pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Partisipan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kelompok masyarakat terhadap tekanan-tekanan hidup yang dilakukan oleh

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB III METODOLOGI KAJIAN

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

IV. METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB III METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

STRATEGI PENANGANAN KREDIT MACET TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PT. BPR TUNAS ARTHA JAYA PARE KEDIRI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

VII. FORMULASI STRATEGI

AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

3. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)... vii

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan lembaga-lembaga lain. Penjualan yang terjadi di rumah pembeli

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU

Transkripsi:

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usaha tani dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani itu sendiri. Peran kelembagaan pertanian bagi petani antara lain: (a) menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh petani (sarana produksi), (b) meningkatkan posisi tawar menawar petani dalam kegiatan ekonomi, sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh petani (Anonim, 2012c). Adapun peran kelembagaan pertanian secara spesifik dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Sebagai wadah petani untuk mengemukakan pendapat, keinginan, masalahmasalah yang dihadapi dalam pengembangan agribisnis (Rusmono, 2012). 2) Memenuhi pemasaran produk pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani (Syahyuti, 2011). 3) Saluran pemasaran yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau penyampaian barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Setyowati, 2008). 4) Menghasilkan teknologi pertanian dalam upaya memecahkan masalahmasalah petani dan pengguna lainnya (Adnyana, 1999). 5) Menganalisis situasi-situasi yang sedang dihadapi oleh petani dan melakukan perkiraan ke depan, menemukan masalah, memperoleh pengetahuan atau informasi guna memecahkan masalah, mengambil keputusan dan petani menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya (Erna, 2011). 6) Menunjang pertanian terutama yang berhubungan dengan benih, pupuk, pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 7) Menghimpun dana secara langsung dari masyarakat atau petani dan fungsi pembiayaan di Indonesia meliputi bank pemerintahan, bank swasta maupun lembaga keuangan non bank (Batubara, 2007). 8) Membantu menekan hilangnya hasil panen, peningkatan nilai produk dan memperlancar hasil pertanian dari petani kemudian pemasaran yaitu suatu 4

5 proses distribusi dari petani hingga produsen tingkat pasar bahkan sampai ke tangan konsumen (Lesmana, 2009). Perkembangan saat ini memperlihatkan banyaknya asosiasi maupun paguyuban petani tumbuh dan berkembang secara mandiri. Meskipun pendekatan kelembagaan telah menjadi komponen pokok dalam pembangunan pertanian dan pedesaan, namun kelembagaan petani cenderung hanya diposisikan sebagai alat untuk mengimplementasikan proyek belaka, belum sebagai upaya untuk pemberdayaan yang lebih mendasar. Kelembagaan ke depannya, diharapkan dapat berperan sebagai aset komunitas masyarakat desa yang partisipatif. Pengembangan kelembagaan mestilah dirancang sebagai upaya untuk peningkatan kapasitas masyarakat itu sendiri sehingga menjadi mandiri (Syahyuti, 2011). 2.1.2. Kelembagaan Pertanian Lembaga adalah berisi norma, nilai, regulasi, pengetahuan, dan lainnya. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu atau organisasi). Kelembagaan adalah hal-hal yang berkenaan atau berhubungan dengan lembaga (Syahyuti, 2011). Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Dalam kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertanian dibagi 3 bagian yaitu: a) Kelembagaan petani adalah merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan berupa kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi (Suradisastra, 2008). b) Kelembagaan pemerintah pertanian adalah yang dimiliki oleh negara baik di tingkat nasional, kabupaten atau kota, kecamatan dan desa atau kelurahan berbentuk kelembagaan penyuluhan, pelatihan, penelitian dan permodalan. c) Kelembagaan swasta pertanian adalah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh organisasi non-pemerintahan. Kegiatan yang dilakukan untuk membantu petani dalam usaha tani sayuran organik meliputi pengadaan sarana produksi, pemasaran (Anonim, 2011d).

6 2.1.3. Potensi Pengembangan Usaha Tani Sayuran Organik Melalui Kelompok Tani Tranggulasi. Potensi pengembangan usaha tani sayuran organik dapat dilihat dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha tani sayuran organik. Untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal tersebut digunakan analsis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dalam kelompok tani. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Pada awalnya analisis SWOT ini digunakan untuk menganalisis beberapa perusahaan dalam kawasan industri. Namun dalam perkembanganya analisis SWOT ini juga banyak digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pada lingkup industri. Dalam perkembangan lainya analisis SWOT ini juga mulai banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor agribisnis. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan kelompok tani. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktorfaktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Analisis faktor eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dalam pengembangan usaha tani sayuran organik dan kecenderung yang muncul dari luar, tetapi memberi pengaruh kinerja organisasi. Analisis faktor internal adalah penilaian prestasi atau kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan usaha tani sayuran organik untuk mencapai tujuan organisasi (Rangkuti, 2005). Untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha tani sayuran organik melalui kelompok tani perlu dilakukan penguatan kelompok tani, melalui langkah-langkah operasional sebagai berikut (Purwanto, 2006). a. Membangun keanggotaan kelompok yang aktif 1. Memahami konsep kelompok swadaya yaitu kelompok yang mengetahui konsep yang digunakan dalam membantu kelompok dan anggota secara sukarela. 2. Menetapkan tujuan kelompok yaitu strategi yang akan digunakan dalam kelompok untuk kegiatan yang dijalankan.

