BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan

Catatan 31 Maret Maret 2010

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

JUMLAH AKTIVA

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

JUMLAH ASET LANCAR

30 Juni 31 Desember

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1. Perbedaan Prinsip antara Standar Akuntansi dengan Perpajakan

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

PT GARUDA METALINDO Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September 31 Desember Catatan

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk

JAWABAN AKUNTANSI BISNIS PENGANTAR 1

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 September 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

Oleh Iwan Sidharta, MM.

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK (PERIODE ) ISNI NURCAHYANI AKUNTANSI

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

L2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan tersebut. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan Undang- Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Pajak penghasilan tangguhan PT UG disajikan dengan jumlah penuh dengan menggunakan metode kewajiban. Aktiva pajak tangguhan merupakan saldo aktiva pajak tangguhan yang berasal dari saldo neraca sebelumnya dan akan diperhitungkan pada neraca bulan Desember. Perhitungan aktiva pajak tangguhan dengan menggunakan tarif pajak 28% pada tahun 2009 sedangkan di tahun 2010 dan 2011 menggunakan tarif pajak 25% adalah sebagai berikut : 63

Tabel IV.1 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31/12/2009 PT UG Sumber : Data internal PT UG Saldo aktiva pajak tangguhan 958.767.718 tahun 2009 sama dengan saldo aktiva pajak tangguhan tahun 2008. Angka tersebut diperoleh dari 28% dikalikan beban penyisihan piutang tak tertagih tahun 2008 sebesar 229.456.252 dan ditambah saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2008 sebesar 894.519.967. Tabel IV.2 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31/12/2010 PT UG Sumber : Data internal PT UG Saldo sebesar 343.442.169 diperoleh dari 25% dikalikan dengan 1.373.768.677 yang merupakan cadangan piutang tak tertagih tahun 2010 di tabel IV.4 sedangkan 424.147.765 diperoleh dari 25% dikalikan saldo kewajiban imbalan kerja per tanggal neraca 31/12/2010 di tabel IV.4 64

Tabel IV.3 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31/12/2011 PT UG Sumber : Data internal PT UG Saldo aktiva pajak tangguhan sebesar 3.312.219.890 diperoleh dari 25% dikalikan rugi fiskal 13.248.879.561,75 di tahun 2011 yang dapat dilihat pada tabel IV.8. 65

Tabel IV.4 Neraca PT UG yang Telah Diaudit per 31 Desember 2009, 2010, dan 2011 Sumber : Data internal PT UG 66

Berikut penjelasan dari akun neraca dari tabel IV.4 adalah sebagai berikut : Aktiva Real Estate Saldo aktiva real estate sebesar 49.445.674.231 di tahun 2009, 51.462.336.949 di tahun 2010, dan 48.880.552.051 di tahun 2011. Saldo Aktiva real estate merupakan penjumlahan yang terdiri dari : - Tanah dan bangunan, merupakan rumah toko (ruko) yang terletak di Taman Setia Budi Indah, Medan, Sumatera Utara, yang sudah selesai pekerjaan pembangunannya dan sebagian sudah terjual. - Tanah yang sedang dikembangkan, terdiri dari pengembangan tanah yang terletak di desa Gandoang Cileungsi, pekerjaan pembangunan perumahan Geo Asri Bandung, pekerjaan pembangunan perumahan di daerah Songgokerto Batu Malang dan pengembangan tanah di Yogyakarta. - Tanah yang belum dikembangkan, merupakan tanah yang berlokasi di Kebon Sari, Surabaya. Aktiva Lancar Lainnya Saldo aktiva lancar lainnya sebesar 8.244.748.189 di tahun 2009, 3.355.419.826 di tahun 2010, dan 2.508.763.106 di tahun 2011. Saldo aktiva lancar lainnya merupakan penjumlahan dari persediaan (material pemeliharaan gedung, alat tulis kantor, dan meterai), pajak dibayar di muka, dan asuransi dibayar di muka. Penyertaan Saham Saldo penyertaan saham merupakan penjumlahan dari penyertaan saham pada PT PIM, PT DIG, dan PT UGL. 67

Penyertaan saham pada PT PIM dicatat dengan metode ekuitas sehingga nilai penyertaan dicatat sebesar nilai tercatat awal ditambah bagian laba dikurangi penerimaan dividen. Untuk penyertaan saham pada PT DIG dicatat sebesar nilai perolehannya (metode biaya). Penyertaan saham pada PT UGL sebesar 55.000.000 dengan prosentase 55%, tetapi laporan keuangan PT UGL tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan PT UG karena sejak awal pendiriannya sampai dengan saat ini tidak melakukan kegiatan dan tidak pernah menyusun laporan keuangan. PT UG akan melakukan divestasi atas saham tersebut. Tabel IV.5 Perhitungan Saldo Penyertaan Saham pada PT UG Sumber : Data internal PT UG Properti Investasi Properti investasi PT UG terdiri dari tanah dan bangunan. Saldo properti investasi yang disajikan di neraca diperoleh dari nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan (kecuali tanah). Saldo properti investasi tersebut sebesar 19.320.877.431 di tahun 2009, 22.394.518.861 di tahun 2010, dan 22.922.826.357 di tahun 2011 dengan akumulasi penyusutan tahun 2009 sebesar 36.263.108.950, tahun 2010 sebesar 38.413.755.221, dan di tahun 2011 sebesar 39.625.820.432. 68

