BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini membahas mengenai pelaksanaan pembelajaran siklus I, hasil tindakan siklus I, hasil belajar siklus I, hasil refleksi siklus I, pelasksanaan pembelajaran siklus II, hasil tindakan siklus II, hasil belajar siklus I, hasil reflefksi siklus II, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan di bawah ini: 4.1 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan kolabolator yaitu guru kelas 5 untuk menentukan waktu pelakasanaan, materi pembelajaran yang akan disampaikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Peneliti merancang siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran), yang direncanakan pada tanggal 26, 27, dan 28 April 2013. Kemudian menentukan materi yang disampaikan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada siklus I ini adalah merancang pelaksanaan pemebelajaran sesuai pokok bahasan pada setiap pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda nyata, lembar kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana kondisi pelakasanaan pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus I. A. Tahapan pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan pertama dilakasanakan pada hari Juamat, 26 April 2013 pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB. Pada kegiatan pemdahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, melakukan presesnsi, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Pada pertemuan pertama ini guru mengajarkan mtentang sifat-sifat bangun datar. Dalam kegiatan apersepsi guru menanyakan tentang bangun datar apa saja yang ada di dikelas ini kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari ini. 39

40 Pada kegiatan inti, diawali dengan guru memberikan masalah kepada siswa. Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanya tentang hal yang diberikan. Kegiatan selanjutnya siswa masuk kedalam kelompok, agar dapat menyelesaikan maslah dengan baik guru menampilkan video, dan memberikan macam-macam bangun datar serta lembar kerja siswa yang telah disediakan. Pada kegiatan ini kelompok berdiskusi dan bertukar pikiran menyelesaikan penyelesaian masalah. Siswa dalam kelompok berbagi tugas, mengidentifikasi bangun datar, menggambar dab menuliskan hasilnua. Sebagian siswa masi bermalas-malasan cenderung ramai sendiri dalam jalanya diskusi dan tidak memperhatikan hasil dari kerja kelompok. Guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa dalam memecahakan masalah. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan terhadap kelompok yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah dan mengamati jalanya kerja kelompok. Namun sebagian siswa masih sulit untuk memeberikan pendapat, mereka tampak masih kesulitan karena penerapan pembelajaran problem solving masih pertam kali dilakukan. Guru dalam memberikan bimbingan terhadap siswa masih belum menyeluruh dan sebagian kelompok yang dibimbing. Pertemuan II Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu, 27 April 2013 pukul 07.00 WIB sampai 0810 WIB. Pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa pada pertemuan pertama. Peneliti telah menyususn rencana pembelajaran yang baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat diperbaiki. Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan melakukan presensi. Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kegiatan apa saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama dan bagaiman hasil kerja kelompok siswa. Pada kegiatan inti yang merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama, perwakilan tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka didepan kelas sedangkan siswa yang lainya memperhatikan presnstasi kegiatan ini dilakukan sampai semua kelompok memnyampaikan hasil kerja kelompoknya.

41 Setelah perwakilan kelompok yang presentasi telah selesai melaporkan hasil kerja kelompoknya, siswa yang lain memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang terkait dengan hasil presentasi. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran sudah cukup baik, hal ini terliahat pada kondisi kelas yang lebih kondusif pada waktu jalanya presentasi walaupun masih ada siswa yang belum aktif pada waktu tanya jawab untuk menanggapi presentasi. Setelah kegiatan siswa dilakukan siswa bersama guru menyimpulkan tentang sifat-sifat bangun datar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik. Kelompok lain yang belum menyelesaikan permasalahan dengan baik, diberi penguatan oleh guru. Sebelum guru menutup pelajaran guru meluruskan pemahaman siswa yang salah, mencatat rangkuman pelajaran yang telah dipelajari dan siswa di beri PR. Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Senin, 30 April 2013 puklu 07.00 WIB sampai 08.10. Dipertemuan ketiga ini guru memberikan tes siklus I. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menanyakan pelajran sebelumnya yaiyu tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Pada kegiatan inti siswa dan guru membahas PR yang diberikan pertemuan sebelumnya. Dari hasil PR yang telah dikerjakan siswa, terlihat beberapa siswa belum memahami materi. Kemudian guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa. Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, setelah selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untu bertanya tetapi tidak ada yang bertanya. Guru menginformasikan materi pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup dengan ucapan salam. Karena tidak ada siswa yang bertanya, guru memberikan lembar evaluasi sebagai tes Siklus I. Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan tes evaluasi. Terlihat beberapa siswa berdiskusi dengan teman sebangku dalam mengerjakan tes yang diberikan. Karena waktu telah habis, guru menyuruh siswa mengumpulkan jawabannya.

