BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta besarnya Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kota Gorontalo selama periode Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

: Niken Kurniawati NPM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo lahir pada hari kamis, 18 Maret 1728 M atau

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Shintia Indah Permatasari Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Izzati Amperaningrum, SE., MM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV PEMBAHASAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 15 (lima belas) Wajib

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap variable-variabel dalam penelitian ini. Data-data yang dihasilkan

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode )

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE EARLY WARNING SYSTEM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN DATA PERUSAHAAN. EVA (Rp) EVA (Rp) EVA (Rp)

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN BOALEMO (Studi Pada Kantor BadanPengelolaanKeuangandanAset Daerah KabupatenBoalemo)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. 1. Data Bank Umum Syariah. Sukuk Ritel (dalam jutaan) Ukuran Perusahaan DPK. Bagi Hasil (dalam jutaan) Suku Bunga.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui. kesimpulan yang berlaku secara umum.

REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (dalam jutaan rupiah)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran. (Studi Kasus: Kabupaten Serdang Bedagai)

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuesioner Penelitian. Pendidikan : a. SLTA b. Diploma c. S1 d. S2 e. S3. 1. Berapa lama Anda sudah menggunakan produk smartphone Samsung?

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

Daftar Kabupaten/Kota Sampel. Nama Kabupaten/Kota

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi/Objek Penelitian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan salah satu daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah Boroko yang terbentuk berdasarkan peraturan pemerintah Undang-Undang No. 10 Tahun 2007. Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mempunyai arah kebijakan pendapatan dan belanja Daerah, sebagai berikut: 1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara diarahkan pada: 1) Optimalisasi usaha intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah; 2) Perluasan dan peningkatan sumber penerimaan dan pembiayaan daerah serta mendorong peningkatan tertib administrasi keuangan daerah; 3) Pengembangan fasilitasi di bidang pajak dan retribusi daerah serta lain-lain pendapatan daerah yang sah; 4) Pembangunan sarana dan prasarana pelayanan; 5) Pengembangan/peningkatan sarana dan prasarana pelayanan masyarakat; 44

45 6) Penyederhanaan peraturan perundang-undangan, pengembangan manajemen pendapatan daerah dengan prinsip profesionalitas, efisiensi, transparan dan bertanggung jawab; 7) Peningkatan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) aparatur di bidang pengelolaan keuangan daerah; 8) Peningkatan target pendapatan daerah baik pajak langsung maupun tidak langsung secara terencana sesuai kondisi perekonomian dengan memperhatikan kendala, potensi, dan coverage ratio yang ada; 9) Mengembangkan kebijakan pendapatan daerah yang dapat diterima masyarakat, partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan; 10) Perluasan sumber-sumber penerimaan daerah. 2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara diarahkan pada: 1) Memprioritaskan alokasi anggaran belanja daerah pada sektorsektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, pangan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas; 2) Meningkatkan anggaran belanja daerah untuk program-program penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan serta partisipatif;

46 3) Mengarahkan alokasi anggaran belanja daerah pada pembangunan infrastruktur pedesaan dalam rangka memperluas lapangan kerja di pedesaan melalui pendekatan program padat karya; 4) Stimulasi pertumbuhan sektor riil melalui penyediakan bantuan dana bergulir bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam rangka memberdayakan UMKM; 5) Meningkatkan kepedulian terhadap penerapan prinsip-prinsip efisiensi belanja dalam pelayanan publik sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 meliputi manfaat ekonomi, faktor eksternalitas, kesenjangan potensi ekonomi, kapasitas administrasi, kecenderungan masyarakat terhadap pelayanan publik, serta pemeliharaan stabilitas ekonomi makro; 6) Meningkatkan efektivitas kebijakan belanja daerah melalui penciptaan kerja sama yang harmonis antara eksekutif, legislatif, serta partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan anggaran belanja daerah; 7) Pemenuhan belanja sesuai urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, baik urusan wajib maupun urusan pilihan sesuai dengan peraturan perundangan;