7 3. Memilih dan menetapkan pengurus kelompok yaitu menetapkan ketua yang bisa membawa kelompok tani semakin baik lagi yang dipilih oleh anggota. 4. Mengembangkan aturan kelompok yaitu aturan-aturan yang dibuat dalam kelompok yang terstruktur untuk menangani pelanggaran yang dilakukan. 5. Merancang pertemuan kelompok yaitu menyusun strategi dalam menentukan waktu bertemu antara anggota dan pengurus kelompok untuk membahas hal yang berhubungan dalam usaha tani. b. Membangun dana bersama yaitu bimbingan menabung untuk arahan yang baik diberikan kepada petani bahwa tabungan kelompok adalah sesuatu yang sangat penting sebagai langkah awal menuju kemandirian. Bimbingan tertib administrasi (pencatatan) arahan yang baik diberikan kepada kelompok tani untuk mencatat dana keluar dalam setiap kegiatan yang diperoleh dari petani sendiri ataupun dana yang diperoleh dari luar (Syahyuti, 2011). c. Membangun usaha yang menguntungkan dengan bimbingan penyusunan rencana usaha memberikan arahan untuk usaha yang akan dilakukan dalam memenuhi kebutuhan kelompok tani. Mengenal sumber modal yaitu mengetahui sumber modal dalam usaha yang akan dijalankan seperti koperasi, bank dan lain-lain. Pengelolaan dana bersama yaitu dana yang dimiliki setiap anggota kelompok dikumpulkan ke pengurus kelompok untuk digunakan dalam usaha yang dilakukan bersama. d. Membangun hubungan kerjasama antar lintas usaha. Kelompok yang sudah berkembang usahanya difasilitasi untuk belajar bekerjasama dengan kelompok lainya dalam mengembangkan usaha pada kegiatan masing-masing. Untuk memperoleh jaringan pasar yang lebih luas, memperoleh informasi dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, membuka jaringan lintas usaha, kelompok difasilitasi untuk dapat berinteraksi dengan lembaga atau instansi lain. e. Membangun kemampuan menilai diri sendiri. Dalam perkembanganya, kelompok didampingi agar suatu saat mampu menilai kemajuanya sendiri secara teratur. Dengan demikian, kelompok akan dapat mengetahui kelemahan dan kekuranganya sebagai bahan untuk rencana perbaikan (Purwanto, 2006).

8 2.1.4. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Matrik Penelitian Terdahulu Peneliti Topik Variabel Model Analisis Muhammad Analisis Posisi dan lahan kritis, lembaga, Purposif Said Didu Peran Lembaga kebijakan, driver power, sampling (2001) Serta Kebijakan eksploitasi Dalam Proses Pembentukan Lahan Kritis Yulianti Pengusaha Budidaya wortel dan Analisis Winda (2009) Sayuran Organik petsai, teknik pemanenan, deskriptif. penanganan pasca panen, kehilangan hasil pasca panen, harga jual tiap saluran pemasaran 2.2.Definisi dan Pengukuran Variabel Tabel 2.2. Definisi dan Pengukuran Variabel Peran Positif atau Negatif dari Kelembagaan Pertanian Variabel Definisi Peran Kelembagaan Petani Kelompok tani Gabungan kelompok tani Kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi dan lingkungan. Gabungan kelompok tani yang melakukan usaha tani sayuran organik atas prinsip yang sama Koperasi Organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang atau kelompok demi kepentingan bersama. Penyediaan benih, pupuk, pestisida dan dalam usaha tani sayuran organik. Penyuluhan dan pelatihan Penelitian Perbankan Perusahaan pemasaran dan pengepul Kelompok tani Kelembagaan Pemerintah Pemberian informasi kepada petani melalui teori dan praktek. Suatu kegiatan untuk meningkatkan hasil produksi sayuran organik Kegiatan yang memberikan pinjaman atau menyimpan uang yang berasal dari petani. Kelembagaan Swasta Kegiatan menyalurkan produk sayuran organik dari petani ke konsumen Potensi Pengembangan Kelompok Tani Petani dalam kelompok tani memiliki faktor internal dan eksternal yang dapat dioptimalkan secara bersamaan dalam mengusahakan produk sayuran organik, Hasil Peran antar lembaga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya lahan kritis Memberikan keterampilan dan pengetahuan budidaya sayuran organik baik dari sisi budidaya, panen, dan pasca panen serta pemasaran. - Menyediakan forum bagi anggota petani. - Menampung dan menyalurkan aspirasi dari semua anggota kelompok. - Membantu dalam memasarkan produk sayuran organik dari semua anggota kelompok. - Meningkatkan jumlah produksi. - Memasarkan produk dari petani. - Memberikan pinjaman bagi anggota kelompok. - Menyediakan saprodi pertanian. - Menjaga kestabilan harga saprodi petani. - Mengunggulkan pertanian organik. - Meningkatkan teknik budidaya organik. - Mengendalikan hama dan penyakit. - Melakukan analisis jenis pupuk dan air. - Mempercepat proses peminjaman modal. - Memberi pinjaman modal untuk mencukupi usaha tani sayuran organik. - Memberikan harga yang sesuai dengan produk. - Memperluas jaringan konsumen. Alat - Strategi SO (Strengths-Opportunities). - Strategi WO (Weakness-Opportunities). - Strategi ST (Strengths-Threats). - Strategi WT (Weaknesses-Threats).