BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan industri kesehatan dewasa ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, dan salah satu akomodasi pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit, baik itu rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Rumah sakit sebagai salah satu perusahaan jasa, dituntut untuk selalu berkembang agar tetap bertahan dari waktu ke waktu. Rumah sakit adalah unit pelayanan kesehatan yang memberikan jasa pelayanan rawat jalan, jasa pelayanan rawat inap, dan jasa pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik. Fungsi rumah sakit sekarang ini bertambah kearah pelayanan kesehatan yang menyeluruh. Fungsi ini meliputi upaya penyembuhan bagi pasien yang sakit maupun yang membutuhkan konsultasi kesehatan dan upaya pencapaian serta peningkatan kesehatan. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan yang dialami pasien dengan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh bila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan bagi dirinya. Kualitas rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien 1. Jasa pelayanan rawat inap merupakan bagian yang penting dari sistem pelayanan kesehatan dan pelayanan 1 Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295 1

keperawatan di rumah sakit. Pada pelayanan rawat inap, kontak antara pasien dengan perawat maupun rumah sakit selam 24 jam, dibandingkan dengan visite dokter yang hanya beberapa jam, sehingga pelayanan yang berkualitas merupakan hal yang penting, kualitas pelayanan suatu rumah sakit terbentuk saat pelayanan asuhan keperawatan dilakukan dengan baik, untuk itu rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan dengan peningkatan kualitas pelayanan agar kepuasan pasien meningkat. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas pelayanan,sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelanggan yang menilai tingkat kualitas jasa sebuah perusahaan 2. BLUD RSUD Kabupaten Serang sebagai salah satu institusi yang berperan serta dalam pembangunan di bidang kesehatan, berupaya untuk selalu dapat lebih dekat dengan shareholder maupun dengan stakeholder. Diawal tahun 2012 BLUD RSUD Kabupaten Serang sudah ditetapkan menjadi PPK-BLUD dengan SK Bupati No 445.1/ Kep.19 Huk.Org/2012 tanggal 2 Januari 2012. Hal ini menjadi peluang dan kesempatan peningkatan profesionalitas dalam penyelenggaraan rumah sakit. BLUD RSUD Kabupaten Serang juga memahami bahwa layanan yang sesuai harapan dan keinginan masyarakat pengguna merupakan strategi utama dalam penyelenggaraannya. RSUD Kabupaten Serang memiliki 360 tempat tidur rawat inap. Dari seluruh unit perawatan, ruang perawatan penyakit dalam merupakan jumlah perawatan terbesar. Di ruang rawat inap penyakit dalam terdapat 105 tempat tidur, dengan rincian sebagai berikut, ruang kelas I terdapat 15 ruangan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 29 buah, satu ruangan ditempati 2 atau 3 tempat tidur. Diruang kelas II terdapat 8 ruangan dengan 24 tempat tidur, masing-masing ruangan ditempati 3 atau 4 tempat tidur. Diruang kelas III terdapat 5 ruangan dengan jumlah tempat tidur 52 buah, masing-masing ruangan diisi 14 atau 16 tempat tidur. Ruang rawat kelas I dan II ditempati pasien umum yang membayar biaya perawatan, ruang rawat kelas III ditempati pasien jamkesmas yang gratis. 2 Tjiptono, F. dan Chandra, G, 2007. Service, Quality & Satisfaction, CV. Andi, Yogyakarta. Hal: 121 2

Digratiskannya pelayanan bagi pasien miskin berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 40 tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Di RSUD Serang program Jamkesmas berdasarkan peraturan Bupati Serang Nomor 53 tahun 2012 Tentang Pedoman Bantuan Operasional Pelayanan Kesehatan Lanjutan bagi warga miskin Kabupaten Serang pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah Serang3. Rumah sakit dilarang menolak pasien jamkesmas untuk rawat inap. Jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap penyakit dalam sebanyak 61 orang. Tabel 1.1 Jumlah tenaga perawat diruang rawat inap penyakit dalam RSUD Serang Ruang rawat Pendidikan D 3 Skp.Ners Jumlah Kelas I 15 10 25 Kelas II 13 2 15 Kelas III 18 3 21 Sumber : Manajemen RSUD Serang Dari wawancara langsung dengan perawat ruangan, bahwa jumlah tenaga perawat yang ada masih kurang untuk dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik. Tentunya dengan kurangnya tenaga perawat kualitas pelayanan belum dapat dicapai dengan maksimal. Peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit merupakan unsur penting yag harus diperhatikan oleh manajemen rumah sakit. Karena salah satu cara menciptakan kepuasan pelanggan adalah melalui peningkatan kualitas layanan. Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, seoarang perawat dituntut juga agar dapat melakukan komunikasi yang baik dengan pasien. Komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku pasien dalam mencapai tingkat kesehatan 3 Bupati Serang, Lembaran Peraturan Bupati Serang Nomor 53 Tahun 2012 Tentang Pedoman bantuan Operasional pelayanan kesehatan lanjutan bagi warga miskin Kabupaten Serang pada Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Serang. 3

