Pengantar causal inference 2 8 SEP TEM BER

dokumen-dokumen yang mirip
Metode kuantitatif: Desain 5 O K TO BER 2016

Metode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016

Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat 2 1 SEP TEM BER

JENIS RISET. Saptawati Bardosono

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

Konsep Penyebab Penyakit FKM UI, 2009

Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat 1 4 SEP TEM BER

Penelitian Ilmiah dalam Psikologi. Lia Aulia Fachrial, M.SI

Studi epidemiologi deskriptif

PENELITIAN HUBUNGAN KAUSAL. Oleh : SURADI. Staf Pengajar FE UNSA. Abstrak

EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN. Disusun oleh: Saptawati Bardosono

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

Farmaka Suplemen Volume 14 Nomor 2 219

FILSAFAT JAWA PANJI PUSTAKA Yogyakarta 2007

Modul 14. PENELITIAN OPERASIONAL I MODEL SIMULASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Accuracy (Keakuratan)

Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 245

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami

dr. Rina Amelia dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes Fakultas Kedokteran USU

replikasi sistematik menggunakan UTOS & *UTOS

STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu

Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd.

BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN

Eksperimen. Prof. Bhisma Murti

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan

CARA MELAPORKAN HASIL ANALISIS STATISTIK: GENERALISASI DARI SAMPEL KE POPULASI

PENELITIAN EX POST FACTO

Konsep Penyebab Penyakit dalam Epidemiologi (CAUSAL INFERENCE) Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013

PENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK

Bab 3 METODE PENELITIAN

Informasi atau pengetahuan dapat diperoleh. melalui: pengalaman, kesepakatan,

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika

Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan*

Variabel selain variabel dalam eksperimen (IV dan DV) yang bisa berpengaruh pada pemberian perlakuan pada subyek

Konsep Penyebab Penyakit (Causal Concept)

Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB III METODE PENELITIAN. B. Variabel Y : Kecemasan Menghadapi Pensiun. Penyesuaian diri adalah interaksi individu yang kontinu dengan diri individu

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Tabel 2 X 2, RR dan OR. Saptawati Bardosono

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

jenis-jenis pendekatan adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat

ABSTRAK. Kata Kunci : teacher centered learning, student centered learning, minat, karir, akuntan publik

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

Konsep Sound Science dalam Keputusan Manajemen Resiko

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

PENGANTAR BIOSTATISIK SAPTAWATI BARDOSONO

Psikologi Eksperimen VAM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

TINJAUAN MATA KULIAH...

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

BAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko

Journal of Economic Education

Tipe desain penelitian Desain penelitian survey analitik Desain penelitian eksperimental Penelitian kualitatif. Desain Penelitian - 2

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Prosedur Eksperimen. menggunakan metode pendekatan kuantitatif, penelitian dengan menggunakan

Menulis Skripsi. Silahkan mencoba menulis sebuah skripsi sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK

Rancangan Penelitian Ekperimental. Hadi Sarosa

Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan PENDAHULUAN. Statistika dan Probabilitas

BAB IV PENUTUP. Disertasi ini merupakan studi tentang pengaruh perilaku merokok terhadap

Metode Penelitian. metoda Penelitian adalah "pendekatan yang dipergunakan dalam mengkaji masalah-masalah penelitian",

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN. Oleh Nugroho Susanto

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1

BULAN BAKTI IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA 2014 KESEHATAN IBU DAN ANAK

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

Pokok Bahasan : DISTRIBUSI CHI-KUADRAT (CHI-SQUARE) Dosen Pengampu : Sunu Wibirama, M.Eng

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

PENELITIAN ILMIAH DALAM PSIKOLOGI. /liche/paket A-FPsiUI/2007 1

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis

Metodologi Penelitian Soal Ujian Akhir Semester 2014/ 2015 (100 soal)

BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai

RISK ASSESSMENT & BIAYA LINGKUNGAN RS

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

Cross sectional Case control Kohort

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

PENGANTAR MODEL STOKASTIK. Teknik Industri 2015

ARAH & STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PENELITIAN DOSEN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Pengantar causal inference PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 2 8 SEP TEM BER 2 0 1 6

Tujuan pembelajaran Melalui perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Memahami berbagai macam konsep hubungan sebab-akibat 2. Memahami konsep pengambilan kesimpulan tentang hubungan sebab-akibat (causal inference) dalam penelitian kesehatan masyarakat PANJI HADISOEMARTO, 2016 2

Diskusi Berikan beberapa pernyataan yang mengandung makna hubungan sebab-akibat, lalu diskusikan berbagai cara untuk dapat menunjukkan/membuktikan hubungan sebab-akibat tersebut. Contoh: Pernyataan: Kuliah metode penelitian IKM membuat saya sakit kepala Bukti: Setiap selesai perkuliahan saya selalu merasa sakit kepala PANJI HADISOEMARTO, 2016 3

Kriteria sebab-akibat SB Hill Suatu hubungan asosiatif dapat dipertimbangkan sebagai hubungan sebab-akibat dengan memperhatikan kriteria-kriteria berikut: 1. Kekuatan asosiasi. Misal: kematian karena kanker paru 40 kali lebih banyak pada perokok dibandingkan bukan perokok 2. Konsistensi. Misal: hubungan antara merokok dengan kanker paru ditemukan pada 29 studi prospektif dan 7 studi retrospektif 3. Spesifisitas: paparan yang sama diasosiasikan dengan kelompok individu yang sama dan penyakit yang sama 4. Temporalitas: penyebab harus mendahului akibat 5. Gradien biologis/dose-response relationship. Misal: jumlah rokok yang dihisap per hari berhubungan linier dengan risiko kematian karena kanker paru (Hill, 1965) PANJI HADISOEMARTO, 2016 4