Aktiva Lain-lain Saldo aktiva lain-lain merupakan penjumlahan dari pinjaman karyawan, beban yang ditangguhkan, dan akumulasi amortisasi beban yang ditangguhkan. Untuk beban yang ditangguhkan merupakan nilai buku dari beban perbaikan gedung dan pembuatan partisi kantor yang jumlahnya signifikan. Saldo aktiva lain-lain pada tahun 2009 sebesar 7.513.216.703, tahun 2010 sebesar 4.319.871.357, dan tahun 2011 sebesar 3.463.749.113. Hutang Pajak Saldo hutang pajak di neraca merupakan penjumlahan dari hutang PPN, hutang PPh, dan hutang PBB. Di bawah ini disajikan rincian perhitungan hutang pajak tersebut : Tabel IV.6 Perhitungan Saldo Hutang Pajak pada PT UG Hutang pajak terdiri dari : Per 31/12/ 2009 Per 31/12/2010 Per 31/12/2011 1. Hutang PPN -PPN keluaran BM - 526.500 22.133.250 -PPN Kurang Bayar 297.219.307 881.497.753 1.104.380.530 2. Hutang PPh -PPh Pasal 21 190.343.395 187.747.916 259.977.188 -PPh Pasal 23 37.933.874 29.229.001 32.803.812 -PPh Pasal 25 126.382.602 - -PPh Badan pasal 29-14.939.919-3. Hutang PBB 369.187 375.209 Total hutang pajak 651.879.178 1.114.310.277 1.419.669.989 Sumber : Data internal PT UG 69

Hutang pada Pihak Hubungan Istimewa Hutang pada pihak hubungan istimewa ini merupakan hutang kepada BM atas sewa gedung untuk pemakaian sendiri dan yang telah dipungut oleh PT UG dari pihak lain tetapi belum disetorkan kepada BM. Jurnal untuk mencatat transaksi PT UG membantu BM melakukan penagihan terhadap penyewa adalah sebagai berikut : Piutang Usaha XXX Hutang afiliasi XXX PPN keluaran XXX Jurnal untuk mencatat pembayaran piutang oleh penyewa adalah sebagai berikut : Kas XXX Piutang usaha XXX Saldo hutang pada pihak hubungan istimewa di neraca periode tahun 2009 sebesar 6.567.987.811, tahun 2010 sebesar 8.370.410.987, dan tahun 2011 sebesar 9.952.359.952. 70

Tabel IV.7 Perhitungan Pajak Penghasilan PT UG Sumber : Data internal PT UG 71

Dalam tabel tersebut dapat dilihat yang termasuk beda tetap terdiri dari penghasilan yang telah dikenakan pajak final, penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak, dan biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan. Sedangkan beda waktu terdiri dari biaya penyisihan piutang tak tertagih dan penyisihan manfaat karyawan. Penyisihan piutang tak tertagih tahun 2009 tidak menimbulkan beda waktu karena tidak ada pencadangan, sedangkan penyisihan manfaat karyawan diperoleh dari selisih saldo awal kewajiban imbalan pasca kerja 778.961.308 dengan saldo akhir hasil perhitungan aktuaris 1.192.920.165. Untuk beda waktu penyisihan piutang tak tertagih di tahun 2010 sebesar 1.086.548.406 dapat dilihat di tabel IV.7 sedangkan nilai penyisihan manfaat karyawan diperoleh dari selisih dari saldo awal kewajiban imbalan pasca kerja 1.192.920.165 ditambah pencadangan di pembukuan 404.005.320 dengan saldo akhir hasil perhitungan aktuaris 1.696.591.058. Dan untuk tahun 2011 tidak ada beda waktu dari penyisihan piutang tak tertagih dan penyisihan manfaat karyawan. Berdasarkan tabel IV.7 pada tahun 2009 PT UG mengalami rugi fiskal sebesar 1.081.759.553 sehingga mengakibatkan lebih bayar sebesar 1.513.534.488 dan pada tahun 2011 juga mengalami rugi fiskal sebesar 13.248.879.561 yang mengakibatkan lebih bayar sebesar 85.904.410. 72

Tabel IV.8 Laporan Laba Rugi PT UG yang Telah Diaudit per 31 Desember 2009, 2010, dan 2011 Sumber : Data internal PT UG 73

Dari tabel IV.8 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 hanya beban pajak kini (final) sebesar 3.582.286.203 diakui sebagai manfaat (beban) pajak penghasilan. Beban (manfaat) pajak tangguhan nihil karena saldo awal pajak tangguhan per 1/1/2009 sama dengan saldo akhir pajak tangguhan per 31/12/2009. Pada tahun 2010 manfaat (beban) pajak penghasilan terdiri dari beban pajak kini (tidak final) sebesar 446.536.250 yang merupakan PPh badan yang terutang dan diperoleh dari tabel IV.7, beban pajak kini (final) sebesar 4.789.855.634 yang merupakan biaya PPh pasal 4 (2), dan beban pajak tangguhan sebesar 191.177.784 yang merupakan selisih saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2010 sebesar 958.767.718 dengan saldo akhir aktiva pajak tangguhan per 31/12/2010 sebesar 767.589.934. Sedangkan manfaat (beban) pajak penghasilan tahun 2011 terdiri dari beban pajak kini (final) sebesar 4.813.328.608 yang merupakan biaya PPh pasal 4 (2) dan beban (manfaat) pajak tangguhan sebesar 2.544.629.957 yang merupakan selisih saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2011 sebesar 767.589.934 dengan saldo akhir aktiva pajak tangguhan per 31/12/2011 sebesar 3.312.219.891. 74