47 4.2 Gambaran Variabel Penelitian 4.2.1 Pendapatan Asli Daerah Perkembangan jumlah realisasi penerimaan pendapatan asli daerah yang diperoleh Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut: PERKEMBANGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2008-2013 Axis Title 10,000,000,000.00 9,000,000,000.00 8,000,000,000.00 7,000,000,000.00 6,000,000,000.00 5,000,000,000.00 4,000,000,000.00 4,995,775,652 9,090,042,609 7,318,745,681 6,609,732,752 8,146,000,000 3,000,000,000.00 2,000,000,000.00 1,000,000,000.00 1,180,495,167 0.00 47 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Data Olahan, 2014 Gambar 3: Perkembangan Realisasi penerimaan PAD Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa realisasi pendapatan asli daerah pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2008-2013 memengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 jumlah realisasi penerimaan pendapatan asli daerah sebesar Rp 1,180,495,167, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 4,995,775,652. Realisasi pendapatan asli daerah kembali

mengalami peningkatan pada tahun 2010 dengan penerimaan 48 sebesar Rp 9,090,042,609. Namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp 7,318,745,681 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar Rp 6,609,732,752. Akhir tahun 2013 penerimaan PAD mengalami peningkatan sebesar Rp 8,146,000,000. 4.2.1 Belanja Daerah Perkembangan jumlah realisasi belanja daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut: PERKEMBANGAN BELANJA DAERAH TAHUN 2008-2013 450,000,000,000.00 428,151,594,112 411,423,219,115 400,000,000,000.00 400,260,639,560 350,000,000,000.00 355,048,779,622 300,000,000,000.00 300,264,148,347 250,000,000,000.00 200,000,000,000.00 150,000,000,000.00 167,851,236,452 100,000,000,000.00 50,000,000,000.00 0.00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Data Olahan, 2014 Gambar 4: Perkembangan Jumlah Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa realisasi belanja daerah pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2008-2013 memperlihatkan peningkatkan walaupun sempat

49 mengalami penurunan. Pada tahun 2008 jumlah realisasi belanja daerah sebesar Rp 167,851,236,452 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar Rp 300,264,148,347. Realisasi belanja daerah kembali meningkat pada tahun 2010 dengan pengeluaran sebesar Rp 355,048,779,622 dan kembali meningkat pada tahun 2011 sebesar Rp 428,151,594,112. Namun pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali sehingga belanja daerah yang ada sebesar Rp 400,260,639,560. Pada tahun 2013 belanja daerah mengalami peningkatan sebesar Rp 411,423,219,115. 4.3 Interpolasi Data Data mengenai realisasi PAD dan belanja daerah yang diperoleh dalam penelitian berupa data tahunan dengan lama pengamatan 6 tahun (2008-2013). Menurut (Insukindro, dalam Wahana Hijau, 2006) analisis regresi harus memenuhi jumlah sampel tertentu (minimal 20 sampai 30 data) sehingga interpolasi data sangat diperlukan. Hasil interpolasi data tahunan menjadi kuartalan dengan menggunakan jasa komputer dengan aplikasi EVIEWS adalah sebagai berikut:

50 Tabel 5: Interpolasi data tahunan TAHUN Pendapatan Asli Daerah Belanja Daerah 2008:1 84880916.99 28192362592.83 2008:2 196959086.70 37631086183.42 2008:3 351162876.60 46682170908.30 2008:4 547492286.71 55345616767.45 2009:1 880363458.46 65684681308.31 2009:2 1123177652.40 72747546417.06 2009:3 1370351009.97 78597469641.13 2009:4 1621883531.17 83234450980.50 2010:1 2117796714.34 82910581691.59 2010:2 2282038963.46 86620842759.03 2010:3 2354631776.86 90617325439.22 2010:4 2335575154.56 94900029732.16 2011:1 1954250038.55 104129578773.00 2011:2 1860142168.03 107120477037.38 2011:3 1782632484.99 108533347660.44 2011:4 1721720989.44 108368190642.19 2012:1 1631196893.18 101154408203.21 2012:2 1621966087.88 100021435014.10 2012:3 1647817785.35 99498673295.45 2012:4 1708751985.59 99586123047.24 2013:1 1804768688.59 100283784269.49 2013:2 1935867894.35 101591656962.20 2013:3 2102049602.88 103509741125.35 2013:4 2303313814.18 106038036758.96 Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa data penerimaan pendapatan asli daerah yang lebih besar adalah pada kuartalan ke 3 tahun 2010 sebesar Rp Rp 2,354,631,776.86. Adapun belanja daerah

yang dominan lebih besar adalah data kuartalan ke 3 tahun 2011 sebesar Rp 108,533,347,660.44. 4.4 Analisis Regresi 4.4.1 Uji Normalitas Data Salah satu syarat dalam melakukan analisis regresi adalah data dari variabel dependen (Y) yang diamati harus berdistribusi normal. Untuk itu sebelum dianalisis lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui normalitas data yang diamati. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 6: Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Belanja Daerah N 24 Normal Mean 8.5958E10 Parameters a,,b Std. Deviation 2.34606E10 Most Extreme Differences Absolute.218 Positive.168 Negative -.218 Kolmogorov-Smirnov Z 1.068 Asymp. Sig. (2-tailed).204 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan data di atas diperoleh nilai koefisien kolmogrov smirnov (KS) untuk variabel belanja daerah sebesar 1,068 probabilitas 0,204 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Menurut Triton (2006: 79) bahwa persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p> 0,05 51