42 B. Hasil Tindakan Tindakan Siklus I 1. Hasil Observasi Hasil tindakan pembelajan pada siklus I beupa hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterpakan oleh guru dan siswa. Untuk mengukur keberhasilan penerapan pmebelajaran problem solving dalam kegiatan pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Penilaian obsevasi ini dilakukan oleh observer bersama peneliti pada pertemuan I dan II. a) Hasil Obsevasi Pertemuan I Berdasarkan hasil observasi, penerapan pmebelajaran problem solving yang diterapkan guru dan siswa pada siklus I pertemuan pertama masih kurang baik dalam penerapanya. Hail ini dapat dilihat pada lembar obsevasi siklus I pertemuan I. Pada lembar observasi guru dilihat belum semua kegiatan belajar mengajar malalui pembelajara problem solving dilakukan oleh guru masih ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru masih ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan seperti menyampaikan prosedur kerja, memberikan motivasi siswa dan memperjelas gambaran pola pikir siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah dalam kelompok. Selain itu juga masih banyak catatan dari observer yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran tapi masih kurang jelas, dalam pemberian masalah guru kurang menguasai permasalahan yang akan disampaikan, memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja menyelesaikan masalah pada Lembar Kerja siswa, namun terlalu lama sehingga waktu yang digunakan kurang efisien. Sedangkan pada siswa kegiatan belajar mengajar melalui pembelajran problem solving juga masih belum maksilal. Masih banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dan cenderung ramai sendiri. Dalam proses pemecahan masalah masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan pemecahan masalah karena belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran problem solving. Selain itu juga ada catatan dari observer yaitu kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang karena ada siswa yang tidak membawa buku atau peralatan tulis, siswa masih malu-malu untuk bertanya, hanya sebagian

43 besar siswa yang aktif menanggapi presentasi, siswa yang ramai atau sibuk sendiri dengan temannya perlu diberi arahan. Jadi kegiatan belajar mengajar menggunakan pembelajaran problem solving pada Siklus I pertemuan I yang diterapkan guru dan siswa belum maksimal. Hal ini disebabkan penerapan pembelajaran matematika realistik belum terbiasa digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru dan siswa masih mengalami kesulitan dalam penerapannya. b) Hasil Observasi Pertemuan II Hasil observasi dalam penerapan pembelajaran problem solving yang diterapkan guru dan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II ini merupakan perbaikan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I pertemuan I. Berdasarkan hasil observasi tersebut, penerapan pembelajaran problem solving pada siklus I pertemuan II sudah lebih baik dibangdingkan pada siklus I pertemuan I. Pada plembar observasi siklus I pertemuan II dapat dilihat bahwa belum semua kegiatan mengajar melalui pembelajaran problem solving dilakukan oleh guru. Masih ada satu kegiatan yang belum dilakukan yaitu menginformasikan materi selanjutnya dan meminta siswa untuk memperlajari di rumah. Ada juga catatan obsever sperti kurang melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Sedangkan pada kegiatan siswa pada siklus I pertemuan II, semua kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran problem solving sudah dilakukan oleh siswa dengan baik. Namun masih ada beberapa kekurangan siswa perlu diberi motivasi agar tidak malu dalam menanggapi dan bertanya kepada siswa yang presentasi, ada juga siswa dalam memberikan tanggapan kepada temanya namun tidak sesuai sehingga guru perlu memberikan bimbingan. Kegiatan belajar mengajar menggunakan pembelajaran problem solving pada Siklus I pertemuan II yang diterapkan guru dan siswa sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya, karena sudah berbekal pada Siklus I pertemuan I.

