BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

dokumen-dokumen yang mirip
POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

KUESIONER PENELITIAN

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

KUESIONER PENELITIAN

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN SISWA MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR DALAM PROGRAM STUDENT LEARNING OUTCOME

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

Syarat makanan untuk bayi dan anak :

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL

KUESIONER PENELITIAN

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan adalah segala yang kita makan atau masukkan kedalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

Petunjuk : isilah dan beri lingkaran pada poin jawaban yang disediakan! I. Identitas Responden 1. ID Responden: [ ] [ ] 2.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Penyelenggaraan Makan Siang Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan yang mempekerjakan 22.563 orang telah menyediakan kantin untuk tenaga kerja, hal ini telah sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE-01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa : 1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang, supaya menyediakan ruang/tempat makan di perusahaan yang bersangkutan. 2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan. Pemeliharaan dan pengawasan kebersihan di kantin, PT. X Plant Pegangsaan melakukan monitoring setiap 3 bulan sekali yang dilakukan oleh pihak EHS departemen. Monitoring yang dilakukan telah sesuai dengan Permenkes No. 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga BAB IV poin A ayat 3 yang menyatakan bahwa audit higiene sanitasi jasa boga dilakukan secara berkala paling sedikit 2 kali setahun oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP. Pemeliharaan yang dilakukan oleh PT. X Plant Pegangsaan belum sesuai dengan Permenkes No. 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga BAB IV poin A ayat 3 yang menyatakan bahwa audit higiene 46

47 sanitasi jasa boga dilakukan secara berkala paling sedikit 2 kali setahun oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP. B. Deskripsi Sampel Penelitian Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada seluruh tenaga kerja di area Die Casting PT. X Plant Pegangsaan dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden, sampel penelitian yang diambil semua berjenis kelamin lakilaki (100%). Hal ini sudah sesuai dengan teknik sampling yang digunakan dengan cara accidental sampling, yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). C. Status Gizi Tenaga Kerja Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap tenaga kerja di area Die Casting PT. X Plant Pegangsaan diketahui bahwa hanya terdapat 3% atau 1 responden yang mengalami gizi kurang atau dikategorikan kekurangan berat badan tingkat ringan. Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK ringan) sudah perlu mendapatkan perhatian untuk segera menaikkan berat badan dengan cara meningkatkan asupan kalori makanan. Status gizi baik (normal) pada hasil penelitian mencapai 62% atau 21 responden, hal ini menunjukkan bahwa PT. X Plant Pegangsaan telah cukup baik dalam penyelenggaraan kebutuhan gizi tenaga kerja. Gizi lebih pada

48 tenaga kerja sebanyak 20% atau 7 responden mengalami kelebihan berat badan tingkat ringan dan 15% atau 5 responden mengalami kelebihan berat badan tingkat berat. Hal ini sudah sesuai dengan UU No. 23 tahun 2003 tentang Kesehatan pasal 20 ayat 2 menyebutkan bahwa perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status gizi dan mutu gizi, pencegahan, penyembuhan, dan atau pemulihan akibat gizi yang salah. Seseorang yang mengalami gizi lebih atau kelebihan berat badan, beresiko menderita penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi, gangguan sendi dan tulang dan lain sebagainya (Nurhayati, 2010). Kegemukan atau obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori yang masuk dibandingkan dengan kalori yang keluar selain itu juga dapat disebabkan oleh faktor pengetahuan tentang gizi, faktor pola makan dan faktor lingkungan kerja. Namun aktivitas fisik dan olahraga dapat meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan (Nurhayati, 2010). Sebanyak 21 responden yang memiliki status gizi yang baik (normal) dapat pula beresiko mengalami kegemukan baik tingkat ringan maupun tingkat berat. Hal ini bisa saja terjadi apabila responden tidak memperhatikan pola makan dan ketidakseimbangan asupan makannya dengan aktivitas kerja yang di lakukan dalam setiap hari. Pengendalian perlu dilakukan untuk mencegah hal itu yaitu dengan cara memberikan pengetahuan tentang gizi melalui upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran bahwa kegemukan merupakan pemicu