6. Plausibility: hubungan sebab-akibat dapat dijelaskan secara biologis 7. Koherensi: hubungan sebab-akibat yang dipostulatkan tidak bertentangan dengan fakta-fakta lain yang telah diketahui tentang penyakit/kondisi tersebut 8. Eksperimen: bukti eksperimental dapat menunjang kesimpulan hubungan sebab-akibat. Misal: menghilangkan terduga penyebab alergi dapat mendukung dugaan sebab-akibat 9. Analogi: satu hubungan sebab-akibat dapat mendukung dugaan hubungan sebab-akibat lain yang serupa. Misal: hubungan antara thalidomide dengan kelainan janin dapat mendukung dugaan sebab-akibat antara obat lain dengan kelainan bawaan pada janin PANJI HADISOEMARTO, 2016 5

Definisi formal sebab 1. Produksi 2. Perlu dan/atau cukup (necessary and/or sufficient) 3. Komponen-cukup (sufficient-component) 4. Probabilistik 5. Kontrafaktual 6. Mekanisme PANJI HADISOEMARTO, 2016 6

Produksi Sesuatu disebut sebagai sebab jika menghasilkan, mempengaruhi atau mengubah sebuah efek - Efek sebagai produk dari sebab Apa itu produksi? Tidak jelas. PANJI HADISOEMARTO, 2016 7

Perlu dan/atau cukup Sebab perlu (necessary cause) adalah kondisi yang tanpanya suatu efek tidak akan terjadi. Sebab cukup (sufficient cause) adalah kondisi yang dengannya suatu efek harus terjadi. - Necessary and sufficient - Necessary but not sufficient - Sufficient but not necessary - Neither necessary nor sufficient Apakah selalu ada hubungan satu-satu antara sebab dan efek? PANJI HADISOEMARTO, 2016 8

Komponen-cukup Sebab cukup adalah sekelompok komponen sebab yang secara bersama-sama akan menghasilkan sebuah efek, namun masing-masing tidak cukup untuk menghasil efek tersebut PANJI HADISOEMARTO, 2016 9

Probabilistik Sebab adalah kondisi yang meningkatkan kemungkinan (probabilitas) sebuah efek terjadi. - Sebab cukup bersifat deterministik; probabilitas efek terjadi = 1 - Tidak ada sebab perlu bersifat deterministik; probabilitas efek terjadi = 0 - Menjelaskan hubungan sebab-akibat non-deterministic dan hubungan dose-response Tidak membedakan hubungan sebab-akibat dengan asosiasi non-kausal PANJI HADISOEMARTO, 2016 10

Kontrafaktual Suatu kondisi adalah sebab jika efek terjadi dengan keberadaan sebab dan tidak terjadi tanpa keberadaan sebab, atau Suatu kondisi adalah sebab jika probabilitas efek terjadi meningkat dengan keberadaan sebab dibandingkan tanpa keberadaan sebab CETERIS PARIBUS - Membedakan sebab-akibat dengan asosiasi PANJI HADISOEMARTO, 2016 11

Mekanisme Suatu kondisi adalah sebab jika rantai sebab-akibat dari sebab sampai dengan efek dapat ditunjukkan - Effect-specific - Mekanisme merupakan proses kausal - Terstruktur dan memiliki hirarki PANJI HADISOEMARTO, 2016 12

X menyebabkan Y Observasi X Y Kontrafaktual X XY U 1 X U 3 U Y Mekanisme 4 U 2 PANJI HADISOEMARTO, 2016 13

Desain eksperimental U 1 X1 Y U Perlakuan 2 U 1 X2 U 2 Y Kendali PANJI HADISOEMARTO, 2016 14

Random assignment Penugasan subyek penelitian ke dalam kelompok perlakuan tertentu dengan menggunakan randomisasi. Random assignment menjamin distribusi yang merata dari faktor-faktor lain di luar intervensi. PANJI HADISOEMARTO, 2016 15

Pendekatan kualitatif Process tracing systematic examination of diagnostic evidence selected and analyzed in light of research questions and hypotheses posed by the investigator. (Collier, 2011) - Analsisi causal process observation - Mengandalkan deskripsi yang mendalam dari setiap proses - Memperhatikan urutan kejadian dari variabel-variabel PANJI HADISOEMARTO, 2016 16

PANJI HADISOEMARTO, 2016 17

Validitas Validitas adalah derajat kebenaran dari sebuah kesimpulan - Properti dari sebuah kesimpulan, bukan dari desain - Apa itu kebenaran? 1. Sebuah klaim adalah benar jika berkorespondensi dengan dunia nyata (correspondence theory) 2. Sebuah klaim adalah benar jika menjadi bagian dari kelompok klaim yang koheren (coherence theory) 3. Sebuah klaim adalah benar jika mempercayai kebenaran klaim tersebut membawa manfaat (pragmatism) PANJI HADISOEMARTO, 2016 18

Validitas kesimpulan statistik: Validitas mengenai korelasi antara X dan Y Validitas internal: Validitas dari kesimpulan bahwa kovariasi/korelasi antara X dengan Y mencerminkan hubungan sebab akibat dari X ke Y Validitas konstruk: Validitas kesimpulan mengenai konstruk yang lebih tinggi yang mewakili kekhususan sample Validitas eksternal: Validitas dari kesimpulan mengenai berlakunya hubungan sebab-akibat di kondisi lain PANJI HADISOEMARTO, 2016 19

PANJI HADISOEMARTO, 2016 20

PANJI HADISOEMARTO, 2016 21

PANJI HADISOEMARTO, 2016 22

PANJI HADISOEMARTO, 2016 23

PANJI HADISOEMARTO, 2016 24