44 2. Hasil Belajar Siklus I Peneliti juga memberikan soal evaluasi Siklus I kepada siswa pada pertemuan III, untuk mengetahui hasil belajar matematika. Tabel 12 menyajikan data hasil belajar siswa pada siklus I, sebelum dianalisa sesuai KKM = 60. Berikut merupakan hasil belajar matematika pada Siklus I. Tabel 12 Destribusi Hasil Belajar Matematika pada Siklus I Interval Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat siswa yang memperoleh skor antara nilai 41-46 sebanyak 7 (18,91%); skor nilai antara 47-52 sebanyak 4 siswa (10,81%) ;skor nilai antara 53-58 sebanyak 4 siswa (10,81%); nilai 59-64 sebanyak 15 siswa dengan (40,54%); skor nilai antara 65-70 sebanyak 2 siswa (5,40%); dan skor nilai antara 71-76 sebanyak 1 (2,70%); skor nilai antara 77-81 sebanyak 4 siswa (10,81). Dengan nilai rata-rata 58,6 nilai tertinggi 81 dan nilai terendah 41. C. Hasil Refleksi Siklus I Jumlah Siswa 41 46 7 47 52 4 53 58 4 59 64 15 65 70 2 71 76 1 77 81 4 Jumlah 37 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah 58,6 Persentase (%) 18,91% 10,81% 10,81% 40,54% 5,40% 2,70% 10,81% 100 % Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I dari pertemuan 1, II, dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan soal evaluasi yang 81 41

45 dilaksanakan pada Siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada Siklus I maka dapat direfleksi sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Berdasarkan hasil lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran problem solving guru belum melakasanakan semua kegiatan pembelajaran. Hal ini terliahat dari tahapan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan hingga akhir, masih ada beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan masih banyak catatan berupa masukan dan perbaikan dari observer seperti yang telah dijelaskan pada hasil tindakan. Sehingga dalam penerapan pemebelajaran problem solving, aktivitas guru belum mencapai indikator proses yang telah ditetapkan. 2) Hasil Belajar Setekah melakasanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan pembelajaran problem solving, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai 60 sebanyak 19 siswa (51,35%), dengan nilai rata-rata 58,8, nilai tertinggi 81 dan nilai terendah 41. Hail ini membuktikan hasil belajar matematika belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Namu nterjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dibandingkan pra siklus. Berdasarkan informasi dari obsever secara keseluran hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Rancangan pembelajaran sudah terperogram b. Siswa lebih antusias pada pelajaran dengan menggunakan problem solving. c. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian siswa terhadap pelajaran lebih meninggkat karena siswa lebih kreaatif dan aktif dalam pembelajaran. d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh teman dalam kelompok. 2. Kekurangan

46 a. Hambatan 1. Pemebalajaran problem solving belum terbiasa dilaksanakan dalam kigiatan pembelajaran sehingga siswa masih mengalami kesulitan dalam penerapan pembelajaran. 2. Penerapan problem solving oleh kolabolator masih ada yang tidak sesua dengan rencana pembelakara yang peneliti sususn. 3. Masih kurangnya motivasi dan bimbingan pada waktu proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok. 4. Siswa belum berani mengungkapkan ide ataupun pendapat dalam proses pemecahan masalah dan masih malu bertanya kepada siswa yang sedang melakuka presentasi. b. Penyelesaian 1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa. 2. Mengkomunikasikan secara detail setiap kegiatan rencana pembelajaran dengan guru kelas. 3. Menyampaikan tujuan pemebelajaran dan prosedur kerja secara detail. 4. Memotivasi dan membimbing siswa agar mampu memecahakan masalah yang diberikan oleh guru dan mmemotivasi siswa agar lebih berani mengungkapkan pendapatnya. 4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Seperti halnya siklus I, siklus II juga masih menggunakan pembelajaran problem solving. Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagi penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Peneliti juga merancang siklus II yang terdiri dari tiga petermuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran), yang direncanakan pada tanggal 30 April, 1 dan 2 Mei 2013. Kemudian menentukan materi yang disampaikan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah merancang pelaksanaan pemebelajaran sesuai pokok bahasan pada setiap pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda nyata, lembar