49 timbulnya masalah kesehatan yang berat, selain itu dengan pengadaan makanan yang memiliki nilai gizi seimbang dan cara memasak yang sehat. D. Nilai Kandungan Gizi pada Sampel Makanan Konsumsi makanan yang disediakan oleh 4 catering melebihi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja. Berikut ini hasil kandungan zat gizi yang didapat oleh responden : 1. Karbohidrat Penilaian kandungan karbohidrat yang dikonsumsi tenaga kerja besar belum terpenuhi dari pihak catering. Hanya 1 catering yang sudah memenuhi kebutuhan karbohidrat yaitu catering Cahaya Dvan 61%. Sedangkan 3 catering belum memenuhi standar karbohidrat dalam sehari yaitu masih di bawah standar yang seharusnya yaitu 60-70%. Hal ini bisa terjadi karena pada saat pengambilan sampel makanan, nasi atau karbohidrat berubah-ubah beratnya atau tidak ada takaran per porsi. Karena pada saat makan siang tenaga kerja dalam pengambilan nasi juga tidak ditentukan atau mengambil nasi sesuai dengan keinginan sendiri. Hal ini berpengaruh terhadap pengukuran kalori makanan yang didapat responden. Akibat dari kekurangan karbohidrat antara lain dapat mempercepat terjadinya kelelahan. Karena karbohidrat merupakan sumber energi utama sedangkan apabila terjadi kelebihan karbohidrat yaitu apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat

50 (selain gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi. Karbohidrat diperlukan untuk sumber energi utama. Karbohidrat dapat ditemukan pada nasi, jagung, ketela, sagu dan lain-lain (Pravitasari, 2013). 2. Protein Asupan protein yang dikonsumsi oleh tenaga kerja dari kandungan makanan yang disediakan oleh catering, 2 catering sudah sesuai (Cahaya Dvan dan Supri) dan 2 catering lainnya (Sabila dan Ruri) melebihi yaitu diatas 15% sedangkan yang dibutuhkan oleh tubuh dalam satu hari yaitu 10-15%. Protein diperlukan oleh tubuh untuk sumber tenaga setelah karbohidrat dan lemak, membentuk jaringan, mengganti jaringan yang rusak, sumber energi, dan mengatur proses tubuh (enzim, hormon, tekanan air, dan lain-lain). Kekurangan protein dapat mengakibatkan badan menjadi lemah dan kurus, dan terganggunya fungsi tubuh. Sedangkan apabila kelebihan protein maka dampak yang akan terjadi adalah kebutuhan karbohidrat dan lemak akan sulit terpenuhi. Protein dapat ditemukan pada semua butiran biji tanaman, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, beras, sayuran umbu-umbian, wortel, kentang, telur, ikan dan daging (Pravitasari, 2013). 3. Lemak Kandungan lemak yang dikonsumsi oleh responden dari catering perusahaan 2 catering sudah sesuai (Cahaya Dvan dan Ruri) dan

51 2 catering (Sabila dan Supri) melebihi pemenuhan kebutuhan lemak oleh responden yaitu 20-25%. Fungsi lemak bagi tubuh adalah sebagai penghasil energi, penyerapan vitamin A, D, E, dan K, sebagai bantalan tubuh, isolasi panas tubuh, mempertahankan tubuh dari gangguan luar, mempengaruhi bentuk tubuh, dan sebagai cadangan tenaga. Kelebihan lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol, kegemukan, saluran arteri tersumbat, dan penyakit jantung koroner. Sedangkan apabila terjadi kekurangan lemak dapat mempercepat rasa lapar karena lemak merupakan sumber cadangan makanan. Lemak dapat ditemukan pada jenis makanan hewani yang memiliki kadar kolesterol tinggi (telur, susu, mentega, dan lain-lain), zaitun, jagung, dan lain-lain (Pravitasari, 2013). E. Pemenuhan Kebutuhan Kalori Cara penentuan kebutuhan kalori yang dilakukan penulis sama dengan Liswarti Yusuf (2008). Yaitu telah memperhatikan penyesuaian jenis kelamin, usia, tingkat kegiatan dan kebutuhan kalori di tempat kerja 40%. Dari 34 orang sampel, dibagi menjadi 3 range menurut kebutuhan kalori yaitu range I (856-1102 kkal), range II (1137-1209 kkal) dan range III (1205-1525 kkal), sehingga analisa yang dilakukan telah mewakili seluruh sampel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan kalori makanan belum sesuai dengan kebutuhan kalori tenaga kerja pada range I