IV.2. Analisis Akun Perbedaan Temporer pada PT UG a. Aset Tetap dan Penyusutannya PT UG menggunakan metode penyusutan yang sama yaitu garis lurus dalam laporan keuangan komersial maupun laporan keuangan fiskal. Estimasi yang digunakan juga sama antara komersial dan fiskal yaitu 4 tahun. Berikut disajikan estimasi umur dan metode penyusutan aset tetap yang digunakan PT UG untuk laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal, yaitu : Tabel IV.9 Metode Penyusutan dan Estimasi Umur Aset Tetap PT UG Sumber : Data internal PT UG Namun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/ 2009, ada beberapa taksiran masa manfaat aset tetap PT UG yang tidak seharusnya 4 tahun yaitu : - Peralatan pemeliharaan gedung Peralatan pemeliharaan gedung terdiri dari Air Condition, exhaust fan, dan peralatan logam lainnya. Peralatan pemeliharaan gedung termasuk golongan II dengan masa manfaat 8 tahun. 75

- Mesin pemeliharaan gedung Mesin pemeliharaan gedung terdiri dari mesin pembersih kaca, gondola, mesin bor, mesin PABX, mesin ketam, dan mesin pemeliharaan lainnya. Peralatan pemeliharaan gedung termasuk golongan II dengan masa manfaat 8 tahun. - Mobil Mobil termasuk golongan II dengan masa manfaat 8 tahun. Perbedaan estimasi masa manfaat dari ketiga aset tetap tersebut yang menyebabkan timbul perbedaan temporer. Berikut disajikan jumlah nilai perolehan dan total akumulasi penyusutan aset tetap PT UG yang menimbulkan beda temporer sebagai berikut : Tabel IV.10 Nilai Perolehan dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Menimbulkan Beda Temporer Nilai Perolehan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Nilai Perolehan 6.217.100.106 6.532.537.736 6.483.216.836 Akum. Penyusutan Komersial 5.232.151.822 5.293.369.206 5.686.570.509 Akum. Penyusutan Fiskal 3.810.030.103 4.412.905.078 5.004.147.393 Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel IV.10 dapat dilihat bahwa nilai perolehan aset tetap yang menimbulkan beda temporer pada tahun 2009 sebesar 6.217.100.106, tahun 2010 sebesar 6.532.537.736, dan tahun 2011 sebesar 6.483.216.836. Nilai akumulasi penyusutan komersial pada tahun 2009 sebesar 5.232.151.822, tahun 2010 sebesar 5.293.369.206, dan tahun 2011 sebesar 5.686.570.509. Sedangkan nilai akumulasi fiskal pada tahun 2009 sebesar 3.810.030.103, tahun 2010 sebesar 4.412.905.078, dan tahun 2011 sebesar 5.004.147.393. 76

Tabel IV.11 Beban Penyusutan Komersial dan Fiskal Tahun 2009-2011 Beban Penyusutan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Komersial 771.862.276 61.217.384 393.201.303 Fiskal 453.328.021 602.874.975 591.242.315 Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel IV.11 dapat dilihat bahwa nilai beban penyusutan komersial tahun 2009 sebesar 771.862.276 diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2008 sebesar 4.460.289.546 dengan saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2009 sebesar 5.232.151.822. Sedangkan nilai beban penyusutan fiskal tahun 2009 sebesar 453.328.021 diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2008 sebesar 3.356.702.082 dengan saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2009 sebesar 3.810.030.103. Begitu seterusnya cara untuk menghitung beban komersial dan fiskal untuk tahun 2010 serta 2011. Tabel IV.12 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Aset Tetap dan Penyusutan URAIAN Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi (GL, 4thn) a. Hrg perolehan 6.217.100.106 6.532.537.736 6.483.216.836 b. Akum. Penyusutan 1) Saldo awal 4.460.289.546 5.232.151.822 5.293.369.206 2) Penambahan 771.862.276 61.217.384 393.201.303 3) Saldo Akhir 5.232.151.822 5.293.369.206 5.686.570.509 c. Nilai sisa buku 984.948.284 1.239.168.530 796.646.327 77

2. Pajak (GL, 8 thn) a. Hrg perolehan 6.217.100.106 6.532.537.736 6.483.216.836 b. Akum. Penyusutan 1) Saldo awal 3.356.702.082 3.810.030.103 4.412.905.078 2) Penambahan 453.328.021 602.874.975 591.242.315 3) Saldo Akhir 3.810.030.103 4.412.905.078 5.004.147.393 c. Nilai sisa buku 2.407.070.003 2.119.632.658 1.479.069.443 3. Selisih / beda temporer 1.422.121.719 880.464.128 682.423.116 4. Pajak tangguhan 398.194.081 220.116.032 170.605.779 B.Analisis Akun Laba Rugi 1. Akuntansi Biaya penyusutan 771.862.276 61.217.384 393.201.303 2. Pajak Biaya penyusutan 453.328.021 602.874.975 591.242.315 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 318.540.255 (541.657.591) (198.041.021) 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal 309.002.810 355.530.430 220.116.032 b. Penambahan (penurunan) 89.191.271 (135.414.398) (49.510.253) c. Saldo akhir 398.194.081 220.116.032 170.605.779 Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel IV.12 yang disajikan tampak bahwa pada analisis akun neraca dari tahun 2009-2011 nilai buku aset tetap komersial lebih kecil dari nilai buku aset tetap fiskal. Perbedaan ini akan menimbulkan perbedaan temporer dapat dikurangkan sebesar 1.422.121.719 di tahun 2009, 880.464.128 di tahun 2010, dan 682.423.116 di tahun 2011. Oleh karena itu, harus dilakukan pengakuan aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Pada analisis laba rugi, baris penambahan (penurunan) pajak tangguhan diperoleh dari beda waktu dikalikan tarif pajak yang berlaku. Untuk saldo awal pajak tangguhan tahun 2010 tidak sama dengan saldo akhir pajak tangguhan di tahun 2009 78