47 kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana kondisi pelakasanaan pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus II. A. Tahap Pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada Senin, 30 April 2013 pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB. Pada kegiatan pemdahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, melakukan presesnsi, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengingat kembali tentang sifat-sifat bangun datar, dilanjutkan dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang bangun ruang yang ada di dalam kelas. Sebelum masuk dalam kegiatan inti guru menyampaikan topik dan tujuan pembeljaran hari ini. Pada kegiatan inti, diawali dengan guru memberikan masalah kepada siswa. Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanta tentang hal yang diberikan. Kegiatan selanjutnya siswa masuk kedalam kelompok, agar dapat menyelesaikan maslah dengan baik guru menampilkan video, dan memberikan macam-macam bangun datar serta lembar kerja siswa yang telah disediakan. Pada kegiatan ini kelompok berdiskusi dan bertukar pikiran mencari pemecahan masalah. Siswa dalam kelompok berbagi tugas, ada yang membuktikan pemecahan masalah dengan bangun ruang yang diberikan oleh guru, menggambar dan mencatat hasil pemecahan masalah. Guru menginformasikan batas waktu penyelesaian masalah. Pada pertemuan ini siswa terlihar lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Guru berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk memotivasi dan membimbing proses pemecahan masalah sekalian mengontrol jalanya diskusi. Dalam jalanya diskusi siswa mulai terlibat aktif dalam pemecahan masalah, sehingga proses diskusi lebih berjalan baik. Pertemuan II Pelakasanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Mei 2013 pukul 07.00 WIB sampai 08.10 WIB. Pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa pada

48 pertemuan pertama. Peneliti telah menyususn rencana pembelajaran yang baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat diperbaiki. Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan melakukan presensi. Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kegiatan apa saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama dan bagaiman hasil kerja kelompok siswa. Pada kegiatan inti yang merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama, perwakilan tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka didepan kelas sedangkan siswa yang lainya memperhatikan presnstasi kegiatan ini dilakukan sampai semua kelompok memnyampaikan hasil kerja kelompoknya. Setelah perwakilan kelompok yang presentasi telah selesai melaporkan hasil kerja kelompoknya, siswa yang lain memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang terkait dengan hasil presentasi. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran sudah cukup baik, hal ini terliahat pada kondisi kelas yang lebih kondusif pada waktu jalanya presentasi walaupun masih ada siswa yang belum aktif pada waktu tanya jawab untuk menanggapi presentasi. Setelah kegiatan siswa dilakukan siswa bersama guru menyimpulkan tentang sifat-sifat bangun ruang. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik. Kelompok lain yang belum menyelesaikan permasalahan dengan baik, diberi penguatan oleh guru. Sebelum guru menutup pelajaran guru meluruskan pemahaman siswa yang salah, mencatat rangkuman pelajaran yang telah dipelajari dan siswa di beri PR. Pertemua III Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Kamis, 2 Mei 2013 puklu 07.00 WIB sampai 08.10. Dipertemuan ketiga ini guru memberikan tes siklus II. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menanyakan pelajran sebelumnya yaiyu tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada kegiatan inti siswa dan guru mrmbahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Dari hasil PR yang telah dikerjakan oleh siswa terlihat

49 ada siswa yang belum memahami materi. Guru kembali menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. Setelah semua siswa paham tehadap materi yang dipelajari, guru membagikan lembar evaluasi ssebagai tes siklus II. Siswa yang sudah selesai mengumpulkan evaluasi. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. B. Hasil Tindakan Siklus II 1. Hasil Observasi Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil lembar observasi pada kegiatan yang telah diterapkan oleh guru dan siswa. Untuk mengukur keberhasialan penerapan pembelajaran problem solving dalam kegiatan pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Penilaian ini dilakuak oleh observer bersama peneliti pada pertemuan I dan II. a) Hasil Observasi Pertemuan I Berdasarkan hasil observasi penerapan pemebelajran problem solving yang diterapkan oleh guru dan siswa siklus II pertemuan I pada kegiatan pembelajaran masih kuran baik dalam penerapanya. Hal ini dapat dilihat pada lemabr observasi siklus II pertemuan I. Pada lembar observasi guru dapat dilihat semua kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran problem solving sudah dilakukan oleh guru dengan baik. Namun masih ada sedikit catatan dari observer yaitu guru lebih memberikan bimbingan dan motivasi dalam proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa, agar siswa dapat memecahkan masalah dengan baik. Sedangkan pada kegiatan belajar mengajar siswa pada siklus II pertemuan I, semua kegiatan bbelajar mengajar melalui pembelajaran problem solving sudah dilakukan oelh siswa dengan baikdan sudah tidak ada catatan oleh obsever. Siswa perlu mempertahankan dan meningkatkan lagi minat belajar dan hasil belajarnya terhadap mata pelajaran matematika. Pada pertemuan II ini siswa sudah mulai terbiasa menggunakan pembelajaran problem solving. Kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran problem solving pada Siklus II pertemuan II yang diterapkan guru dan siswa sudah maksimal dibanding pertemuan sebelumnya, karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan penerapan pembelajaran problem solving tersebut.

