Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

1 atm selama 15 menit

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

Umur kelompok. Valid < 45 tahun tahun >65 tahun Total

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)

LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae.

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

LAMPIRAN HASIL OUTPUT PENILAIAN UJI HEDONIK. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Warna K. Overall K N

LAMPIRAN. Komposisi Media Murashige & Skoog (MS). Bahan penyusun a. Makronutrien NH 4 NO KNO CaCl 2.2H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dibagi menjadi lokasi pengambilan sampel dan lokasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Perubahan bobot tubuh ikan selais (Ompok hypopthalmus) pada setiap perlakuan selama penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. No. formula waktu inkubasi hasil SPC. 1 K 0 7 x K 0 1,1 x K 0 5,5 x 10 6.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

LAMPIRAN. 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata) Jenis Perlakuan

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Protokol Hypobaric Chamber untuk Bedah Tikus

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Transkripsi:

57 Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN A. Prosedur uji TPC 1. Peralatan a. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g; b. Autoklaf; c. Inkubator 35 o C ± 1 o C; d. Anaerobic jar; e. Cawan petri 15 mm x 90 mm; f. Botol pengencer 20 ml; g. Alat penghitung koloni; h. Stomacher; i. Batang gelas bengkok diameter 3 mm 4 mm, dengan panjang tangkai 15 cm 20 cm; j. Pipet gelas: 0,1 ml; 1 ml; 5 ml; dan 10 ml. 2. Media dan pereaksi a. Plate Count Agar (dibuat dari tryptone 5 g, yeast extract 22,5 g, dextrose 1 g, agar 15 g, aquades 1 l yang dipanaskan hingga mendidih kemudian disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121 o C); b. Larutan butterfield s phosphate buffered; c. Gas pack dan indikator air anaerob. 3. Prosedur a. Timbang contoh secara aseptis sebanyak 25 g. b. Tambahkan 225 ml larutan butterfield s phosphate buffered, homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan pengenceran 10-1. c. Dengan menggunakan pipet steril, ambil 1 ml homogenat di atas dan masukkan ke dalam 9 ml larutan butterfield s phosphate buffered untuk mendapatkan pengenceran 10-2. d. Untuk pengenceran selanjutnya (10-3 ) ambil 1 ml contoh dari pengenceran 10-2 dan masukkan ke dalam 9 ml larutan butterfield s phosphate buffered.

58 e. Hal yang sama dilakukan untuk pengenceran selanjutnya. Pada setiap pengenceran dilakukan pengosokan minimal 25 kali. f. Pipet 1 ml dari setiap pengenceran dan masukkan ke dalam cawan petri steril. Lakukan duplo untuk setiap pengenceran. g. Tambahkan 12 ml 15 ml PCA yang sudah didinginkan dalam waterbath hingga mencapai suhu 45 o C ± 1 o C ke dalam masingmasing cawan yang sudah berisi contoh. Supaya contoh dan media PCA tercampur sempurna lakukan pemutaran cawan ke depan ke belakang dan ke kiri ke kanan. h. Setelah agar menjadi padat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 48 ± 2 jam pada suhu 35 o C ± 1 o C. i. Catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni. Perhitungan Angka Lempeng Total sebagai berikut: N C 1 n 0, n 1 1 2 d Keterangan: N: jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per g; ΣC: jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung; n 1 : jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung; n 2 : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung; d: pengenceran pertama yang dihitung. B. Prosedur uji TVBN 1. Peralatan a. Blender; b. Buret; c. Corong gelas; d. Erlenmeyer; e. Gelas piala; f. Kertas saring kasar; g. Labu takar; h. Seperangkat alat destilasi uap;