karena dilakukan koreksi akibat perubahan tarif di tahun 2010 dari 28% menjadi 25%. Angka 355.530.430 diperoleh dari 25% dibagi 28% dikali 398.194.081. b. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Perusahaan mencatat kewajiban yang terkait dengan biaya pesangon, penghargaan masa depan dan penggantian hak berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.24 yang sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003. Penghitungan kewajiban imbalan kerja dilakukan oleh PT Rynest International. Sesuai PSAK No.24 (Revisi 2004), metode perhitungan aktuaria yang harus dipergunakan adalah Projected Unit Credit. Berdasarkan metode ini, manfaat/imbalan diakui secara prorata sesuai periode jasa, atau dengan kata lain manfaat/imbalan dibagi total masa kerja. Metode ini menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit tambahan manfaat/imbalan dan mengukur setiap unit secara terpisah untuk menghasilkan kewajiban final. Asumsi- asumsi utama yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel IV.13 Asumsi dalam Perhitungan Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Asumsi Per 31/12/2009 Per 31/12/2010 Per 31/12/2011 Tingkat diskonto 11% per tahun 11% per tahun 6,5%per tahun Ekspektasi tingkat pengembalian aktiva pensiun N/A N/A N/A Tingkat kenaikan gaji 8% per tahun 8% per tahun 8% per tahun Usia pensiun 55 tahun 55 tahun 56 tahun Table mortalita TMI-II TMI-II TMI-II Sumber : Data internal PT UG 79

Estimasi kewajiban imbalan pasca kerja pada tanggal neraca yang terdiri dari : Tabel IV.14 Saldo Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2009-2011 Kewajiban Per 31/12/2009 Per 31/12/2010 Per 31/12/2011 Cadangan Pesangon 859.924.102 1.216.720.535 1.725.773.535 Ganti Cuti Besar 332.996.063 479.870.523 327.211.000 Total 1.192.920.165 1.696.591.058 2.052.984.535 Sumber : Data internal PT UG PT UG setiap bulan melakukan penjurnalan untuk pencadangan hutang pesangon sebagai berikut : Biaya pesangon XXX Hutang pesangon XXX Pencadangan hutang pesangon dilakukan setiap bulan berdasarkan nilai kewajiban imbalan pasca kerja hasil perhitungan aktuaris tahun sebelumnya. Di akhir tahun akan dilakukan kembali penghitungan nilai kewajiban imbalan pasca kerja oleh aktuaris. Apabila terdapat selisih atas akun imbalan kerja dalam pembukuan dengan perhitungan aktuaris, maka akan dilakukan jurnal koreksi untuk menyesuaikannya. Realisasi pembayaran kewajiban imbalan pasca kerja tahun 2009, 2010, dan 2011 adalah sebagai berikut : 80

Tabel IV.15 Realisasi Pembayaran Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2009-2011 Realisasi Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Pesangon 29.226.744 2.244.679 9.637.000 Ganti Cuti Besar - - 149.029.922,66 Total 29.226.744 2.244.679 158.666.922,66 Sumber : Data internal PT UG Dari tabel di atas dapat dilihat realisasi pembayaran pesangon serta ganti cuti besar 2009-2011. Di tahun 2009 dan 2010 tidak ada pembayaran ganti cuti besar karena adanya Program Perampingan Tenaga Kerja di tahun 2006. Perubahan kebijakan bahwa masa kerja semua karyawan dimulai dari awal lagi dan pembayaran cuti besar setiap 3 tahun sekali. Di tahun 2009 seharusnya dibayarkan uang cuti besar, namun karena Surat Edaran belum keluar. Maka uang cuti besar baru dibayarkan pada tahun 2011 setelah Surat Edaran dikeluarkan. Tabel IV.16 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Kewajiban Imbalan Pasca Kerja URAIAN Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi- Penyisihan Pesangon a. Saldo Awal 778.961.308 1.192.920.165 1.696.591.058 b. Penambahan (penurunan) 443.185.601 505.915.572 515.060.400 c. Pembayaran (29.226.744) (2.244.679) (158.666.923) d. Saldo akhir 1.192.920.165 1.696.591.058 2.052.984.535 81

2. Pajak- Penyisihan Pesangon - - - 3. Selisih / beda temporer 1.192.920.165 1.696.591.058 2.052.984.535 4. Pajak tangguhan 334.017.646 424.147.765 513.246.134 B. Analisis Akun laba/rugi 1. Akuntansi Biaya penyisihan 443.185.601 505.915.572 515.060.400 pesangon 2. Pajak Biaya pesangon 29.226.744 2.244.679 158.666.923 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 413.958.857 503.670.893 356.393.477 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal 218.109.166 298.230.042 424.147.765 b. Penambahan (penurunan) 115.908.480 125.917.723 89.098.369 c. Saldo akhir 334.017.646 424.147.765 513.246.134 Sumber : Data PT UG diolah Nilai pada analisis akun neraca baris penambahan (penurunan) dan pada analisis akun laba rugi biaya penyisihan pesangon diperoleh dari tabel IV.8 yang termasuk di dalam biaya gaji, upah, dan tunjangan. Dari tabel IV.16 tampak bahwa nilai buku kewajiban imbalan pasca kerja secara komersial lebih besar dari nilai buku kewajiban imbalan pasca kerja secara fiskal. Hal ini akan menimbulkan perbedaan temporer dapat dikurangkan di masa yang akan datang sebesar 1.192.920.165 di tahun 2009, 1.696.591.058 di tahun 2010, dan 2.052.984.535 di tahun 2011. Sehingga harus dilakukan pengakuan aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. 82

c. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Metode pencatatan piutang usaha yang dilakukan di PT UG yaitu dengan menggunakan metode pencadangan. Penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan berdasarkan analisis kolektibilitas masing-masing piutang pada akhir tahun. PT UG mencatat penyisihan piutang tak tertagih dengan melakukan penjurnalan sebagai berikut : Beban penyisihan piutang tak tertagih XXX Cadangan piutang tak tertagih XXX Sedangkan jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tak tertagih adalah : Cadangan piutang tak tertagih XXX Piutang usaha XXX Tabel IV.17 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih URAIAN Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi a. Piutang usaha 10.722.615.021 11.589.453.881 10.866.482.848 b. Penyisihan piutang tak tertagih 1) Saldo awal 3.260.088.796 3.260.088.796 1.373.768.677 2) Penambahan - 1.086.548.406 - (penurunan) 3) Penghapusan - (2.972.868.525) (145.634.001) piutang 4) Saldo Akhir 3.260.088.796 1.373.768.677 1.228.134.676 c. Nilai sisa buku 7.462.526.225 10.215.685.204 9.638.348.172 83

2. Pajak a. Piutang usaha 10.722.615.021 11.589.453.881 10.866.482.848 b. Penyisihan piutang - - - tak tertagih c. Piutang usaha neto 10.722.615.021 11.589.453.881 10.866.482.848 3. Selisih / beda temporer 3.260.088.796 1.373.768.677 1.228.134.676 4. Pajak tangguhan 912.824.863 343.442.169 307.033.669 B. Analisis Akun laba/rugi 1. Akuntansi Biaya penyisihan - 1.086.548.406 - piutang tak tertagih 2. Pajak Biaya penyisihan (penghapusan) piutang tak tertagih - 2.972.868.525 145.634.001 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] - (1.886.320.119) (145.634.001) 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal 912.824.863 815.022.199 343.442.169 b. Penambahan (penurunan) - (471.580.050) (36.408.500) c. Saldo akhir 912.824.863 343.442.169 307.033.669 Sumber : Data PT UG diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa di tahun 2009 perusahaan tidak melakukan pencadangan di tahun 2009 dan 2011 karena manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang tak tertagih cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha. Beban penyisihan piutang tak tertagih dalam laporan laba rugi digabungkan ke dalam akun biaya umum lainnya. Penghapusan piutang tak tertagih sebesar 2.972.868.525 di tahun 2010 dan 145.634.001 di tahun 2011 telah memenuhi persyaratan yang ditentukan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84

57/PMK.03/2010 sehingga merupakan biaya yang dapat dikurangkan (deductible expenses). Dalam laporan keuangan komersial nilai piutang usaha disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasi. Yaitu nilai piutang usaha kotor dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih, sedangkan dalam laporan keuangan fiskal nilai piutang usaha disajikan sebesar piutang usaha kotor, karena tidak ada pencadangan piutang tak tertagih yang boleh diakui. Maka berdasarkan tabel di atas nilai buku piutang usaha komersial lebih kecil daripada nilai buku piutang usaha fiskal sehingga timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dimasa yang akan datang sebesar 3.260.088.796 di tahun 2009, 1.373.768.677 di tahun 2010, dan 1.228.134.676 di tahun 2011. Perbedaan temporer tersebut dilaporkan dalam tahun terjadinya dalam bentuk aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. d. Biaya yang Masih Harus Dibayar Saldo akun biaya yang masih harus dibayar di neraca merupakan penjumlahan dari akun di bawah ini : - Hutang jasa produksi outsourcing; - Hutang pada rekanan; - Gaji, upah, dan jasa produksi; - Umum dan administrasi. Salah satu contoh jurnal untuk mencatat biaya yang masih harus dibayar di PT UG adalah sebagai berikut : 85

Beban tenaga ahli XXX Biaya yang masih harus dibayar XXX Tabel IV.18 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Biaya yang Masih Harus Dibayar URAIAN Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi- Biaya YMD a. Saldo Awal 5.524.838.619 6.761.632.644 7.557.178.470 b. Penambahan (penurunan) 2.028.778.430 1.475.263.030 391.431.412 c. Pembayaran (791.984.405) (679.717.204) (2.914.377.476) d. Saldo akhir 6.761.632.644 7.557.178.470 5.034.232.406 2. Pajak- Biaya YMD - - - 3. Selisih / beda temporer 6.761.632.644 7.557.178.470 5.034.232.406 4. Pajak tangguhan 1.893.257.140 1.889.294.618 1.258.558.102 B. Analisis Akun laba/rugi 1. Akuntansi Beban yang telah 2.028.778.430 1.475.263.030 391.431.412 diakui 2. Pajak Pembayaran kas 791.984.405 679.717.204 2.914.377.476 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 1.236.794.025 795.545.826 (2.522.946.064) 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal 1.546.954.813 1.690.408.161 1.889.294.618 b. Penambahan (penurunan) 346.302.327 198.886.457 (630.736.516) c. Saldo akhir 1.893.257.140 1.889.294.618 1.258.558.102 Sumber : Data PT UG diolah 86