50 Jadi pada kehiatan belajar mengajar menggunakan problem solving pada siklus II pertemuan I yang diterapkan guru dan siswa sudah maksilam walaupun masih ada sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki lagi. b) Pertemuan II Hasil observasi dalam penerapan pembelajaran problem solving yang diterapkan guru dan siswa pada kegiatan pembelajaran Siklus II pertemuan II ini merupakan perbaikan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada Siklus II pertemuan I. Berdasarkan hasil observasi tersebut, penerapan pembelajaran problem solving pada Siklus II pertemuan II sudah lebih maksimal dibandingkan pada Siklus II pertemuan I. Pada lembar observasi Siklus II pertemuan II dapat dilihat semua kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran problem solving sudah dilakukan oleh guru dengan baik dan sudah tidak ada catatan dari observer. Namun guru perlu meningkatkan lagi kualitas belajar mengajar dalam penerapan pembelajaran problem solving ini supaya lebih terbiasa. Sedangkan pada lembar observasi siswa pada Siklus II pertemuan II (terlampir), semua kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran problem solving sudah dilakukan oleh siswa dengan baik dan sudah tidak ada catatan dari observer. Siswa perlu mempertahankan dan meningkatkan lagi hasil belajarnya terhadap mata pelajaran matematika. Pada pertemuan II ini siswa sudah mulai terbiasa menggunakan pembelajaran problem solving. Kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran problem solving pada Siklus II pertemuan II yang diterapkan guru dan siswa sudah maksimal dibanding pertemuan sebelumnya, karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan penerapan pembelajaran problem solving. 2. Hasil Belajar Siklus II Peneliti juga memberikan soal evaluasi Siklus II kepada siswa pada pertemuan III, untuk mengetahui hasil belajar matematika. Tabel 12 menyajikan data hasil belajar siswa pada siklus II, sebelum dianalisa sesuai KKM = 60. Berikut merupakan hasil belajar matematika pada Siklus II.

51 Tabel 13 Destribusi Hasil Belajar Matematika pada Siklus II Interval Jumlah Siswa Persentase (%) 52 57 4 10,81% 58 63 1 2,70% 64 69 4 10,81% 70 76 13 35,13% 77 82 4 10,81% 83 88 8 21,62% 89 95 3 8,10% Jumlah 37 100 % Nilai Rata-rata 75,4 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 52 Berdasarkan tabel 13, siswa yang memperolrh skor nilai antara 52-57 sebanyak 4 siswa (10,81%), skor nilai 58-63 sebanyak 1 siswa (2,70%), skor nilai 64-69 sebanyak 4 siswa (10,81%), skor nilai 70-76 sebanyak 13 siswa (35,13%), skor nilai 77-82 sebanyak 4 siswa (10,81%), skor nilai 83-88 sebanyak 8 siswa (21,62%) dan skor nilai 89-95 sebanyak 3 siwa (8,10%), dengan nilai rata-rata 75,4 nilai tertinggi 95 dan terendah 52. C. Hasil Refleksi Silus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II dari pertemuan 1, II, dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket dan soal evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil

52 observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada Siklus II maka dapat direfleksi sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran problem solving, guru sudah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari tahapan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari awal hingga akhir dan sudah tidak ada catatan berupa masukan dan perbaikan dari observer seperti yang telah dijelaskan pada hasil tindakan. Sehingga dalam penerapan pembelajaran problem solving, aktivitas guru sudah mencapai indikator proses yang telah ditetapkan. Pada Siklus II ini guru sudah menerapkan pembelajaran matematika realistik dengan maksimal. 2) Hasil Belajarn Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran problem solving, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai 60 sebanyak 33 siswa (89,18%), nilai rata rata 75,4, dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 52. Hal ini membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang telah ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dibanding Siklus I. Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembeljaran siklus II adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Rancangan pembelajaran sudah terprogam b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan pemebelaran problem solving. c. Siswa lebih terlibat aktifa didalam proses pembelajaran. d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh teman dalam kelompoknya. e. Anatara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan.