59 i. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g. 2. Pereaksi a. Asam perklorat 6%; b. NaOH 20%; c. H 3 BO 4 3%; d. Na 2 B 4 O 7 0,02 N; e. Silicon anti-foaming; f. Indikator fenolftalein; g. Indikator tashiro; h. Indikator metil merah. 3. Prosedur a. Ekstraksi 1. Timbang 10 g contoh ± 0,1 g dengan menggunakan gelas piala; 2. Tambahkan 90 ml asam perklorat 6%; 3. Homogenkan contoh dengan menggunakan homogenizer selama 2 menit; 4. Saring contoh dengan menggunakan kertas saring kasar. b. Destilasi 1. Masukkan ekstrak sebanyak 50 ml ke tabung destilasi; 2. Tambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein. Tambahkan beberapa tetes silicon anti-foaming; 3. Pasangkan tabung destilasi pada peralatan destilasi uap. Tambahkan 10 ml NaOH 20% (pada tahap ini campuran bersifat basa yang ditandai dengan warna merah); 4. Siapkan penampung erlenmeyer yang berisi 100 ml H 3 BO 4 3% dan 3 tetes 5 tetes indikator tashiro; 5. Lakukan destilasi uap kurang lebih 10 menit sampai memperoleh destilat 100 ml sehingga pada volume akhir terdapat kurang lebih 200 ml larutan berwarna hijau; 6. Lakukan destilasi larutan blanko dengan mengganti ekstrak contoh dengan 50 ml asam perklorat 6%, pengerjaan selanjutnya sama dengan contoh.

60 c. Titrasi 1. Lakukan titrasi terhadap destilat contoh dan blanko dengan menggunakan larutan HCl 0,02 N; 2. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya kembali warna ungu. d. Perhitungan TVB N( mg /100g) Keterangan: Vc Vb N 14,007 2 100 W V c : volume larutan HCl pada titrasi contoh; V b : volume larutan HCl pada titrasi blanko; N: normalitas larutan HCl; W: berat contoh (g); 14,007: berat atom nitrogen; 2: faktor pengenceran.

61 Lampiran 2 Score sheet organoleptic daging keong emas mentah Deskripsi organoleptik Nilai Bau Segar spesifik keong emas mentah 10 Basi 7 Sangat basi 5 Busuk 3 Sangat busuk 1 Kenampakan Coklat cerah spesifik keong emas mentah 10 Coklat dan sebagian kehitaman 7 Kehitaman, masih ada kekuningan 5 Kehitaman 3 Sangat kehitaman 1 Tekstur Kenyal, liat, kompak 10 Sebagian masih kenyal, sebagian melunak 7 Lebih banyak bagian lunak, sedikit bagian yang kenyal 5 Lunak, kebanyakan hancur 3 Hancur menjadi cairan kental 1 Rerata Total/3

62 Lampiran 3 Uji t lebar karapas kepiting bakau uji One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean lebar 21 11.8238.41461.09048 One-Sample Test Test Value = 0 99% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper lebar 130.684 20.000 11.82381 11.5664 12.0812 Kesimpulan: Lebar karapas kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99% (tingkat kesalahan 1%) adalah tidak berbeda nyata dengan 12 cm. Ini bisa dilihat dengan nilai t hitung sebesar 130,7; lebih besar dari nilai t tabel (0,01/2; 21-1) sebesar 2,845.

63 Lampiran 4 Uji t berat tubuh kepiting bakau uji One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean berat 21 3.4933E2 11.98054 2.61437 One-Sample Test Test Value = 0 99% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper berat 133.621 20.000 349.33333 341.8946 356.7721 Kesimpulan: Berat tubuh kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99% (tingkat kesalahan 1%) adalah tidak berbeda nyata dengan 350 gram. Nilai t hitung untuk berat adalah 133,6, lebih besar dari nilai t tabel (0,01/2; 21-1) sebesar 2,845.

64 Lampiran 5 Nilai ph sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan Ulangan ke- ph pada 5 umur simpan U 0 U 3 U 6 U 9 U 12 1 7,22 6,82 7,29 7,26 7,14 2 7,43 6,96 7,36 7,33 7,14 3 7,42 6,95 7,35 7,32 7,14 4 7,36 6,94 7,30 7,27 7,10 5 7,40 6,93 7,31 7,30 7,11 Rerata 7,37 6,92 7,32 7,30 7,13 SD 0,08 0,05 0,03 0,03 0,02 Keterangan: Metode uji: ph meter 220 Merk Corning Lampiran 6 Nilai TVBN sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan (mg/100 gr sampel bahan umpan) Ulangan ke- TVBN (mg/100g) pada 5 umur simpan U 0 U 3 U 6 U 9 U 12 1 16,0144 536,3973 883,1123 931,8942 1050,5823 2 16,0365 531,2085 891,1562 1014,9026 1128,1306 3 16,7801 533,8356 888,2124 1005,6533 1070,1672 4 16,6722 533,5217 890,4631 945,7321 1132,4862 5 16,1302 535,4019 884,1781 987,5014 1040,3040 Rerata 16,3267 534,0730 887,4244 977,1367 1084,3341 SD 0,3692 1,9833 3,6371 36,6743 43,3454 Keterangan: Metode uji: SNI 2354.8:2009

