Analisis Pemilihan Makanan pada Remaja di Kota Padang, Sumatera Barat

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini.

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

KUESIONER PENILAIAN DAYA TERIMA MAKANAN PASIEN

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa (Jones, 1997). Menurut Papalia (2008), pencarian. menjadi dasar untuk menghadapi kehidupan orang dewasa yaitu dimana

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2014

Peneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%)

KUESIONER. Universitas Sumatera Utara

KUESIONER PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

ejournal Boga, Volume 3 Nomor 3, Yudisium Oktober Tahun 2014 Halaman 47-50

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

JADWAL TENTATIF PENELITIAN. Desember November 2015

BAB V HASIL PENELITIAN

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNY AT AAN ABSTRAK ABSTRACT

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

POLA KONSUMSI PANGAN

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULIR A INFORMED CONSENT

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

III. METODOLOGI PENELITIAN

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 16 Januari : Jl. Dr. Soemarsono No. 5, Padang Bulan, Komplek. USU, Medan

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Artikel Penelitian Analisis Pemilihan Makanan pada Remaja di Kota Padang, Sumatera Barat Food Preference Analysis on Teenagers in Padang, West Sumatera Azrimaidaliza, Idral Purnakarya Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Abstrak Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor budaya, ketersediaan pangan, tingkat pendidikan, dan gaya hidup. Pengenalan berbagai jenis makanan tertentu sejak usia dini oleh keluarga mempengaruhi remaja dalam memilih makanan yang tergambar dari rasa suka atau tidak suka terhadap makanan secara kuat. Sekolah Menengah Atas (SMA) Adabiah merupakan salah satu sekolah swasta ternama yang ada di Kota Padang dan lokasi SMA tersebut cukup strategis berada di pusat Kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di SMA Adabiah tahun 2008 didapatkan sebesar 16% siswa mempunyai status gizi lebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan pada siswa SMA Adabiah Padang. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel siswa kelas 1 dan 2 yang berjumlah 111 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari semua jenis makanan, responden paling menyukai buah-buahan (86,5%) dan paling tidak suka pada makanan sumber protein nabati (63,1%). Faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan adalah alergi terhadap pemilihan makanan sumber protein hewani, remaja pria terhadap pemilihan buah-buahan, dan aroma makanan terhadap pemilihan makanan pokok. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan kepada remaja mengenai konsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang. Kata kunci: Konsumsi makanan, pemilihan makanan, remaja, status gizi Abstract Food consumption was associated to economic, culture, education and life style. Introducing variety of food in early age influences teenager in choosing food. Food preferences was the degree of like or dislike for food. Adabiah Senior High School is one of famous schools in Padang, located in center of Padang town which is very strategic. In this school, last research indicated that 16% students were overweight. The aim of this research is to know factors related with student food preferences at Adabiah school in Padang. A cross sectional study was conducted with 111 samples. The result showed that 86,5% of respondents like fruits very much, while 63,1% dislike non-animal protein Factors related with food preferences were allergy to animal protein, boys for preferences of fruits and food smell for preferences of main food. Our suggestion are health education to teenager about variation and balance of food consumption for their nutritional and health status. Key words: Food consumption, food preference, teenager, nutrition status Pendahuluan Survei pemilihan makanan merupakan penelitian dasar dari penelitian tentang kebiasaan makan sehingga apabila dikaitkan dengan asupan makanan maka pemilihan makanan secara tidak langsung mengukur konsumsi kelompok masyarakat. Pemilihan makanan akan membantu ahli gizi dalam memahami pengkategorian makanan pada masyarakat secara lebih baik. Selain itu, pemilihan makanan dapat dijadikan sebagai bahan untuk merencanakan program gizi seperti kesehatan ibu dan anak, makan siang bersama di sekolah, dan kebiasaan makan pada remaja. Remaja merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Masa ini, remaja masuk ke dalam fase pertumbuhan cepat kedua dan selanjutnya pertumbuhan fisik menurun saat masuknya usia dewasa muda. Oleh karena itu, remaja membutuhkan makanan yang adekuat tidak hanya dari segi kuantitas juga tapi dari segi kualitas. Semakin bervariasi atau beraneka ragam makanan yang Alamat Korespondensi: Azrimaidaliza, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Jl. Perintis Kemerdekaan Padang, Hp. 081363578067, e-mail: minda_azri@fk.unand.ac.id 17

Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 1, Agustus 2011 dikonsumsi remaja akan menjamin terpenuhinya kecukupan zat gizi yang selanjutnya akan berdampak pada status gizi dan status kesehatannya. Berbagai faktor mempengaruhi pemilihan makanan individu maupun keluarga. Secara garis besar, dikelompokkan faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan menjadi tiga determinan, yaitu karakteristik individu, makanan, dan lingkungan. Determinan karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kondisi psikologis. Faktor sifat organoleptik makanan, metode penyiapan makanan, mudah dicerna, dan ketersediaan merupakan determinan karakteristik makanan. Sedangkan suhu termasuk dalam karakteristik lingkungan. 1 Furst, 2 menyatakan pengalaman seseorang sepanjang hidupnya, seperti faktor individu, sumber daya, konteks sosial, dan makanan akan berpengaruh besar dalam memilih makanan. Sekolah Menengah Atas (SMA) Adabiah merupakan salah satu sekolah swasta ternama yang ada di Kota Padang dan lokasi SMA tersebut cukup strategis berada di pusat Kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian Rusli, 3 di SMA Adabiah tahun 2008 didapatkan data sebesar 16% siswa mempunyai status gizi lebih. Keadaan gizi lebih pada remaja dapat disebabkan pola konsumsi dan pemilihan makanan yang kurang baik. Berdasarkan hal tersebut dan belum banyak dilakukan penelitian mengenai pemilihan makanan pada remaja, khususnya di Kota Padang maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pemilihan makanan pada siswa SMA Adabiah Padang dan faktor apa saja yang berperan dalam pemilihan makanan tersebut. Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas I dan II SMA Adabiah Padang yang berjumlah 1.325 orang dengan jumlah sampel 111 siswa yang diambil secara proporsional di masing-masing kelas. Siswa kelas III tidak dijadikan sampel karena akan mengikuti Ujian Akhir Nasional. Data yang dikumpulkan antara lain data karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, status kesehatan, keadaan alergi, dan daerah asal. Selanjutnya, karakteristik makanan meliputi rasa, warna, porsi, aroma, tekstur, dan harga makanan. Terakhir, data karakteristik lingkungan meliputi daya beli, keadaan cuaca serta pemilihan makanan yang meliputi makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan buah-buahan. Data tersebut dikumpulkan melalui wawancara dengan responden menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat semester 6 yang telah dilatih terlebih dahulu dalam mengumpulkan data. Analisis bivariat melalui uji chi square pada 95% confidence interval (95% CI) digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik responden, makanan, dan lingkungan sebagai variabel independen dengan pemilihan makanan sebagai variabel dependen. Apabila dari hasil uji tersebut diperoleh nilai p < 0,05 artinya hasil perhitungan secara statistik signifikan yaitu ada hubungan bermakna antara variabel dependen dan independen. Hasil Hasil penelitian menunjukkan dari semua jenis makanan, siswa SMA Adabiah lebih banyak menyukai buahbuahan (86,5%) dibanding makanan pokok, protein nabati, protein hewani, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Dilihat dari jenis makanan yang tidak disukai menunjukkan bahwa para siswa lebih banyak tidak menyukai protein nabati (63,1%) dibanding jenis makanan lain. Hasil analisis untuk masing-masing jenis makanan terlihat responden dalam memilih makanan pokok ratarata sangat suka pada nasi (37,4%), berikutnya mie (32,4%), sedangkan makanan pokok yang tidak responden suka adalah sagu (31,5%), selanjutnya ubi rebus dan ubi goreng (26,1%). Bila dilihat dari pengolahan makanan pokok, responden lebih suka bila makanan pokok diolah dengan cara digoreng seperti goreng kentang (46,8%), nasi goreng, dan perkedel dengan persentase yang sama yaitu 41,4%. Pemilihan makanan protein hewani diketahui bahwa responden lebih banyak sangat menyukai protein hewani yang bersumber dari ayam (47,73%) dan daging (41,12%) dibanding sumber protein hewani lainnya. Dilihat dari jenis pengolahan makanan, responden lebih suka makanan tersebut diolah dengan cara dibakar yaitu menyukai sate daging (62,2%) dan sate ayam (59,5%). Pemilihan makanan protein nabati, responden lebih banyak menyukai tahu (28,4%) dan makanan tersebut diolah dengan cara digoreng seperti goreng tahu dan tahu kecap dengan persentase yang sama yaitu 34,2%. Untuk pemilihan sayuran, dari semua jenis sayuran responden lebih banyak menyukai bayam yaitu sebanyak 25,7% dan sayur yang diolah dengan cara ditumis seperti tumis kangkung (28,8%) dan tumis bayam (27,9%). Pemilihan buah-buahan, umumnya responden menyukai semua jenis buah-buahan. Namun, diantara semua jenis buah-buahan tersebut, responden lebih banyak menyukai mangga dan anggur dengan persentase yang sama yaitu 59,5% dibanding buah-buah lainnya. Distribusi responden menurut karakteristik individu terlihat persentase siswa laki-laki, keadaan sehat, tidak alergi, berasal dari Provinsi Sumatera Barat lebih banyak dibanding kategori lainnya. Dilihat dari distribusi responden menurut karakteristik makanan menunjukkan 18