53 g. Guru dan siswa terbiasa menerapkan kegiatan pembelajaran problem solving. 2. Kekurangan a. Hambatan Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan. b. Penyelesaian Dalam proses pembelajran memerlukan pengaruh yang maksimal dam setiap kegiatan. 4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Siklus I Analisis setelah kegiatan belajar mengajar melaluo pembelajaran problem solving yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I diperoleh hasil belajar matematika pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3. Pada pertemuan pertama dan kedua Siklus I guru menerapkan pembelajaran problem solving. Guru memberikan postes pada pertemuan ketiga dengan data hasil belajar matematika Siklus I. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dikelompokkan sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 60). Data hasil belajar matematika disajikan dalam bentuk tabel 14. Tabel 14 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus I Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas 19 51,35 % Tidak Tuntas 18 48,64% Dilihat dari tabel 14 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai murni di atas KKM (=60) sebanyak 19 siswa (51,35%) dan yang belum tuntas atau masih di bawah KKM (< 60) sebanyak 18 siswa (48,64%). Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram batang pada gambar 2.

54 Gambar 2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus I 21 20 19 18 17 18 tidak tuntas tidak tuntas Tuntas 19 Tuntas Berdasarkan gambar 2 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar matematika sudah mengalami peningkatan. Siswa yang sudah tuntas mencapai 19 siswa dan yang belum tuntas masih 18 siswa. 4.2.2 Siklus II Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Pembelajaran problem solving yang terdiri dari 3 pertemuan pada Siklus II dan diperoleh hasil belajar matematika pada akhir Siklus II pada pertemuan ke-3. Pada pertemuan pertama dan kedua Siklus II guru menerapkan pembelajaran problem solving. Guru memberikan postes pada pertemuan ketiga dengan data hasil belajar matematika Siklus II. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dikelompokkan sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 60). Data hasil belajar matematika disajikan dalam bentuk tabel 14. Tabel 15 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus II Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas 33 89,18% Tidak Tuntas 4 10,81% Dilihat dari tabel 15 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai murni di atas KKM ( 60) sebanyak 33 siswa (89,18%) dan yang belum tuntas atau masih di bawah KKM (<60) hanya 4 siswa (10,81%).

55 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram batang pada gambar 3. Gambar 3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus II 35 30 25 20 15 10 5 0 4 Tidak tuntas 33 Tuntas Tidak tuntas Tuntas Berdasarkan gambar 3 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar matematika mengalami peningkatan. Siswa yang sudah tuntas adalah 33 siswa dan hanya 4 siswa yang belum tuntas. 4.2.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Hasil belajar siswa berdasarkan pretes kondisi awal, postes dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 18. Tabel 16 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas 16 43,24 19 58,33 33 89,18 Tidak Tuntas 21 56,75 18 41,67 4 10,81 Jumlah 37 100 37 100 37 100 Berdasarkan tabel 16, hasil belajar matematika dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran matematika terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada Pra Siklus terdapat 16 siswa (43,24%), Siklus I terjadi peningkatan menjadi 19 siswa (51,35%) yang tuntas, dan Siklus II mencapai 33 siswa (89,18%) yang tuntas. Sedangkan pada klasifikasi tidak tuntas,

56 pada Pra Siklus sebanyak 21 siswa (56,75%), terjadi penurunan pada Siklus I menjadi 18 siswa (28,64%) dan Siklus II tinggal 4 siswa (10,81%). Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika walaupun belum tuntas 100%. Untuk lebih jelasnya, tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram batang pada gambar 4. Gambar 4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 35 30 25 20 15 10 5 0 33 21 16 19 18 4 Pra Siklus Siklus I Siklus II Tidak Tuntas Tuntas 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan diperoleh bahwa tingkat hasil belajar matematika masih rendah, hal ini disebabkan pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika kurang, karena guru kurang dapat memilih pembelajaran yang tepat sehingga siswa menjadi cepat bosan dan sulit untuk memahami. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, siswa lebih cenderung mendengarkan ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan pada proses pembelajaran. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif siswa dan tidak dibiasakan untuk berkembang dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh karena pembelajaran selalu monoton sehingga

