastian, keharusan, kebutuhan, dan kemungkinan. Menurut Chaer (2007:260) kala itu lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan akan datang. Aspek terbagi menjadi beberapa macam yaitu: kontinuatif yang menyatakan perbuatan terus berlangsung, inseptif yang

19 19 menyatakan peristiwa baru mulai, progresif yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung, repetitif yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang, perfektif yang menyatakan perbuatan sudah selesai, imperfektif yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar, dan sesatif yang menyatakan perbuatan terakhir (Chaer, 2007:259). Chaer (2007:258) juga memaparkan pembagian modus yaitu deklaratif yang menunjukkan sikap objektif atau netral, optatif yang menunjukkan harapan, imperatif yang menyatakan perintah dan larangan, interogatif yang menyatakan pertanyaan, obligatif yang menyatakan keharusan, desideratif yang menyatakan keinginan, dan kondisional yang menyatakan persyaratan. Dalam bahasa Arab, pengungkapan al-ma>d}i> (lampau), al-mud}a>ri (kini), dan al-mustaqbal (akan datang) berkaitan dengan aspek. Sedangkan modus dalam bahasa Arab bersifat non-finite, sehingga tidak mengacu pada satu titik waktu dan juga tidak terdiferensiasi oleh kala (Ryding, 2005:606). Dengan demikian, al-amr (imperatif) adalah modus yang tidak terikat dengan waktu. Sementara itu, dalam bahasa Inggris pengungkapan present (kini) dan past (lampau) tidak akan terlepas dari aspek, sedangkan future (akan datang) terkait dengan modus (Quirk, 1976:40) Kala, Aspek, dan Modus Bahasa Arab Pembagian pertama adalah fi lu al-ma>d}i>. Al-Gula>yainy (2010:23) mendefinisikan fi lu al-ma>d}i> adalah verba yang menunjukkan maknanya sendiri yang dikaitkan dengan waktu yang telah lampau. Ryding (2005:443) mengatakan

20 20 bahwa fi lu al-ma>d}i> atau past tense mengacu pada tindakan yang sudah selesai. Biasanya dalam bahasa Inggris, fi lu al-ma>d}i> dinyatakan dengan past tense atau past perfect. Past tense bahasa Arab atau fi lu al-ma>d}i> dibentuk dengan menambahkan sufiks penanda persona ke dalam stem verba past tense. Penanda persona tersebut menunjukkan jumlah dan gender. Al-Gula>yainy (2010:23) menyebut penanda persona tersebut adalah ta> ta ni>s\ li as-saki>nah dan ta add}ami>r. Contoh fi lu al-ma>d}i> adalah katabtu aku (sing.) telah menulis, katabta dia (M) (sing.) telah menulis, dan katabat dia (F) (sing.) telah menulis. Pembagian kedua adalah fi lu al-mud}ari. Al-Gula>yainy (2010:23) memberikan pengertian fi lu al-mud}ari sebagai verba yang menunjukkan maknanya sendiri yang dikaitkan dengan waktu sekarang dan yang akan datang. Tanda-tanda fi lu al-mud}ari adalah menerima partikel as-si>n, saufa, lan, dan lam. Ryding (2005: ) mengatakan present tense atau imperfek atau fi lu almud}a>ri mengacu pada hal yang belum selesai, perbuatan atau keadaan yang masih berlangsung. Fi lu al-mud}a>ri yang menunjukkan waktu sekarang berkorespondensi pada simple present dan present progressive tense dalam bahasa Inggris. Present tense dibentuk dari stem verba present tense yang ditambahkan dengan prefiks dan sufiks. Prefiks merupakan penanda subjek persona, sedangkan sufiks menunjukkan modus dan jumlah. Contoh fi lu al-mud}a>ri yang menunjukkan waktu sekarang adalah taktubi>na dia feminin (F) (sing.) sedang menulis, yaktuba>ni dia (M) (dual) sedang menulis, dan naktubu kami (plural) sedang menulis.

