Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

dokumen-dokumen yang mirip
Dhammacakka Pavattana Sutta!

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Dāna. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin. Sunday, October 6, 13

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Sang Buddha Pelindungku V

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

MENGHENTIKAN GAYA HIDUP AUTOPILOT

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

62 Pandangan Salah (6)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi Instrumen

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

D. ucapan benar E. usaha benar

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Penolakan Keduniawian Bodhisatta. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

Mahā Maṅgala Sutta (1)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Brahmavihāra (1) Pendahuluan. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Mengidentifikasi delapan anugerah yang diminta. Tes Lisan. Pangeran Siddharta

Abhidhammatthasaṅgaha

STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak:

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

TIGA PERMATA MULIA. --Hari Asadha--

Pengembara yang Tersesat

62 PANDANGAN SALAH (1)

Sifat Agung dari Tiga Permata

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

The Purpose of Practice. The Purpose of Practice. Sayalay Susīlā s Dhamma talk

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

MENJADI PEMENANG ARUS

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

Dharmayatra tempat suci Buddha

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Dhammavihārī Buddhist Studies. DHAMMAVIHARI. Pāramī (3) Penolakan

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

Kunci Menuju Kebahagiaan Oleh Sayalay Susilā

DHAMMAPADA DHAMMAPADA

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

Bacaan Umat Buddhis. UPASAKA & UPASIKA ARIYA (Kesucian Umat Awam Buddhis) Lie Yuliana Pannasiri

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.

Pengenalan Abhidhamma

László Hankó: Kebahagiaan Marina

Sampul & Tata Letak: Jimmy Halim, Leonard Halim Tim Dana: Laura Perdana. Diterbitkan Oleh:

Inspirasi dari Para Bhikkhuni Mulia

Terbentuknya Bhikkhunī Sāsana

Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Perkembangan Pandangan Terang

CHARLES KUMAR. Fakir Sang Pencari

KEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1

HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

本師釋迦牟尼佛. (Ben shi shi jia mou ni fo) Sakyamuni Buddha

III. Bab. Pembabaran Dharma 2. A. Khotbah Kedua

Kamma (6) IV. Berdasarkan Tempat Kematangan Kamma Lingkup Inderawi

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

Sang Buddha Pelindungku II

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (17) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 13 November 2005 s.

Di Manakah Sang Buddha?

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

Buletin Maya Indonesia

Transkripsi:

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD

Anattalakkhaṇa Sutta (S 3:67) Sutta tentang Karakteristik Bukan-diri dibabarkan 5 hari setelah kotbah pertama. Pañcakkhandha bukan Diri Menyebabkan penderitaan dan berada diluar kendali kita. Anicca - Dukkha - Anatta Apakah layak untuk dianggap sbg Ini milikku (taṇhā), Ini Aku (māna), Ini Diriku (diṭṭhi)? Pancakkhandha di masa-lalu / depan / sekarang /internal / eksternal / kasar / halus / hina / mulia / jauh / dekat harus dilihat sebagai mana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai: ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku. Jijik - bosan - batin terbebaskan: kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada kondisi lagi bagi kelahiran. Lima pertapa mencapai tingkat kesucian Arahat. Saṅgha pun ( 6 arahat ) telah terbentuk untuk pertama kalinya.

Pentahbisan Yasa dan Teman Siapakah Yasa? Anak jutawan Benares yang bergelimang kemewahan seperti halnya Pangeran Siddhattha. Menyadari bahaya kehidupan, dia pergi ke Isipatana, tempat dimana Buddha dan 5 pertapa mencapai tingkat kesucian Arahat. Disana, ia menjadi Sotāpanna setelah mendengarkan ceramah-bertahap dari Buddha (dāna, sīla, sagga, kāmādinava, nekkhamma dan 4KM). Ayahnya (sotāpanna) adalah upāsaka pertama yang mengambil Tiga Perlindungan (tevācika upāsaka). Ex-istrinya (dan ibu) adalah upāsikā pertama (V 1:19).

Pentahbisan Yasa dan Teman Siapakah Yasa? Menjadi arahat pada saat mendengarkan ceramah Buddha kepada ayahnya dan dan di- ehi bhikkhu upasampada dengan: Kemarilah, bhikkhu! Dhamma telah sempurna dibabarkan, jalani kehidupan suci! (catatan: sammā dukkhassa antakiriyāya [untuk mengakhiri penderitaan sampai ke-akarnya] tidak disebutkan karena pada saat itu Yasa sudah menjadi Arahat]. Pada saat itu ada 7 arahat di bumi ini. Empat sahabat (Vimala, Subāhu, Pūṇṇajit dan Gavāmpati) dan 50 teman mengikuti jejak Yasa (V 1:17) dan menjadi arahat setelah mendengarkan Dhamma dari Buddha. Terdapat 60 arahat di bumi dan saat untuk mengirim misionaris ke berbagai penjuru pun telah tiba!