52 (856-1102 kkal) dan range II (1137-1209 kkal) karena kalori yang disajikan melebihi kebutuhan kalori karyawan. Sehingga 22 orang tenaga kerja pada range ini mendapat makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kalorinya. Hal itu bisa terjadi karena dalam pengambilan makanan setiap tenaga kerja berbeda padahal catering menyediakan berbagai macam pilihan makanan, sehingga banyak tenaga kerja yang mengambil makanan dalam porsi banyak dan nilai kandungan kalori menjadi berlebih. Sedangkan pada range III (1205-1525 kkal), dalam menyediakan makanan telah sesuai dengan kebutuhan kalori tenaga kerja. Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa catering yang menyediakan makanan di PT. X belum mampu menyediakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori tenaga kerja range I, range II. F. Hasil Survey Penelitian Survei yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada tenaga kerja di area Die Casting PT. X Plant Pegangsaan dapat digunakan sebagai gambaran tingkat kepedulian karyawan terhadap makanan sehat. Berdasarkan survei yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas responden atau terdapat 31 responden frekuesnsi makannya 3 kali sehari dan 3 responden frekuensi makannya kurang dari 3 kali. Terdapat 23 responden sering melakukan sarapan terlebih dahulu sebelum bekerja, 8 responden kadang kadang melakukan sarapan terlebih dahulu sebelum bekerja dan 3 reponden tidak pernah melakukan sarapan terlebih dahulu sebelum bekerja. Hal ini

53 menunjukkan bahwa tenaga kerja sadar benar akan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas. Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja (Khomsan, 2010). Seseorang yang tidak sarapan pagi, pastilah tubuh tidak berada dalam keadaan yang cocok untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan lemak yang akan diambil (Moehji, 2009). PT. X Plant Pegangsaan telah menyediakan kantin dengan 7 catering yang bergantian menyajikan makan siang. Menurut 20 responden mengatakan menu makanan yang selama ini disajikan oleh catering perusahaan bervariasi. sebanyak 14 reponden mengatakan bahwa menu makanan yang disajikan oleh catering perusahaan monoton. Menurut rasa makanan sebagian besar responden yaitu 26 responden mengatakan bahwa rasa makanan yang disajikan catering perusahaan hambar dan 8 responden mengatakan bahwa rasa makanan yang di sajikan catering perusahaan enak. Penyusunan menu yang monoton dan rasa yang hambar secara tidak langsung mempengaruhi kebutuhan kalori tenaga kerja, dengan menu yang monoton, rasa makanan yang tidak pas dan terdapatnya benda yang tidak semestinya dapat membuat tenaga kerja bosan sehingga terdapat kecenderungan penurunan selera makan dengan tidak menghabiskan jatah makanannya,

54 sehingga mengakibatkan kebutuhan kalori tenaga kerja tidak terpenuhi (Pravitasari, 2013). Persepsi responden terhadap makanan sehat diketahui bahwa 31 responden menyatakan bahwa makanan yang sehat adalah makanan 4 sehat 5 sempurna, gizi seimbang dan banyak mengandung gizi. dua responden menyatakan bahwa makanan yang sehat adalah makanan yang enak dan lezat, sisanya menyatakan bahwa makanan sehat adalah makanan yang sesuai kebutuhan kalori. Berdasarkan jawaban para responden dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan tenaga kerja di PT. X sudah cukup baik. Akan lebih baik lagi jika tingkat pengetahun ini disertai dengan kesadaran untuk menjalankan pola makan yang sehat. Pada survey ini, responden juga diminta memberikan saran mengenai penyelenggaraan makan siang di perusahaan. Responden yang menginginkan makanan yang enak dan sehat sebanyak 6 responden, 6 responden memberikan saran alat makan dicuci bersih, 5 responden memberikan saran peningkatan mutri extra fooding, 3 responden memberikan saran perbanyak makanan berserat, makanan sehat di kantin perusahaan (janan gorengan saja), susu diganti susu kedelai. Sisanya memberikan saran variasi makanan dikurangi (cukup 1-3 menu), penyediaan catering vegetarian atau sehat, kualitas gizi tiap plant disamakan dan pelayanan catering lebih ramah dan sopan.