21 21 Fi lu al-mud}a>ri juga digunakan untuk menunjukkan waktu akan datang, yakni ketika ditambahkan dengan prefiks berbentuk morfem as-si>n atau partikel saufa, misalnya seperti klausa sa ufakkiru fi> z\a>lika aku akan memikirkannya (Ryding, 2005:442), kalla> saufa ta lamu>n sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (Q.S. At-Taka>s\ur [102]:3), sanad u az-zaba>niyah kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah (Q.S. Al- Alaq [96]:18) Pembagian ketiga adalah fi lu al- amr. Al-Gula>yainy (2010:23) mengatakan bahwa fi lu al- amr adalah verba yang menunjukkan tuntutan terjadinya perbuatan dari fa il yang mukhatab tanpa la>m amar. Ryding (2005: ) menyatakan fi lu al- amr merupakan bentuk imperatif. Sementara itu imperatif adalah salah satu bentuk modus selain indikatif, subjungtif, dan jusif. Modus imperatif memiliki bentuk verba tersendiri dibandingkan dengan ketiga modus lainnya yang menggunakan fi lu al-mud}a>ri sebagai penyusunnya. Contoh fi lu al- amr atau modus imperatif adalah uns}ur kamu (M) (sing.) tolonglah!, iftah}a> kamu (M/F) (dual) bukalah!, qu>lu> kamu (M) (plural) katakanlah! Kala, Aspek, dan Modus Bahasa Inggris Kala present (kini) menurunkan present simple, present progressive, present perfect, dan present perfect progressive. Kala past (lampau) menurunkan past simple, past progressive, past perfect, dan past perfect progressive. Kala future (akan datang) menurunkan future simple, future progressive, future perfect, dan future perfect progressive. Beberapa sumber menyebutkan kala past future (akan datang di masa lampau) termasuk dalam pembagian kala bahasa Inggris. Namun

22 22 bentuk ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari kecuali dengan maksud tertentu, dan juga jarang dibahas secara rinci dalam beberapa rujukan karena dianggap sebagai bentuk lampau dari future yang berpola sama pula dengan future. Berikut adalah penjelasan singkat keduabelas pola tersebut. Pola pertama adalah present simple yang memiliki pola: Tabel 1 Pola Present Simple Affirmative I/we/you/they plain infinitive. He/she/it plain infinitive+s/es. Question Do I/we/you/they plain infinitive? Does He/she/it plain infinitive? Negative I/we/you/they don t plain infinitive. He/she/it doesn t plain infinitive. Present simple digunakan untuk menunjukkan sesuatu secara umum, sesuatu yang terjadi setiap saat atau berulang-ulang, dan kebenaran umum (Murphy, 1998:4). Contoh present simple adalah Water boils at 100 degrees celcius Air mendidih pada suhu 100 derajat celsius. Pola kedua adalah present progressive dengan pola sebagai berikut ini, Tabel 2 Pola Present Progressive Affirmative I Am present participle. We/you/they Are present participle. He/she/it Is present participle. Question Am I present participle? Are We/you/they present participle? is He/she/it present participle? Negative I am not present participle.

23 23 We/you/they are not present participle. He/she/it is not present participle. Present progressive digunakan untuk perbuatan yang sedang berlangsung pada saat berbicara. Selain pengungkapan hal yang sedang dilakukan oleh pembicara saat berbicara, present progressive juga digunakan ketika membicarakan tentang hal atau aktivitas yang dilakukan pada periode tertentu saat ini, misalnya dengan penanda today, this week, this evening, dsb. Untuk menyatakan perubahan yang terjadi pada saat ini pun juga menggunakan present progressive (Murphy, 1998:2). Contoh present progressive adalah The water is boiling. Can you turn it off? Airnya mendidih. Dapatkah kamu mematikannya? Pola ketiga adalah present perfect yang memiliki pola sebagai berikut, Tabel 3 Pola Present Perfect Affirmative I/we/they/you Have past participle. He/she/it Has past participle. Question Have I/we/they/you past participle? Has He/she/it past participle? Negation I/we/they/you Have past participle. He/she/it Has past participle. Penggunaan present perfect selalu terkait dengan waktu sekarang. Perbuatan yang terjadi pada masa lampau, akibat atau hasilnya masih dirasakan pada waktu sekarang. Selain itu, present perfect juga digunakan untuk memberikan informasi terbaru atau untuk mengumumkan kejadian yang terjadi baru-baru ini. Tambahan pula, present perfect juga dapat digunakan dengan just,