Azrimaidaliza & Purnakarya, Analisis Pemilihan Makanan pada Remaja Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Individu, Makanan, dan Lingkungan di SMA Adabiah Padang Variabel Kategori Frekuensi Persentase Jenis kelamin Laki-laki 61 55 50 45 Status kesehatan Sakit 15 13,5 96 86,5 Alergi Alergi 32 28,8 alergi 79 71,2 Daerah asal Prov. Sumatera Barat 100 90,1 Luar Prov. Sumatera Barat 11 9,9 Rasa makanan Ya 90 81,1 21 18,9 Warna makanan Ya 33 29,7 78 70,3 Porsi Ya 61 55 50 45 Aroma Ya 52 46,8 59 53,2 Tekstur Ya 20 18 91 82 Harga makanan Ya 40 36 71 64 Peran daya beli Ya 48 43,2 63 56,8 Peran cuaca Ya 64 57,7 47 42,3 bahwa responden lebih banyak memperhitungkan rasa dan porsi dalam memilih makanan dibanding warna, aroma, tekstur, dan harga makanan. Pada karakteristik lingkungan, lebih banyak persentase responden tidak memperhitungkan daya beli dan peran cuaca dalam pemilihan makanan (Lihat Tabel 1). Hasil uji statistik diketahui dari karakteristik individu, makanan dan lingkungan yang dihubungkan dengan pemilihan makanan pokok hanya faktor aroma makanan yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan pokok yaitu nilai p < 0,05 (Lihat Tabel 2). Hasil analisis hubungan antara karakteristik individu, makanan, dan lingkungan dengan pemilihan makanan protein hewani menunjukkan hanya faktor alergi yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan protein hewani (nilai p < 0,05) (Lihat Tabel 3). Pada Tabel 4 terlihat tidak satu pun dari karakteristik individu, makanan, dan lingkungan yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan protein nabati (nilai p > 0,05). Untuk analisis hubungan antara karakteristik individu, makanan, dan lingkungan dengan pemilihan sayuran menunjukkan tidak satu pun faktor-faktor tersebut berhubungan secara bermakna dengan pemilihan sayuran (nilai p > 0,05) (Lihat Tabel 5). Hasil analisis hubungan antara karakteristik individu, makanan, dan lingkungan dengan pemilihan buah-buahan diketahui hanya faktor jenis kelamin yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan buah-buahan (nilai p < 0,05) (Lihat Tabel 6). Pembahasan Dalam susunan hidangan Indonesia, berbagai jenis bahan makanan dikelompokkan ke dalam bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan. Makanan pokok dianggap terpenting karena merupakan kuantum terbesar diantara bahan makanan yang dikonsumsi dan sumber utama kalori sehingga dianggap tidak lengkap bila belum mengonsumsi jenis makanan ini. Untuk kelompok lauk-pauk sebagai sumber protein dibagi menjadi dua bagian berdasarkan sumbernya, yaitu protein hewani, misalnya daging, ikan, dan telur kemudian protein nabati, misalnya kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti tempe dan tahu, sedangkan bahan makanan sayur dan buah, umumnya merupakan penghasil vitamin dan mineral. 4,5 Hasil analisis univariat menunjukkan secara umum persentase pemilihan makanan pada siswa SMA Adabiah hampir sama diantara makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan buah-buahan. Namun diantara kelima jenis makanan tersebut dilihat siswa paling banyak menyukai buah-buahan, yaitu 86,5% dan paling tidak suka makanan sumber protein nabati yaitu 63,1%. Pilihan makanan pada remaja kadang-kadang tidak sesuai dengan panduan atau pedoman makanan yang 19

Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 1, Agustus 2011 Tabel 2. Kriteria Individu, Makanan, dan Lingkungan dalam Pemilihan Makanan Pokok di SMA Adabiah Padang Jenis kelamin Laki-laki 0,600 Status kesehatan Sakit 0,713 Alergi Alergi 0,455 alergi Daerah asal Padang 0,532 Rasa makanan Ya 0,459 Warna makanan Ya 0,469 Porsi Ya 0,198 Aroma Ya 0,031 Tekstur Ya 0,638 Harga makanan Ya 0,874 Peran daya beli Ya 0,544 Peran cuaca Ya 0,258 Tabel 3. Kriteria Individu, Makanan, dan Lingkungan dalam Pemilihan Makanan Protein Hewani di SMA Adabiah Padang Jenis kelamin Laki-laki 0,600 Status kesehatan Sakit 1,000 Alergi Alergi 0,045 alergi Daerah asal Padang 0,875 Rasa makanan Ya 0,798 Warna makanan Ya 0,176 Porsi Ya 0,886 Aroma Ya 1,000 Tekstur Ya 0,604 Harga makanan Ya 1,000 Peran daya beli Ya 0,824 Peran cuaca Ya 0,717 dianjurkan yaitu mengonsumsi makanan yang seimbang dan beraneka ragam setiap hari. Story, Neumark- Sztainer, dan French, 6 menyatakan pilihan makanan pada remaja khususnya di Amerika tidak sesuai dengan panduan makanan (Dietary Guidelines). Konsumsi makanan remaja cenderung rendah buah-buahan, sayuran, rendah makanan tinggi kalsium serta konsumsi makanan tinggi lemak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja dalam memilih makanan belum bervariasi dalam mengonsumsi makanan terutama pada makanan pokok, protein hewani, protein nabati, dan sayuran. Ditinjau dari cara pengolahan makanan, siswa lebih menyukai makanan tersebut diolah dengan cara digoreng, dibakar, dan ditumis. Makanan pokok yang paling banyak disukai siswa adalah kentang, berupa kentang goreng (46,8%) dan perkedel (41,4%) serta nasi yang diolah menjadi nasi goreng (41,4%). Untuk protein hewani, siswa lebih banyak memilih ayam dan daging, berupa sate daging (62,2%) dan sate ayam (59,5%). Terkait dengan protein nabati, siswa lebih banyak menyukai tahu dibanding sumber protein nabati lainnya, berupa tahu goreng dan tahu kecap (34,2%). Untuk pemilihan sayuran, dari semua jenis sayuran siswa SMA Adabiah lebih banyak menyukai kangkung dan bayam, yaitu tumis kangkung (28,8%) dan tumis bayam (27,9%), sedangkan untuk pemilihan buah-buahan sudah cukup bervariasi. Namun diantara buah-buahan tersebut, siswa paling menyukai mangga dan anggur (59,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa karakteristik individu yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan adalah status alergi berhubungan dengan pemilihan makanan sumber protein hewani dan jenis kelamin berhubungan dengan pemilihan buah-buahan. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat siswa yang memiliki alergi lebih banyak tidak memilih makanan sumber protein hewani. Selain itu, diketahui hampir sepertiga siswa memiliki alergi dan sebagian besar siswa tersebut alergi terhadap makanan laut. Hal tersebut dapat dipahami karena alergi yang diderita seseorang menyebabkan orang tersebut lebih memilih untuk menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi, terutama sumber protein hewani seperti makanan laut yaitu udang. Kondisi kesehatan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan. Nafsu makan yang menurun bila seseorang dalam keadaan sakit dan alergi terhadap makanan. Beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi antara lain bahan makanan hasil pertanian seperti susu, daging, dan hasil laut seperti ikan, udang, kemudian kacang-kacangan, gandum, buahbuahan, dan sayuran. 7 Karakteristik individu yaitu jenis kelamin berhubungan secara bermakna dengan pemilihan buahbuahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa laki-laki lebih bervariasi dalam menyukai makanan, le- 20