Buddha Memulai Misinya Aku terbebaskan, para bhikkhu, dari segala ikatan (sabbapāsehi), baik deva maupun manusia. Kamu pun, para bhikkhu, terbebaskan dari segala ikatan, baik deva maupun manusia. Pergilah, para bhikkhu, untuk kesejahteraan banyak mahluk, untuk kebahagiaan banyak mahluk, sebagai wujud belas-kasih kepada dunia, untuk kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan deva dan manusia. Jangan dua pergi pada jalan yang sama. Ajarkanlah, para bhikkhu, Dhamma yang baik di awal, baik di tengah, baik di akhir. Perkenalkanlah kehidupan suci, dalam semangat dan ajarannya, lengkap menyeluruh, murni. Ada mahluk dengan sedikit debu di matanya yang akan jatuh karena tidak mendengarkan Dhamma. Ada mahluk yang akan memahami Dhamma. Saya pun, para bhikkhu, akan pergi menuju Uruvela di Senānigama untuk membabarkan Dhamma. (V 1:21)

Buddha Memulai Misinya Kemudian, Māra, si jahat, mendekati bhagavā dan berkata dalam syair: Kamu terikat oleh semua ikatan, baik deva maupun manusia. Kamu terikat oleh jeratan yang maha besar, kamu tidak akan bisa lari dariku, pertapa! Aku bebas dari semua ikatan, baik deva maupun manusia. Aku bebas dari jeratan yang maha besar. Kamu terkalahkan, si Pembuat-Akhir (antakāta)! Kemudian Māra, si jahat, berpikir dalam hati, Bhagavā mengetahui aku, Sugata mengetahui aku, menderita dan sedih, kemudian (ia) lenyap dari sana. (V 1:21)

Buddha Memulai Misinya Dikarenakan keberhasilan misi ini, Buddha mengijinkan para bhikkhu untuk mentahbiskan seseorang dengan cara: mencukur rambut, memakaikan jubah dan mengucapkan Tiga Perlindungan 3 kali. Model ini adalah bentuk pentahbisan kedua yang diijinkan oleh Buddha: tisaraṇagamanupasampadā. (V 1:22)

Tiga Puluh Sahabat Setelah menghabiskan retret-musim-hujannya yang pertama di Isipatana, Buddha kemudian menuju Uruvelā. Di tengah jalan, duduk dibawah pohon di hutan katun-sutra (kappasika vanasaṇḍa), beliau melihat 30 orang sedang bersenang-senang dengan istrinya, kecuali satu orang yang, dikarenakan tidak punya istri, menyewa seorang pelacur. Pada saat para lelaki mengejar pelacur yang melarikan diri sambil membawa barang berharga, mereka bertemu Buddha dan menanyakan apakah Beliau melihat seorang wanita lari melewati daerah ini. Buddha, Manakah yang lebih baik, anak muda, mencari seorang wanita atau mencari diri-sendiri (attānaṃ gaveseyyātha). Mereka menjawab, Lebih baik mencari diri-sendiri. Setelah mendengarkan Dhamma dari Buddha, mereka semua mencapai Mata Dhamma (dhammacakkhu = istilah yang merujuk pada 3 tingkat kesucian yang terbawah) Buddha mengabulkan permintaan mereka untuk ditahbiskan. (V 1:24; AA 1:101).

Jaṭila Menjadi Pengikut Buddha Jaṭila (pertapa berambut kusut) hidup di Uruvelā: Kakak-beradik Kassapa: Uruvelā Kassapa bersama 500 murid; Nadī Kassapa bersama 300 murid; Gayā Kassapa bersama 200 murid. Uruvela Kassapa takjub dengan kesaktian Buddha (3500 keajaiban yang dipertontonkan Buddha sepanjang musim hujan spt: menundukkan nāga, memecah kayu bakar utk upacara, memanaskan pendiangan utk digunakan setelah mandi di cuaca dingin dll) Akhirnya mereka semua menjadi bhikkhu, dimulai dari Uruvelā Kassapa dan pengikutnya, dan diikuti berturuturut oleh adiknya Nadī dan Gayā Kassapa. Mereka menjadi Arahat setelah Buddha membabarkan Āditta Pariyāya Sutta (V 1:34f). Ilustrasi

Āditta Pariyāya Sutta (S4:20f) Khotbah tentang Api Semuanya terbakar oleh keserakahan, kebencian dan delusi Sutta 1 tentang penderitaan dan lenyapnya dan Sutta ke-2 adalah penjabaran dari apa yang disampaikan secara singkat di Sutta ke-1: secara singkat 5 aggregat yang menjadi objek kemelekatan adalah penderitaan. Sutta ini adalah sutta ke-3, Buddha mengajarkan tentang realitas kehidupan yakni 6 indera, 6 objek inderawi, 6 kesadaran inderawi, 6 kontak dan 3 perasaan yang muncul sebagai konsekuensinya yang terbakar.