24 24 already, dan yet (Murphy, 1998:14). Contoh present perfect adalah Have you just arrived? Apakah kamu baru saja sampai? Pola keempat adalah present perfect progressive yang berpola: Tabel 4 Pola Present Perfect Progressive Affirmative I/we/they/you Have been present participle. He/she/it Has been present participle. Question Have I/we/they/you been present participle? Has He/she/it been present participle? Negation I/we/they/you Have been present participle. He/she/it Has been present participle. Present perfect progressive menunjukkan kegiatan yang telah berhenti baru-baru ini (beberapa waktu) atau berhenti baru saja (persis). Present perfect progressive masih berhubungan dengan waktu sekarang. Selain itu, present perfect progressive juga dapat menunjukkan kegiatan yang telah dilakukan berulang kali pada periode tertentu (Murphy, 1998:18). Contoh present perfect progressive adalah Ian is very tired. He s been working very hard Ian sangat lelah. Ia telah sedang bekerja keras. Pola kelima adalah past simple yang memiliki pola sebagai berikut: Tabel 5 Pola Past Simple Affirmative I/we/you/they/he/she/it past participle. Question Did I/we/you/they/he/she /it Negative I/we/you/they/ did not he/she/it plain infinitive? plain infinitive.

25 25 Past simple digunakan untuk menunjukkan peristiwa yang selesai terjadi dengan sempurna (Murphy, 1998:12). Past simple juga digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang telah terjadi setelah kejadian yang lain, contohnya When Dina arrived, we had breakfast Ketika Dina tiba, kemudian kami sarapan. Pola keenam adalah past progressive, yakni Tabel 6 Pola Past Progressive Affirmative I/he/she/it Was present participle. We/you/they Were present participle. Question Was I/ he/she/it present participle? Were We/you/they present participle? Negative I/he/she/it was not present participle. We/you/they were not present participle. Past progressive digunakan untuk menunjukkan kegiatan lampau yang sedang dilakukan seseorang pada waktu tertentu. Perbuatan atau keadaan yang terjadi telah dimulai sebelum saat ini, namun belum selesai. Past simple dan past progressive sering digunakan bersamaan untuk menunjukkan perbuatan yang telah terjadi di tengah-tengah kejadian lain (Murphy, 1998:12), contohnya adalah When Dina arrived, we were having bereakfast Ketika Dina tiba, kami telah sedang sarapan pagi.

26 26 Ketujuh adalah past perfect yang memiliki pola: Tabel 7 Pola Past Perfect Affirmative I/we/you/they/ Had he/she/it Question Had I/we/you/they/ he/she/it Negative I/we/you/they/ had not he/she/it past participle. past participle? past participle. Past perfect digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang telah lampau terjadi sebelum past simple (Murphy, 1998:30). Contoh past perfect adalah I wasn t hungry. I had just had lunch Saya tidak lapar, saya telah baru saja makan siang. Pola kedelepan adalah past perfect progressive sebagai berikut, Tabel 8 Pola Past Perfect Progressive Affirmative I/we/you/they/ he/she/it Had been present participle. Question Had I/we/you/they/ he/she/it been present participle? Negative I/we/you/they/ he/she/it had not been present participle. Past perfect continuos digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang telah lampau sedang berlangsung (had been happening) pada periode tertentu sebelum perbuatan lain lampau terjadi (happened) (Murphy, 1998:32). Contoh past perfect progressive adalah Their game was interrupted. They had been

27 27 playing for about half an hour when it started to rain very heavily Pertandingan mereka terhenti. Mereka sudah sedang bermain setengah jam ketika hujan turun sangat deras. Pola kesembilan adalah future simple sebagai berikut, Tabel 9 Pola Future Simple Affirmative I/we/you/they/ he/she/it Will Question Will I/we/you/they/ he/she/it Negative I/we/you/they/ will not he/she/it plain infinitive. plain infinitive? plain infinitive. Future simple menunjukkan perbuatan yang akan dilakukan di masa akan datang, namun kadang kala juga digunakan untuk perbuatan di saat sekarang (Murphy, 1998:45). Seperti prediksi ataupun keputusan yang diambil seseorang pada saat berbicara, juga menggunakan future simple. Selain itu, future simple juga digunakan pada situasi menawarkan melakukan suatu hal untuk seseorang, menyetujui melalukan hal tersebut, berjanji suatu hal, dan meminta melakukan suatu hal kepada seseorang (Murphy, 1998:42). Contoh future simple adalah We will go to Netherlands Kita akan pergi ke Belanda.