pada uji normalitas dengan kolmogrov smirnov. Oleh karena nilai p= 0,204 atau p> 0,05, maka diketahui bahwa data variabel belanja daerah adalah normal atau memenuhi uji prasyarat normalitas maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data alokasi belanja daerah pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang dianalisis telah berdistribusi normal. 4.4.2 Hasil Analisis Regresi Pengaruh penerimaan pendapatan asli daerah (X) terhadap belanja daerah (Y) dapat dilihat dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan persamaan sebagai berikut: (Y) = β 0 + β 1 X Hasil analisis regresi sederhana dengan menggunakan software SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 7: Analisis Regresi Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 39231894033.12 6.069E9 Pendapatan Asli Daerah 30.03 3.585 0.87 a. Dependent Variable: Belanja Daerah Berdasarkan perhitungan SPSS tersebut diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = 39231894033.12 + 30.03X Berdasarkan persamaan regresi linear di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 39,231,894,033,12. Artinya, jika variabel 52

53 penerimaan pendapatan asli daerah bernilai nol, maka besarnya rata-rata alokasi belanja daerah akan bernilai 39,231,894,033.12. Koefisien regresi variabel bebas (X) sebesar 30.03 mengandung arti untuk setiap pertambahan penerimaan pendapatan asli daerah (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan meningkatnya belanja daerah sebesar 30.03. 4.4.3 Pengujian Model Regresi Sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model regresi yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit). Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 8: Pengujian Model Regresi ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.638E21 1 9.638E21 70.171.000 a Residual 3.022E21 22 1.373E20 Total 1.266E22 23 a. Predictors: (Constant), Pendapatan Asli Daerah b. Dependent Variable: Belanja Daerah Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan hasil analisis di atas didapat nilai F hitung sebesar 70,171. Adapun nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas penyebut (df2) sebesar N-k-1 = 24-1-1=22 adalah sebesar 4,30 Jika kedua nilai F ini dibandingkan maka nilai F hitung yang diperoleh jauh lebih besar daripada F tabel sehingga Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah sesuai dengan data. 4.4.4 Pengujian Hipotesis Setelah pengujian model regresi dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian signifikansi pengaruh dari variabel X (penerimaan pendapatan asli daerah) terhadap alokasi belanja daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama periode 2008-2013. Hasil pengujian pengaruh realisasi penerimaan pendapatan asli daerah terhadap alokasi belanja daerah dengan bantuan software SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 9: Pengujian Hipotesis Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 39,231,894,033.12 6.069E9 6.46 0.000 Pendapatan Asli Daerah 30.03 3.59 0.87 8.38 0.000 a. Dependent Variable: Belanja Daerah Sumber: Data Olahan, 2014 54 Secara eksplisit hipotesis di atas dapat dinyatakan sebagai berikut: Ho: β = 0, penerimaan pendapatan asli daerah tidak berpengaruh terhadap alokasi belanja daerah Ho: β 0, penerimaan pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap alokasi belanja daerah

55 Berdasarkan analisis di atas diketahui nilai t hitung untuk variabel pendapatan asli daerah adalah sebesar 8,38. Jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05) dengan derajat bebas 22 sebesar 1,717 maka nilai t hitung yang diperoleh masih lebih besar sehingga Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh penerimaan pendapatan asli daerah terhadap alokasi belanja daerah Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2008-2013. 4.4.5 Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R 2 berkisar antara 0< R 2 <1. Jika nilai R 2 semakin mendekati satu maka model regresi yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Berdasarkan hasil analisis estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebagai berikut: Tabel 10: Nilai Koefisien Determinasi Model 1 R 0.837 a R Square 0.761 Adjusted R Square 0.750 Std. Error of the Estimate 1.17194E10 a. Predictors: (Constant), Pendapatan Asli Daerah b. Dependent Variable: Belanja Daerah Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Koefisien determinasinya (KD) menunjukkan nilai sebesar 0,761 atau sebesar 76,1% (dibulatkan 76%) dari hasil (r 2 x 100%). Artinya variasi perubahan belanja daerah dipengaruhi oleh pendapatan asli daerah sebesar 76% dan sisanya 24% dipengaruhi faktor lain selain pendapatan asli daerah yaitu dana perimbangan dan dana transfer. 4.5 Pembahasan Pendapatan daerah merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengembangan suatu daerah, berkaitan dengan pendapatan asli daerah merupakan penerimaan pendapatan daerah yang bersumber dari penerimaan pajak daerah, penerimaan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan tujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan yang berlandaskan otonomi daerah sebagai wujud asas desentralisasi. 56

