DATA DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
APROKSIMASI BOOTSTRAP PARAMETRIK PADA PENDUGAAN SELANG PREDIKSI STATISTIK AREA KECIL LA ODE ABDUL RAHMAN

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B.

ESTIMASI PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN REMBANG DENGAN PENDEKATAN SAE-NONPARAMETRIK. Program Studi Pendidikan Matematika, UNIMUS 2

APROKSIMASI BOOTSTRAP PARAMETRIK PADA PENDUGAAN SELANG PREDIKSI STATISTIK AREA KECIL LA ODE ABDUL RAHMAN

PREDIKSI TERBAIK EMPIRIK UNTUK MODEL TRANSFORMASI LOGARITMA DI DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PENERAPAN PADA DATA SUSENAS ANANG KURNIA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pendugaan Pengeluaran Per Kapita

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMALL AREA ESTIMATION PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BANGKALAN DENGAN METODE HIERARCHICAL BAYES

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI. (a). (b) (c) Gambar 3. Pola sebaran data dengan = 0.05, 5, dan 50

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN REMBANG. Program Studi Statistika, UNIMUS

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN PENDEKATAN KERNEL SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

VI. PEMBAHASAN. dengan metode kemungkinan maksimum, tetapi terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Pengeluaran Per kapita

PENDUGAAN IPM PADA AREA KECIL DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. efisien untuk menentukan lebar jendela fungsi kernel Gaussian.

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014

STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK. Pendugaan Fungsi Kepekatan Regresi Nonparametrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DEMAK

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK DALAM PENDUGAAN AREA KECIL

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Algoritma Cepat Penduga GS

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1)

ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA DENGAN METODE THEIL

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN INFORMASI GEROMBOL TERHADAP HASIL PREDIKSI AREA NIRCONTOH

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

APLIKASI METODE MOLINA DAN RAO PADA PENDUGAAN UKURAN KEMISKINAN MONETER DI KABUPATEN DAN KOTA MALANG NURUL HIDAYATI

PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN TRANSFORMASI PADA PENDUGAAN PROPORSI KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBER IMAM APRIYANTO

TINJAUAN PUSTAKA ( ) ( ) ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. awal peradaban manusia. Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa

PENGARUH PENDUGAAN RAGAM PENARIKAN CONTOH PADA SMALL AREA ESTIMATION

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

dimana n HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN PENDEKATAN KERNEL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi 1. Pokok Bahasan Pengujian pada Regresi Ganda

PEMBANDIIQGAN BEBERAPA MODEL NONLINEAR DALAM HUBUNGAN PARASITOID - IHANG

PERBANDINGAN KUASA WILCOXON RANK SUM TEST DAN PERMUTATION TEST DALAM BERBAGAI DISTRIBUSI TIDAK NORMAL

SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapatkan model dan faktor-faktornya, terlebih dahulu akan dibahas. bagaimana mendapatkan sampel dalam penelitian ini.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Model yang Digunakan dalam penelitian dan Hipotesis Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB IV KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA n<<p DAN TERDAPAT KEKOLINEARAN-GANDA

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Uji t dengan menggunakan Uji 2 Arah

BAB 3 MODEL ESTIMASI REGRESI NONPARAMETRIK

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM PASCASARJANA JNSTITUT PERTANIAN BOGOR

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN)

TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2013)

Oleh : Edwin Erifiandi (NRP ) Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MSi

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN


IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Atina Ahdika. Universitas Islam Indonesia 2015

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

Transkripsi:

8 DATA DAN METODE PENELITIAN Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data yang dibangkitkan dari simulasi dan data riil yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik(BPS), berupa Data Susenas 2005 dan Data Podes 2005. Data simulasi diperoleh dari tiga kemungkinan fungsi, yaitu pola hubungan linier, kubik, dan eksponesial berikut: 1) 0.53 2) 0.12 5 0.4 3) 1exp 3 } dengan dibangkitkan dari 1,1. Plot setiap fungsi vs nilai dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut: mx -2-1 0 1 2 3 mx 0 1 2 3 4 5-0.5 0.0 0.5 1.0 x -0.5 0.0 0.5 1.0 x (a) (b) mx 5 10 15 20-0.5 0.0 0.5 1.0 x (c) Gambar 1. Pola hubungan antara fungsi vs nilai, dengan (a) linier, (b) kubik, dan (c) eksponensial Penetapan nilai dianggap mewakili nilai negatif, nilai nol dan nilai positif. Berdasarkan kemungkinan di atas akan dibangkitkan 100 data set yang saling bebas,, 1,2,..20 untuk setiap ragam antar area