Azrimaidaliza & Purnakarya, Analisis Pemilihan Makanan pada Remaja Tabel 4. Kriteria Individu, Makanan, dan Lingkungan dalam Pemilihan Makanan Protein Nabati di SMA Adabiah Padang Jenis kelamin Laki-laki 0,073 Status kesehatan Sakit 0,956 Alergi Alergi 0,653 alergi Daerah asal Padang 0,521 Rasa makanan Ya 0,590 Warna makanan Ya 0,793 Porsi Ya 0,837 Aroma Ya 0,274 Tekstur Ya 0,880 Harga makanan Ya 0,655 Peran daya beli Ya 0,201 Peran cuaca Ya 0,169 Tabel 5. Kriteria Individu, Makanan, dan Lingkungan dalam Pemilihan Sayuran di SMA Adabiah Padang Jenis kelamin Laki-laki 1,000 Status kesehatan Sakit 0,800 Alergi Alergi 0,612 alergi Daerah asal Padang 0,751 Rasa makanan Ya 0,162 Warna makanan Ya 0,273 Porsi Ya 0,512 Aroma Ya 0,965 Tekstur Ya 0,075 Harga makanan Ya 0,886 Peran daya beli Ya 0,333 Peran cuaca Ya 0,105 bih menyukai buah-buahan dibanding dengan siswa perempuan. Umumnya siswa perempuan lebih banyak tidak menyukai makanan pokok, protein hewani, protein nabati dibanding siswa laki-laki. Untuk pemilihan sayuran, baik siswa perempuan dan laki-laki hampir sama persentasenya dalam tidak menyukai jenis makanan ini. Sebaliknya, mereka sangat menyukai buahbuahan walaupun persentase yang paling banyak menyukai adalah siswa laki-laki. Penelitian Weaver dan Brittin, 8 mengenai pemilihan makanan pada mahasiswa di Texas Tech University memperlihatkan hasil yang berbeda. Penelitian ini diketahui perempuan lebih banyak melakukan pilihan dalam makanan dibanding laki-laki. Dalam penelitian ini, siswa laki-laki lebih bervariasi dalam melakukan pemilihan makanan dibanding siswa perempuan. Hal ini disebabkan karena pada usia remaja, perempuan lebih memperhatikan body image atau citra tubuh sehingga membatasi makanan terutama makanan yang mengandung kalori yang dapat mempengaruhi keadaan tubuhnya. Hasil penelitian Rahmi, 9 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan status gizi remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) model Bukittinggi. Karakteristik makanan yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan adalah aroma makanan dengan pemilihan makanan pokok. Data tersebut menunjukkan bahwa aroma makanan yang tidak ada pada makanan pokok berhubungan dengan ketidaksukaan siswa terhadap makanan pokok tersebut. Aroma makanan yang menggugah selera dan disukai akan memberi rangsangan pada indra penciuman seseorang sehingga akan mempengaruhinya untuk mengonsumsi makanan tersebut. Namun bila dilihat dari persentase pemilihan makanan pokok berdasarkan karakteristik makanan, kebanyakan siswa dalam memilih makanan mempertimbangkan rasa, warna, porsi, aroma, tekstur, dan harga makanan. Dilihat hubungannya dengan pemilihan makanan, karakteristik lingkungan menunjukkan tidak berhubungan bermakna antara daya beli dan cuaca dengan pemilihan makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran maupun buah-buahan. Kemungkinan hasil yang tidak bermakna disebabkan karena daya beli dan cuaca bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan makanan pada siswa di SMA Adabiah. Faktor utama yang berhubungan dengan pemilihan makanan pada penelitian ini adalah aroma makanan dengan pemilihan makanan pokok, jenis kelamin dengan pemilihan buah-buahan, dan status alergi dengan pemilihan makanan sumber protein hewani. Namun, bila dilihat dari persentase pemilihan makanan berdasarkan karakteristik lingkungan, terlihat adanya kecenderungan siswa mempertimbangkan daya beli dan cuaca dalam memilih makanan. 21

Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 1, Agustus 2011 Tabel 6. Kriteria Individu, Makanan, dan Lingkungan dalam Pemilihan Buah-buahan di SMA Adabiah Padang Jenis kelamin Laki-laki 0,025 Status kesehatan Sakit 0,688 Alergi Alergi 0,052 alergi Daerah asal Padang 0,751 Rasa makanan Ya 0,295 Warna makanan Ya 0,527 Porsi Ya 0,483 Aroma Ya 0,169 Tekstur Ya 0,467 Harga makanan Ya 0,226 Peran daya beli Ya 0,259 Peran cuaca Ya 0,933 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pemilihan makanan dan faktor-faktor yang berhubungan dapat disimpulkan bahwa secara umum dari kelima jenis makanan, yaitu makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan buah-buahan, siswa SMA Adabiah paling banyak menyukai buah-buahan. Dilihat dari pengolahan makanan tersebut, siswa sangat menyukai pengolahan dengan cara dibakar, digoreng atau menggunakan minyak. Aroma makanan berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan pokok, jenis kelamin dengan pemilihan buah-buahan, dan status alergi dengan pemilihan makanan protein hewani. Saran Saran diberikan kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk bekerja sama dalam meningkatkan pengetahuan siswa atau remaja melalui pendidikan kesehatan secara rutin dengan materi konsumsi makanan yang seimbang dan bervariasi sehingga dapat terpenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya dapat berdampak pada status gizi dan academic performance siswa. Selain itu bagi remaja yang menderita alergi, melalui pendidikan kesehatan tersebut dapat mengetahui pola makan yang baik tanpa harus membatasi kuantitas maupun kualitas asupan makanannya. Daftar Pustaka 1. Sanjur D. Social and cultural perspectives in nutrition. New Jersey: Prentice-Hall; 1982. 2. Furst T. Food choice: a conceptual model of the process. [serial on the Internet]. 2009 February [cited 2009 February 13]. Available from: http://www.sciencedirect.com. 3. Rusli LS. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada siswa SMU Adabiah Padang tahun 2008 [skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2008. 4. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Jakarta: Dian Rakyat; 2000. 5. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2002. 6. Story, Mary, Neumark-Sztainer, Dianne, French, Simone. Individual and environmental influences on adolescent eating behaviors. [serial on the Internet]. 2009 February [cited 2009 February 13]. Available from: http://www.sciencedirect.com. 7. Shimada, Junko, Yano, Hiroyuki, Mizumachi, Koko. Trends in food allergy research. [serial on the Internet]. 2009 November [cited 2009 November 10]. Available from: http://www.nistep.go.jp. 8. Weaver, Michelle R, Brittin, Hellen C. Food preferences of men and women by sensory evaluation versus questionnaire. [serial on the Internet]. 2009 February [cited 2009 February 13]. Available from: http://www.fcs.sagepub.com. 9. Rahmi N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja putri di MAN model Bukittinggi tahun 2008 [skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2008 22