57 Pendapatan asli daerah dapat dikatakan potensi bagi daerah untuk memperoleh dana dalam membiayai kegiatan publiknya, tapi kenyataan saat ini PAD masih memberi konstribusi terkecil dalam hal pendanaan di daerah. Amanat Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, pendapatan asli daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digalih di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Peningkatan jumlah penerimaan pendapatan asli daerah yang diperoleh suatu daerah dengan sendirinya mampu meningkatkan kemampuan daerah berkaitan dengan upaya pembangunan di daerah. Upaya dalam mengembangkan potensi pendapatan asli daerah tentunya akan menghilangkan rasa ketergantungan dari pemerintah pusat, sehingga akan terciptanya suatu kemandirian daerah dalam membiayai kegiatan operasional rumah tangganya. Minimnya pendapatan asli daerah tentunya menunjukkan sepenuhnya ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan pemerintah pusat. Untuk itu sangat diperlukan peranan pemerintah dalam megoptimalkan sumber pendapatan daerahnya sendiri tanpa selalu mengharapkan dana bantuan pemerintah pusat. Berdasarkan penerimaan pendapatan asli daerah pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih jauh dari harapan dari setiap tahunnya. Padahal kenyataan yang peneliti temukan Kabupaten

58 Bolaang Mongondow Utara memiliki potensi perikanan yang sangat kaya dan UMKM yang terus berkembang. Pelaksanaan kemandirian PAD bagi daerah akan memberikan dampak positif terhadap kemandirian daerah untuk pengalokasian anggaran dalam APBD. Namun kenyataannya pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebagaimana peneliti seksama masih kurang mampu mengoptimalisasikan potensi pendapatan asli daerah yang dimiliki, sehingga pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat dikatakan belum mandiri dan masih sangat membutuhkan bantuan dana dari pemerintah pusat dan provinsi. Adapun besar pengaruh dari realisasi penerimaan pendapatan asli daerah terhadap alokasi belanja daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2008-2013 secara statistik, nilai koefisien determinasi mencapai 0,761 atau dengan persentase 76% pengaruh penerimaan pendapatan asli daerah antara lain penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap alokasi belanja daerah. Sedangkan sisanya sebesar 24% dari perubahan alokasi belanja daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2008-2013 dipengaruhi oleh variabel lainnya antara lain jumlah transfer dana pemerintah pusat dan dana perimbangan. Hasil analisis yang peneliti lakukan memperlihatkan bahwa potensi penerimaan pendapatan asli daerah yang berhasil diperoleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mempunyai

59 pengaruh yang tidak signifikan terhadap alokasi belanja daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, karena jumlah dana alokasi belanja daerah dominan lebih besar dibandingkan dengan penerimaan pendapatan asli daerah yang dimiliki. Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian dilakukan oleh peneliti terdahulu yang menyimpulkan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap belanja daerah, hal ini menunjukkan bahwa adanya perbandingan antara hasil penelitian dari peneliti terdahulu dengan hasil yang ditemukan oleh peneliti sendiri. Berdasarkan data yang dijadikan dasar penelitian ini dapat dilihat bahwa penerimaan pendapatan asli daerah tidak mampu untuk membiayai alokasi belanja daerah. Artinya penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berpengaruh tidak signifikan terhadap alokasi belanja daerah selama tahun 2008-2013. Penelitian ini menjawab hipotesis yang ada dimana penerimaan pendapatan asli daerah mempunyai pengaruh terhadap alokasi belanja daerah pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dengan pengaruh yang ditemukan adalah tidak signifikan. Artinya, variabel alokasi belanja daerah dominan lebih besar bila dibandingkan dengan variabel pendapatan asli daerah pada pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2008-2013. Selanjutnya, penelitian tentang pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah yang dilakukan oleh Fitriyani (2013), dengan

60 judul pengaruh pendapatan asli daerah terhadap alokasi belanja daerah studi pada BPKAD Kabupaten Boalemo dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah mempengaruhi 57,7% variasi perubahan alokasi jumlah belanja daerah Kabupaten Boalemo selama tahun 2007-2012 sedangkan sisanya sebesar 42,3% perubahan alokasi belanja daerah Kabupaten Boalemo dipengaruhi variabel lain. Penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2009), judul penelitian Pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah, mengemukakan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah berpengaruh positif terhadap belanja daerah di Kabupaten Toba Tamosir dan secara parsial pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah berpengaruh positif terhadap alokasi belanja daerah Kabupaten Kota Tamosir.