57 hasil lembar angket minat dan nilai rata-rata pretes pada mata pelajaran Matematika rendah. Adapun perbandingan yang signifikan pada hasil belajar antara jumlha siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasasn sudah dapat menangkap materi pembelajaran yang disajikan oleh guru walaupun hanya ceramah saja. Dengan ceramah saja daya tangkap mereka rendah sehingga hasil belajar mereka terhadap mata pelajaran juga rendah.oleh karena itu diperluakan tindakan yang sesuai yang dapat memacu semangat setiap sswa utuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif pembelajaranya yang memungkinkan dikembangkanya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi dan koneksi) dalam pemecahan maslah adalah pembelajaran problem solving. Hal ini sejalan dengan teori pembelajaran problem solving, guru memberikan masalah yang berhubungan dengan materi yang disampaikan dalam bentuk video. Dalam penyelesaian masalah yang diberikan siswa secara berkelompok bekerja sama dalam mencari penyelesaianya. Siswa terlihat antusisa dalam menyelesaikan masalah. Pada waktu jalanya pemecahan masalah guru berkeliling untuk memotivasi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah. Setelah hasil pekerjaan setiap kelompok selesai, guru meminta siswa menampilkan hasil kerjanya kepada semua anggota kelas, sedangkan yang lainya memperhatikan presentasi kemudian memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan hasil kerja yang disajikan oleh kelompok yang presentasi. Setelah kegiatan siswa dilakukan, siswa bersama guru membuat simpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa mulai aktif bertanya tentang hal - hal yang belum dimengerti. Guru menjelaskan tentang hal hal yang belum dimengerti siswa sampai mereka dapat memahami dengan baik. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling tangguh, yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat beberapa perubahan positif pada siswa Siswa yang awalnya hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah dilakukan tindakan, siswa sudah mulai membangun

58 pengetahuan sendiri. Terlihat dari kesungguhan siswa dalam mengikuti belajar mengajar, menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi, berani menyajikan hasil kerja kelompoknya dan mengemukakan pendapat. Perubahan positif ini seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain diperoleh perubahan positif, juga diperoleh hasil belajar siswa meningkat. Adapun peningkatan hasil belajar matematika pada siklus I dengan nilai rata-rata 58,6. Berarti pembelajaran belum mencapai nilai KKM 60 dengan indikator keberhasilan 85% dari jumlah siswa sebanyak 37 siswa. Pada siklus I ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan. Ada beberapa kendala yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran sehingga kurang maksimal. Kekurangan pada siklus I tersebut diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II ini siswa mulai lebih aktif terlibat langsung dalam proses pembelajran, hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang mengalami ketuntasan nilai pada mata pelajaran matematika yaitu 89,18% siswa telah tuntas dengan nilai rata-rata 75,4, nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 52. Jadi hasil belajar siswa pada siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 85%. Hasi penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuryadi (2010) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Godean. Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui apakah melalui metode pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi pokok bangun ruang kelas V di SD Negeri Godean. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran Problem solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Godean. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian dengan adanya hasil belajar melalui pembelajran problem solving dapat dijadikan sebaia cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester 2 tahun

59 pelajaran 2012/2013. Peningkatan melalui pembelajaran problem solving tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: (1) siswa dijelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur kerja, kemudian siswa diberikan masalah, (2) siswa secara berkelompokm berusaha memecahakan masalah yang diberikan oleh guru, (3) guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami masalah dalam proses pemecahan masalah, (4) guru memotivasi dan membimbing siswa tentang pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah, (5) setelah proses pemecahan masalah selesai, perwaklian kelompok menyampaikan hasil kerjanya secara bergantian dan siswa pada kelompok lain mengemukakan pendapatnya atau tanggapannya tentang berbagai penyelesaian yang disajikan temannya di depan kelas.