Āditta Pariyāya Sutta (S4:20f) Khotbah tentang Api Sutta ini sangat berkesan buat para Jaṭila karena mereka adalah pemuja-api. Di sutta ini Buddha menganalisa proses psikologis kemunculan perasaan yang tergantung kepada fenomena yang mendahuluinya. Penjelasan lebih detil dari Sutta ke-1: yāyaṃ taṇhā ponobbhavikā (nafsu-keinginan inilah yang membawa ke kelahiran-kembali).

Āditta Pariyāya Sutta (S4:20f) Khotbah tentang Api Mata, para bhikkhu, terbakar, objekmata terbakar, kesadaran-mata terbakar, kontak-mata terbakar, dan perasaan apapun yang muncul sebagai akibat dari kontak-mata apakah menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral itu pun juga terbakar. Terbakar oleh apa? Terbakar oleh apikeserakahan, oleh api-kebencian, oleh apidelusi; terbakar oleh kelahiran, kelapukan dan kematian; oleh kesedihan, rataptangis, sakit-jasmani, sakit-batin dan keputus-asaan. Pemahaman yang sama juga untuk telinga, hidung, lidah, tubuh, batin dengan objeknya masing2 dst.

Madhupiṇḍika Sutta (M 1:109-115) Khotbah tentang Butir-madu Tergantung kepada mata dan objeknya, kesadaran mata muncul. Pertemuan antara ketiganya disebutk kontak. Dengan kontak sebagai kondisi, perasaan (muncul). Apa yang dirasakan, itulah yang dipahami. Apa yang dipahami, itulah yang dipikirkan. Apa yang dipikirkan, itulah yang membuatnya terbosesi (papañca: perkembang-biakan batin ). Apa yang membuatnya terobsesi, tergantung padanya, gagasan-danpersepsi berdasarkan papañca menjadi kebiasaan dia (dalam menyikapi) objek mata masa lalu, masa-depan, dan masa-kini yang dikenali oleh kesadaran mata. Papañca: kecenderungan untuk berimajinasi, terjerat dalam Ego-sentris ini milikku, ini Aku dan ini Diriku yang mengaburkan data asli (paramattha dhamma). Sumber: tañhā, diṭṭhi dan māna.

Āditta Pariyāya Sutta (S4:20f) Khotbah tentang Api Melihat yang demikian, para bhikkhu, murid suci yang terpelajar (sutavā ariyasāvaka) menjadi jijik terhadap mata, terhadap objek-mata, terhadap kontak-mata, terhadap perasaan yang muncul sebagai akibat dari kontak-mata Demikian pula terhadap telinga dst. Melalui rasa jijik, dia menjadi tidak-bernafsu. Melalui tidak-bernafsu, batin dia terbebaskan. Ketika terbebaskan, muncullah kebijaksanaan, Saya terbebaskan! Dia mengerti: Kelahiran telah dihancurkan. Kehidupan suci telah dijalani. Apa yang harus dikerjakan telah dikerjakan. Tidak ada lagi kondisi untuk kelahiran. Ketika Sutta ini dibabarkan, batin ribuan bhikkhu terbebaskan dari kekotoran-batin dikarenakan oleh ketidak-melekatan.

Benang-Merah 3 Sutta Pertama Sutta Ke-1 Sutta Ke-2 Sutta Ke-3 Realita: Ada penderitaan (Lima agregat obj. kemelekatan adalah penderitaan) dan sebab penderitaan (nafsukeinginan). Solusi: Penderitaan dipahami, sebab-penderitaan ditinggalkan dengan mengembangkan JMB8 Realita: 5 agregat bukan-diri, karena kalau Diri maka mereka bisa diperintahkan sesuai kehendak kita. Solusi: 5 agregat (dalam 11 kategori) dilihat dg kebijaksanaan yang benar sbg: Ini bukan milikku, Ini bukan Aku, Ini bukan Diriku. Realita: Semua terbakar oleh LDM, kelahiran, kelapukan dan kematian; kesedihan, ratap-tangis, sakit-jasmani, sakit-batin dan keputus-asaan. Solusi: Melihat yang demikian, murid suci yang terpelajar menjadi jijik terhadap semua tidak-bernafsu batin terbebaskan muncul kebijaksanaan: Saya terbebaskan!

Selesai