yang optimal, karena bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan disebut komunikasi terapeutik 4. Dengan tenaga perawat kurang, maka pelaksanaan komunikasi terapeutik yang optimal belum dapat dicapai. Pelayanan kesehatan adalah komoditas yang tidak kasat mata,sehingga penuh dengan ketidak pastian, untuk mengurangi ketidakpastian itu, konsumen/pasien lalu menggunakan tempat, orang, peralatan, simbol-simbol sebagai acuan. Produk yang dijual oleh rumah sakit adalah pelayanan kesehatan, yang pada hakekatnya adalah komoditas berupa jasa. Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam waktu yang bersamaan 5. Perbandingan jumlah pasien dirawat di bagian penyakit dalam selama 6 bulan pada tahun 2012 dan tahun 2013 Tabel 1.2 Jumlah pasien di rawat di bangsal penyakit dalam RSUD Serang Periode Januari Juni 2012 dan Januari Juni 2013 Bulan Tahun Jumlah pasien Jamkesmas/Kls3 Umum/Kls 1 & 2 Total Januari 2012 236 192 428 2013 234 206 440 Februari 2012 222 186 408 2013 212 190 402 Maret 2012 239 174 413 2013 220 189 409 April 2012 238 170 408 2013 241 182 423 Mei 2012 257 193 450 2013 228 181 409 Juni 2012 217 170 387 2013 195 159 354 Sumber : Laporan Instalasi Rawat Inap RSUD Serang Dari data jumlah pasien di rawat dalam enam bulan terakhir diperoleh bahwa pasien jamkesmas lebih tinggi dibandingkan dengan pasien umum. 4 Suryani. 2005, Komunikasi terapeutik, EGC, Jakarta. Hal :15 5 Hartono, B., 2010. Manajemen Pemasaran untuk Rumah sakit. Rineka Cipta, Jakarta. Hal : 6-7. 4

Indikator kinerja pelayanan Tabel 1.3 Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Serang Periode Januari Juni 2012 dan Januari Juni 2013 BOR LOS BTO TOI NDR GDR Rata-rata Tahun 2012 periode Jan Juni 86,3% 6 56 1 52 38 Rata-rat Tahun 2013 periode Jan Juni 92,9% 5 50 1 51 44 Standar Depkes 65 85% 6 9 hari 40 50 kali 1 3 hari Sumber: Instalasi rawat inap penyakit dalam RSUD Serang <25/1000 <45/1000 Keterangan : BOR (Bed Occupancy Rate) : persentase tempat tidur yang digunakan LOS (Average Length of Stay) : rata-rata lama rawat per hari BTO (Bed Turn Over) : produktivitas tempat tidur TOI (Turn Over Internal) : rata-rata waktu luang tempat tidur tidak digunakan NDR : kematian lebih dati 48 jam GDR : angka kematian seluruhnya Peningkatan jumlah pasien jamkesmas yang dirawat apakah ada hubungannya dengan kepuasan pasien, atau hanya semata karena diberlakukannya pelayanan gratis bagi warga miskin melalui program Jamkesmas. Dari tabel 1.3 terlihat bahwa indikator kinerja pelayanan diruang rawat inap penyakit dalam sudah mencapai standar. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja produk yang dipikirkan terhadap kinerja hasil yang diharapkan, kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. 5

Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry 6 terdapat 10 dimensi kualitas pelayanan yaitu fasilitas fisik, keandalan, ketanggapan, kemampuan, kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses, komunikasi, perhatian pada pelanggan. Atas dasar ini, kemudian peneliti malakukan penjajagan dengan wawancara dengan 10 orang pasien rawat inap, yang terdiri atas 5 orang pasien jamkesmas dan 5 orang pasien umum. Hasilnya memberikan gambaran sebagai berikut. Hampir semua pasien yang diwawancara menyatakan bahwa kepuasan mereka dapat dipengaruhi oleh bagaimana kualitas dari pelayanan keperawatan yang mereka peroleh, kemampuan dan ketrampilan perawat melayani pasien di ruang rawat inap, pelayanan komunikasi terapeutik yang mereka dapatkan selama dirawat inap, kondisi ruang rawat inap, dan cara mereka harus membayar biaya perawatan, bagi pasien jamkesmas merasa lebih nyaman karena gratis, tapi bagi pasien umum ada beban biaya yang harus dibayar. Dari uraian latar belakang diatas, untuk dapat meneliti lebih dalam,maka penulis mengajukan judul : KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN, KOMUNIKASI TERAPEUTIK, FASILITAS RUANG,DAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD SERANG 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan pada penjelasan terhadap latar belakang masalah,dapat di identifikasi beberapa masalah yang diduga berkaitan dengan peningkatan kepuasan pasien di rawat inap penyakit dalam RSUD Serang sebagai berikut : 1. Kurangnya tenaga perawat ruangan menyebabkan kualitas pelayanan belum maksimal. 2. Kemampuan (competency) dan ketrampilan perawat melayani pasien di ruang rawat inap masih kurang. 3. Penerapan komunikasi terapeutik di ruang perawatan belum optimal karena tenaga perawat kurang. 6 Arief, M., 2006, Pemasaran jasa dan kualitas pelayanan, Bangun Media, Malang. Hal: 125 6

4. Peningkatan jumlah pasien gratis setelah diberlakukan jamkesmas oleh pemerintah tidak dibarengi dengan penambahan tenaga perawat. 5. Fasilitas ruang rawat inap bagi pasien umum lebih nyaman dibanding pasien gratis, satu ruang perawatan umum diisi 2 atau 3 pasien, satu ruang perawatan gratis diisi 14 atau 16 pasien. 6. Cara membayar bagi pasien jamkesmas adalah gratis, bagi pasien umum ada beban biaya yang harus dibayar. 1.3 BATASAN MASALAH Mengingat keterbatasan dalam hal waktu, tenaga dan sumber daya lain, dan agar masalah tidak meluas maka penulis akan membatasi masalah yang diduga berkaitan dengan kepuasan pasien di unit rawat inap penyakit dalam RSUD Serang bagi pasien jamkesmas dan umum yaitu : 1. Kualitas pelayanan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam. 2. Komunikasi terapeutik di ruang rawat inap penyakit dalam. 3. Fasilitas ruang di ruang rawat inap penyakit dalam. 1.4 RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan batasan masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana deskripsi kepuasan pasien, kualitas perlayanan keperawatan, komunikasi terapeutik, dan Fasilitas ruang bagi pasien jamkesmas dan pasien umum di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Serang? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kualitas pelayanan keperawatan, komunikasi terapeutik, dan fasilitas ruang terhadap kepuasan pasien antara pasien jamkesmas dan pasien umum di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Serang? 3. Faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien, antara kualitas pelayanan keperawatan, komunikasi terapeutik, dan fasilitas ruang, diruang rawat inap penyakit dalam RSUD Serang? 7

1.5 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah : 1 Untuk membandingkan perbedaan deskripsi kualitas pelayanan keperawatan, komunikasi terapeutik, fasilitas ruang dan kepuasan pasien bagi pasien jamkesmas dan pasien umum di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Serang. 2 Untuk menganalisis perbedaan pengaruh kualitas pelayanan keperawatan, komunikasi terapeutik, dan fasilitas ruang terhadap kepuasan pasien antara pasien jamkesmas dan pasien umum di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Serang. 3 Untuk mengetahui di antara kualitas pelayanan keperawatan, komunikasi terapeutik, dan fasilitas ruang, faktor mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien rawat inap penyakit dalam RSUD Serang. 1.6 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Rumah Sakit secara umum Sebagai sumber data dan obyek penelitian dimana hasilnya sebagai salah satu masukan untuk evaluasi dan bahan acuan dalam meningkatkan pelayanan di unit rawat inap RSUD Serang. 2. Bagi Penulis Sebagai tolok ukur proses belajar dan menambah wawasan berpikir teori dan praktek dalam menerapkan tentang kualitas pelayanan keperawatan, cara komunikasi terapeutik dan fasilitas ruang dapat mengakibatkan kepuasan bagi pasien. 3. Bagi penelitian lebih lanjut Sebagai salah satu rujukan menambah pengetahuan dan acuan bahan perbandingan penelitian berikutnya. 8