28 28 Pola kesepuluh adalah future progressive sebagai berikut, Tabel 10 Pola Future Progressive Affirmative I/we/you/they/ he/she/it Will Be present participle. Question Will I/we/you/they/ he/she/it Be present participle? Negative I/we/you/they/ he/she/it will not Be present participle. Future progressive sama dengan present progressive untuk masa yang akan datang (Murphy, 1998: 48). Future progressive menunjukkan hal yang akan sedang dilakukan. Contoh future progressive adalah At 9 o clock tomorrow, Andy will be in his office. He will be working Besok pukul 9.00, Andy pasti di kantornya. Ia akan sedang bekerja. Pola kesebelas adalah future perfect sebagai berikut, Tabel 11 Pola Future Perfect Affirmative I/we/you/they/ Will Have past participle. he/she/it Question Will I/we/you/they/ Have past participle? he/she/it Negative I/we/you/they/ he/she/it will not Have past participle. Future perfect digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang akan telah selesai pada waktu tertentu di masa yang akan datang (Murphy, 1998:48). Contoh future perfect adalah We are late. The film will already have started by the time

29 29 we get to the cinema Kita terlambat. Filmya akan sudah dimulai saat kita berangkat ke bioskop. Pola keduabelas adalah future perfect progressive sebagai berikut, Tabel 12 Pola Future Perfect Progressive Affirmative I/we/you/they/ he/she/it Will have been present participle. Question Will I/we/you/they/ he/she/it have been present participle? Negative I/we/you/they/ he/she/it will not have been present participle. Future perfect progressive digunakan untuk menekankan ketersambungan dari pencapaian masa akan datang (Swan, 1996:217). Future perfect progressive menunjukkan perbuatan yang akan telah sedang dilakukan pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Contoh future perfect progressive adalah I will have been teaching for twenty years this June Aku akan telah sedang mengajar selama dua puluh tahun pada bulan Juni ini Kalimat Berita Kalimat berita dibagi dua, yakni secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Kalimat berita langsung (direct speech) tersusun atas subjek diikuti dengan verba pemberitaan (reporting verb), serta objek atau komplemen yang berbentuk klausa atau pernyataan persis yang diutarakan penutur. Sementara

30 30 itu, kalimat berita tidak langsung (indirect speech) terdiri subjek, verba pemberitaan, dan objek atau komplemen yang biasanya dinyatakan dengan that dalam bahasa Inggris (Swan, 1996:481) dan bahasa Arab kadangkala menggunakan partikel inna (Ryding, 2005:425). Berikut adalah contoh kalimat berita langsung dan tidak langsung bahasa Arab dan bahasa Inggris: Bahasa Arab Bahasa Inggris Direct speech Indirect speech Direct speech Indirect speech قال هسون ازيد ان أذهب إلى اسكتلندا بعد سنتين : قال هسون انه ان يرهب إلى اسكتلندا بعد سنتين : : Aaron said I want to go to Scotland two years later. : Aaron said that he wants to go to Scotland two years later. Aaron said that he wanted to go to Scotland two years later Kalimat Pengandaian Kalimat pengandaian atau bersyarat adalah semacam bentuk pernyataan seseorang untuk mengungkapkan hal yang diandaikannya. Kalimat pengandaian berpola: jika suatu kondisi tertentu terjadi, maka akan dapat diperkirakan pula akibatnya. Biasanya klausa pengandaian terdiri dari dua klausa, yakni klausa utama (apodosis) dan klausa bawahan (protesis). Klausa utama merupakan konsekuensi atau akibat dari kondisi, sedangkan klausa bawahan merupakan kondisi. Dalam bahasa Arab, klausa bawahan (protesis) disebut syarat, sedangkan klausa utama (apodosis) disebut jawa>b (Ryding, 2005:671).