65 Lampiran 7 Uji homogenitas kadar TVBN sampel umpan keong emas Descriptives TVBN 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 0 5 16.3267.36922.16512 15.8682 16.7851 16.01 16.78 3 5 5.3407E2 1.98331.88696 531.6104 536.5356 531.21 536.40 6 5 8.8742E2 3.63709 1.62656 882.9084 891.9405 883.11 891.16 9 5 9.7714E2 36.67431 16.40125 931.5996 1022.6739 931.89 1014.90 12 5 1.0843E3 43.34539 19.38465 1030.5136 1138.1545 1040.30 1132.49 Total 25 6.9986E2 397.17207 79.43441 535.9144 863.8035 16.01 1132.49 Test of Homogeneity of Variances TVBN Levene Statistic df1 df2 Sig. 21.817 4 20.000 Kesimpulan: Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. (P-value) sebesar 0,000. Ini mengindikasikan bahwa kita menolak H 0, berarti cukup bukti untuk menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama (homogenitas tidak terpenuhi).

66 Lampiran 8 Uji normalitas kadar TVBN sampel umpan keong emas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TVBN N 25 Normal Parameters a Mean 6.9986E2 Std. Deviation 3.97172E2 Most Extreme Differences Absolute.278 Positive.157 Negative -.278 Kolmogorov-Smirnov Z 1.389 Asymp. Sig. (2-tailed).042 a. Test distribution is Normal. Kesimpulan: Data tidak menyebar secara normal karena nilai Sig. 0,042 < 0,05.

67 Lampiran 9 Uji Kruskal-Wallis kadar TVBN sampel umpan keong emas Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum TBVN 25 6.998590E 2 397.1720670 16.0144 1.1325E3 UmurSimpanUmpan 25 6.00 4.330 0 12 Ranks UmurSi mpanu mpan N Mean Rank TBVN 0 5 3.00 3 5 8.00 6 5 13.00 9 5 18.00 12 5 23.00 Total 25 Test Statistics a,b TBVN Chi-Square 23.077 df 4 Asymp. Sig..000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: UmurSimpanUmpan Kesimpulan: Nilai P-value sebesar 0,000 < nilai kritis 0,05, karena itu hipotesis nol ditolak, bahwa terdapat cukup bukti dimana terdapat perbedaan dari kelima umur simpan umpan terhadap TBVN.

68 Lampiran 10 Nilai organoleptik sampel umpan pada berbagai umur simpan Nilai organoleptik pada 5 umur simpan U 0 U 3 U 6 U 9 U 12 Bau 10 7 5 1 1 Kenampakan 10 7 5 1 1 Tekstur 10 7 5 1 1 Rerata 10 7 5 1 1 Keterangan: Metode uji: sensori

69 Lampiran 11 Uji homogenitas periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas Descriptives Periode 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 0 7 52.1429 11.68230 4.41550 41.3385 62.9472 35.00 70.00 3 7 61.5714 16.98879 6.42116 45.8594 77.2834 41.00 90.00 6 7 52.5714 20.08197 7.59027 33.9987 71.1442 30.00 81.00 Total 21 55.4286 16.38161 3.57476 47.9718 62.8854 30.00 90.00 Test of Homogeneity of Variances Waktu Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.104 2 18.353 Kesimpulan: Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. (P-value) sebesar 0,353. Ini mengindikasikan bahwa kita gagal menolak H 0, berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama (homogenitas terpenuhi).

70 Lampiran 12 Uji normalitas periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Waktu N 21 Normal Parameters a Mean 55.4286 Std. Deviation 1.63816E1 Most Extreme Differences Absolute.153 Positive.153 Negative -.097 Kolmogorov-Smirnov Z.700 Asymp. Sig. (2-tailed).711 Test distribution is Normal. Kesimpulan: Data menyebar secara normal karena nilai Sig. 0,711 > 0,05.

71 Lampiran 13 Uji anova periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas ANOVA Waktu Sum of Squares df Mean Square F Sig. Umpan 396.857 2 198.429.719.501 Galat 4970.286 18 276.127 Total 5367.143 20 Kesimpulan: Hasil uji one way anova yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa nilai uji F signifikan pada kelompok uji. Ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 0,719 yang lebih kecil daripada F (2,18) sebesar 3.555 (Fhitung < Ftabel), diperkuat dengan nilai p = 0,501 lebih besar daripada nilai kritik α=0,05.