9 =0.5, 1, 1.5, ragam di dalam area D=1, dan ukuran contoh n=10, 20, 30 untuk setiap area kecil 1,2,..20. Penetapan ragam di dalam area D=1 yang sama pada setiap area dilakukan untuk mempermudah komputasi, sedangkan penetapan ragam antar area merupakan representasi dari keragaman antar area yang lebih kecil, sama dan lebih besar dari keragaman di dalam area. Banyaknya ukuran contoh merepresentasikan ukuran contoh yang biasa dilakukan dalam area kecil. Sedangkan penetapan area kecil sebanyak 20 adalah sebagai representasi jumlah area kecil berukuran sedang. Simulasi dilakukan menggunakan S-plus 2000. Dalam simulasi ini terdapat 27 kombinasi pola data yang akan digunakan untuk menilai kelayakan model parametrik Fay-Herriot (persamaan 2 dan 3) dan model nonparametrik Kernel (persamaan 6 dan 7). Semua kombinasi data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut: Tabel 1. Kombinasi pola data simulasi Pola data D n 0.5 10 Linier 1 1 20 1.5 30 0.5 10 Kubik 1 1 20 1.5 30 0.5 10 Eksponensial 1 1 20 1.5 30

10 Pada data riil, peubah yang menjadi perhatian adalah pendugaan pengeluaran perkapita pada kelurahan yang disurvei dalam Susenas 2005 di Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh Kurnia, A dan Notodiputro, K.A (2006), peubah penyerta yang terpilih dan dianggap dapat menerangkan pengeluaran perkapita pada suatu rumah tangga untuk level area desa/kelurahan meliputi : 1. Persentase keluarga prasejahtera dan sejahtera satu 2. Persentase keluarga pengguna listrik PLN 3. Persentase surat miskin yang dikeluarkan desa 4. Jumlah penduduk Dalam penelitian ini hanya akan diambil satu peubah saja dari keempat kemungkinan peubah penyerta di atas. Serupa dengan data simulasi, pengolahan data riil menggunakan S-plus 2000. Metode Penelitian Langkah Pendekatan Fay-Herriot Pada setiap kombinasi data simulasi, langkah-langkah pendekatan parametrik Fay-Herriot yang dilakukan adalah: 1. Membangkitkan dari 1,1 2. Membangkitkan,, dan,,, untuk setiap i dengan, ~0, dan, ~0,1 saling bebas, j=1,2,...n dan dari langkah (1) di atas,, 3. dan, i = 1,2,..,20 4. Mengitung dan 0, 5. Menghitung 1 lalu mensubstitusikan ke 1

11 6. Penghitungan akan dilakukan dengan bootstrap, dengan cara sebagai berikut a) Membangkitkan contoh bootstrap ~, dan ~,1, i=1,..,m, k=1,..,1000 b) Menghitung dan 0, disubstitusikan ke 1 kemudian 1 c) Mengulang langkah (a) dan (b) sebanyak 1000 kali, sehingga didapat 7. Mengulang langkah (2) sampai (6) sebanyak 100 kali, kemudian untuk setiap kali simulasi( r = 1,..,100) dihitung: a) Bias relative untuk area kecil ke-i : b) (17) (18) Dalam penerapan pada kasus data riil, adalah peubah penyerta terpilih dan adalah penduga langsung pengeluaran perkapita, serta ragam di dalam area sebesar 44.12481 yang diasumsikan homogen untuk setiap area kecil. Perhitungan penduga pengeluaran perkapita dan keragamannya berdasarkan model parametrik Fay-Herriot serupa dengan data simulasi. Langkah Pendekatan Nonparametrik Kernel Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan nonparametrik kernel adalah sebagai berikut : 1. Membangkitkan dari 1,1

12 2. Membangkitkan,, dan,,, dengan, ~0, dan, ~0,1 saling bebas, i=1,2,...20, j=1,2,...n dan dari langkah (1) di atas, 3. dan, i = 1,2,..,20, 4. Dengan dan, dihitung. dihasilkan dari perintah ksmooth dari S-plus 2000 dengan lebar jendela (bandwith) 0.54928. 5. Menghitung mak0, 1 dengan, dan, K adalah fungsi kernel normal baku dengan 20 / 0.54928. 6. Menghitung 1 dengan Penghitungan dilakukan dengan bootstrap, dengan cara sebagai berikut: a. Membangkitkan contoh bootstrap ~, dan ~,1, k=1,..,20. b. Dengan dan, dihasilkan dari ksmooth dan dihitung = mak 0, 1 kemudian di substitusikan ke 1 dengan c. Langkah (a) dan (b) diulang sebanyak 1000 kali, sehingga didapat 7. Seperti langkah (7) dalam pendekatan parametrik Perhitungan penduga pengeluaran perkapita dan keragamannya berdasarkan model nonparametrik Kernel serupa dengan data simulasi.

13 Pada kasus data simulasi, model yang mempunyai nilai terkecil pada persamaan (17) dan persamaan (18) adalah model terbaik. Pada data riil tidak dapat dihitung nilai bias karena tidak adanya nilai sebenarnya dari pengeluaran perkapita. Jadi akan dibandingkan nilai galat dari kedua penduga, yaitu = -, dengan adalah penduga tak langsung, baik penduga tak langsung FH maupun penduga tak langsung NP, dan adalah penduga langsung. Penduga yang mempunyai galat yang kecil adalah penduga yang baik.