31 Kalimat Pengandaian Bahasa Arab Menurut Ryding (2005:671), kalimat pengandaian bahasa Arab seringnya menggunakan fi lu al-ma>d}i atau verba past tense pada klausa kondisional atau bawahan atau protasis. Namun tidak menutup kemungkinan, pada klausa protasis juga menggunakan fi lu al-mud}a>ri atau verba present tense. Sementara itu, klausa utama atau apodosis bahasa Arab dapat berkala sama maupun berbeda dengan protasisnya. Kalimat pengandaian bahasa Arab dibagi menjadi dua, yakni untuk menyatakan kemungkinan dan kemustahilan. Masing-masing pernyataan kemungkinan dan kemustahilan menggunakan partikel yang berbeda. Iz\a> apabila (Munawwir,1997:14) dan in merupakan partikel yang menunjukkan kemungkinan (Ryding, 2005:671), sedangkan lau jika (Munawwir,1997:1294) adalah partikel kemustahilan (Ryding, 2005:675). Contoh penggunaan kalimat pengandaian dalam penelitian ini sebagai berikut dalam tabel 13. Tabel 13 Kalimat Pengandaian Bahasa Arab Saba [34]:7 /innakum lafi> khalqin jadi>din/ /Iz\a> muzziqtum kulla mumazzaqin/ kamu pasti (akan apabila badanmu telah hancur dibangkitkan kembali) dalam sehancur-hancurnya, ciptaan yang baru. Apodosis/jawa>b Protasis/syarat

32 Kalimat Pengandaian Bahasa Inggris Kalimat pengandaian bahasa Inggris juga menunjukkan kemungkinan dan kemustahilan. Kalimat pengandaian bahasa Inggris dibagi menjadi tiga. Pengandaian pertama berpola if+present, will+infinitive (Swan, 1996:245) yang menunjukkan kemungkinan. Contoh pola 1 misalnya when ye have been become dispersed in dust with most complete dispersal still, even then, ye will be created anew apabila badanmu hancur sehancur-hancurnya, kamu pasti (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru (Q.S. Saba [34]:7). Pengandaian kedua berpola, if+past, would +infinitive (Swan, 1996:245) yang menunjukkan kemustahilan di waktu kini. Contoh pola 2 adalah if disaster overtook you, he would say, "Allah hath been gracious unto me since I was not present with them" jika kamu ditimpa musibah, dia berkata, "Sungguh Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka" (Q. S. An- Nisa> [4]:72). Pengandaian ketiga berpola, if+past perfect, would have+past participle (Swan, 1996:245) yang menunjukkan kemustahilan di waktu lampau. Contoh pola 3 adalah if it had been good, they would not have been before us in attaining sekiranya al-quran itu sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (Q.S. Al-Ah}qa>f [46]:11).

33 Terjemah Definisi Terjemah Terjemah berasal dari bahasa Arab yakni tarjamah yang berarti menafsirkan, menjelaskan, dan mengartikan (Munawwir, 1997:131). Secara etimologis, terjemah adalah menyalin (memindahkan) dari suatu bahasa ke bahasa lain, atau lebih singkatnya disebut mengalihbahasakan (KBBI, 2014:1452). Secara terminologis, para linguis dan ahli terjemah beragam dalam memberikan definisi menerjemahkan. Newmark (1988:5) mengatakan bahwa menerjemahkan adalah rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text atau dengan kata lain menyampaikan makna suatu teks dari bahasa tertentu ke bahasa lain sesuai dengan apa yang dimaksud penulis teks tersebut. Catford (1978:20) mendefinisikan menerjemahkan sebagai the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) yang bisa dikatakan pemindahan materi teks bahasa tertentu dengan kesamaan materi pada bahasa lain. Pakar terjemah lain seperti Roger T. Bell (1991:5) menandaskan translation is an expression of TL from SL, which still preserves the semantic and stylistic equivalence. Dari semua definisi yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwasannya menerjemahkan merupakan usaha pemindahan pesan dari teks BSu ke BSa.