Berdasarkan tabel di atas nilai buku biaya yang masih harus dibayar komersial lebih besar daripada nilai buku biaya yang masih harus dibayar fiskal sehingga timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dimasa yang akan datang. Jumlah perbedaan temporer yang dapat dikurangkan adalah selisih dari nilai buku komersial dengan nilai buku fiskal (Dasar Pengenaan Pajak) yaitu sebesar 6.761.632.644 di tahun 2009, 7.557.178.470 di tahun 2010, dan 5.034.232.406 di tahun 2011. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengakuan aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. e. Rugi Fiskal yang Belum Dikompensasi Manajemen memprediksikan bahwa laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi karena PT UG akan memperluas bidang usahanya selain usaha sewa gedung dan jasa pengelolaan yaitu Menjalankan usaha dalam bidang jasa penyewaan mesin ATM dan usaha terkait; Menjalankan usaha bidang ATM dalam pengertian seluas-luasnya; Menjalankan usaha jasa pengiriman dokumen, jasa pengambilan, dan pengantaran uang tunai dalam arti luas. Oleh karena itu, aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi fiskal yang belum dikompensasi. Kerugian fiskal dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2005-2008, PT UG tidak terdapat rugi fiskal. Dan menurut perhitungan penulis di tabel IV.23 dan IV.24, pada tahun 2010 terdapat rugi fiskal sebesar 528.829.454 dan pada tahun 2011 sebesar 15.759.107.161. 87

Aset pajak tangguhan yang diakui sebesar akumulasi rugi fiskal yang belum dikompensasi dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. f. Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan diterima dimuka terdiri dari pendapatan diterima dimuka kurang dari setahun dan pendapatan diterima dimuka lebih dari setahun. Pendapatan diterima dimuka kurang dari setahun berasal dari transaksi sewa gedung dan uang muka sewa ruang parkir, sedangkan pendapatan diterima dimuka lebih dari setahun berasal dari transaksi sewa gedung dan sewa ruangan antena. Contoh jurnal untuk mencatat pendapatan diterima dimuka di PT UG adalah sebagai berikut : Kas XXX Uang muka sewa ruang parkir XXX (Jurnal untuk mencatat penerimaan kas atas uang muka sewa) Uang muka sewa ruang parkir XXX Pendapatan sewa ruang parkir XXX (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan setelah penyediaan jasa) Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa akun pendapatan diterima dimuka terdiri dari transaksi yang dikenakan pajak penghasilan final. Sehingga berdasarkan PSAK No. 46 paragraf 50 maka perbedaan tersebut tidak terdapat perbedaan temporer dan tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan. 88

IV.3. Pengukuran dan Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 IV.3.1. Pengukuran Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 Berikut ini disajikan perhitungan pajak tangguhan PT UG untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan menggunakan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer : IV.3.1.1. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Liability Method) Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Hitung perbedaan temporer untuk akun-akun yang dikategorikan sebagai unsur beda temporer dengan membandingkan nilai buku menurut akuntansi dan dasar pengenaan pajaknya. 2. Bila akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok aset, maka : - Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan - Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan Sedangkan jika akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok kewajiban, maka : - Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan 89

- Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali selisih yang dihasilkan oleh langkah no.1 4. Bandingkan saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan sesuai langkah no.3 dengan saldo awal tahun sebelumnya. Jika saldo aset pajak tangguhan menurun akan menghasilkan beban pajak tangguhan, sedangkan jika saldo aset pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan. Dan jika saldo kewajiban pajak tangguhan menurun akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan jika saldo kewajiban pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan beban pajak tangguhan. 90

Tabel IV.19 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2009 dengan Pendekatan Neraca Sumber : Data PT UG diolah 91

Angka pada kolom nilai buku akuntansi diambil dari tabel IV.4 tahun 2009. Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akunakun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban imbalan kerja. Nilai kolom DPP untuk akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/ DTL diperoleh dari pembahasan tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2009. Berdasarkan tabel di atas, maka perhitungan pajak tangguhan 2009 berdasarkan pendekatan neraca adalah sebagai berikut: Total Perbedaan Temporer 2009 12.636.763.324 Total 12.636.763.324 Tarif 28% Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (28% x 12.636.763.324) 3.538.293.731 Aset pajak tangguhan 31/12/2009 3.538.293.731 Aset (kewajiban ) pajak tangguhan 1/1/2009 2.986.891.653 Beban (Penghasilan) pajak tangguhan tahun 2009 (551.402.078) Dari perhitungan di atas diperoleh penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan pada tahun 2009 sebesar 551.402.078 dan 3.538.293.731. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2009 di tabel IV.4 sebesar 958.767.718 sehingga kurang saji (understated) sebesar 2.579.526.013. Penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2009. 92

Tabel IV.20 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2010 dengan Pendekatan Neraca Sumber : Data PT UG diolah 93