72 Lampiran 14 Pencatatan pola dan arah gerak kepiting bakau Rekaman foto-foto gerakan kepiting bakau: Menit ke-0 Menit ke-20 Menit ke-40 Menit ke-60 Foto ini ditransfer ke ilustrasi sebagai berikut:

73 Lampiran 15 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan pertama Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-1, kepiting bakau bergerak dari area A ke area C pada menit ke-20, kemudian dari area C ke area E pada menit ke-40, dan pada menit ke-60 kepiting bakau menuju ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

74 Lampiran 16 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan kedua Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-2, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-19, kemudian dari area B ke area F pada menit ke- 35, dan menyentuh umpan keong emas.

75 Lampiran 17 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan ketiga Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-3, kepiting bakau tetap pada area A tetapi bergerak dari sisi satu ke sisi satunya pada menit ke-15, kemudian dari area A ke area E pada menit ke-31, dan pada menit ke 46 kepiting bakau menuju ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

76 Lampiran 18 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan keempat Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-4, kepiting bakau tetap pada area A tetapi bergerak dari sisi satu ke sisi satunya pada menit ke-20, kemudian dari area A ke area F pada menit ke-55, dan menyentuh umpan keong emas.

77 Lampiran 19 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan kelima Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-5, kepiting bakau bergerak dari area A ke area C pada menit ke-20, kemudian dari area C ke area F pada menit ke- 43, dan menyentuh umpan keong emas.

78 Lampiran 20 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan keenam Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-6, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-27, kemudian dari area B ke area F pada menit ke- 56, dan menyentuh umpan keong emas.

79 Lampiran 21 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan ketujuh Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-7, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-43, kemudian dari area B ke area E pada menit ke-55, serta dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-70.

80 Lampiran 22 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan pertama Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-1, kepiting bakau bergerak dari area A ke area E pada menit ke-19, kemudian dari area E ke area F pada menit ke- 41 dan menyentuh umpan keong emas.

81 Lampiran 23 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan kedua Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-2, kepiting bakau bergerak masih di area A pada menit ke-15, kemudian dari area A ke area E pada menit ke-35, selanjutnya pada menit ke-55 dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

82 Lampiran 24 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan ketiga Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-3, kepiting bakau bergerak dari area A ke area E pada menit ke-20, kemudian pada menit ke-65 dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

83 Lampiran 25 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan keempat Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-4, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara C dan D pada menit ke-46, kemudian pada menit ke-90 dari area antara C dan D ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

84 Lampiran 26 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan kelima Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-5, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara E pada menit ke-27, kemudian pada menit ke-45 bergerak masih di area E, selanjutnya pada menit ke-77 kepiting bergerak dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

85 Lampiran 27 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan keenam Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-6, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara B pada menit ke-15, kemudian pada menit ke-50 kepiting bergerak dari area B ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

86 Lampiran 28 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan ketujuh Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-7, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara B pada menit ke-23, kemudian pada menit ke-45 kepiting bergerak dari area B ke area C, terakhir bergerak dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-53.

87 Lampiran 29 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan pertama Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-1, pada menit ke-26 kepiting bakau masih bergerak di area A dari satu sisi ke sisi lainnya, kemudian ke area antara E pada menit ke-46, terakhir bergerak dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-50.

88 Lampiran 30 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan kedua Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-2, pada menit ke-15 kepiting bakau masih bergerak di area A dari tengah ke sisi lainnya, kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-30.

89 Lampiran 31 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan ketiga Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-3, pada menit ke-20 kepiting bakau masih bergerak di area A dari salah satu sisi ke tengah, pada menit ke-40 dari tengah ke sisi lainnya di area A, kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-81.

90 Lampiran 32 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan keempat Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-4, pada menit ke-16 kepiting bakau masih bergerak dari area A ke area B, kemudian dari area B ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-45.

91 Lampiran 33 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan kelima Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-5, pada menit ke-32 kepiting bakau bergerak dari area A ke area B, kemudian kembali ke area A dari area B pada menit ke-35, dari area A kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-44.

92 Lampiran 34 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan keenam Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-6, pada menit ke-35 kepiting bakau bergerak dari area A ke area B, pada menit ke-40 dari area B ke area C, kemudian dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke- 80.

93 Lampiran 35 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan ketujuh Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-7, pada menit ke-17 kepiting bakau bergerak dari area A ke area C, kemudian dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-38.