34 Strategi Penerjemahan Penerjemah menggunakan metode apapun yang dipilih, tidak akan terlepas akan masalah penerjemahan. Oleh sebab itu, pemilihan strategi yang tepat sangat penting. Strategi penerjemahan adalah prosedur yang digunakan penerjemah untuk memecahkan masalah yang muncul ketika proses penerjemahan (Molina dan Albir, 2002:508) Teknik Penerjemahan Teknik penerjemahan adalah prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan kesepadanan hasil terjemahan (Molina dan Albir, 2002:509). Molina dan Albir (2002: ) mengajukan 18 teknik penerjemahan yaitu: 1) adaptasi (adaptation) yakni mengganti istilah kebudayaan BSu ke istilah yang ada dalam BSa, misalnya as white as snow menjadi seputih kapas. 2) amplifikasi (amplification) yakni menambah beberapa detail/rincian BSu ke BSa, misalnya zaka>t menjadi zaka>t, the poor-due. 3) peminjaman (borrowing) yakni mengambil kata dari BSu secara murni atapun disesuaikan dengan ejaan BSa, misalnya salmon menjadi salmu>n ikan salmon, 4) calque yakni penerjemahan harfiah sebuah kata dan frase TSu, baik secara leksikal maupun struktural, secretariat general menjadi sekretaris jendral.

35 35 5) kompensasi (compensation) yakni memberikan unsur informasi ataupun efek stilistika BSu pada TSa, innalla>ha yuh}ibbu al-muqtasit}i>na menjadi Lo! Allah loveth the equitable sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang adil. 6) deskripsi (description) yakni mengganti istilah BSu dengan deskripsi dari bentuk atau fungsinya ke dalam TSa, misalnya Isa menjadi the Messiah the son of Mary. 7) kreasi diskursif (discursive creation) yakni penciptaan kesepadaan sementara di luar konteks secara tidak terprediksi sebelumnya, misalnya Aisyah menjadi Aisha mother of the believers. 8) kesepadanan lazim (established equivalent) yakni menggunakan istilah yang diakui, misalnya efektif dan efisien dibandingkan sangkil dan mangkus. 9) generalisasi (generalization) yakni menggunakan istilah yang lebih umum atau netral, misalnya ibil, jamal, kubbah, muga>r menjadi camel unta. 10) amplifikasi linguistik (linguistic amplification) yakni menambah unsur linguistik dalam TSa yang biasanya diterapkan pada pengalihbahasaan konsekutif atau sulih suara (dubbing), misalnya nggak! menjadi no way! 11) kompresi linguistik (linguistic compression) yakni mengurangi unsur linguistik dalam TSa yang biasanya digunakan pada pengalihbahasaan secara simultan atau penerjemahan teks film, misalnya no at all! menjadi nggak! 12) penerjemahan harfiah (literal translation) yakni menerjemahkan kata demi kata, she is reading a novel menjadi dia sedang membaca novel.

36 36 13) modulasi (modulation) yakni mengubah sudut pandang, fokus, atau, kategori kognitif baik secara leksikal maupun struktural, she is going to have a baby menjadi dia akan menjadi ibu. 14) partikularisasi (particularization) yakni menggunakan istilah yang lebih khusus atau konkrit, say menjadi menjawab. 15) reduksi (reduction) yakni mengurangi informasi TSu dalam TSa, Eid al-fit}r the feast marking the end of the fast of Ramadan menjadi Eid al-fit}r. 16) substitusi (substitution) yakni mengganti unsur linguistik dengan unsur paralinguistik (intonasi dan isyarat), misalnya isyarat orang arab dengan meletakkan tangan di dada yang berarti thank you. 17) transposisi (transposition) yakni mengganti kategori gramatikal, misalnya the tart is delicious menjadi roti enak. 18) variasi (variation) yakni mengganti unsur linguistik dan paralinguistik menjadi indikator dialek karakter dalam penerjemahan film dan menjadi suara dalam pembacaan cerita untuk anak Metode Penerjemahan Metode penerjemahan adalah cara yang diterapkan dalam proses penerjemahan tertentu untuk memperoleh tujuan penerjemahan. Dengan kata lain,