Angka pada kolom nilai tercatat akuntansi diambil dari tabel IV.4 kolom tahun 2010. Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban imbalan kerja. Nilai kolom DPP untuk akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/ DTL diperoleh dari pembahasan tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2010. Berdasarkan tabel di atas, maka perhitungan pajak tangguhan 2010 berdasarkan pendekatan neraca adalah sebagai berikut: Total Perbedaan Temporer 11.508.002.334 Kerugian Fiskal 2010 528.829.454 Total 12.036.831.788 Tarif 25% Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (25% x 11.508.002.334) - DTA- Rugi fiskal 2010 (25% x 528.829.454) 2.877.000.583 132.207.364 Aset pajak tangguhan 31/12/2010 3.009.207.947 Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2010 3.538.293.731 Beban (Penghasilan) pajak tangguhan tahun 2010 529.085.784 Nilai kerugian fiskal 2010 diperoleh dari tabel IV.23. Pada tahun 2010 diperoleh beban pajak tangguhan sebesar 529.085.784 sedangkan aset pajak tangguhan sebesar 3.009.207.947. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2010 di tabel IV.4 sebesar 767.589.934 sehingga kurang saji (understated) 94

sebesar 2.241.618.013. Beban pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2010. Tabel IV.21 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2011 dengan Pendekatan Neraca Sumber : Data PT UG diolah 95

Angka pada kolom nilai tercatat akuntansi diambil dari tabel IV.4 kolom tahun 2011. Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban imbalan kerja. Nilai kolom DPP untuk akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/ DTL diperoleh dari pembahasan tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2011. Perhitungan pajak tangguhan 2011 sebagai berikut berdasarkan pendekatan neraca : Perbedaan Temporer 8.997.774.733 Kerugian Fiskal 2010 528.829.454 Kerugian Fiskal 2011 15.759.107.161 Total 25.285.711.348 Tarif 25% Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (25% x 8.997.774.733) - DTA- rugi fiskal 2011 (25% x 16.287.936.615) 2.249.443.683 4.071.984.154 Aset pajak tangguhan 31/12/2011 6.321.427.837 Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2011 3.009.207.947 Beban (Penghasilan) pajak tangguhan tahun 2011 (3,312,219,890) Nilai kerugian fiskal 2010 diperoleh dari tabel IV.23 sedangkan nilai kerugian fiskal 2011 diperoleh dari tabel IV.24. Penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan pada tahun 2011 sebesar 3.312.219.890 dan 6.321.427.837. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2011 di tabel IV.4 sebesar 3.312.219.891 sehingga kurang saji (understated) sebesar 3.009.207.946. Penghasilan pajak 96

tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2011. IV.3.1.2 Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Liability Method) Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Perhatikan rekonsiliasi fiskal yang telah dibuat dan identifikasi akun-akun di laba rugi yang termasuk beda waktu 2. Identifikasi koreksi fiskal yang dihasilkan dari akun-akun di atas dan tentukan apakah koreksi fiskal tersebut termasuk koreksi positif atau negatif. Koreksi positif akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan koreksi negatif akan menghasilkan beban pajak tangguhan. 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali koreksi fiskal yang dihasilkan oleh langkah di atas 4. Tentukan aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan dengan cara merujuk pada saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan tahun sebelumnya 97

Tabel IV.22 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2009 dengan Pendekatan Laba Rugi Sumber : Data PT UG diolah 98

Peredaran bruto PT UG pada tahun pajak 2009 sebesar 46.953.552.693, sehingga dalam menghitung pajak penghasilan yang terutang menggunakan Pasal 31E UU PPh. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan 50.000.000.000 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif 50% dari tarif Pasal 17 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan 4.800.000.000. Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang : 1. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas : (4.800.000.000: 46.953.552.693) x 473.575.000 = 48.412.950 2. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas : 473.575.000-48.412.950 = 425.162.050 Pajak penghasilan yang terutang : - (50% x 28%) x 48.412.950 = 6.777.813-28% x 425.162.050 = 119.045.374 (+) Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang 125.823.187 Kredit pajak PT UG tahun 2009 sebesar 1.513.534.488 sehingga terdapat lebih bayar sebesar 1.387.711.301. Nilai item-item beda waktu diperoleh dari tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2009. Nilai mutasi DTA/ L dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu 1.969.293.137 dikalikan tarif pajak 28% sehingga 99

diperoleh 551.402.078 yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi positif. Maka pada tahun 2009 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar 551.402.078. Jurnal untuk mencatat penghasilan pajak tangguhan akibat koreksi positif dari beda waktu adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan 551.402.078 Penghasilan pajak tangguhan 551.402.078 Sedangkan jurnal untuk mengakui Pajak Penghasilan terutang pada tahun 2009 yaitu : Beban pajak kini 125.823.187 Hutang pajak penghasilan 125.823.187 Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Aset pajak tangguhan 551.402.078 Beban pajak penghasilan 425.578.891 Hutang pajak penghasilan 125.823.187 100

Tabel IV.23 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2010 dengan Pendekatan Laba Rugi Sumber : Data PT UG diolah 101

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 PT UG mengalami rugi fiskal sebesar 528.829.454 sehingga PPh badan terutang nihil dan terdapat lebih bayar sebesar 431.596.331. Nilai item-item beda waktu diperoleh dari tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2010. Nilai mutasi DTA/ L dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu 1.128.760.991 dikalikan tarif pajak 28% sehingga diperoleh 316.053.077 yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi negatif. Sedangkan nilai DTA/ L dari akumulasi rugi pajak 148.072.247 diperoleh dari rugi fiskal tahun 2010 dikalikan tarif pajak 28% yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan. Maka pada tahun 2010 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar 167.980.830. Karena tarif pajak tahun 2010 berbeda dengan tahun 2009 yaitu dari 28% turun menjadi 25% maka ada koreksi perubahan tarif sebesar 361.104.954 yang diperoleh dari 3/28 dari saldo aset pajak tangguhan 1/1/2010 3.538.293.731 dikurangi penghasilan pajak tangguhan 167.980.830. Sehingga diperoleh beban pajak tangguhan sebesar 529.085.784 di tahun 2010. Jurnal untuk mencatat aset pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal dengan tarif 28% adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan 148.072.247 Penghasilan pajak tangguhan 148.072.247 Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat koreksi negatif dari beda waktu dengan tarif 28% adalah sebagai berikut : Beban pajak tangguhan 316.053.077 Aset pajak tangguhan 316.053.077 102

Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat penurunan tarif pajak dari koreksi perubahan tarif 28% ke 25% adalah sebagai berikut : Beban pajak tangguhan 361.104.954 Aset pajak tangguhan 361.104.954 Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Beban pajak tangguhan 529.085.784 Aset pajak tangguhan 529.085.784 Jurnal untuk mencatat Pajak Penghasilan Lebih Bayar Pasal 28A adalah sebagai berikut : Piutang PPh Pasal 28A 431.596.331 Pajak di bayar dimuka 431.596.331 103

Tabel IV.24 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2011 dengan Pendekatan Laba Rugi Sumber : Data PT UG diolah Pada tahun 2011 mengalami rugi fiskal sebesar 15.759.107.161 sehingga PPh badan terutang nihil dan terdapat lebih bayar sebesar 85.904.410. Nilai item-item beda waktu diperoleh dari tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2011. Nilai mutasi DTA/ L dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu 104

2.510.227.600 dikalikan tarif pajak 25% sehingga diperoleh 627.556.900 yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi negatif. Sedangkan nilai DTA/ L dari akumulasi rugi pajak sebesar 3.939.776.790 diperoleh dari rugi fiskal tahun 2011 dikalikan tarif pajak 25% yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan. Sehingga pada tahun 2011 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar 3.312.219.890. Jurnal untuk mencatat aset pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan 3.939.776.790 Penghasilan pajak tangguhan 3.939.776.790 Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat koreksi negatif dari beda waktu sebagai berikut : Beban pajak tangguhan 627.556.900 Aset pajak tangguhan 627.556.900 Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Aset pajak tangguhan 3.312.219.890 Penghasilan pajak tangguhan 3.312.219.890 Jurnal untuk mencatat Pajak Penghasilan Lebih Bayar Pasal 28A adalah sebagai berikut : Piutang PPh Pasal 28A 85.904.410 Pajak di bayar dimuka 85.904.410 105

IV.3.2. Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 IV.3.2.1. Penyajian di Neraca Tabel IV.25 Penyajian Pajak Tangguhan di Neraca per 31 Desember 2009 (Sesuai PSAK No.46) Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan 3,538,293,731 Liabilitas lancar Hutang pajak penghasilan 125,823,187 Sumber : Data PT UG diolah Tabel IV.26 Penyajian Pajak Tangguhan di Neraca per 31 Desember 2010 (Sesuai PSAK No.46) Aset lancar Piutang PPh Pasal 28A 431,596,331 Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan 3,009,207,947 Sumber : Data PT UG diolah Tabel IV.27 Penyajian Pajak Tangguhan di Neraca per 31 Desember 2011 (Sesuai PSAK No.46) Aset lancar Piutang PPh Pasal 28A 85,904,410 Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan 6,321,427,837 Sumber : Data PT UG diolah 106

IV.3.2.2. Penyajian di Laba Rugi Tabel IV.28 Penyajian Pajak Tangguhan di Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2009 (Sesuai PSAK No.46) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 13,419,691,027 Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini tidak final Beban pajak kini final Beban (penghasilan) pajak tangguhan 125,823,187 3,582,286,203 (551,402,078) 3,156,707,312 LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK 10,262,983,715 Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa komponen beban (manfaat) pajak pada laporan laba rugi tahun 2009 terdiri dari beban pajak kini tidak final 125.823.187 diperoleh dari tabel IV.22, beban pajak kini final 3.582.286.203 diperoleh dari tabel IV.8, dan penghasilan pajak tangguhan sebesar 551.402.078 diperoleh dari tabel IV.22. Laba bersih setelah pajak tahun 2009 sebesar 10.262.983.715. Tabel IV.29 Penyajian Pajak Tangguhan di Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2010 (Sesuai PSAK No.46) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 14,424,784,379 Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini tidak final - Beban pajak kini final Beban (penghasilan) pajak tangguhan 4,789,855,634 529,085,784 5,318,941,418 LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK 9,105,842,961 Sumber : Data PT UG diolah 107

Untuk tahun 2010 komponen beban (manfaat) pajak terdiri dari beban pajak kini tidak final nihil karena terjadi rugi fiskal, beban pajak kini final 4.789.855.634 diperoleh dari tabel IV.8, dan beban pajak tangguhan 529.085.784 diperoleh dari tabel IV.23. Laba bersih setelah pajak tahun 2010 sebesar 9.105.842.961. Tabel IV.30 Penyajian Pajak Tangguhan di Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2011 (Sesuai PSAK No.46) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 7,240,098,519 Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini tidak final - Beban pajak kini final Beban (penghasilan) pajak tangguhan 4,813,328,608 (3,312,219,890) 1,501,108,718 LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK 5,738,989,801 Sumber : Data PT UG diolah Sedangkan komponen beban (manfaat) pajak tahun 2011 terdiri dari beban pajak kini tidak final nihil karena terjadi rugi fiskal, beban pajak kini final 4.813.328.608 diperoleh dari tabel IV.8, dan penghasilan pajak tangguhan 3.312.219.890 diperoleh dari tabel IV.24. Laba bersih setelah pajak tahun 2011 sebesar 5.738.989.801. 108