37 37 metode merupakan pilihan global yang memengaruhi keseluruhan teks (Molina dan Albir, 2002: ). Newmark (1988:45) membagi beberapa metode dalam penerjemahan sebuah teks dalam dua kategori. Kategori pertama berorientasi pada BSu: 1) metode penerjemahan kata demi kata (word for word translation) yakni penerjemahan kata demi kata secara urut tanpa memperhatikan konteks. 2) metode penerjemahan harfiah (literal translation) masih sama dengan penerjemahan kata demi kata, tidak memperhatikan konteks, namun kontruksi gramatikal BSu sudah diubah mendekati struktur gramatikal BSa. 3) metode penerjemahan setia (faithful translation) yaitu mencoba untuk menghasilkan makna kontekstual namun masih menggunakan stuktur gramatikal BSu. 4) metode penerjemahan semantik (semantic translation) sudah mulai mengalihkan unsur estetika atau makna kontekstual BSu dengan pendekatan sintaksis dan semantik BSa. Pembagian metode kedua berorientasi pada BSa, yakni 1) metode adapatsi (adaptation) yang mengalihkan budaya BSu ke BSa secara bebas, seolah-seolah bukan teks terjemahan, biasanya digunakan pada penerjemahan drama dan puisi. 2) metode penerjemahan bebas (free translation) berusaha menyampaikan pesan BSu dengan struktur BSa. 3) metode penerjemahan idiomatik (idiomatic translation) mencoba menyampaikan pesan BSu dengan merusak nuansa makna yang terkandung dengan jalan pemakaian kolokial dan idiom yang tidak ada dalam BSu. 4) metode penerjemahan komunikatif (communicative translation) mengalihkan makna kontesktual secara tepat sehingga langsung dapat dipahami oleh pembaca sasaran.

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil 138 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian penerjemahan qa>la ke dalam bahasa Inggris ini akhirnya dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil analisis menunjukkan

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan Abstrak Penerjemahan adalah sebuah proses yang bertujuan memindahkan pesan bahasa sumber ( BS ) kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple Lesson 72: Present Perfect Simple Pelajaran 72: Present Perfect Simple Reading (Membaca) I have been to that cinema before. (Saya sudah ke bioskop itu sebelumnya.) He has studied English. (Dia sudah belajar

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kepaduan dan keutuhan sebuah wacana adalah pemakian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana. Penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 1. Rita :Dont leave me alone, Bondan! Bondan :What did she say, Wan? Iwan :. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 She told you that you dont leave me alone. She told you

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan. Ia didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran I. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. KELAS VII Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak zaman dahulu, bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kata kerja bantu modal atau modal memiliki fungsi sebagai pengungkap sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana pembicara menyatakan sikapnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu Lesson 42: have to, don t have to Pelajaran 42: harus, tidak perlu Reading (Membaca) We have to go to school tomorrow. ( Kita harus pergi ke sekolah besok ) I have to get up at 5 am tomorrow. ( Aku harus

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Foundation of English Grammar IG100 Disusun oleh Riesky, S.Pd.,M.Ed. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 21

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII SILABUS KLS VII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KOMPETENSI DASAR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab yang disampaikan dan ditulis dalam bahasa Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian bagi para peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap masalah kewaktuan. Terdapat bahasa yang mempunyai sistem yang mengungkap masalah kewaktuan secara

Lebih terperinci

Simple Present Tense

Simple Present Tense Simple Present Tense Penggunaan 1. Untuk menunjukkan fakta permanen Kalimat-kalimat yang menyatakan fakta yang selalu berlaku benar, contoh: Fish lives in water. The sun rises from the east. 2. Untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, berarti manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Artinya, manusia sangat membutuhkan orang lain dalam menjalani

Lebih terperinci

Jurnal Sastra Indonesia

Jurnal Sastra Indonesia JSI 2 (1) (2013) Jurnal Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA Miftahur Rohim, Suprapti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 A. KELAS VIII Alokasi Waktu:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen (S-1) Mata Kuliah : Bahasa Inggris Kode Mata Kuliah : Bobot : 2 SKS Semester : I (satu) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Deskripsi Singkat : Dalam rangka menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena bahasa yang terkadang membuat permasalahan dan menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah penggunaan kata it sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci