Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi"

Transkripsi

1 Sabbadānam Dhammadānam Jināti Diantara semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi The Key to Liberation (Jalan Menuju Pembebasan) Nama Penulis: YM. Ajahn Chah Penerjemah: Aina Viriyawati Penyunting: Rudi Phanjaya Rakkhito Design Cover: Lina Dhammanari Design Lay Out: Tommy Kho 1

2 Dipublikasikan Oleh: D e w a n P e n g u r u s D a e r a h S u m a t e r a U t a r a Pemuda Theravada Indonesia 2

3 JALAN MENUJU PEMBEBASAN Oleh Yang Mulia Ajahn Chah Di dalam agama buddha, alasan utama kita mempelajari dhamma (kebenaran) adalah untuk menemukan cara untuk mengatasi penderitaan dan memperoleh kedamaian. Ketika anda mempelajari fenomena fisik atau mental, citta (pikiran atau kesadaran) atau cettasika (faktor mental), hanya ketika anda menjadikan kebebasan dari penderitaan sebagai tujuan akhir anda, melebihi hal apapun juga, maka anda akan mempraktekkannya dengan cara yang benar. Hal ini karena penderitaan dan penyebabnya sudah ada saat ini dan sekarang. Saat anda merenungkan penyebab penderitaan, anda harus mengerti bahwa ketika sesuatu yang kita sebut sebagai pikiran masih dalam keadaan tenang, inilah keadaan yang wajar. Saat pikiran bergerak, terbentuklah saṅkhāra (yang terbentuk atau terselenggara). Ketika ketertarikan muncul di dalam pikiran, itulah saṅkhāra; ketika penolakan muncul, itulah saṅkhāra. Jika ada keinginan untuk berkelana ke sana kemari, itulah saṅkhāra. Selama anda tidak berhati-hati terhadap semua saṅkhāra ini, anda cenderung akan mengejar saṅkhāra - saṅkhāra ini dan terkondisi olehnya. Kapan saja pikiran itu bergerak, terjadilah sammuti- saṅkhāra - yang terjerat di dunia yang terkondisi - pada saat itu juga. Dan semua saṅkhāra inilah - semua pergerakan pikiran inilah yang telah Buddha ajarkan kepada kita untuk direnungkan. Kapan saja pikiran itu bergerak, inilah aniccam (ketidakkekalan), Dukkham (penderitaan) dan anatta (tanpa aku. Buddha mengajarkan kita untuk memperhatikan dan merenungkan hal ini. Beliau mengajarkan kita untuk merenungkan saṅkhāra yang mengkondisikan pikiran. Merenungkan saṅkhāra - 3

4 saṅkhāra dengan menggunakan pengajaran tentang paṭiccasamuppāda (asal mula ketergantungan) : avijjā (kebodohan) mengkondisikan saṅkhāra (pembentukan karma ), saṅkhāra mengkondisikan viññāna (kesadaran), viññāna mengkondisikan nāma (mentalitas ) dan rūpa (jasmani); dan seterusnya. Anda sudah mempelajari dan membaca tentang hal ini di dalam buku-buku, dan apa yang tertera disana sudah betul, tetapi pada kenyataannya anda tidak sanggup untuk mengikuti prosesnya pada saat hal itu benar-benar terjadi. Seperti jatuh dari pohon: dalam sekejap mata, anda telah jatuh dari puncak pohon ke tanah, dan Anda tidak tahu berapa banyak cabang pohon yang telah anda lewati pada saat anda jatuh. Ketika pikiran mengalami ārammana 1 (objek pikiran) dan tertarik kepadanya, secara tiba-tiba anda sadari bahwa anda telah mengalami perasaan yang baik tanpa menyadari penyebab-penyebabnya dan kondisi-kondisi yang menyebabkan hal itu terjadi. Tentu saja pada satu tahap, proses tersebut terjadi sesuai dengan teori yang dijelaskan di dalam kitab suci, tetapi pada saat yang bersamaan hal itu melampaui kebatasan teori. Di dalam kenyataannya, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa saat ini adalah avijjā, saat ini adalah saṅkhāra, lalu ini adalah viññāna, ini adalah nāma - rūpa dan seterusnya. Para siswa yang mengerti dengan cara demikian, tidak berkesempatan untuk membaca daftar proses saat hal ini terjadi. Meskipun Buddha menganalisa satu saat kesadaran dan menjelaskan semua bagian yang berbeda, bagi saya, hal itu seperti jatuh dari pohon semua terjadi begitu cepat sehingga anda tidak punya waktu untuk mengetahui berapa jauh kamu sudah jatuh dan dimana anda berada pada saat-saat tertentu. Yang anda tahu adalah anda sudah sampai ke tanah dengan dentaman dan rasanya menyakitkan! 1. ārammana : objek yanghadir di dalam pikiran (citta) setiap saat. Sebagai kondisi yang mendukung keadaan mental, objek ini bias diperoleh secara eksternal dari lima indera atau langsung dari pikiran (memori, pikiran, perasaan atau kesadaran ). Dalam bahasa Thailand dapat merujuk kepada keadaan mental emosional, baik atau buruk, walaupun dalam pembicaraan merujuk pada objek-objek yang menimbukan keadaan. 4

5 Apa yang terjadi di dalam pikiran adalah mirip. Biasanya ketika anda mengalami penderitaan, semua hal yang anda mengerti adalah hasil akhirnya, bahwa ada penderitaan, rasa sakit, duka cita, dan keputusasaan muncul di dalam pikiran. Anda tidak tahu dari mana datangnya hal itu itu bukanlah sesuatu yang bisa anda temukan di dalam buku-buku. Tidak dijelaskan di buku-buku rincian dari penderitaan dan penyebabnya. Realitas mengikuti teori yang dijelaskan di dalam kitab suci, tetapi mereka yang hanya membaca buku dan tidak pernah mengalaminya, tidak mampu mengikuti hal-hal ini ketika hal itu terjadi dalam kenyataan. Oleh karena itu Buddha mengajarkan untuk tidak mengikuti yang mengetahui 2 dan hanya menuruti kesaksian yang muncul. Sekali anda telah melatih kesadaran anda untuk mengikuti yang mengetahui, dan telah menyelidiki pikiran dan mengembangkan kesadaran menuju kebenaran tentang pikiran dan faktor-faktor mental, anda akan melihat pikiran sebagai anatta (tanpa aku). Anda akan melihat bahwa pada akhirnya semua pembentukan mental dan jasmani adalah hal-hal yang harus dilepaskan dan akan mengerti bahwa bodoh untuk melekat atau menganggap penting mereka. Buddha tidak mengajarkan kita untuk mempelajari pikiran dan faktor-faktor mental untuk menjadi melekat terhadapnya, beliau mengajarkan untuk hanya mengetahuinya sebagai aniccam, dukkham, anatta. Maka inti praktek Buddhis adalah melepaskannya dan membiarkannya. Anda harus menbentuk dan mempertahankan kesadaran pikiran dan faktor-faktor mental pada saat mereka 2. yang mengetahui adalah modus pikiran. Ia merujuk pada kemampuan dalam dari kesadaran yang, dalam pengaruh avijjā, dapat mengetahui hal-hal secara salah, tetapi dapat dilatih melalui pelatihan delapan jalan mulia. 5

6 muncul. Pada kenyataannya, pikiran telah dibawa dan dikondisikan untuk berbelok dan berputar menjauh dari sifat alami kesadaran, memunculkan saṅkhāra yang selanjutnya akan membentuk dan mempengaruhi kesadaran. Maka akan menjadi kebiasaan, kita akan mengalami pembentukan mental dan semua bentuk pengkondisian secara konstan, baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Buddha mengajarkan kita untuk melepaskan semuanya, tetapi sebelum anda dapat mulai melepaskannya anda harus belajar dan berlatih terlebih dahulu. Melihat segala sesuatu apa adanya inilah yang sesuai dengan alam. Pikiran memang seperti itu adanya, faktor-faktor mental memang seperti itu adanya, - ini adalah seperti apa adanya Pertimbangkan magga (delapan jalan mulia), yang didasari oleh pañña atau pandangan benar. Jika ada pandangan benar akan diikuti dengan niat yang benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, dan seterusnya. Semua ini melibatkan faktor-faktor mental yang muncul tanpa pengetahuan. Pengetahuan seperti sebuah lentera. Jika ada pengetahuan benar, maka bisa mengisi segala aspek jalan, yang memunculkan niat yang benar, ucapan benar, dan seterusnya, seperti cahaya dari lentera menerangi sepanjang jalan yang harus anda tempuh. Pada akhirnya, apapun pengalaman pikiran, hal itu harus muncul dari pengetahuan. Jika pikiran ini tidak muncul, maka pengetahuan juga tidak muncul. Ini adalah karakteristik yang penting dari pikiran dan faktor-faktor mental. Semua hal-hal ini adalah fenomena mental. Buddha mengajarkan bahwa pikiran adalah pikiran pikiran bukan makhluk hidup, seseorang, sesuatu diri, kita atau mereka. Dhamma hanyalah dhamma Dhamma bukan makhluk hidup, seseorang, sesuatu diri, kita, atau mereka. Tidak ada sesuatu yang bersubstansi. Apapun aspek individual dari eksistensi yang anda pilih, apakah itu vedanā (perasaan) atau sanna 6

7 (persepsi) sebagai contoh, semuanya berasal dari lima khanda 3 (agregat). Maka lepaskanlah. Meditasi itu seperti sebuah papan kayu. Katakan saja vipassanā (pengetahuan yang dalam) itu merupakan satu ujung dari papan kayu dan samatha (ketenangan) adalah ujung yang satunya lagi. Jika anda mau memungut papan itu, apakah hanya satu ujung saja yang naik atau keduanya? Tentu saja, ketika anda memungut papan itu, kedua ujungnya naik bersamaan. Apa itu vipassanā? Apa itu samatha? Mereka adalah pikiran itu sendiri. Pada awalnya pikiran menjadi damai melalui praktek samatha, melalui samādhi (keteguhan pikiran). Dengan mengembangkan samādhi anda dapat membuat pikiran menjadi damai. Tetapi jika kedamaian samādhi hilang, muncullah penderitaan. Mengapa penderitaan muncul? Karena jenis kedamaian yang datang melalui samatha adalah samudaya itu sendiri (kebenaran mulia tentang asal mula penderitaan). Itulah penyebab munculnya penderitaan. Meskipun tingkat kedamaian tertentu telah dicapai, prakteknnya masih belum selesai. Buddha melihat dari pengalamannya sendiri, bahwa ini bukan akhir dari praktek. Proses pembentukan belum sepenuhnya selesai ; kondisi untuk kelahiran yang berkesinambungan masih ada, praktek kehidupan suci masih belum lengkap. Mengapa belum lengkap? Karena penderitaan masih ada. Maka beliau menggunakan ketenangan samatha dan melanjutkan untuk merenungkannya, menyelidiki untuk mencapai pengetahuan yang dalam sehingga beliau tidak melekat kepadanya. Ketenangan seperti itu adalah salah satu jenis saṅkhāra dan masih merupakan bagian dari kondisi dan konvensi dunia. Melekat pada ketenangan samatha berarti melekat pada kondisi dan konvensi dunia dan selama anda melekat pada kondisi dan konvensi itu, anda melekat pada pembentukan dan 3. khandas : kelompok-kelompok atau kumpulan-kumpulan : bentuk (rūpa), perasaan (vedanā), memori dan persepsi (sanna), pembentukan pikiran (sankhāra) dan kesadaran (viññāna). Ini adalah lima kelompok yang membentuk apa yang kita sebut seseorang. 7

8 kelahiran. Tindakan mencari kesenangan di dalam ketenangan samatha adalah pembentukan dan kelahiran. Ketika pemikiran yang gelisah dan kacau hilang melalui praktek samatha, pikiran melekat pada kedamaian, tetapi itu merupakan pembentukan yang lain lagi. Yang masih menuntun kepada kelahiran berikutnya. Siklus pembentukan dan kelahiran muncul lagi, dan tentu saja, Buddha segera menyadarinya. Buddha segera merenungkan penyebab dari pembentukan dan kelahiran. Selama beliau belum memahami sepenuhnya kebenaran dari hal ini, beliau meneruskan untuk menggunakan ketenangan pikiran sebagai alat untuk memasuki kontemplasi yang lebih dalam dan dalam. Beliau merenungkan semua bentuk yang muncul, apakah itu yang mendamaikan atau yang kacau, sampai akhirnya beliau melihat bahwa semua keadaan itu seperti gumpalan besi panas yang merah. Kelima khanda adalah seperti ini. Ketika sepotong besi berpijar merah dan panas, apakah ada bagian yang bisa anda sentuh tanpa terbakar? Apakah ada bagian yang dingin? Jika anda mencoba menyentuh bagian atasnya, bagian sampingnya, bagian bawahnya, atau bagian mana saja, dapatkah anda menemukan satu bagian yang dingin? Yang jelas tidak akan ada tempat yang dingin di mana pun, karena gumpalan besi itu sudah panas dan merah semuanya. Mirip dengan itu, setiap khanda seperti panas dan merah untuk disentuh. Adalah kesalahan untuk melekat pada kondisi ketenangan pikiran, atau memikirkan bahwa ketenangan itu adalah anda atau ada diri yang tenang. Jika anda menganggap bahwa ketenangan adalah diri anda atau ada seseorang yang tenang, hal ini hanya memperkuat ide tentang adanya kesatuan yang padat, suatu diri atau atta. Tetapi perasaan tentang diri ini hanya merupakan kenyataan konvensional. Jika anda terikat dengan pemikiran bahwa, saya damai, saya kacau, saya baik, saya jahat, saya gembira, atau saya menderita, artinya anda terperangkap dalam pembentukan dan kelahiran. Lebih banyak penderitaan timbul. Ketika kebahagiaan hilang, ia berubah menjadi penderitaan. Jika penderitaan hilang ia berubah menjadi kebahagiaan. Dan anda 8

9 terperangkap dalam perputaran tanpa henti antara kebahagiaan dan penderitaan, surga dan neraka, tanpa mampu menghentikannya. Buddha mengamati bahwa pikirannya terkondisi dengan cara seperti ini dan menyadari bahwa penyebab pembentukan dan kelahiran masih ada dan prakteknya masih belum selesai. Sehingga beliau memperdalam perenungan tentang sifat alami dari saṅkhāra karena munculnya suatu sebab, maka muncullah kelahiran dan kematian dan karakteristik bolak balik di dalam pikiran. Beliau merenungkan hal ini berulang kali untuk mengerti dengan jelas kebenaran tentang kelima khanda. Semua fenomena fisik dan mental dan semua yang dipikirkan pikiran adalah saṅkhāra. Buddha mengajarkan bahwa sekali anda telah melihat hal ini, anda akan melepaskannya, anda secara alami akan melepaskannya. Hal ini seharusnya diketahui ketika berada dalam kenyataan.selama anda tidak mengetahui sesuatu yang sesuai dengan kebenaran anda tidak mempunyai pilihan lain kecuali menderita. Anda tidak dapat melepaskan penderitaan. Tetapi begitu anda menembus kebenaran dan mengerti bagaimana sesuatu itu, anda mengerti bahwa semua hal ini adalah hal yang tidak nyata. Inilah yang dimaksudkan sang Buddha ketika beliau menjelaskan bahwa sebenarnya, pikiran yang telah melihat kebenaran segala sesuatu seperti apa adanya adalah kosong, secara alami sudah meruapakan sifat pikiran untuk tidak terikat kepada apapun juga. Pikiran tidak terlahir sebagai milik siapapun juga dan tidak mati sebagai siapapun juga. Ia bebas. ia terang dan bersinar, bebas dari keterlibatan dengan hal-hal dan permasalahan. Alasan mengapa ia bisa terjerat dengan hal-hal luar adalah karena diperdaya oleh saṅkhāra dan perasaan keakuan yang kuat. Maka Buddha mengajarkan kita untuk memperhatikan pikiran kita dengan seksama. Apa yang ada disana pada awalnya? Sebenarnya tidak ada apapun juga. Proses kelahiran dan pembentukan dari pergerakan pikiran tidak terlahir dengannya 9

10 dan tidak mati dengannya. Ketika pikiran Buddha mengalami objek-objek pikiran yang menyenangkan, pikirannya tidak menjadi senang dengan hal itu. Ketika bersentuhan dengan pikiran yang tidak disenangi, Buddha tidak menghindari pikiran-pikiran itu - karena beliau memiliki pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang sifat-sifat pikiran. Buddha memiliki pengetahuan yang dalam bahwa semua fenomena itu pada dasarnya tidak bersubstansi atau arti. Beliau melihat semua itu sebagai aniccam, dukkham, anatta dan mempertahankan pengetahuan yang dalam ini dalam praktiknya. Hanya pengetahuan yang dapat melihat kebenaran dari semua hal. Pengetahuan itu tidak menjadi senang atau sedih dengan semua hal. Keadaan menjadi senang adalah kelahiran dan keadaan menjadi duka adalah kematian. Jika ada kematian maka pasti ada kelahiran. Proses dari kelahiran dan kematian ini adalah vatta lingkaran kelahiran dan kematian yang berulang terus tanpa henti. Selama pikiran dari orang yang sedang berlatih terkondisi dan bergerak seperti ini, tidak diragukan lagi bahwa masih ada penyebab pembentukan atau kelahiran kembali; tidak perlu untuk bertanya kepada siapapun. Buddha sudah merenungkan secara menyeluruh karakteristik dari saṅkhāra dan sebagai hasilnya bisa melepaskan saṅkhāra dan setiap bagian dari lima khanda. Beliau menjadi pengamat yang bebas, hanya menyadari keberadaan mereka dan tidak melakukan apa-apa. Jika Beliau mengalami objek-objek pikiran yang menyenangkan, Beliau tidak menjadi terlena dengan mereka, tetapi hanya mengamati dan tetap sadar dengan keberadaan mereka. Jika Beliau mengalami objek-objek pikiran yang tidak menyenangkan, Beliau tidak menjadi tidak senang terhadap mereka. Mengapa demikian? Karena Beliau telah mampu melihat kebenaran dengan demikian penyebabnya dan kondisi-kondisi untuk kelahiran berikutnya sudah diputuskan. Kondisi yang mendukunng kelahiran sudah tidak ada lagi. PikiranNya telah maju dalam praktek 10

11 dan mencapai tahap kepercayaan dan kepastian pemahaman. Pikiran yang benarbenar damai bebas dari kelahiran, usia tua, sakit, dan kematian. Yang bukan merupakan sebab dan akibat, tidak tergantung pada sebab dan akibat, bebas dari proses pengkondisian sebab. Tidak ada lagi sebab yang tersisa, semuanya sudah berakhir. Pikirannya telah melampaui kelahiran dan kematian, kebahagiaan dan penderitaan, baik dan jahat. Hal itu diluar batas kata-kata dan konsep. Tidak ada lagi kondisi yang bisa membangkitkan kemelekatan didalam pikirannya. Apapun yang terkait dengan kemelekatan terhadap kelahiran dan kematian dan proses pengkondisian sebab, hanya adalah masalah pikiran dan faktor-faktor mental. Pikiran dan faktor mental ada sebagai bagian dari kenyataan. Mereka benarbenar ada dalam kenyataan konvensional, tetapi Buddha mengerti bahwa betapa besarpun kita menngetahui atau percaya tentang mereka, hanya mendatangkan sedikit keuntungan saja. Itu bukan jalan yang sebenarnya untuk menemukan kedamaian sejati. Beliau mengajarkan begitu anda mengetahui tentang mereka, anda harus memadamkan mereka, meninggalkan mereka, melepaskan mereka. Karena pikiran dan faktor mental adalah hal yang paling mendasar yang menuntun anda kepada yang benar dan salah di dalam kehidupan ini. Jika anda bijaksana, mereka bisa menuntun anda pada hal yang benar; jika anda bodoh mereka menuntunmu pada hal yang salah. Pikiran dan faktor mental adalah dunia. Buddha menggunakan hal-hal dunia untuk mengamati dunia. Setelah mengamati keadaan sebenarnya dari semua hal, beliau mengetahui tentang dunia dan menyebut dirinya sebagai makhluk lokavidu seseorang yang mengetahui dunia dengan jelas. Samatha dan vipassanā harus dikembangkan di dalam diri sendiri sebelum anda bisa benar-benar mengetahui tentang kebenaran. Bisa saja mempelajari bukubuku untuk mendapatkan pengetahuan teoritis tentang pikiran dan faktor mental, tetapi anda tidak bisa menggunakan pengetahuan seperti itu untuk benar-benar 11

12 mematahkan keserakahan, kebencian dan delusi. Anda hanya mempelajari karakteristik luar dari keserakahan, kebencian dan delusi dan hanya menjelaskan fitur-fitur yang berbeda dari kekotoran-kekotoran keserakahan adalah seperti ini, kebencian adalah seperti itu dan sebagainya. Anda hanya tahu sebatas kualitas luar dan penampilan permukaannya saja, dan hanya bisa membicarakan hal itu sampai pada tingkat itu saja. Anda mungkin sudah mengembangkan kesadaran dan pemahaman, tetapi hal yang penting adalah ketika kekotoran benar-benar muncul di dalam pikiran, apakah hal itu jatuh ke dalam kendali mereka dan menampakkan ciri-crinya? Misalnya, ketika anda menemukan objek pikiran yang tidak dikehendaki, akan muncul reaksi yang menuntun pikiran mengambil kualitas tertentu Apakah anda melekat pada reaksi itu? Apakah anda bisa melepaskan reaksi anda? sekali anda sadar terhadap penolakan yang muncul, apakah sesuatu yang mengetahui itu menyimpan penolakan itu di dalam pikiran, atau setelah mengerti tentang hal itu sesuatu yang mengetahui s itu sanggup untuk melepaskannya segera. Jika setelah mengalami sesuatu yang tidak anda sukai, anda masih menyimpan penolakan itu di dalam pikiran, anda harus kembali berlatih. Karena anda masih belajar ; latihannya masih belum sempurna. Jika sudah mencapai tahap kesempurnaan, pikiran akan secara otomatis melepaskan semua hal. Lihatlah prakteknya seperti ini. Anda harus melihat secara mendalam ke dalam pikiran anda agar latihan itu untuk menjadi paccatam 4. Jika anda mencoba menjelaskan tentang pikiran dan faktor mental dalam sejumlah momen terpisah dari kesadaran dan karakteristik mereka yang berbeda menurut teori, masih tidak cukup. Kebenarannya melebihi semua hal itu. Jika anda benar-benar mau mempelajari tentang hal ini, anda harus mencapai pemahaman yang jelas dan pengertian langsung untuk bisa mengerti. Jika anda tidak memiliki pemahaman yang benar, bagaimana anda bisa 4. Paccatam : seseorang mengalami buah-buah untuk dirinya sendiri melalui pemahaman sendiri 12

13 melampaui teori? Tidak ada akhirnya. Anda harus tetap mempelajarinya secara terus menerus. Maka latihan adalah hal yang paling penting. Di dalam praktek saya sendiri, saya tidak menghabiskan semua waktu saya untuk mempelajari semua penjelasan teoritis tentang pikiran dan faktor mental saya mengamati yang mengetahui itu. Ketika pikiran telah memikirkan tentang penolakan, saya bertanya, kenapa ada penolakan? jika ada ketertarikan saya bertanya, mengapa ada ketertarikan? inilah cara untuk berlatih. Saya tidak mengetahui semua poin-poin teori yang lebih atau mempelajari pemecahan analisis yang lebih rinci dari pikiran dan factor-faktor mental. Saya cuma tetap fokus pada satu poin itu di dalam pikiran, sampai saya mampu untuk mengerti isu tentang penolakan dan ketertarikan dan benar-benar menghilang penolakan dan ketertarikan itu. Apapun yang terjadi, jika saya mampu membawa pikiran saya pada titik dimana pikiran bias menghentikan rasa suka dan tidak suka, pikiran telah melampaui penderitaan. pikiran telah mencapai titik poin dimana ia bisa tetap tenang, apapun yang dialaminya. Tidak ada pengharapan atau kemelekatan semuanya telah berhenti. Inilah tujuan anda berlatih. Jika orang lain mau berbicara banyak tentang teori, itu urusan mereka. Bagaimanapun juga, pada akhirnya, berapa banyak pun anda membicarakannya, prakteknya harus kembali ke titik ini. Meskipun anda tidak banyak membicarakannya, prakteknya masih kembali ke titik ini. Apakah anda menggandakannya banyak atau sedikit saja, semua kembali pada hal ini. Jika ada kelahiran, ia berasal dari hal ini. Jika ada pemadaman, disinilah tempat pemadaman itu terjadi. Berapa banyak pun pikiran itu meningkat, tidak ada bedanya. Buddha menyebut tempat ini sebagai yang mengetahui. Fungsinya untuk mengetahui sesuai dengan kebenaran apa adanya. Sekali anda benar-benar mengerti kebenaran, anda otomatis mengetahui keadaan pikiran dan faktor mental apa adanya. 13

14 Pikiran dan faktor mental memperdaya anda secara terus-menerus, tanpa berhenti sesaat pun. Ketika mempelajari buku-buku, anda hanya semata-mata mempelajari bentuk luar dari tipuan ini. Pada saat yang sama saat anda mempelajari semua hal ini, mereka sedang memperdaya anda tidak ada cara untuk menghentikannya. Meskipun anda menyadarinya, tetap saja mereka sedang memperdaya anda saat itu. Beginilah keadaannya. Buddha tidak bermaksud bahwa anda hanya mengetahui tentang penderitaan dan kekotoran-kekotoran hanya melalui arti katanya saja, tujuannya adalah supaya anda menemukan cara praktek yang akan menuntun anda untuk mengatasi penderitaan. Beliau mengajarkan untuk menyelidiki dan menemukan penyebab penderitaan dari tingkat yang paling dasar sampai tingkat yang halus. seperti saya sendiri, saya mampu berlatih tanpa pengetahuan teori yang banyak. Sudah cukup dengan mengetahui bahwa jalan itu dimulai dari silā (ketahanan moral). Silā adalah sesuatu yang indah pada awalnya. Samādhi adalah sesuatu yang indah pada pertengahannya. Pañña (kebijaksaan) adalah sesuatu yang indah pada akhirnya. Saat anda mendalami latihan dan perenungan dari ketiga aspek ini, mereka bergabung dan menjadi satu hal, meskipun anda masih bisa mengerti mereka sebagai tiga bagian yang terpisah dari latihan. Sebagai prasyarat untuk melatih silā, pañña harus ada, tetapi biasanya kita mengatakan bahwa praktek dimulai dari silā. Itulah dasarnya. Hanya pañña faktor yang menentukan keberhasilan dan kelengkapan dari praktek silā. Anda harus merenungkan perkataan dan tindakan anda dan menyelidiki proses sebab dan akibat yang semuanya adalah fungsi dari pañña. Anda harus bergantung pada pañña sebelum silā dapat dikembangkan. Menurut teori, kita mengatakan silā, samādhi, kemudian pañña; tetapi saya sudah merenungkannya dan menemukan bahwa pañña semua aspek lainnya dari latihan. Anda harus mengerti sepenuhnya akibat dari perkataan dan tindakan anda 14

15 di pikiran anda dan bagaimana mereka bisa menyebabkan sesuatu yang merusak. Malalui renungan yang beralasan anda menggunakan pañña untuk membimbing, mengendalikan dan selanjutnya memurnikan tindakan dan perkataan anda. Jika anda mengenal karakteristik yang berbeda dari tindakan dan perkataan anda yang terbentuk oleh keadaan mental yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat, anda dapat mengerti pentingnya latihan itu. Anda mengerti bahwa jika anda mau melatih silā, hal itu melibatkan tentang penghentian kejahatan dan melakukan kebajikan; menghentikan hal yang salah dan melakukan hal yang benar. Sekali pikiran sudah berhenti melakukan hal yang salah dan telah melatih melakukan hal yang benar, ia akan secara otomatis berbalik ke dalam untuk fokus terhadap dirinya sendiri dan menjadi kokoh dan mantap. Ketika ia sudah bebas dari keraguan dan ketidakpastian akan perkataan dan tindakan, pikiran akan menjadi tabah dan kokoh, yang menyediakan dasar untuk menjadi terkonsentrasi secara teguh di dalam samādhi. Konsentrasi yang teguh ini membentuk sumber energi yang kedua dan lebih kuat dalam praktek, yang menyebabkan anda dapat merenungkan penglihatan, suara dan objek indera lainnya yang anda alami. Sekali pikiran sudah terbentuk dengan ketenangan dan kesadaran yang kokoh dan waspada, anda bisa menggunakan perenungan terus menerusdari bentuk, perasaan, persepsi, pikiran dan kesadaran, dan dengan penglihatan, suara, bau, rasa, sensasi sentuhan, dan objek pikiran, dan melihat bahwa semua ini muncul secara tetap. Sebagai hasilnya anda akan memperoleh pemahaman tentang kebenaran dari semua fenomena ini dan bagaimana mereka muncul sesuai dengan sifat alaminya. Ketika ada kesadaran secara terus menerus, ia akan menjadi penyebab bagi pañña untuk muncul. Setelah ada pengetahuan yang jelas sesuai dengan sifat sebenarnya dari segala sesuatu seperti apa adanya, sanna anda yang lama dan perasaan keakuan pada akhirnya akan tercabut dari pengkondisian sebelumnya dan akan diubah menjadi pañña. Pada akhirnya, silā, samādhi dan pañña akan bersatu di dalam praktek, sebagai satu kesatuan yang abadi. 15

16 Saat pañña menguat, ia akan mengembangkan samādhi yang menjadi lebih mantap dan lebih tak tergoyahkan. Jika samādhi semakin teguh, maka silā menjadi lebih mantap dan teguh. Saat silā sudah disempurnakan, ia memelihara samādhi, dan penguatan samādhi menuntun ke pañña yang matang. Ketiga aspek praktek ini tidak terpisahkan, mereka saling melengkapi. Jika berkembang bersama, mereka bergabung untuk membentuk apa yang disebut Buddha sebagai magga, sang jalan. Ketika silā, samādhi dan pañña sudah mencapai puncaknya, magga memiliki kekuatan yang cukup untuk menghancurkan kilesa 5 (kekotoran: hal-hal yang mengotori atau menodai hati, termasuk keserakahan, kebencian, kebohongan, dan keraguan tanpa henti, dan sebagainya). Ada atau tidaknya keserakahan, kebencian, atau kebohongan itu muncul, hanya kekuatan magga yang mampu untuk menghancurkannya. Empat kesunyataan mulia yang diajarkan oleh sang Buddha sebagai kerangka latihan adalah: dukkha (penderitaan ), samudaya (penyebab penderitaan), nirodha (terhentinya penderitaan), dan magga ( jalan menuju terhentinya penderitaan ), yang terdiri atas silā, samādhi, pañña - modus pelatihan, yang menghidupkan pikiran. Walaupun saya menyebutkan tiga kata ini silā, samādhi, pañña, keraskeras, mereka tidak ada di luar, mereka tertanam di dalam pikiran itu sendiri. Merupakan sifat silā, samādhi, dan pañña bekerja secara berkesinambungan, semakin matang sepanjang waktu. Jika magga kuat di dalam pikiran, apapun objek yang dialami apakah itu bentuk, suara, bau, rasa, sensasi sentuhan, dan pemikiran semuanya bisa dikendalikan. Jika magga lemah, kilesa bisa mengambil kendali. Jika magga kuat, ia bisa menghancurkan kilesa. Ketika ia lemah dan kilesa kuat, magga akan dihancurkan. Kilesa bisa menghancurkan hati anda. Jika kewaspadaan tidak 5. Kilesa : kekotoran. Hal-hal yang mengotori atau mencemari pikiran, termasuk : keserakahan, kebencian, khayalan, pergolakan gelisah dan lain-lain 16

17 cukup cepat ketika bentuk, perasaan, persepsi dan pemikiran muncul ke dalam kesadaran, mereka bisa menghancurkan anda. Jadi magga dan kilesa terjadi secara berdampingan. Tempat anda mengusahakan untuk berlatih adalah hati. Anda harus tetap menghindari kilesa di setiap langkah perjalanan. Seperti ada dua orang yang berbeda berdebat di dalam pikiran anda, tetapi itu hanyalah magga dan kilesa yang bergelut satu sama lain. Magga berfungsi untuk mengendalikan pikiran dan membantu mengembangkan kemampuan anda untuk merenungkan Dhamma. Selama anda mampu merenungkan, kilesa akan kalah dalam pertarungan itu. Tetapi jika setiap saat latihan anda melemah dan kilesa mendapatkan kekuatannya kembali, magga akan hilang dan kilesa akan menang. Begitulah, keduanya melanjutkan pertarungan mereka seperti ini, sampai pada akhirnya ada pemenang dan keseluruhan urusan diselesaikan. Jika anda memusatkan usaha anda untuk mengembangkan magga, ia akan terus menghancurkan kekotoran. Pada akhirnya, dukkha, samudaya, nirodha, dan magga akan berada di dalam hati anda yaitu saat ketika anda benar-benar berlatih dan menembus empat kesunyataan mulia. Apapun penderitaan yang muncul, dalam bentuk apapun, ia pasti punya sebab, itulah samudaya, kesunyataan mulia yang kedua. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah bahwa praktek dari silā, samādhi dan pañña yang lemah. Jika magga lemah, kilesa bisa menguasai pikiran. Ketika mereka menguasai pikiran, mereka menjadi samudaya dan memunculkan jenis penderitaan berbeda yang tidak bisa dihindari. Jika penderitaan muncul berarti aspek yang sanggup untuk memusnahkan penderitaan sudah lenyap. Faktor-faktor yang memunculkan magga adalah silā, samādhi, dan pañña. Ketika mereka sudah mencapai kekuatan penuh, praktek magga akan maju tanpa bisa ditawar-tawar, dan akan menghancurkan samudaya yang mampu menyebabkan penderitaan di dalam pikiran. Kemudian, ketika penderitaan ditangguhkan, tidak bisa muncul karena praktek magga sedang 17

18 dalam proses untuk memutuskan kilesa penderitaan itu benar-benar mati di dalam pikiran kita. Mengapa anda bisa sanggup memusnahkan penderitaan? Karena praktek silā, samādhi, dan pañña telah mencapai tingkat tertingginya, yang berarti bahwa magga telah mencapai titik dimana perkembangannya sudah tidak dapat dihentikan lagi. Saya katakan jika anda bisa berlatih seperti ini, tidak lagi ada masalah apakah anda harus mempelajari pengetahuan tentang pikiran dan faktor mental secara teori, karena pada akhirnya semuanya bersatu di satu tempat ini. Jika pikiran telah mengatasi konsep pengetahuan, ia akan menjadi sangat yakin dan pasti dalam prakteknya, telah melampaui semua keraguan. Bahkan jika ia mulai berkelana, anda tidak perlu mengejarnya terlalu jauh untuk membawanya kembali ke jalan. Seperti apa daun pohon mangga itu? Cukup dengan memetik satu daun saja dan melihatnya untuk mengetahuinya. Bahkan jika anda melihat sampai sepuluh ribu daun, anda tidak akan mengerti lebih banyak dari pada melihat satu daun saja. Pada dasarnya mereka semua sama. Dengan melihat satu daun, anda bisa mengetahui semua daun mangga. Jika anda melihat batang pohon mangga, anda hanya perlu melihat pada batang dari salah satu pohon untuk mengetahui semuanya. Semua batang pohon mangga itu sama. Meskipun ada seratus ribu pohon, saya hanya akan melihat pada satu pohon untuk benar-benar mengerti mereka. Buddha mengajarkan untuk mempraktekkan Dhamma dengan cara seperti ini. Silā, samādhi, dan pañña adalah apa yang disebut oleh Buddha sebagai magga tetapi magga masih bukan inti dari ajaran Buddha. Itu bukan akhir dari dirinya dan bukan hal sebenarnya yang diinginkan Buddha. Tetapi itu adalah cara yang menuntun ke dalam bathin. Sama seperti melakukan perjalanan dari Bangkok ke biara ini, Wat Nong Pah Pong. Apa yang anda inginkan adalah sampai ke biara ini, anda bukan menginginkan jalannya atau aspalnya. Tetapi anda perlu jalannya 18

19 untuk perjalanan ke biara. Jalannya dan biaranya bukan hal yang sama jalan hanya cara untuk sampai ke biara tetapi anda harus mengikuti jalan itu untuk mencapai biara. Anda bisa mengatakan bukan silā, samādhi, atau pañña yang membentuk inti Buddhisme, tetapi mereka membentuk jalan yang dapat menuju jantung dari ajaran Buddha. Sekali anda sudah mempraktekkan silā, samādhi, dan pañña sampai pada tingkat tertinggi, kedamaian muncul sebagai hasilnya. Inilah tujuan akhir dari latihan. Sekali pikiran sudah tenang, meskipun anda mendengar suara tidak akan mengganggunya. Setelah mencapai ketenangan yang seperti itu, anda tidak menciptakan apapun lagi di dalam pikiran. Buddha mengajarkan tentang pelepasan. Jadi apapun yang anda alami, anda tidak perlu takut atau cemas. Prakteknya mencapai titik dimana tercapai paccatam, dan karena anda memiliki pemahaman langsung, anda tidak lagi hanya harus percaya pada apa yang dikatakan orang lain. Ajaran Buddha tidak berdasarkan pada sesuatu yang aneh atau tidak biasa. Ia tidak bergantung pada berbagai jenis penampilan ajaib yang berbeda jenis dari kekuatan fisik atau kekuatan super manusia. Buddha tidak memuji atau mendukung hal itu. Kekuatan seperti itu bisa saja ada dan dengan praktek meditasi hal itu bisa dikembangkan, tetapi Buddha tidak memuji atau mendukung hal itu karena berpotensi untuk mengakibatkan delusi. Orang-orang yang beliau puji hanyalah makhluk-mahluk yang sudah mampu membebaskan dirinya dari penderitaan. Untuk melakukan hal ini mereka harus bergantung pada latihan alat kita adalah dāna (kemurahan hati), silā, samādhi, dan pañña. Inilah yang harus kita latih. Hal-hal ini membentuk jalan yang menuntun ke dalam Batin, tetapi untuk mencapai 19

20 tujuan akhir, pertama harus ada pañña untuk memastikan pengembangan magga. Magga atau delapan jalan mulia berarti silā, samādhi, dan pañña. Ia tidak dapat tumbuh jika pikiran tertutup oleh kilesa. Jika magga kuat ia dapat menghancurkan kilesa; jika kilesa kuat, mereka dapat menghancurkan magga. Latihan hanya melibatkan kedua hal ini yang terus bertempur sampai jalan akhir dicapai. Mereka harus tetap berjuang terus, bukan berhenti sampai tujuan dicapai. Alat dan pendukung latihan ini adalah hal-hal yang melibatkan kesukaran dan kesulitan. Kita hanya mengandalkan kesabaran dan ketahanan, pengendalian dan kecermatan. Kita harus melakukan latihan sendiri, sehingga ia muncul dari dalam batin dan benar-benar mengubah pikiran kita. Akan tetapi, para siswa, cenderung banyak ragu-ragu. Ketika mereka duduk bermeditasi, segera setelah ada sedikit ketenangan saja, mereka sudah bertanyatanya apakah mereka sudah mencapai jhāna 6 tingkat pertama. Mereka cenderung berpikir demikian. Tetapi saat mereka mulai banyak berpikir, pikiran menjauh dari objeknya dan mereka sepenuhnya menjadi bingung dalam meditasi. Dalam waktu sesaat, mereka padam lagi, berpikir kalau itu sudah jhāna tingkat kedua. Jangan berlebihan tentang hal seperti itu. Tidak ada tanda yang bisa menunjukkan tingkat konsentrasi mana yang sudah anda capai; itu adalah hal yang sangat berbeda. Tidak ada tanda yang mencuat dan mengatakan, ini adalah jalan menuju Wat Nong Pah Pong. Tidak ada yang bisa anda baca di sepanjang jalan itu. Ada banyak guru terkenal yang menjelaskan tentang jhāna pertama, kedua, ketiga, dan keempat, tetapi informasi ini ada secara eksternal di dalam buku. Jika pikiran benarbenar sudah memasuki tingkat ketenangan yang dalam seperti itu, ia tidak akan tahu tentang penjelasan yang seperti itu. Ada kesadaran, tetapi berbeda dengan pengetahuan yang anda dapatkan dari mempelajari teori. Jika orang-orang yang 6. Jhāna : berbagai tahap penyerapan meditasi 20

21 telah mempelajari teori bergantung terus pada apa yang telah mereka pelajari saat mereka duduk bermeditasi, mencatat pengalaman mereka dan bertanya apakah mereka sudah mencapai jhāna, pikiran mereka akan bingung saat itu juga dan berbalik menjauh dari meditasi. Mereka tidak akan mencapai pengertian yang benar. Mengapa begitu? Karena ada keinginan. Begitu taṇhā (keinginan) muncul, apapun meditasi yang anda lakukan, tidak akan berkembang karena pikiran tertarik. Adalah penting bagi anda belajar menghentikan semua pemikiran dan keraguan, menghentikan semuanya, semuanya. Anda hanya perlu membawa badan, perkataan dan pikiran seperti apa adanya, sebagai dasar dari latihan dan tidak ada hal yang lain lagi. Renungkan kondisi pikiran, dan tidak membawa buku cetak beserta anda. Tidak ada buku cetak di dalam tempat anda sedang berlatih. Jika anda mencoba membawanya bersama anda, semuanya akan sia-sia, karena buku-bulu cetak tidak akan mampu menjelaskan keadaan sebenarnya saat anda benar-benar mengalaminya. Orang-orang yang sudah banyak belajar dan sudah menghafal semua teori, cenderung gagal bermeditasi karena mereka terhenti pada tingkat informasi. Kenyataannya, pikiran bukanlah sesuatu yang dapat benar-benar anda ukur dengan menggunakan standar luar atau buku-buku. Jika ia sudah benar-benar tenang, ijinkan ia menjadi tenang. Dengan cara ini ia dapat berlanjut untuk mencapai tingkat ketenangan yang tertinggi. Pengetahuan saya sendiri tentang teori dan tulisan sedang saja. Saya sudah memberitahukan beberapa bhikkhu mengenai masa saya sedang berlatih pada masa pengasingan / retret saya yang ketiga; saya masih punya banyak pertanyaan dan keraguan tentang Samādhi. Saya terus berusaha memahaminya dengan pikiran saya dan semakin saya bermeditasi, pikiran semakin gelisah dan kacau. Kenyataannya hal itu begitu buruk sampai saya sebenarnya merasa lebih damai ketika saya sedang tidak bermeditasi. Sungguh sulit sekali. Tetapi meskipun sangat sulit, saya tidak menyerah. Saya terus berlatih, 21

22 tetapi hasilnya sama saja. Jika saya cuma berlatih tanpa banyak berharap terhadap hasilnya, hasilnya baik. Tetapi jika saya mengharapkan untuk membuat pikiran saya tenang dan terpusat, hal itu hanya memperparah keadaan. Saya tidak bisa berhasil. Mengapa demikian?, saya bertanya pada diri sendiri. Kemudian saya mulai menyadari bahwa hal itu sama saja dengan masalah bernafas. Jika anda menentukan untuk mengambil hanya nafas yang pendek, atau hanya mengambil nafas yang sedang, atau mengambil hanya nafas yang panjang, sepertinya hal itu sulit dilakukan. Tetapi sebaliknya, ketika anda berjalan berkeliling, tanpa menyadari apakah nafas anda keluar atau masuk, anda merasa tenang dan nyaman. Saya menyadari bahwa latihan juga sama seperti itu. Biasanya ketika orang-orang berjalan berkeliling, dan tidak bermeditasi pada pernafasan, apakah mereka pernah menderita karena pernafasan mereka? Tidak. Tidak ada masalah sama sekali. Tetapi jika saya duduk dan bertekad untuk menenangkan pikiran saya, hal itu secara otomatis akan menjadi upādāna (ikatan), dan di sana aka nada kemelekatan. Saya menjadi begitu bertekad untuk memaksa pernafasan agar mengikuti cara tertentu, apakah pendek atau panjang, akibatnya ia menjadi tidak tenang dan tidak memungkinkan untuk berkonsentrasi atau menjaga pikiran saya. Saya jadi lebih menderita dibandingkan sebelum bermeditasi. Mengapa demikian? Karena tekad saya menciptakan kemelekatan. Ia menutup kesadaran saya dan saya tidak mendapatkan hasil apapun. Semuanya menjadi beban dan sulit karena saya membawa pengharapan dalam latihan saya. Pada satu kesempatan, saya sedang berjalan caṅkama 7, sekitar jam 11 malam lewat. Saat itu sedang berlangsung sebuah perayaan di desa, yang berada sekitar setengah mil jauhnya dari biara hutan tempat saya tinggal. Saya merasakan keanehan, dan telah merasakannya sejak tengah hari itu. Saya merasakan ketenangan yang luar 7. Caṅkama : metode pelatihan meditasi dengan berjalan bolak-balik 22

23 biasa dan tidak berpikir terlalu banyak tentang hal apapun juga. saya kelelahan karena meditasi berjalan, jadi saya duduk di dalam gubuk saya yang beratap rumput. Lalu pada saat saya baru duduk, saya menyadari tidak punya waktu yang cukup untuk melipat kaki ketika pikiran saya sampai pada ketenangan yang dalam ini. Semua terjadi dengan sendirinya. Ketika sudah berada dalam posisi duduk, pikiran sudah sangat tenang dan saya merasa sangat teguh dan stabil dalam meditasi. Bukan karena saya tidak dapat mendengar suara nyanyian dan tarian penduduk di desa; saya masih bisa mendengarkan mereka. Tetapi pada waktu yang bersamaan, saya bisa membalikkan perhatian saya ke dalam batin sehingga saya tidak bisa mendengar suara dengan baik.. Itu hal yang aneh. Ketika saya tidak memperhatikan suara maka ada keheningan, saya tidak bisa mendengarkan apapun. tetapi jika saya mau saya bisa mendengarnya dan tidak merasa terganggu. Seolah-olah di dalam pikiran saya ada dua objek yang berbeda ditempatkan berdampingan, tetapi tidak saling berhubungan. Saya bisa melihat bahwa pikiran dan objek terpisah dan berbeda, sama seperti ceret air ini dengan tempat ludah di sini. Sebagai hasilnya saya mengerti bahwa ketika pikiran tenang di dalam samādhi, jika anda mengarahkan perhatian anda pada suara, anda bisa mendengarnya, tetapi jika anda tetap dengan pikiran anda, dalam kekosongannya, ia akan tetap hening. Jika ada suara muncul ke dalam kesadaran dan anda memperhatikan apa yang terjadi, anda akan mengerti bahwa pengetahuan dan objek pikiran cukup terpisah. Jadi saya merenungkan: jika bukan ini, lalu apa lagi. Inilah caranya kedua fenomena tersebut tidak berhubungan sama sekali. Saya terus merenungkannya sampai saya menyadari pentingnya hal ini: ketika santati (kelanjutan semua hal) telah hancur, hasilnya adalah santi (ketenangan pikiran). Biasanya ada santati dan sekarang santi telah timbul darinya. Pengalaman ini memberiku tenaga untuk teguh bermeditasi. Saya berusaha kuat untuk berlatih dan tidak memperdulikan 23

24 hal yang lain lagi, pikiranku tidak kehilangan kewaspadaanya meski hanya sesaat. Bagaimanapun juga, jika saya mau berhenti bermeditasi, saya bisa melakukannya dengan mudah. Dan sekali saya berhenti berlatih, apakah ada kemalasan, kelelahan, atau kesakitan? Tidak sama sekali. Pikiran sudah bebas dari kekotoran. Yang tertinggal adalah perasaan seimbang sempurna atau hanya kebenaran di dalam pikiran. Jika saya mau berhenti, itu hanya untuk mengistirahatkan badan, bukan untuk hal yang lain. Akhirnya saya beristirahat. Saya cuma berhenti duduk dengan resmi, tetapi pikiran saya tidak berhenti. Ia tetap pada keadaan yang sama dan meneruskan meditasi seperti sebelumnya. Saya menarik bantal saya dan bersiap untuk beristirahat. Saat saya berbaring, pikiran saya masih tetap tenang. Saat saya hampir menempatkan kepala ke bantal, pikiran condong ke dalam saya tidak tahu ke mana arahnya, tetapi ia bergerak dalam dan semakin dalam lagi. Seperti seseorang telah menghidupkan saklar listrik dan mengirimkan arus listrik ke sepanjang kabelnya. Dengan hentakan yang memekakkan, tubuh meledak dari dalam. Kesadaran di dalam pikiran pada saat itu berada pada kondisi paling halus. Setelah melewati titik tertentu, sepertinya pikiran telah terpotong longgar dan telah menembus ke dalam titik yang paling dalam dan paling hening. Pikiran berdiam di sana di dalam alam yang sangat kosong. Sama sekali tidak ada yang bisa menembusnya dari luar. Tidak ada yang bisa mencapainya. Setelah berdiam di sana sebentar, kemudian kesadaran menarik diri; saya tidak menariknya, saya hanya memperhatikan hanya menyaksikan apa yang terjadi. Setelah mengalami semua hal ini, pikiran berangsur-angsur menarik diri dan kembali ke keadaan normal. Setelah pikiran kembali normal, muncul pertanyaan: apa yang telah terjadi? jawabannya adalah, ini adalah fenomena yang alami yang muncul berdasarkan sebab dan kondisi; tidak perlu diragukan lagi. Saya hanya perlu merenungkan 24

25 sedikit seperti ini dan pikiran bisa menerimanya. Setelah berhenti sebentar, pikiran condong ke dalam lagi. Saya tidak berusaha secara sadar mengarahkan pikiran, ia pergi dengan sendirinya. Saat ia bergerak ke dalam dan semakin dalam, ia menghantam saklar seperti sebelumnya. Kali ini tubuh hancur menjadi partikel kecil dan halus. Kembali, pikiran terpotong longgar dan meluncur masuk ke dalam dirinya sendirinya. Hening. kondisinya bahkan lebih tenang dari sebelumnya tidak ada yang bisa menembusnya. Mengikuti momentumnya sendiri, pikiran tetap seperti itu selama beberapa waktu dan menarik diri saat ia menginginkannya. Semuanya terjadi secara otomatis. Tidak ada seorangpun yang mempengaruhi atau mengarahkan kejadian itu; saya tidak berusaha agar hal itu terjadi, apakah memasuki tahap tersebut atau menariknya dengan cara tertentu. Saya hanya tetap mengetahui dan memperhatikannya. Akhirnya pikiran menarik dirinya ke keadaan normal tanpa merangsang keraguan apapun. Saya terus merenungkan dan pikiran condong ke dalam lagi. untuk ketiga kalinya saya mengalami bahwa seluruh dunia terurai sempurna. Bumi, tanaman, pohon, gunung, seluruh planet muncul sebagai ākāsa - dhātu (elemen ruang). Tidak ada orang atau apapun juga yang tertinggal sama sekali. Pada tahap terakhir ini ada kekosongan yang sempurna. Pikiran terus berada di dalam kedamaiannya, tanpa di paksa. Saya tidak tahu cara menjelaskan tentang bagaimana hal itu terjadi, atau mengapa. Sulit untuk menjelaskan pengalaman itu atau membicarakannya dengan cara yang bisa dimengerti oleh siapapun. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengannya. Terakhir kali pikiran berdiam dalam keadaan itu lebih lama dan ketika sampai waktunya, ia menarik diri. Mengatakan pikiran menarik diri, tidak berarti bahwa saya yang mengendalikannya dan membuatnya menarik diri ia menarik dirinya sendiri. Saya hanya memperhatikannya saat ia kembali normal. Siapa yang bisa mengatakan apa yang terjadi pada ketiga kejadian ini? Siapa yang bisa menjelaskannya? Atau mungkin tidak perlu untuk dijelaskan sama sekali? 25

26 Apa yang telah saya beritahukan kepada anda di sini tentang sifat murni pikiran karena ini adalah kenyataan yang dialami. Ini bukan analisis teoritis dari pikiran ataupun faktor-faktor mental. Tidak perlu ada analisis teoritis seperti itu. Hal yang benar-benar diperlukan adalah keyakinan dalam pengajaran dan keikhlasan untuk memperdalam latihan. Anda harus hidup sesuai aturan. Ketika waktunya tiba, seluruh dunia bisa jungkir balik. Pandangan dan pemahaman anda tentang kenyataan diubah sepenuhnya. Jika ada orang lain yang melihat anda pada waktu itu, mungkin mereka berpikir kalau anda itu gila. Jika hal itu terjadi pada seseorang yang tidak bisa mempertahankan perhatian dan rasionalitasnya, mereka mungkin akan benar-benar menjadi gila, karena setelah mengalami pengalaman seperti itu, tidak ada hal yang sama seperti dulu lagi. Cara anda melihat masyarakat di dunia tidak sama lagi, tetapi anda adalah satu-satunya yang bisa melihat hal-hal seperti ini. Keseluruhan pemahaman anda tentang kenyataan berubah. Cara anda berpikir tentang semua hal berubah ketika orang berpikir dengan cara tertentu, anda berpikir dengan cara yang lain. Mereka membicarakan hal-hal dengan cara tertentu, anda berbicara lain. Ketika mereka naik dengan cara tertentu, anda turun dengan cara yang lain. Anda sudah tidak sama lagi dengan manusia lainnya. Dari saat itu anda sering mempunyai pengalaman ini dan hal ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama Cobalah untuk diri anda sendiri. Jika anda memiliki pengalaman seperti ini dalam latihan anda, anda tidak perlu pergi mencari apapun di tempat yang jauh; perhatikan hanya pikiran. Pada tahap ini, pikiran berada pada kondisi paling hebat dan yakin. Inilah kekuatan dan tenaga dari pikiran. Ia lebih hebat dari yang anda perkirakan. 26

27 Inilah kekuatan samādhi. Pada tahap ini ia masih merupakan kekuatan yang diperoleh pikiran dari samādhi saja. Jika samādhi mencapai tahap ini, ia mencapai kondisi yang paling dalam dan kuat. Bukan lagi mengendalikan pikiran melalui penindasan atau periode sementara dari konsentrasi. Ia telah mencapai puncaknya. Jika anda harus menggunakan konsentrasi itu sebagai dasar untuk melatih vipassanā, anda akan dapat merenungkannya dengan lancar. Selanjutnya juga bisa digunakan untuk hal lain, misalnya untuk mengembangkan kekuatan fisik atau menunjukkan pertunjukan yang ajaib. Pertapa dan praktisi religius yang yang berbeda menggunakan konsentrasi ini dengan cara yang beragam, seperti membuat mantra dan membuat air suci, gelang dan jimat. Setelah mencapai titik ini, pikiran bisa digunakan dan dikembangkan dengan berbagai cara dan setiap cara baik untuk dirinya sendiri, tetapi kebaikannya bagaikan minuman yang baik ; sekali anda memilikinya anda menjadi mabuk. Kebaikan yang seperti itu pada akhirnya hanya berguna sedikit saja. Pikiran yang tenang itu seperti sebuah tempat peristirahatan bagi para praktisi. Buddha beristirahat di sini karena tempat ini membentuk dasar untuk melatih vipassanā dan merenungkan kebenaran. Pada titik ini anda hanya perlu mempertahankan samādhi pada tahap yang sedang, fungsi utama anda adalah untuk mengarahkan perhatian untuk mengamati keadaan dunia di sekitar anda. Anda merenungkan proses sebab dan akibat dengan kokoh. Dengan menggunakan kejelasan pikiran, anda merenungkan semua penglihatan, suara, bau, rasa, dan sensasi sentuhan yang anda alami, dan bagaimana mereka menyebabkan suasana yang berbeda : baik, buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Itu ibarat seseorang yang harus memanjat pohon mangga dan mengguncang buahnya jatuh sementara anda menunggu dibawahnya untuk mengumpulkan semua buah yang jatuh. Anda menolak mangga yang busuk, hanya menyimpan yang baik. Dengan 27

28 begitu, anda tidak perlu menghabiskan banyak tenaga, karena daripada memanjat pohon sendiri, anda hanya menunggu untuk mengumpulkan mangga di bawah. Hal ini berarti bahwa ketika pikiran tenang, semua objek pikiran yang anda alami memberikan anda pengetahuan dan pemahaman. Karena ada kesadaran, anda tidak lagi menciptakan atau menghasilkan semua hal ini. Keberhasilan dan kegagalan, reputasi baik dan reputasi buruk, pujian dan kritikan, kebahagiaan dan penderitaan, semua datang dan pergi dengan sendirinya. Dengan pikiran yang jelas, mantap yang disertai dengan pemahaman yang mendalam, menarik untuk menyaring dan memilih mereka. Semua objek pikiran yang anda alami apakah itu pujian, kritikan atau hal-hal yang anda dengar dari orang lain, atau apa saja jenis kebahagiaan dan penderitaan yang anda alami menjadi sumber manfaat bagi anda. Karena orang lain telah memanjat pohon mangga dan mengguncangnya untuk menjatuhkan mangga untuk anda. Anda bisa mengumpulkan mereka dengan gembira. Anda tidak perlu takut terhadap apapun mengapa anda harus takut ketika orang lain yang memanjat pohon mangga, mengguncang jatuh mangga untuk anda? Semua bentuk keuntungan dan kerugian, reputasi baik dan reputasi buruk, pujian dan kritikan, kebahagiaan dan penderitaan, adalah sama seperti mangga yang jatuh untuk anda. Pikiran yang tenang membentuk dasar perenungan anda, saat anda mengumpulkan mereka. Dengan perhatian penuh, anda mengetahui mana buah yang baik dan mana yang busuk. Latihan perenungan ini, dengan dasar ketenangan, adalah sesuatu yang memunculkan pañña atau vipassanā. Itu bukan sesuatu yang harus diciptakan atau diramu jika ada pengetahuan mendalam yang murni, maka latihan vipassanā akan mengikuti secara otomatis, tanpa anda harus menemukan nama atau label untuknya. Jika ada sedikit kejelasan, hal ini memunculkan vipassanā yang sedikit ; jika penegetahuan mendalam yang lebih dalam lagi, itu adalah vipassanā medium, jika 28

29 ada pengetahuan dan pemahaman mendalam yang lengkap tentang kebenaran apa adanya, itulah vipassanā yang lengkap. Latihan vipassanā adalah urusan pañña. Itu hal yang sulit. Anda tidak bisa melakukannya dengan begitu saja. Harus berjalan dari pikiran yang sudah mencapai tahap ketenangan yang tertentu. Sekali terbentuk, vipassanā berkembang secara alami dengan penggunaan pañña ini bukanlah sesuatu yang bisa anda paksa didalam pikiran. Sebagai hasil dari pengalamannya, Buddha mengajarkan bahwa latihan harus berkembang secara alami, sesuai dengan keadaan. Setelah mencapai tahap ini, anda membiarkan hal-hal berkembang berdasarkan kumpulan kamma 8 (perbuatan, apakah itu perbuatan langsung atau tidak langsung dari badan, perkataan, dan pikiran) dan pāramī 9 yang bermanfaat. Hal ini bukan berarti anda berhenti berusaha untuk berlatih, tetapi bahwa anda melanjutkan dengan pemahaman apakah anda berkembang dengan cepat atau lambat, itu bukan sesuatu yang bisa anda paksakan. Hal itu seperti menanam pohon, ia tahu dengan sendirinya langkah yang tepat untuk tumbuh. Jika anda ingin mendapatkan hasil yang cepat,lihatlah itu sebagai suatu delusi. Bahkan jika anda ingin ia tumbuh dengan lambat, lihatlah itu juga sebagai suatu delusi. Sama halnya dengan menanam pohon, hanya ketika anda berlatih anda akan mendapatkan hasil. Jika anda menanam pohon cabe misalnya, kewajiban anda hanyalah menggali lubang, menanam biijinya, memberinya air dan pupuk dan melindunginya dari serangga. Ini tugas anda, bagian anda dari menanam pohon cabe. Maka ini hanya masalah kepercayaan. Untuk tanaman cabe, bagaimana dia tumbuh adalah urusannya sendiri bukan urusan anda. Anda tidak bisa menariknya untuk membuatnya tumbuh lebih cepat. Alam tidak bekerja seperti itu. Tugas anda hanyalah menyiramnya dan memberinya pupuk. 8. Kamma : perbuatan, baik bermanfaat atau tidak bermanfaat dari perbuatan badan, ucapan dan pikiran 9. Pāramī : merujuk pada sepuluh kesempurnaan : kemurahan hati, pengedalian moral, penolakan keduniawian, kebijaksanaan, usaha, kesabaran, keadaan sebenarnya, tekad, kebaikan dan keseimbangan bathin. 29

30 Ketika anda berlatih seperti ini, tidak banyak penderitaan. Apakah anda mencapai penerangan di masa kehidupan ini atau di kehidupan berikutnya, tidaklah penting. Jika anda yakin dan percaya pada kemanjuran dari latihan ini, maka ketika maju dengan cepat atau lambat, serahkan saja pada akumulasi kamma baik, kualitas spiritual, dan pāramī yang sudah terkumpul. Jika anda memahaminya dengan cara ini, anda merasa latihan menjadi mudah. Hal ini sama seperti ketika anda menunggang kuda dengan kereta, anda tidak menempatkan kereta di depan kuda. Anda harus meletakkan kereta di belakang kuda. Atau jika anda membajak sawah, anda akan berjalan di depan kerbau, dengan kata lain, pikiran akan gelisah dan tidak sabar untuk mendapatkan hasil yang cepat. Tetapi sekali anda merenungkan seperti ini dan berlatih yang sesuai, anda tidak akan berjalan di depan kerbau, anda berjalan dibelakangnya. Jadi, dengan tanaman cabe anda membawa air dan pupuk dan mengusir semut atau rayap yang datang. Cukup seperti itu untuk membuatnya tumbuh menjadi semak yang indah dengan sendirinya. Sekali tanaman itu berkembang, bukan urusan anda untuk mencoba dan memaksanya untuk berbunga seketika. Jangan berlatih seperti itu. Hal itu hanya menimbulkan penderitaan. Tanaman cabe itu tumbuh secara alaminya sesuai sifatnya. Sekali ia berbunga, jangan mencoba memaksanya menghasilkan biji saat itu juga. Tidak akan berhasil dan anda hanya akan menderita. Itu benar-benar menyengsarakan. Ketika anda mengerti hal ini, berarti anda tahu bagian anda dalam latihan dan anda tahu bagian dari objek-objek pikiran dan kekotoran. Tiap bagian memiliki bagian yang terpisah untuk dijalankan. Pikiran tahu peranannya dan tugas yang harus ia kerjakan. Selama pikiran tidak mengerti apa tugasnya, ia akan selalu mencoba dan memaksa tanaman cabe untuk tumbuh, berbunga dan menghasilkan cabe, semuanya pada hari yang sama. Hal itu tidak lain selain samudaya kebenaran mulia tentang sebab penderitaan. 30

31 Jika anda memahami hal ini, berarti anda tahu kapan pikiran dibohongi dan menyimpang. Sekali anda tahu cara berlatih yang benar,anda bisa melepaskan dan membiarkan hal-hal mengikuti dengan alami sesuai dengan kamma bermanfaat, kualitas spiritual,dan pāramī anda yang telah terkumpul. Anda hanya terus berlatih tanpa mencemaskan berapa lama latihan ini akan berlangsung. Anda tidak perlu cemas apakah dibutuhkan seratus atau seribu kehidupan sebelum anda mencapai penerangan. Kehidupan yang mana saja tidak jadi masalah, anda hanya terus berlatih dengan langkah yang mudah bagi anda. Sekali pikiran telah memasuki arus ia tidak dapat berbalik. Ia telah melampaui tindakan jahat sekecil apapun. Buddha mengajarkan bahwa pikiran sotāpanna (arus masuk) cenderung atau telah memasuki arus dhamma dan tidak dapat kembali. Orang yang telah berlatih sampai pada titik ini tidak dapat jatuh kembali dan terlahir di alam apāya 10 (4 alam rendah: alam binatang, alam setan, alam raksasa, alam neraka) atau alam neraka lagi. Bagaimana mereka dapat jatuh lagi ketika melihat dengan jelas bahaya dan kejahatan, mereka telah memutuskan semua akar dari kamma yang tidak bermanfaat. Mereka tidak dapat lagi berbuat dan berkata yang tidak bermanfaat. Setelah mereka telah menahan diri untuk melakukan tindakan dan perkataan yang tidak bermanfaat, bagaimana mungkin mereka bisa jatuh ke alam apāya atau alam neraka? Pikiran mereka telah memasuki arus. Setelah pikiran memasuki arus melalui meditasi, anda tahu kewajiban dan tugas yang harus anda lakukan. Anda tahu jalan latihan dan bagaimana perkembangannya. Anda tahu kapan harus berusaha dan kapan harus santai saat latihan. Anda mengenal tubuh dan pikiran. Anda mengenal materialitas dan mentalitas. Hal-hal yang seharusnya dilepaskan dan ditinggalkan, anda lepaskan dan tinggalkan, tanpa terperangkap dalam keraguan dan ketidakpastian. 10. Apāya : 4 alam rendah: alam binatang, alam setan, alam raksasa, alam neraka 31

32 Di masa lalu, saya tidak menggunakan sebegitu banyak rincian pengetahuan dan teori yang dalam dalam latihan saya. Hal yang penting adalah mendapatkan pengertian yang jelas dan memperdalam latihan di dalam pikiran itu sendiri. Jika saya melihat bentuk fisik saya atau orang lain dan menemukan ketertarikan terhadapnya, saya akan mencari penyebab ketertarikan itu. Saya merenungkan tubuh dan menganalisanya menjadi bagian-bagian : kesa (rambut kepala), loma (rambut badan), nakha (kuku), danta (gigi), taco (kulit) dan sebagainya. Buddha mengajarkan untuk merenungkan berbagai bagian tubuh yang berbeda, secara berulang-ulang.pisahkan mereka, tarik mereka terpisah, kupas kulitnya dan bakar semuanya. Teruslah bermeditasi seperti ini, sampai pikiran tetap, tegas dan tidak ragu-ragu saat meditasi tentang badan yang tidak menarik. Ketika anda berkeliling, misalnya, dan melihat pertapa lain atau orang awam lain di depan, visualisasikan mereka sebagai mayat, terhuyung-huyung sepanjang jalan di depan anda. Saat anda berjalan, teruslah berusaha berlatih seperti ini, bawalah pikiran lebih dalam dan lebih dalam lagi ke dalam perenungan tentang ketidakkekalan tubuh. Jika anda melihat wanita yang muda dan tertarik kepadanya, renungkan gambar mayat yang membusuk dan tengik karena proses penguraian. Renungkan seperti ini pada setiap kesempatan sehingga, pikiran bisa mempertahankan jarak, dan tidak tergila-gila dengan ketertarikan itu. Jika anda berlatih dengan cara ini, ketertarikan itu tidak akan bertahan lama, karena anda melihat kebenaran dengan sangat jelas, tidak lagi iragu bahwa tubuh sebenarnya sesuatu yang bisa busuk dan terurai. Gunakan perenungan yang seperti ini sampai persepsi tentang ketidaktertarikan menjadi tetap jelas di dalam pikiran, dan melampaui keraguan. Kemanapun anda pergi, ia tidak akan hilang. Anda harus benar-benar bertekad untuk berlatih sampai pada titik di mana kapanpun anda melihat seseorang, hal itu persis sama seperti anda sedang melihat mayat. Ketika anda melihat seorang perempuan, anda melihatnya sebagai mayat ; ketika anda melihat seorang pria, anda melihatnya 32

33 sebagai mayat; dan anda juga melihat diri anda sebagai mayat dengan cara yang sama. Pada akhirnya semua orang menjadi mayat. Anda harus berusaha sungguhsungguh merenungkan hal ini sedapat anda. Latihlah diri anda sehingga ia menjadi bagian dari pikiran. Sebenarnya cukup menyenangkan jika anda benar-benar melakukannya. Tetapi jika anda hanya asyik membaca banyak buku, sulit untuk mendapat hasilnya. Anda harus berlatih dengan sungguh-sungguh dan dengan tekad yang sebenarnya sehingga terbentuk kammatthāna 11 sebagai bagian pikiran yang terintegral. Mempelajari Abhidhamma dapat menguntungkan, tetapi anda harus dapat melakukannya tanpa terikat kepada buku. Cara yang benar untuk belajar adalah dengan membuat pikiran menjadi jelas bahwa anda belajar untuk merealisasikan kebenaran dan mengatasi penderitaan. Sekarang ini ada banyak guru yang berbeda untuk vipassanā dan banyak metode berbeda yang bisa dipilih, tetapi sebenarnya, praktek vipassanā bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Anda tidak bisa pergi dan melakukannya seperti itu saja, ia harus dibangun dengan dasar silā yang kuat. Cobalah. Disiplin moral, peraturan dan panduan pelatihan untuk prilaku adalah bagian yang penting dari latihan jika perkataan dan perbuatan anda tidak terlatih dan tidak disiplin, hal itu seperti melompati bagian magga dan anda tidak akan berhasil. Ada orang yang mengatakan bahwa anda tidak perlu berlatih samatha, anda bisa langsung menuju vipassanā, tetapi orang-orang yang berbicara seperti itu cenderung malas dan ingin mendapatkan hasil tanpa berusaha. Mereka mengatakan menjalankan silā tidak penting bagi latihan, tetapi sesungguhnya, menjalankan silā sebenarnya sudah cukup sulit dan bukan sesuatu yang bisa anda lakukan dengan sambil lalu. Jika anda melompati silā, maka tentu saja keseluruhan 11. Kammaṭṭhāna : secara literature berarti dasar dari perbuatan. Biasanya selalu merujuk pada empat puluh subjek meditasi ( seperti terdaftar di dalam Visuddhimagga). Dapat juga digunakan secara lebih umum untuk mengartikan keseluruhan cara latihan silā, Samādhi dan pañña. 33

34 latihan bisa menjadi nyaman dan menyenangkan. Akan menyenangkan jika latihan yang melibatkan sedikit kesulitan bisa anda lompati semua orang suka menghindari kesulitan. Dulu ada seorang bhikkhu yang kemari dan meminta ijin untuk tinggal disini dengan saya, mengatakan bahwa dia tertarik dengan latihan. Dia menanyakan peraturan kebiaraan dan disiplin disini, jadi saya jelaskan bahwa di biara ini kami berlatih sesuai dengan vinaya (kode kedisiplinan) dan bahwa para bhikkhu tidak boleh menyimpan uang atau persediaan keperluan hidup. Dia mengatakan dia berlatih ketidak-melekatan. Saya mengatakan bahwa saya tidak tahu bagaimana dia berlatih atau apa yang dia maksudkan itu. Lalu dia bertanya apakah dia boleh menggunakan uang, jika dia tidak menyentuh atau merasakan kepentingan yang khusus terhadap uang. Saya bilang dia boleh menggunakannya, dengan cara yang sama seperti dia menggunakan garam yang dia temukan dan garam itu tidak asin. Bhikkhu itu hanya ingin membuat orang terkesan dengan cara berbicaranya, tetapi sebenarnya,dia terlalu malas untuk bersusah payah berlatih dengan apa yang dia anggap peraturan yang ketat dan membuang-buang waktu yang menurutnya hanya membuat hidup menjadi susah. Jika dia pernah menemukan garam yang rasanya tidak asin, saya akan bersedia percaya kepadanya. Jika benar garam itu tidak asin, dia seharusnya membawa sekeranjang penuh dan mencoba untuk memakannya. Benarkah garam itu bisa tidak asin? Ketidak-melekatan bukanlah sesuatu yang bisa dialami hanya dengan membicarakannya atau mencoba untuk menerka seperti apa itu. Bukan seperti itu. Setelah menggambarkan pandangannya tentang latihan dengan cara seperti itu, sudah jelas bahwa bhikkhu itu tidak akan sanggup tinggal disini, jadi dia meninggal biara dan pergi menjalani caranya. Anda harus berusaha melaksanakan latihan silā dan berbagai latihan dhutaṅga Dhutaṅga : latihan pertapa yang disarankan oleh Buddha sebagai cara meruntuhkan (kekotoran) atau alat pemurnian.mereka termasuk 13 ketaatan yang ketat (seperti :menggunakan hanya tiga jubah, 34

35 Hal itu juga tidak berbeda terhadap orang awam. Walaupun anda tinggal dirumah, paling tidak anda menjalani lima silā 13. Usahakan untuk menyusun dan mendisiplinkan perkataan dan tindakan anda. Tetap kembangkan usaha terbaik anda, dan akhirnya latihan anda akan maju. Jangan menyerah berlatih samatha hanya karena anda telah mencobanya beberapa kali dan menemukan bahwa pikiran tidak menjadi tenang. Itu cara yang salah untuk menyelesaikannya. Sesungguhnya anda harus berlatih untuk periode waktu yang lama. Mengapa harus lama? Pikirkanlah. Sudah berapa lama waktu yang anda lewati tanpa berlatih? Ketika pemikiran muncul menarik pikiran ke satu arah, anda memburunya, ketika mereka mulai menariknya ke arah yang lain, anda masih memburunya dengan penggandaan mental. Jika anda mau mencoba dan menghentikan arus pikiran dan membuatnya tetap tenang, pada saat itu di saat sekarang, beberapa bulan tidaklah cukup. Renungkanlah hal ini. Pikirkanlah apa yang dibutuhkan untuk memiliki pikiran yang damai dengan aliran permasalahan dan kejadian yang berbeda yang mempengaruhinya dan damai dengan objek pikiran yang dialaminya. Ketika anda pertama kali mulai berlatih, pikiran mempunyai kestabilan yang begitu kecil sehinga begitu ia berhubungan dengan objek pikiran, ia menjadi kacau dan bingung. Mengapa pikiran menjadi kacau? Karena ia dipengaruhi oleh taṇhā. Anda tidak mau pikiran berpikir. Anda tidak mau mengalami objek pikiran apapun. Ketidak-mauan ini adalah bentuk keinginan yang kuat. Itulah vibhava-taṇhā (menginginkan ketidak-beradaan). Semakin anda menginginkan untuk tidak mengalami kekacauan dan kebingungan, semakin anda terdorong dan diantar masuk ke dalamnya. saya tidak menginginkan kejadian ini, makan hanya dari mangkuk sedekah) yang membantu membentuk kepuasan, penolakan kesenangan duniawi,energy dan kebajikan yang mirip. satu atau lebih dari mereka dapat diperhatikan untuk periode waktu yang lebih pendek atau lebih panjang. 13. Lima silā : lima penuntun dasar untuk melatih seseorang dalam perbuatan yang bermanfaat dari perbuatan dan ucapan : menahan diri untuk membunuh makhluk hidup, menahan diri untuk mencuri, menahan diri dari kelakuan seks yang tidak senonoh, menahan diri dari berbohong dan ucapan salah, menahan diri dari menggunakan minuman keras. 35

36 mengapa ia muncul? Saya tidak mau pikiran menjadi kacau, mengapa bisa seperti ini? Itulah ada keinginan kuat agar pikiran berada dalam keadaan damai. Karena anda tidak mengenali pikiran anda sendiri. Itu saja. Anda teguh mengejar pikiran dan keinginannya yang kuat, dan tentu saja ia membutuhkan waktu yang lama sebelum anda menyadari dimana letak kesalahan anda. Ketika anda memikirkannya dengan jelas, anda bisa mengerti bahwa semua ganguan dan kekacauan ini datang karena anda yang menyuruhnya datang! Ada keinginan yang kuat agar ia menjadi sebaliknya; ada keinginan yang kuat agar ia menjadi damai; ada keinginan yang kuat agar pikiran tidak kacau dan gelisah. Itulah permasalahannya -. keinginan yang kuat, peyebab semuanya. Baiklah, tidak ada masalah! Teruskan saja latihan anda. Kalau anda mengalami objek pikiran, renungkan saja. Lemparkan dia kedalam salah satu lubang dari aniccam, dukkham, anatta dalam meditasi anda dan renungkan hal itu. Biasanya ketika kita mengalami objek pikiran, ia merangsang pemikiran. Pemikiran bereaksi dengan pengalaman dari objek pikiran. sifat dari pemikiran yang biasa dan pañña sangat berbeda. Sifat pemikiran biasa adalah terus berlanjut tanpa berhenti. Objek pikiran yang anda alami menuntun anda pergi ke arah yang berbeda dan pemikiran anda hanya mengikuti saja. Sifat dari pañña adalah untuk menghentikan penggandaan, untuk menenangkan pikiran, jadi sehingga pikiran tidak pergi kemanapun juga. Anda merupakan orang yang mengetahui dan menerima semua hal. Saat anda mengalami objek pikiran yang berbeda, yang pada gilirannya memunculkan suasana hati yang berbeda, anda mempertahankan kesadaran prosesnya dan akhirnya, anda bisa melihat bahwa semua pemikiran dan penggandaannya, kecemasan dan penilaian, sama sekali tanpa substansi atau diri yang sebenarnya. Semua itu aniccam, dukkham, dan anatta. Cara berlatih, adalah dengan memutuskan semua penggandaan pemikiran tepat pada dasarnya dan mengerti bahwa semua itu berasal dari tiga karakteristik tersebut. Sebagai hasilnya ia akan menjadi lemah 36

37 dan kehilangan kekuatannya. Saat mendatang ketika anda duduk bermeditasi, dan ia muncul, atau kapan saja anda mengalami kekacauan seperti itu, anda renungkan saja, terus dan periksa pikiran. Anda bisa membandingkannya dengan menjaga kerbau. Ada seekor kerbau, pemiliknya dan beberapa sawah. Biasanya, kerbau suka makan tanaman padi ; tanaman padi adalah makanan kerbau. Pikiran anda ibarat kerbau itu, objek pikiran yang anda alami ibarat tanaman padi. Bagian pikiran yang mengetahui itu ibarat pemilik kerbau. Latihan tidak berbeda dengan hal ini. Pertimbangkan. Apa yang anda lakukan ketika anda menjaga seekor kerbau? Anda membiarkannya mengembara bebas, tetapi tetap mengawasinya sepanjang waktu. Jika ia berjalan terlalu dekat dengan tanaman padi, anda meneriakkan peringatan dan ketika kerbau mendengar, ia akan berhenti dan kembali. Tetapi anda tidak boleh ceroboh. Jika kerbau bandel dan tidak perduli dengan peringatan anda, anda harus mengambil kayu dan memberinya deraan yang bagus, sehingga dia tidak akan berani pergi ke dekat tanaman padi lagi. Tetapi jangan terjebak dengan tidur siang. Jika anda tidak tahan tidak tidur siang, maka pastinya tanaman padi akan habis. Latihan sama seperti itu. Ketika anda mengawasi pikiran anda, sebenarnya yang mengetahui itu yang sedang mengawasi. Orang yang mengawasi pikirannya akan terbebas dari perangkap māra Tetapi itu membingungkan. Pikiran adalah pikiran, jadi siapa yang mengawasi pikiran itu? Pikiran adalah satu hal, yang mengetahui adalah hal yang lain lagi. Pengetahuan ini timbul dalam pikiran yang sama. Itulah pengetahuan tentang sifat pikiran; mengetahui pikiran mengalami objek pikiran, dan mengetahui pikiran yang terpisah dari objek pikiran. Aspek 14. māra : sesuatu yang jahat atau setan. Dapat muncul sebagai dewa atau sebagai personifikasi dari kekotoran 37

38 pikiran yang mengetahui adalah apa yang disebut Buddha sebagai ia yang mengetahui. Yang mengetahui itulah yang mengawasi pikiran. Dari pengetahuan inilah timbul pañña. Pikiran bermanifestasi pemikiran dan ide. Jika pikiran bertemu dengan objek pikiran, ia akan berhenti dan menghabiskan beberapa waktu dengan objek pikiran itu. Jika pikiran bertemu dengan objek yang lainnya maka ia akan menghabiskan beberapa waktu dengan objek tersebut, sama seperti kerbau yang berhenti untuk mengunyah tanaman padi. Kemanapun kerbau itu mengembara, anda harus terus mengawasinya sepanjang waktu,pastikan ia tidak akan lolos dari penglihatan anda. Jika ia berkeliaran dekat tanaman padi dan tidak memperhatikan ketika anda berteriak member peringatan, anda harus segera menunjukkan tongkat kepadanya, tanpa bermain. Untuk melatihnya anda harus keras padanya dan membuatnya melawan arus keinginannya. Melatih pikiran juga sama. Biasanya, ketika pikiran berhubungan dengan sebuah objek pikiran, pikiran akan langsung menggenggam objek itu Saat pikiran menggenggam objek pikiran, yang mengetahui itu harus mengajarinya. Dengan menggunakan perenungan yang bijaksana, anda harus melatih pikiran untuk merenungkan setiap objek apakah itu bermanfaat atau. Ketika anda mengalami objek pikiran yang lain, karena anda memandangnya sebagai keinginan, pikiran anda segera menggenggamnya. Jadi yang mengetahui itu harus berulang kali mengajarinya, dengan menggunakan perenungan yang bijaksana, sampai pikiran mampu untuk membuang objek pikiran itu. Inilah cara anda untuk dapat mengembangkan ketenangan pikiran. Anda akan mengerti bahwa apa pun yang anda genggam adalah sesuatu kemelekatan yang tidak diinginkan. Hasilnya adalah pikiran berhenti disana tanpa ada penggandaan pikiran apapun. Ia kehilangan keinginan untuk mengejar objek itu, karena pikiran berada di bawah penghinaan dan kritik yang tetap. Anda harus memberikan kesulitan kepada pikiran. Anda harus menyiksanya sampai kata-kata itu menembus hati anda yang paling dalam. 38

39 Inilah cara melatih pikiran. Semenjak saya pergi ke hutan untuk berlatih, saya berlatih dengan cara itu. Ketika saya mengajar komunitas biara, saya mengajar seperti itu karena saya ingin anda mengerti kebenaran. Saya tidak ingin anda hanya mengerti apa yang ada di dalam buku. Saya mau anda mengerti untuk diri anda sendiri,apakah anda telah dibebaskan dari kekotoran pikiran atau belum. Ketika anda telah terbebas, anda tahu. Selama anda belum membebaskan diri anda, anda harus menggunakan perenungan yang bijaksana untuk menembus dan mengerti kebenaran. Jika anda benar- benar memiliki pemahaman mendalam tentang sifat sebenarnya dari pikiran, anda akan secara otomatis mengatasinya. Jika nanti ada sesuatu yang muncul dan anda tersangkut padanya, anda harus merenungkannya dan selama anda belum mengatasinya, anda tidak boleh menyerah, atau tidak akan ada kemajuan. Anda harus terus bekerja dengan permasalahan dan jangan biarkan meninggalkan permasalahan itu. Inilah cara saya berlatih dengan pikiran saya sendiri. Buddha mengajarkan: paccatam veditabbo viññūhi orang yang bijaksana adalah orang yang tahu tentang dirinya sendiri. Itu berarti bahwa anda harus berlatih sendiri dan memperoleh pemahaman mendalam dari pengalaman anda sendiri. Anda harus mengerti dan mengetahui diri sendiri. Jika anda yakin dan percaya pada diri sendiri, anda akan merasa tenang. Ketika orang mengkritik anda, dan ketika mereka memuji anda, pikiran anda tetap tenang. Apapun yang mereka katakan tentang anda, anda tetap tenang dan tak terganggu. Mengapa anda bisa begitu santai? Karena anda mengenal diri anda sendiri. Jika orang lain memuji anda ketika anda sebenarnya pantas untuk dikritik, apakah anda akan benar-benar percaya dengan apa yang mereka katakan? Tidak, anda tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang orang lain katakan, anda berlatih sendiri dan menilai semua hal untuk diri sendiri. Ketika orang yang tidak punya dasar dalam 39

40 latihan dipuji, hal itu membuat mereka senang. Mereka menjadi mabuk kepayang. Sama saja dengan saat anda menerima kritikan, anda harus melihat ke dalam batin dan merenungkan diri anda sendiri. Mungkin saja hal itu tidak benar. Mungkin mereka mengatakan anda salah, tetapi sebenarnya, mereka salah dan anda tidak bersalah sama sekali. Jika benar demikian, maka tidak perlu marah kepada mereka, karena mereka tidak berbicara sesuai kebenaran. Di sisi lain, jika apa yang mereka katakan benar dan anda benar-benar salah, maka lagi-lagi tidak ada alasan untuk marah kepada mereka. Jika anda bisa merenung dengan cara seperti ini, anda akan merasa tenang sekali, karena anda melihat semuanya sebagai dhamma, dari pada dengan membabi buta bereaksi terhadap opini dan preferensi anda. Inilah cara saya berlatih. Inilah cara langsung yang paling pendek untuk berlatih. Bahkan jika anda harus datang dan mencoba berdebat dengan saya tentang teori dhamma atau abhidhamma, saya tidak akan bergabung. Dari pada bertengkar, saya hanya akan memberi anda renungan yang masuk akal. Hal yang penting adalah untuk mengerti ajaran buddha bahwa inti dari latihan adalah pelepasan. Tetapi itu adalah pelepasan dengan kesadaran, bukan pelepasan tanpa kesadaran, seperti kerbau dan sapi yang tidak memberikan perhatian pada apa pun juga. Itu bukan cara yang benar. Anda melepaskan karena anda memahami konvensi dan konsep-konsep dan anda memahami ketidak melekatan. Buddha mengajarkan bahwa pada awalnya anda harus banyak berlatih, banyak berusaha, dan banyak terikat. Anda harus melekat kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha sekuat mungkin. Beliau mengajarkan untuk berlatih dengan cara seperti ini. Melekat dengan ketulusan dan tekad dan terus melekat. Hal itu sama dengan ajarannya untuk tidak merasa cemburu terhadap orang lain. Beliau mengatakan bahwa ketika mencari nafkah, orang-orang seharusnya bergantung pada hasil kerja mereka sendiri. Anda harus mendukung diri sendiri dari cadangan sapi dan kerbau 40

41 anda sendiri, tanah dan ladang sendiri tidak ada kamma buruk yang dibuat ketika anda melakukan hal ini. Jika anda bermata pencaharian dengan mengambil milik orang lain, anda membuat kamma buruk. Banyak orang yang mendengar ajaran ini dan mempercayainya, maka mereka bermata pencaharian dengan milik mereka sendiri sepenuhnya. Sudah pasti hal ini menimbulkan kesulitan dan penderitaan. Menderita karena mereka harus bekerja dengan keringat dan milik mereka sendiri. Lalu ketika mereka mendatangi Buddha dan menceritakan penderitaan mereka, mengeluh bahwa jika anda memiliki sesuatu maka itu hanya sumber dari ketidakbahagiaan dan kesukaran. Sebelumnya, beliau mengajarkan mereka bahwa kesulitan dan masalah mereka muncul dari persaingan, berusaha memperoleh apa yang seseungguhnya dimiliki orang lain. Jadi mereka mengerti bahwa jika mereka mengikuti ajarannya bahwa mereka harus bermata pencaharian dengan sumber mereka sendiri daripada menggunakan milik orang lain, maka semua masalah mereka akan terpecahkan. Akan tetapi ketika mereka berusaha melakukannya, mereka menemukan bahwa sebenarnya masalah dan kesulitan mereka masih ada. Jadi Buddha mengganti ajarannya ke tingkat yang berbeda. Beliau mengatakan bahwa pada kenyataannya, jika anda melekat dan memberikan kepentingan yang tidak sepantasnya kepada sesuatu, tidak perduli milik siapapun, hasilnya adalah penderitaan. Jika anda menyentuh api di rumah seseorang, rasanya panas; jika anda menyentuh api di rumah anda sendiri, rasanya juga panas inilah sifat dari kemelekatan. Buddha hanya mengajar berdasarkan tingkat pemahaman dan kebijaksanaan setiap individu, karena hal itu seperti mengajar orang gila. Itulah caranya anda mengajar orang gila kadang-kadang memberi mereka kejutan listrik adalah hal yang tepat, jadi anda melakukannya. Selama pikiran orang-orang berada di tingkat yang kasar, mereka tidak memiliki kewaspadaan atau kebijaksanaan untuk memahami ajaran 41

42 itu. Setelah menyelesaikan latihannya, Buddha harus berusaha mengatasi masalah kita dan memberikan berbagai pemecahan yang hebat atau mengajar orang-orang berdasarkan sifat-sifatnya. Dalam latihan saya, saya berusaha berbagai perenungan dan penyelidikan untuk memperoleh pemahaman mendalam. Saya mempertaruhkan seluruh hidup saya untuk berlatih, karena saya yakin terhadap ajaran Buddha bahwa magga, phala dan nibbana (penerangan) itu ada. Hal-hal ini sebenarnya ada, persis seperti yang diajarkan, dan mereka muncul dari latihan yang baik. Mereka muncul dari pikiran yang cukup berani untuk memberikan kesulitan terhadap kekotoran batin; cukup berani untuk merenung dan berlatih; cukup berani untuk berubah ; cukup berani untuk melaksanakan latihan. Apa yang dimaksud dengan berlatih? Hal itu berarti menantang kecenderungan pikiran anda. Ketika pikiran anda mulai berpikir dengan cara yang ini, Buddha berpikir dengan cara itu ; ketika pikiran mulai berpikir dengan cara yang itu, Buddha berpikir dengan cara yang ini. Mengapa Buddha mengajarkan untuk melawan benih pikiran? Karena di masa lampau, untuk jangka waktu yang begitu lama, pikiran anda telah ditutupi oleh kekotoran. Dia mengajarkan bahwa pikiran tidak dapat diandalkan karena belum terlatih dan belum diubah oleh dhamma. Karena hal ini, Beliau mengatakan anda tidak bisa mempercayai pikiran. Selama pikiran belum bergabung dengan silā dan Dhamma karena pikiran masih belum murni dan kekurangan pemahaman yang jelas bagaimana anda bisa mempercayainya? Beliau mengajarkan untuk tidak bergantung pada pikiran yang belum mencapai penerangan karena pikiran masih kotor. Pada mulanya pikiran adalah pelayan dari kekotoran, tetapi sejalan dengan waktu akhirnya ia tercemar dan menjadi kekotoran itu sendiri. Jadi beliau mengajarkan untuk tidak mempercayai pikiran. 42

43 Lihatlah peraturan dan panduan latihan biara kami, mereka semua membuat anda melawan benih pikiran. Ketika anda melawannya maka ada penderitaan. Tentu saja begitu ada penderitaan, anda mengeluh bahwa latihannya terlalu sulit dan menimbulkan masalah. Anda mengatakan anda tidak dapat melakukannya, tetapi Buddha tidak berpikir demikian. Beliau mengerti bahwa jika ada penderitaan, itu pertanda bahwa anda berlatih dengan cara yang benar. Tetapi anda melihat bahwa anda berlatih dengan cara yang salah dan bahwa ini adalah penyebab dari semua kesulitan dan penderitaan. Ketika anda mulai berlatih dan mulai mengalami beberapa penderitaan, anda mengira bahwa anda pasti telah melakukan kesalahan. Setiap orang mau merasa senang, tetapi mereka tidak biasa memperhatikan apakah itu cara yang benar atau salah untuk berlatih. Begitu anda mulai melawan kilesa dan arus taṇhā, ia menimbulkan penderitaan dan anda ingin berhenti karena anda berpikir anda pasti melakukan suatu kesalahan. Tetapi Buddha mengajarkan bahwa sebenarnya anda berlatih dengan benar. Setelah merangsang kilesa, mereka menjadi panas dan teraduk, tetapi anda bisa salah paham dan berpikir bahwa anda yang teraduk. Buddha mengatakan sebenarnya kilesalah yang teraduk. Karena anda tidak suka melawan kekotoran bathin sehingga sulit untuk berkembang saat latihan anda tidak merenungi hal ini. Biasanya anda cenderung terpaut pada salah satu dari dua hal ekstrim yaitu kāmasukhallikānuyoga ( kepuasan hawa nafsu ) atau attakilamathānuyoga (penyiksaan diri). Kepuasan hawa nafsu berarti anda mau mengikuti semua keinginan pikiran anda : apapun yang ingin anda lakukan, anda lakukan. Anda mau mengikuti keinginan anda, yang berarti anda ingin duduk dengan nyaman, tidur sebanyak yang anda mau, dan seterusnya. Apapun yang anda lakukan, anda ingin nyaman itulah sifat dari kepuasan hawa nafsu. Jika anda melekat pada perasaan senang bagaimana anda bisa maju dalam latihan? 43

44 Jika anda tidak memuaskan diri di dalam hawa nafsu atau mendapatkan kepuasan melalui keterikatan terhadap perasaan senang, maka anda cenderung menuju ekstrim penolakan yang lain, yaitu menjadi marah dan tidak puas dan kemudian menderita karenanya. Inilah sifat ekstrim dari penyiksaan diri. Tetapi ini bukan cara untuk seseorang yang sedang berlatih untuk menjadi damai dan menjauhi diri dari kekotoran bathin. Buddha mengajarkan untuk tidak mengikuti kedua hal ekstrim tersebut. Beliau mengajarkan bahwa ketika anda mengalami perasaan senang, anda seharusnya hanya mencatatnya dengan sadar. Jika anda menuruti kemarahan atau kebencian, anda tidak berjalan mengikuti jalan Buddha. Itu hanya mengikuti cara makhluk biasa yang tidak mencapai penerangan, bukan jalan samana. Orang yang sudah damai tidak lagi bergerak ke arah itu, mereka berjalan di jalan tengah. Inilah samma pattibada ( latihan yang benar), yang berarti ekstrim dari kepuasan hawa nafsu dipadamkan di sebelah kiri dan ekstrim penyiksaan diri dipadamkan di sebelah kanan. Jadi jika anda menjalankan kehidupan latihan kebiaraan, anda harus mengikuti jalan tengah. Hal itu berarti anda tidak terlalu memperhatikan kebahagiaan dan penderitaan anda melepaskan mereka. Tetapi pada waktu yang bersamaan anda tidak dapat menghindari perasaan didesak oleh kedua hal ekstrim itu: di satu saat anda dipukul dari sisi ini, di saat lain anda ditarik dari sisi itu. Hal ini sama seperti menjadi anak genta lonceng. Mereka memukul anda dari arah ini dan anda berayun ke arah itu, bolak- balik, terus menerus. Kedua hal inilah yang mendesak anda. Dalam pengajarannya yang pertama, Buddha membicarakan tentang kedua hal ekstrim ini karena inilah adalah tempat kemelekatan berakar. Separuh masa, keinginan akan hal yang menyenangkan memukul anda dari sisi ini dan sisanya, ketidakpuasan dan penderitaan memukul anda dari sisi yang lain. Hanya kedua hal 44

45 ini yang mengganggu kita dan mendesak kita sepanjang masa. Menjalani jalan tengah berarti anda melepaskan perasaan senang dan menderita. Untuk berlatih dengan benar samma patipada anda harus mengikuti jalan tengah. Untuk menjalani jalan tengah, mengikuti jalan Buddha, sulit dan melibatkan penderitaan. Jika anda tidak puas ketika pikiran anda menginginkan perasaan senang, itulah penderitaan. Kelihatannya semua yang ada hanya dua hal ekstrim yakni kebahagiaan dan penderitaan dan selama anda masih percaya dengan kedua hal ini, anda cenderung akan melekat padanya dan terlibat dengan mereka. Artinya ketika anda marah kepada seseorang, anda segera mulai mencari sepotong kayu dan memukulnya tidak ada kesabaran atau ketabahan. Jika anda menyukai seseorang, maka anda suka menghabiskan seluruh waktu anda dengannya, benarbenar tersesat. Benarkan? Anda selalu berusaha menuju ke dua akhir ini, jalan tengah tidak pernah diperhatikan. Tetapi buddha tidak mengajarkan kita untuk mengikuti hal ekstrim ini. Beliau mengatakan bahwa kita harus melepakan mereka secara bertahap. Inilah cara samma patipada cara keluar dari pembentukan dan kelahiran. Itulah cara tanpa pembentukan dan kelahiran, tanpa kebahagiaan atau kesedihan dan tanpa kebaikan atau keburukan. Sebagai manusia biasa yang tidak sempurna yang masih merupakan subjek dari pembentukan, setiap kali anda jatuh ke dalam proses pembentukan, anda gagal melihat titik tengah keseimbangan itu. Anda terburu-buru, terus menerus, seolaholah anda langsung terjatuh dan berakhir dengan terikat pada ekstrim kebahagiaan. Jika anda tidak mendapatkan apa yang anda nginkan, anda tetap mendapatkan penderitaan dari arah yang lain, kehilangan titik tengah berulang-ulang kali. Bolakbalik terburu-buru, anda tidak melihat titik di mana kedamian dan ketenangan berada. Anda tidak beristirahat di titik tengah yang bebas dari pembentukan 45

46 dan kelahiran. Mengapa? karena anda tidak menyukainya. terjerat dalam pembentukan ibarat jatuh ke dunia di mana anda diganasi oleh anjing anjing galak, dan kemudian, meskipun anda berusaha memanjat ke atas untuk melarikan diri, kepala anda dipatok dan dikoyak oleh paruh besi burung nasar dan burung gagak yang buas. Hal itu seperti tertangkap ke dalam alam neraka yang tanpa akhir. Itulah sifat sebenarnya dari pembentukan. Jadi tempat di mana tidak ada pembentukan dan kelahiran, tidak terlalu diperhatikan orang. Pikiran yang belum tercerahkan gagal untuk melihatnya dan sebagai akibatnya melewatinya bolak-balik. Samma patipada adalah jalan tengah yang diikuti oleh Buddha sampai beliau terbebas dari pembentukan dan kelahiran. Itulah abyākata dhamma tidak baik atau buruk karena pikiran telah melepaskan semuanya. Inilah cara samana. Orang yang tidak mengikuti cara ini tidak bisa menjadi samana sejati, karena mereka tidak akan mengalami kedamaian sejati batin. Mengapa demikian? Karena mereka masih terlibat dalam pembentukan dan kelahiran; mereka masih terperangkap di dalam lingkaran kelahiran dan kematian. Tetapi jalan tengah telah melampaui kelahiran dan kematian, tinggi dan rendah, kebahagiaan dan penderitaan, baik dan buruk. Itu adalah jalan lurus dan jalan ketenangan dan pengendalian. Itulah ketenangan yang melampaui kebahagiaan dan penderitaan, perasaan baik dan buruk. Inilah sifat dari latihan. Jika hati anda telah mengalami kedamaian sejati ini, berarti anda sudah sanggup berhenti. Anda sudah sanggup berhenti bertanya. Tidak perlu lagi bertanya kepada siapapun. Inilah mengapa buddha mengajarkan bahwa dhamma adalah paccatam veditabbo viññūhi sesuatu yang setiap orang harus tahu dengan jelas untuk dirinya sendiri. Anda lihat bagaimana semuanya persis sesuai dengan apa yang diajarkan Buddha dan kemudian anda tidak perlu bertanya kepada siapapun lagi. 46

47 Jadi saya sudah menjelaskan tentang pengalaman dan latihan saya sendiri: saya tidak punya pengetahuan luar atau belajar kitab suci sebanyak itu. Dengan mencoba dan menyelidiki, saya belajar dari pikiran saya sendiri dengan cara yang alami. Ketika kesukaan muncul, saya memperhatikannya dan melihat kemana ia menuntun pikiran. Semua yang dilakukannya hanya menarik anda menuju penderitaan. Jadi apa yang anda lakukan adalah tetap berlatih dengan pikiran anda sendiri sampai akhirnya anda mengembangkan kesadaran dan pengertian secara bertahap sampai anda mengerti dhamma. Tetapi anda harus benar-benar tulus dan betekad agar hati dan pikiran anda melakukannya. Jika anda benar-benar mau berlatih, anda tentu harus berusaha bertekad, tidak melpatgandakan atau berpikir terlalu banyak. Jika anda mulai bermeditasi dengan menginginkan pengalaman tertentu atau mendapatkan keadaan tertentu, maka lebih baik berhenti. Ketika anda mulai mengalami ketenangan, jika anda mulai berpikir, apakah ini dia? atau apakah saya sudah mencapai itu? anda harus beristirahat dan mengumpulkan semua pengetahuan teoritis dan hanya menyimpannya di dalam kotak di suatu tempat. Jangan dibicarakan dalam diskusi. Jenis pengetahuan yang muncul saat meditasi bukan seperti itu urutannya. Itu jenis yang baru. Ketika anda mengalami pemahaman yang asli, hal itu berbeda dengan teori. Misalnya, ketika anda menuliskan kata keserakahan di atas kertas, itu hal yang tidak sama dengan mengalami keserakahan di dalam pikiran. Hal ini berlaku untuk kemarahan dengan cara yang sama; kata yang tertulis adalah satu hal, tetapi ketika anda benar-benar mengalaminya di dalam pikiran, anda tidak punya waktu untuk membaca apapun anda mengalaminya tepat di dalam pikiran. Hal ini sangat penting untuk dimengerti. Teori yang tertulis itu benar, tetapi dhamma harus itu sesungguhnya opanayiko (menuntun ke dalam). Anda harus menginternalkannya. Jika anda tidak 47

48 menginternalkannya anda tidak akan memperoleh pengertian atau pemahaman. Anda tidak akan mengalami kebenaran itu dalam diri anda sendiri. Saya juga begitu saat masih muda. Saya tidak belajar sepanjang waktu, meskipun saya sudah melalui tiga ujian tingkat pertama tentang teori dhamma vinaya. Saya mempunyai kesempatan untuk pergi dan mendengarkan guru-guru yang berbeda membicarakan tentang latihan meditasi mereka, tetapi pada awalnya saya tidak perduli dan tidak tahu bagaimana cara mendengar dengan baik. Saya tidak mengerti cara guru meditasi menggambarkan tentang diri mereka ketika mereka berbicara tentang latihan meditasi. Mereka bicara langsung dari pengalaman mereka sendiri, menjelaskan tentang bagaimana mereka mengerti dhamma dari dalam pikiran mereka sendiri dari pada dari buku. Kemudian, setelah saya mulai melakukan latihan sendiri, saya mulai melihat kebenaran dengan cara yang sama yang dijelaskan guru-guru meditasi itu. Saya mampu mengerti diri sendiri, dari dalam pikiran saya, tentang apa yang telah mereka ajarkan. Akhirnya, setelah bertahun-tahun berlatih, saya menyadari bahwa semua pengetahuan yang telah mereka berikan berasal dari apa yang telah mereka lihat dan mereka alami secara langsung. Mereka tidak hanya berbicara dari buku. Jika anda mengikuti jalan latihan yang mereka jelaskan, anda akan mengalami dhamma sampai ke kualitas tingkat pemahaman yang persis sama. Saya menyimpulkan bahwa ini adalah cara yang benar untuk berlatih. Mungkin ada cara lain untuk berlatih, tetapi ini saja sudah cukup bagi saya, dan saya tetap pada cara ini. Anda harus tetap berusaha untuk berlatih. Pada awalnya hal yang penting adalah untuk melakukannya. Apakah pikiran benar-benar damai atau tidak, itu tidak masalah anda hanya perlu menerima apa adanya. Anda hanya perlu menciptkan penyebab yang bermanfaat. Jika anda rajin berlatih, anda tidak perlu cemas akan seperti apa hasilnya nanti. Anda tidak perlu takut bahwa anda tidak akan memperoleh hasil dari latihan anda. Menjadi cemas seperti itu hanya mencegah 48

49 pikiran menjadi damai. Tetaplah berusaha. Tentu saja jika anda tidak berlatih lalu siapa yang akan mendapatkan sesuatu? Siapa yang akan menyadari dhamma? Hanya yang mencari yang akan menyadari dhamma. Hanya orang yang makan yang bisa memuaskan rasa laparnya, bukan orang yang membaca menunya. Setiap perasaan terletak pada diri anda; jika anda sadar dengan kejadiannya meski hanya sepuluh kali, itu sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali. Orang tua yang sama terus berbohong tentang masalah lama yang sama. Jika anda sadar dengan apa yang terjadi pada yang sudah baik itu, karena dibutuhkan waktu yang lama bahkan sebelum anda menjadi sadar terhadap kebenaran. Kekotoran selalu berusaha menipu anda sepanjang masa. Berlatih berarti mengembangkan silā, samādhi dan pañña di dalam pikiran anda. Mengumpulkan kembali ketiga mustika Buddha, Dhamma, Sangha dan lepaskan semua hal yang lain. Saat anda berlatih di sini, anda sudah menciptakan penyebab dan kondisi untuk mencapai pencerahan dalam kehidupan ini. Jujurlah, tulus dan terus berlatih. Sifat dari latihan adalah sesuatu yang bahkan jika anda sedang duduk di kursi, anda masih bisa memberi perhatian pada objek meditasi. Pada mulanya anda tidak perlu berkonsentrasi pada banyak hal yang berbeda, cukup hanya fokus pada satu objek yang sederhana, seperti pernafasan, atau melafal mantra seperti buddho, dhammo atau sangho, dihubungkan dengan pernafasan. Ketika anda memberi perhatian pada pernafasan, buatlah sebuah tekad yang jelas dalam batin bahwa anda tidak akan memaksanya dengan cara apa pun. Jika anda terganggu dengan pernafasan, itu tanda bahwa anda masih belum berlatih dengan cara yang benar. Jika anda tidak merasa nyaman dengan nafas itu maka ia akan selalu terasa terlalu pendek atau terlalu panjang, terlalu lembut atau terlalu kuat dan terasa tidak nyaman. Tetapi sekali anda merasa nyaman dan ada kesadaran terhadap setiap nafas yang masuk 49

50 dan keluar, anda telah mendapatkannya dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa anda berlatih dengan cara yang benar. Jika belum benar, anda masih terdelusi. Jika anda masih terdelusi maka hentikanlah meditasi dan bentuk kembali kesadaran pada pernafasan. Di dalam kelas meditasi, jika keinginan muncul untuk mengalami hal-hal yang berbeda, atau anda benar-benar mulai mengalami fenomena fisik yang berbeda, seperti cahaya atau pandangan yang terang dari istana surga atau hal-hal lain yang mirip, jangan takut. Waspadalah terhadap pengalaman itu dan teruskan meditasi. Kadang-kadang anda mungkin sedang bermeditasi dan sensasi pernafasan hilang secara total. Hal ini mungkin menakutkan anda. Sebenarnya, tidak perlu takut, hanya pikiran pikiran anda yang telah lenyap, nafas itu tetap ada, tetapi hanya bekerja pada tingkat yang lebih halus daripada biasanya. Saat periode waktu yang tepat telah berlalu, sensasi pernafasan akan kembali dengan sendirinya. Pada mulanya anda harus berlatih untuk membuat pikiran tenang dengan cara ini. Kapanpun anda duduk bermeditasi di tempat duduk mana pun, atau di dalam mobil atau di dalam kapal anda harus mampu memenangkan pikiran dengan segera dengan memfokuskan perhatian pada objek meditasi anda. Anda harus berlatih sampai pada titik di mana, kalau anda naik kereta api mengadakan perjalanan ke suatu tempat, anda harus mampu duduk dan memasuki tingkat ketenangan, dengan segera. Jika anda telah melatih diri anda dengan cara ini dengan sungguh-sungguh, anda akan mampu bermeditasi di mana pun. Ini berarti anda sudah memahami cara berlatih dan dapat menggunakannya sebagai dasar untuk merenungkan objek pikiran; penglihatan, suara, bau, rasa, perasaan secara fisik, dan ide-ide. Berhati-hatilah terhadap semua kesukaan dan ketidaksukaan yang anda alami dan jangan membentuk keadaan mental seperti itu. Jika anda mengalami objek yang menyenangkan, ketahuilah sebagai objek kesenangan; jika anda mengalami objek yang tidak menyenangkan, ketahuilah sebagai objek 50

51 yang tidak menyenangkan. Inilah bagian dari kenyataan yang berkondisi. Apakah mereka itu bagus, buruk, atau apa pun, semuanya memiliki sifat yang sama, mereka semua adalah aniccam, dukkham, dan anatta. Hal-hal tidak pasti, jadi jangan terikat atau melekat padanya. Inilah ajaran atau mantra yang harus anda ulangi untuk diri anda sendiri. Jika anda terus melihat ketiga karakteristik ini, pañña akan muncul dengan sendirinya. Inti dari meditasi vipassanā adalah untuk melemparkan setiap objek pikiran yang anda alami ke dalam ketiga lobang dari aniccam, dukkham, dan anatta. Apapun itu, apakah baik, buruk atau lebih buruk, lemparkanlah ke dalam ketiga lubang ini dan segera anda akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Pañña akan mulai muncul sedikit, yang mana itulah meditasi. Teruslah berusaha. Anda telah menjalankan lima silā selama bertahun-tahun, jadi sekaranglah saatnya untuk benar-benar berusaha untuk menjalankan meditasi. Anda harus memperoleh pemahaman akan kebenaran semua hal sehingga anda bias melepas, lepaskanlah semua hal dan jadilah damai. Saya tidak begitu pandai diskusi Dhamma yang panjang. Sangat sulit untuk menyusunnya dalam bentuk kata-kata. Jika ada orang yang ingin tahu bagaimana saya berlatih, mereka harus datang dan tinggal disini. Jika mereka tinggal cukup lama disini, mereka bisa tahu. Dulu saya keliling dengan berjalan kaki untuk belajar dan berlatih dengan guru-guru yang berbeda. Saya tidak pergi untuk membuat orang mendengarkan saya. Saya pergi untuk mendengarkan guru yang berbeda yang mengajarkan dhamma, saya tidak berusaha untuk mengajari mereka. Apapun yang mereka ajarkan saya dengarkan; bahkan meskipun mereka masih muda atau tidak terlalu terkenal, saya tetap mendengarkan. Saya tidak melibnatkan diri untuk berdiskusi saya tidak merasa ada keperluan untuk banyak berdiskusi. Hal yang penting dan berharga untuk diminati adalah membuang pandangan dan pelepasan. Tujuan keseluruhan dari latihan itu adalah untuk menyerahkan dan melepaskan. Pada akhirnya, belajar banyak secara formal tidak membuahkan apapun. Hari 51

52 demi hari anda semakin tua dan lebih tua lagi dan jika semua yang anda lakukan hanya mempelajari kata-kata, itu sama saja seperti mengejar khayalan anda tidak pernah mendapatkan hal yang sebenarnya. Ada banyak gaya dan metode latihan dan saya tidak mengritiknya, asalkan anda mengerti arti dan tujuan sebenarnya dari latihan itu. Misalnya, mereka yang berlatih tidak menjalankan vinaya dengan ketat, meskipun mereka mungkin saja tidak begitu bersalah, saya akan katakan tidak mungkin mereka bisa berhasil di dalam latihan itu. Hal itu sama seperti mencoba untuk memotong magga atau melompati silā, samādhi dan pañña. Beberapa orang memberitahukan agar anda tidak harus terikat dengan samatha, anda tidak harus peduli dengan samatha dan terus langsung menuju vipassanā, tetapi menurut pengalaman saya jika anda mencoba melompati samatha dan hanya menjalankan vipassanā, hal itu tidak akan menuntun anda menuju keberhasilan. Jangan mengabaikan cara berlatih dan dasar-dasarnya yang telah ditinggalkan untuk kita oleh Tan Ajahn Sow, Tan Ajahn Mun, Tan Ajahn Tongrut dan Tan Ajahn Chao Khun Upali. Jika anda melatih diri mengikuti jejak guru-guru ini, itulah cara yang paling langsung menuju pencerahan, karena mereka telah merealisasi Dhamma untuk diri mereka. Mereka tidak melewati silā, mereka berusaha untuk teliti dan sempurna dalam menjalankannya. Pengikut mereka sangat menghormati guru dan peraturan biara dan cara berlatih. Jika guru memberitahukan anda untuk melakukan sesuatu, anda lakukan saja. Jika dikatakannya anda melakukan kesalahan dan anda harus berhenti, anda berhenti saja. Guru-guru ini mengajar untuk berlatih dengan tekad dan ketulusan sampai anda benar-benar mengerti dan mengalami hasilnya dalam pikiran anda. Sebagai hasilnya, para pengikut dari guruguru hutan yang luar biasa ini memiliki rasa hormat yang paling dalam dan kagum terhadap gurunya, karena dengan mengikuti jejak gurunya sehingga mereka bisa melihat dan mengerti dhamma. 52

53 Jadi cobalah cara yang saya anjurkan. Jika anda melakukan latihan itu, anda akan mengerti dan mengalami hasilnya sendiri. Jika anda benar-benar berlatih dan menyelidiki kebenaran maka tidak ada alasan anda tidak mengalaminya sesuai dengan cara yang telah saya jelaskan. Saya jelaskan jika anda berlatih dengan cara yang benar yang berarti membuang, sedikit berbicara, melepaskan pandangan dan kesombongan kilesa tidak akan memiliki tempat berpijak di dalam pikiran anda. Anda mampu mendengarkan dengan damai orang yang mengatakan apa yang tidak benar, sama seperti anda mampu mendengarkan orang yang mengatakan tentang kebenaran, karena anda tahu bagaimana cara merenungkan kebenaran untuk diri anda sendiri. Saya katakana hal ini mungkin, jika anda benarbenar berusaha untuk berlatih. Tetapi para murid tidak sering datang dan berlatih, masih terlalu sedikit diantara mereka yang melaksanakan latihan. Saya merasa menyesal bahwa banyak pengikut buddha saya yang seperti ini dan saya secara konsisten mendorong mereka untuk berlatih dan memulai perenungan. Diantara kalian yang sebelumnya telah dilatih sebagai murid dan telah berhasil datang dan berlatih adalah hal yang terpuji; anda memiliki kualitas anda yang baik yang bisa anda tawarkan kepada masyarakat. Di kebanyakan biara desa di sekitar sini, yang lebih ditekankan adalah pelajaran tentang kitab suci dan teorinya, tetapi pada akhirnya, mereka hanya mempelajari sesuatu yang berulang-ulang dalam arus tanpa akhir dan tidak terputus. Mereka tidak pernah berhasil memotong arus itu dan mengakhirinya. Mereka hanya mempelajari yang disebut sebagai santati dan sandhi, atau sesuatu yang menimbulkan kelahiran yang berkesinambungan. Jika anda bisa menghentikan momentum pikiran, anda bisa menggunakan pengetahuan teoritis anda sebagai dasar untuk penyelidikan dan penelitian dari penyebab penderitaan. Karena sifat yang benar dari pikiran tidak menyimpang dari apa yang telah anda pelajari di dalam buku, ia sesuai dengan apa yang telah 53

54 anda pelajari. Tetapi jika anda beajar tanpa pernah berlatih, anda tidak akan benarbenar tahu. Sekali anda telah berlatih, anda bisa memperoleh pengetahuan yang dalam dan besar, melihat dan mengerti dengan jelas di dalam pikiran semua hal yang telah anda pelajari di dalam buku. Hal yang penting adalah mulai berlatih. Jadi pergilah dan tinggallah di sebuah gubuk yang kecil di dalam hutan, berusahalah untuk melatih diri anda sendiri dan melakukan percobaan dengan ajaran tersebut. Itu lebih baik daripada hanya mempelajari teorinya saja. Latihlah berdiskusi Dhamma dalam batin sendiri, tinggal di tempat yang sunyi dan memperhatikan hati dan pikiran anda. Ketika pikiran tenang, ia berada pada tahap yang normal. Ketika ia bergerak keluar dari keadaan normal tersebut, ketika pikiran-pikiran dan khayalan-khayalan yang berbeda muncul, itulah saṅkhāra. Semua saṅkhāra ini akan terus mengkondisikan pikiran, jadi berhati-hatilah dan pertahankan kewaspadaan terhadap mereka. Sekali pikiran bergerak keluar dari keadaan normal, ia tidak akan menjadi samma patipada lagi. Ia akan pergi ke salah satu arah kāmasukhallikānuyoga atau attakilamathānuyoga. Kedua kecenderungan ini adalah pengkondisian citta saṅkhāra di dalam pikiran. Jika pengkondisian itu bermanfaat, pikiran akan mengambil karakteristik yang bermanfaat ; jika pengkondisian itu tidak bermanfaat, pikiran akan mengambil karakteristik yang tidak bermanfaat. Prosesnya terjadi di dalam pikiran. Jika anda melatih kesadaran, memperhatikan pikiran dengan teliti, sebenarnya sangat menarik. Saya akan merasa senang membicarakan tentang topik ini sepanjang hari. Sekali anda sadar akan pergerakan pikiran, anda bisa mengerti proses pengkondisian. Pikiran telah ditimbulkan dan dilatih oleh kekotoran. Saya melihatnya sebagai tempat utama. Hal-hal ini yang kita sebut sebagai cetasika ( faktor mental ), mirip seperti pengunjung yang datang untuk tinggal di tempat ini. Kadang-kadang orang ini datang berkunjung, kadang-kadang orang itu, dan kadang-kadang orang lain. 54

55 Mereka semua datang untuk tinggal di tempat yang satu ini. Semua pengunjung yang muncul dari pikiran, kita sebut faktor-faktor mental. Cara berlatih adalah dengan membangunkan pikiran dan membuat yang mengetahui itu menunggu dan memperhatikan dirinya sendiri. Kapan saja seorang pengunjung mendekat, anda harus melambaikan tangan anda untuk melarang mereka masuk. Di mana mereka bisa duduk, jika sepanjang hari anda telah menduduki satu-satunya tempat duduk yang tersedia, kesadaran anda tepat berada di pusat, mau menerima semua pengunjung yang datang? Itulah yang dimaksudkan Buddha: kesadaran yang kokoh dan tidak tergoyahkan. Jika anda bisa mempertahankan kesadaran ini, ia akan menjaga pikiran. Anda hanya duduk dan membangun kesadaran pada satu tempat ini, karena inilah tempat yang didatangi semua pengunjung, mulai dari saat anda masih seorang bayi sampai keseluruhan hidup anda saat ini. Jadi anda harus mengenal mereka semua dan inilah caranya. Anda hanya mempertahankan Buddho. Semua pengunjung ini akan cenderung untuk membentuk dan membuat pikiran dengan cara yang beragam, mengkondisi pengalaman anda. Keadaan-keadaan pengkondisian yang dihasilkan oleh tindakan pengunjung ini, disebut faktor-faktor mental. Apapun sifat mereka atau kemanapun mereka menuntun pikiran bukanlah hal yang penting. Tugas anda hanya untuk mengenal para pengunjung yang singgah. Ketika para pengunjung tiba, mereka akan menemukan bahwa hanya ada satu kursi yang tersedia dan selama anda masih mendudukinya, mereka tidak akan punya tempat untuk duduk. Mereka datang dengan tujuan untuk berbicar dengan anda, tetapi tidak ada tempat bagi mereka untuk menetap. Berapa kali pun para pengunjung ini datang, mereka tetap menemukan orang yang sama duduk ditempat duduk yang sama menerima tamutamu, dan orang itu kelihatannya tidak pernah mau pergi. Berapa kali mereka akan kembali? Semua yang perlu anda lakukan hanya duduk menerima mereka dan anda akan mengenal mereka semua. Semua yang pernah anda alami sejak anda 55

56 pertama kali memiliki pengetahuan tentang dunia, akan datang berkunjung tepat ke tempat itu. Anda hanya perlu mengenal sebanyak ini saja. Jika anda memperhatian dan merenungkan Dhamma pada satu tempat ini saja, anda akan mampu untuk mengembangkan pemahaman yang mampu menembus segala sesuatu. Inilah cara anda memperhatikan, menyelidiki dan merenungkan diri anda sendiri. Kita hanya membicarakan tentang latihan dhamma, saya tidak bisa membicarakan banyak tentang hal lain. Inilah caranya saya berbicara tentang Dhamma, tetapi pada akhirnya masih saja membicarakan tentang latihan. Apa yang tepat sekarang ini adalah untuk berlatih. Ketika anda memulainya, anda akan menemukan berbagai pengalaman di dalam kelas latihan. Tentu saja,ada arahan yang diberikan kepada anda untuk diikuti, memberitahukan anda kemana harus pergi dan apa yang harus dilakukan jika hal ini terjadi, lakukan dan seterusnya, tetapi sering kali ketika anda melaksanakannya dan ia tidak berhasil, anda harus merenung dan menyesuaikan pendekatan anda. Anda mungkin harus berjalan jauh untuk menemukan papan penunjuk jalan, sebelum anda menyadari jalan mana yang harus ditempuh. Pada kenyataannya bahwa anda belajar melalui kesalahan dan pengalaman anda sampai anda menemukan cara yang benar dan melampaui keragu-raguan. Jika anda belum menemukan cara yang benar untuk berlatih, anda mendapatkan keraguan atau halangan. Jadi anda harus terus memecut dan mendorong bagian itu. Saat anda menyelidiki, pertimbangkan dari berbagai sudut, bicarakan dengan diri anda sendiri, hal ini akan sangat mengesankan pikiran dan anda akan tahu apa yang harus dilakukan. Jika anda benar-benar tidak mampu maju lagi, anda bisa membicarakannya dengan guru, yang punya banyak pengalaman dalam menghadapi rintangan saat melatih pikiran dan dia akan sanggup menasehati cara melatih dan melampau pengalaman dan rintangan itu. 56

57 Bisa berhubungan dengan seorang guru sangat berharga sekali seseorang yang berpengalaman dan menguasai lapangan. Seseorang tempat anda mencurahkan kebingungan, seseorang tempat untuk mendiskusikan latihan anda. Pertimbangkan latihan dengan objek pikiran seperti suara. Ada pendengaran dan ada suara anda bisa sadar terhadap suara tanpa membuat apapun darinya. Pergunakan fenomena alam seperti ini untuk merenungkan kebenaran, sampai pikiran sanggup memisahkan pikiran dari objeknya. Perbedaan ini dapat terlihat karena pikiran tidak keluar dan terlibat dengan hal lain. Ketika telinga mendengar suara, perhatikan untuk melihat apakah pikiran menjadi kacau dan terpengaruh dengannya. Apakah ia terganggu? Jika anda bisa tahu dan melihat sebanyak ini, anda akan sanggup untuk mendengar suara tanpa terganggu olehnya. Inilah pengembangan dan pembentukan dari kewaspadaan tepat disini, sedekat ini. Ini bukan sesuatu yang harus anda lakukan dengan pergi jauh. Meskipun jika anda ingin menghindari suara, anda tidak bisa benar-benar menghindarinya. Adalah memungkinkan untuk menghindari suara adalah dengan berlatih. Hal itu berarti melatih pikiran samapai menjadi cukup kuat dalam latihan kesadaran untuk sanggup melepaskan saat ada kontak perasaan. Pendengaran masih ada, tetapi pada waktu yang bersamaan anda melepaskan objek itu. Dalam hal ini, jika ada kesadaran, pelepasan ini adalah alami. Anda biarkan ia apa adanya. Anda tidak harus berjuang untuk memisahkan pikiran dari objeknya, pemisahan itu cukup jelas bagi anda karena anda sedang berlatih untuk pembebasan, melepaskan. Bahkan jika anda merasa cenderung mengikuti suara itu, pikiran tidak akan mengejarnya. Setelah anda benar-benar memiliki kesadaran terhadap bentuk, suara, bau, rasa, dan objek yang terlihat dan pikiran, anda akan melihat mereka seperti apa adanya di dalam realitas, dengan mata batin kebijaksanaan. Mereka didominasi oleh ketiga karakter universal dari aniccam, dukkham, anatta. Kapanpun anda mendengar 57

58 suara, misalnya, akan ada pemahaman segera terhadap ketiga karakteristik itu dalam proses mengalami pengalaman itu. Seperti anda tidak lagi mendengarnya, anda tidak mendengarnya dengan cara yang biasa, karena anda melihat bahwa pikiran itu adalah satu hal dan objeknya adalah hal yang lain. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa pikiran sudah tidak berfungsi lagi. kesadaran adalah mengawasi dan memperhatikan pikiran sepanjang waktu. Jika anda sanggup mengembangkan latihan anda sampai tahap ini, maka artinya dimanapun anda atau apapun yang anda lakukan, anda akan gunakan untuk menyelidiki dhamma. Inilah Dhammavicaya atau salah satu faktor penerangan1 yang penting. Jika faktor ini hadir di dalam pikiran, berarti akan ada pertimbangan dan perenungan yang intensif dan bertahan, terhadap dhamma berlangsung sepanjang waktu dan hal ini pada akhirnya akan mengendurkan dan melepaskan kemelekatan anda terhadap tubuh, perasaan, persepsi, pikiran, dan kesadaran. Tidak ada yang bisa mengganggu atau menyusup ke dalam pikiran ketika ia terserap kedalam proses perenungannya. Untuk seseorang yang telah berpengalaman dan telah mengembangkan konsentrasi, proses perenungan dan penyelidikan ini terjadi secara otomatis di dalam pikiran ia bukan sesuatu yang harus anda pikirkan atau ciptakan. Pikiran akan secara langsung mahir dalam kontemplasi pada arah apapun yang anda tunjukkan. Jika anda berlatih dengan cara seperti ini, satu hal tambahan yang muncul adalah saat anda telah mengembangkan kesadaran sebelum anda pergi tidur, anda tidak akan terbiasa mendengkur lagi, mengigau, menggeretakkan gigi, atau menggeliat lagi. Jika meditasi terbentuk di dalam pikiran, semua hal itu akan hilang. Bahkan meskipun anda tidur dengan nyenyak, ketika anda bangun anda akan merasa seperti anda belum tertidur, dan anda tidak akan merasa lelah atau mengantuk. Dulu mungkin anda tidur dengan mendengkur tanpa perduli, tetapi jika anda benar-benar mengembangkan kesadaran, hal itu tidak akan terjadi. Bagaimana anda bisa mendengkur saat anda tidak benar-benar tidur? Itu hanyalah tubuh yang 58

59 berhenti dan beristirahat. Dengan tingkat kesadaran seperti ini, pikiran akan terjaga sepanjang waktu siang dan malam. Itulah Buddho: mengetahui, bangun, jelas dan terang dengan kebahagiaan batinnya. Pada tahap ini pikiran memiliki tenaga tingkat ketahanan diri dan bebas dari perasaan mengantuk, meskipun ia tidak tidur dengan keadaan yang biasa. Jika anda telah mengembangkan meditasi anda sampai pada tahap ini, anda mungkin bisa tahan tidak tidur sampai dua atau tiga hari. Meski kemudian, jika anda mulai merasa ngantuk karena tubuh telah menjadi lelah, anda bisa fokus pada objek meditasi dan segera memasuki tahap samādhi, dan karena keahlian anda, anda mungkin hanya perlu tinggal di dalamnya selama lima atau sepuluh menit untuk merasa segar kembali bagaikan anda telah tidur sepanjang hari dan malam. Sejauh kondisi tanpa tidur itu dipikirkan, jika anda tidak mencemaskan tubuh maka tidak ada masalah, tetapi anda harus tahu jumlah yang tepat. Anda harus merenungkan keadaan tubuh dan apa yang telah dialaminya dan kemudian menyesuaikan tidur anda sesuai kebutuhan tubuh. Ketika anda sudah mencapai tahap ini dalam latihan, anda tidak perlu memberitahukan badan anda secara sadar apa yang harus dikerjakan, ia bisa memberitahukan sendiri. Ada bagian pikiran yang secara terus menerus mendorong dan mendesak anda. Bahkan jika anda merasa malas anda tidak akan bias menuruti perasaan karena akan selalu ada suara ini yang menyemangati dan menyebabkan anda rajin berusaha. Anda akan mencapai tahap dimana anda tidak bisa berhenti lagi, di mana latihan mengurusi dirinya sendiri. Cobalah. Anda sudah cukup belajar dan cukup menerima ajaran, sekaranglah saatnya untuk menggunakan apa yang sudah anda pelajari untuk melatih diri anda sendiri. Pada permulaan, kāyaviveka (pengasingan fisik) adalah sangat penting. Adalah hal yang baik untuk merenungkan ajaran yang mulia Sariputta bahwa kāyaviveka 59

60 adalah penyebab dari munculnya cittaviveka (pengasingan batin) dan cittaviveka adalah penyebab munculnya upattiveveka (pengasingan dari kekotoran atau nibbana). Ada orang yang mengatakan bahwa itu tidak penting dan jika anda damai, anda bisa tinggal di manapun. Itu benar, tetapi pada tahap awal latihan anda, anda harus mengerti bahwa kāyaviveka sangat penting. Suatu hari anda harus berusaha untuk berdiam di lahan kuburan yang sepi, bermil-mil jauhnya dari orang-orang, atau pergi bermeditasi di tempat yang benar-benar sunyi senyap dan menakutkan. Buat agar latihan itu menantang sepanjang malam, sehingga anda benar- benar tahu bagaimana rasanya. Pada tahun-tahun awal saya, saya juga berpikir kalau kāyaviveka tidak begitu penting. Itu cuma pendapat yang saya pegang, yang sebenarnya tidak berasal dari pengalaman. Saat saya mulai berlatih, saya mulai menerapkan ajaran Buddha ke dalam meditasi dan menyadari bagaimana pada mulanya kāyaviveka menimbulkan cittaviveka. Ketika anda masih seorang perumah tangga, kāyaviveka apa yang anda dapatkan? Begitu anda menginjak pintu depan, ada kebingungan dan kerumitan, karena tidak ada pengasingan fisik. Jika anda meninggalkan rumah dan pergi ke tempat yang terasing, maka suasana berlatih akan menjadi sangat berbeda. Anda harus mengerti betapa pentingnya kāyaviveka ketika anda memulai latihan. Begitu anda mencapai kāyaviveka, anda mulai berlatih dan mendapatkan pengetahuan dari dhamma. Begitu anda mulai berlatih, anda perlu seorang guru untuk mengajar dan nasehat untuk hal-hal yang masih belum anda pahami, karena pada kenyataan yang sebenarnya anda salah mengerti dan anda mengira anda sudah benar-benar mengerti. Jika anda mempunyai guru yang ahli, mereka bisa menasehati anda sampai anda bisa melihat dimana letak kesalahan anda. Biasanya di tempat di mana anda mengira anda benar, karena kesalahpahaman anda menutupi semua pikiran anda. 60

61 Beberapa pelajar bhikkhu telah belajar banyak dan menyelidiki kitab-kitab dengan seksama, tetapi saya menyarankan orang orang untuk melatih diri sendiri. Jika saatnya untuk belajar, boleh membuka buku dan belajar teori dan bentuk konvensional, tetapi ketika sudah tiba saatnya untuk bertarung dengan kekotoran, anda harus melampaui teori dan kebiasaan. Jika anda mencoba bertarung mengikuti buku teks terlalu dekat, anda tidak akan mampu mengalahkan lawan anda. Jika anda benar-benar mau mengakhiri kekotoran, anda harus melampaui buku-buku. Inilah cara berlatih dalam kenyataan. Buku buku teks hanya dikumpulkan dengan maksud untuk memberikan pengajaran dalam bentuk contoh-contoh.. Jika anda melekat terlalu kuat dengan buku-buku, mereka bahkan bisa menyebabkan anda kehilangan perhatian, karena mereka ditulis berdasarkan sanna dan saṅkhāra penulis, yang tidak perlu mengerti bahwa semua yang saṅkhāra lakukan adalah kondisi pikiran. Sebelum anda mengetahuinya, mereka sudah turun ke kedalaman bumi bertemu dengan ular gaib (naga), dan ketika mereka kembali lagi mereka mulai berbicara dengan bahasa naga dan tidak seorang pun mengerti apa yang mereka bicarakan. itu hal yang gila. Guru-guru hutan tidak mengajarkan cara berlatih seperti itu. Anda mungkin mengkhayalkan bahwa hal-hal di dalam buku menarik dan menyenangkan, tetapi sebenarnya bukan seperti itu. Guru kami mengajarkan cara membuang kekotoran dan menghilangkan pandangan, kesombongan, dan rasa keakuan kami. Ini adalah latihan yang melibatkan daging dan darah dari kekotoran. Betapa pun sulit kelihatannya, anda seharusnya tidak terlalu cepat untuk melemparkan apa yang sudah anda warisi dari guru-guru tradisi hutan. Adalah mungkin terbohongi secara cukup dalam tentang pikiran dan praktek samādhi, karena dalam kelas latihan, halhal yang kelihatannya normal tidak mungkin terjadi bisa benar-benar muncul, jadi 61

62 anda jangan selalu percaya pada diri sendiri. Apa yang akan anda lakukan pada situasi ini? Saya selalu berhati-hati tentang hal ini. Pada awal dua atau tiga tahun saya berlatih saya masih belum bisa benar-benar mempercayai diri saya sendiri, tetapi setelah saya menjadi lebih berpengalaman dalam meditasi dan mulai memiliki pemahaman ke dalam dinamika pikiran, tidak ada masalah. Apapun yang mewujud dalam latihan, biarkan saja terjadi. Jangan coba untuk menahannya. Jika anda mengerti bagaimana cara berlatih, semua hal ini akan berhenti dengan tanpa bahaya dengan sendirinya. Mereka berubah menjadi objek perenungan sehingga anda bisa menggunakannya sebagai bahan untuk meditasi anda dan melanjutkannya dengan santai. Mungkin anda masih belum mencobanya. Anda sudah pernah bermeditasi sebelumnya kan? Kadangkadang di dalam kelas meditasi, hal-hal yang seharusnya tidak berjalan dengan salah bisa salah. Misalnya, anda mungkin mulai duduk dengan tekad : kali ini tidak ada kekotoran, saya akan benar-benar memusatkan pikiran. Tetapi pada hari itu anda tidak ada kemajuan apapun. Bagaimanapun juga, kita suka membuat tekad seperti itu. Sebenarnya saya sudah mengamati bahwa biasanya latihan itu berkembang sesuai dengan penyebab dan keadaannya. Kadang-kadang di malam hari anda mungkin mulai duduk bermeditasi dengan pemikiran: baik, malam ini saya tidak akan bangkit dari tikar saya sampai paling tidak jam satu pagi. Berpikir seperti itu, anda sudah meletakkan diri pada tahap pikiran yang tidak mahir, karena tak lama perasaan sakit dan tidak nyaman akan menyerang semua perasaan anda dari semua arah, sampai pada titik dimana hal itu sudah tidak tertahankan lagi dan anda mungkin berpikir anda akan mati. Pada kenyataannya, pikiran menentukan lama waktu untuk duduk secara alami dengan sendirinya tanpa harus anda perkirakan atau tetapkan batas tertentu. Tidak ada titik tetap atau waktu tertentu untuk dicapai dalam latihan. Apakah itu pukul tujuh, delapan, atau sembilan itu bukan hal yang terpenting; teruslah bermeditasi, pertahankan ketenangan anda 62

63 dan tanpa memaksakan hal apapun juga. Jangan terlalu memaksa atau menetapkan pandangan anda terhadap banyak hal, dan jangan mencoba untuk memaksa hati dengan pernyataan yang terlalu ambisius tentang bagaimana anda kali ini akan melakukannya dengan pasti. Tentu saja pada saat itu hal - hal menjadi lebih tidak pasti. Anda harus mengijinkan pikiran untuk bersantai. Biarkan nafas mengalir dengan mudah, tanpa membuatnya terlau pendek atau terlalu panjang. Jangan mencoba melakukan apapun terhadapnya. Biarkan badan terasa nyaman dan teruslah berusaha untuk bermeditasi. Suatu suara akan muncul dan bertanya : berapa jam anda akan berlatih malam ini? Kapan anda akan berhenti bermeditasi? Ia akan terus kembali untuk bertanya kepada anda, jadi hentikan dia: hei, anda jangan mengganggu! anda harus tetap menekannya karena semua pemikiran seperti itu adalah kekotoran dalam satu bentuk atau yang lainnya, yang datang untuk mengganggu anda. Jangan perhatikan mereka, marahi saja mereka: apakah saya mau cepat selesai atau tidak itu bukan urusan anda! Kalau saya mau meditasi sepanjang malam, hal ini tidak akan menyakiti siapa pun, jadi tinggalkan saya sendiri! terus hentikan mereka seperti ini dan teruskan langkah anda untuk berlatih. Dengan membiarkan pikiran menjadi nyaman ia akan menjadi tenang dan anda akan mendapatkan pengertian yang lebih baik dari kekuatan kemelekatan dan sebesar apa anda terpengaruh dengan kecenderungan untuk menciptakan cerita dan memberikan perahtian yang tidak semestinya kepada banyak hal. Kelihatannya akan memakan waktu selamanya (mungkin lebih dari setengah malam )sebelum anda menemukan bahwa anda bisa duduk dengan nyaman, tetapi ini adalah indikasi bahwa anda telah menemukan cara yang benar untuk bermeditasi. Kemudian anda akan memiliki pemahaman tentang bagaimana kemelekatan anda dan keterikatan anda sebenarnya adalah kekotoran dan bahwa ia muncul karena pikiran terperangkap dalam pandangan yang salah. 63

64 Ada orang yang akan menyalakan dupa di depan mereka sebelum mereka duduk bermeditasi dan kemudian membuat tekad yang dramatis bahwa mereka tidak akan bangun sampai dupanya benar-benar terbakar habis. Lalu mereka mulai bermeditasi, tetapi setelah lima menit mereka merasa bagaikan sejam telah berlalu dan ketika mereka membuka mata mereka untuk melihat dupa itu mereka terkejut karena dupanya masih sangat panjang. Mereka menutup mata dan mulai bermeditasi lagi dan tak lama kemudian memeriksa dupa itu lagi. Jadi, sudah pasti, meditasi mereka tidak akan maju. Jangan seperti itu. Itu seperti seekor monyet saja. Anda akhirnya tidak melakukan apapun. Anda menghabiskan keseluruhan waktu bermeditasi hanya untuk memikirkan dupa itu, ingin tahu apakah sudah habis atau belum. Saat melatih pikiran, bisa terjadi hal seperti ini dengan mudah, jadi jangan terlalu terikat dengan waktu. Dalam bermeditasi, jangan biarkan taṇhā atau kilesa mengetahui aturan permainan atau apapun tujuan anda dalam berlatih. Suara kekotoran akan datang dan bertanya, bagaimana anda akan berlatih? Berapa banyak yang akan anda lakukan? Berapa banyak usaha yang akan anda lakukan? Berapa lama akan anda lakukan? Ia akan tetap menghantui anda sampai anda membuat kesepakatan. Jika anda mengatakan bahwa anda berencana untuk duduk bermeditasi sampai jam dua pagi, kekotoran itu akan langsung mengusik anda. Anda bahkan tidak akan duduk selama satu jam dan sudah anda rasakan kelelahan dan ketidaksabaran untuk mengakhiri rmeditasi. Kemudian halangan akan datang dan mengatakan, apakah begitu buruk sehingga anda mau mati? Saya pikir anda akan benar-benar mengkonsentrasikan pikiran dan lihatlah betapa ia masih sangat goyah saat ini. Anda bersumpah dan tidak bisa menepatinya. Dengan berpikir seperti ini, anda hanya menciptakan penderitaan untuk diri sendiri. Anda menjadi pengritik diri sendiri dan berakhir dengan membenci diri sendiri. Anda lebih menderita karena tidak ada 64

65 orang lain yang bisa digunakan sebagai kambing hitam dan menyalahkan orang lain untuk kekacauan yang anda dapatkan untuk diri sendiri. Jika anda membuat sumpah atau tekad yang idealis, anda merasa terhormat untuk menepatinya sampai anda berhasil atau mati di dalam prose situ. Untuk melakukannya persis menurut gaya ini, anda harus berlatih dengan giat, tanpa menyerah. Cara lain adalah dengan berlatih dengan lebih lembut, tanpa membuat sumpah yang pasti, meskipun demikian terus berusaha dengan mantap dan gigih untuk melatih diri anda sendiri. Anda akan menemukan bahwa kadang-kadang pikiran menjadi tenang dan rasa sakit di dalam tubuh akan mereda. Semua kekakuan dan rasa sakit pada kaki akan menghilang dengan sendirinya. Jadi ada cara berlatih yang seimbang ini yang berarti bahwa anda merenungkan semua apa yang anda alami. Apapun yang anda lakukan, renungkanlah dengan seksama dan jangan menyerah untuk bermeditasi. Beberapa orang yang berpikir bahwa ketika meditasi formal berakhir, semuanya berhenti dan mereka bisa beristirahat, jadi mereka melepaskan objek meditasi mereka dan berhenti merenungkannya. Jangan seperti itu! Teruslah merenungkan apa pun yang anda alamii. Apakah anda berjumpa dengan orang baik atau jahat, kaya atau miskin, penting atau tidak penting, tua atau muda, terus renungkan semuanya. Pahami bahwa semua itu adalah bagian dari meditasi. Merenungkan dan menyelidiki dhamma berarti bahwa anda harus memperhatikan dan merenungkan berbagai penyebab dan kondisi yang mempengaruhi pikiran. Renungkan berbagai objek pikiran: besar atau kecil, baik atau buruk, hitam atau putih. Jika ada pemikiran maka catatlah bahwa pikiran sedang berpikir dan perhatikan bahwa hanya sebatas itu, sebenarnya. Pada akhirnya, semua kesan pikiran bisa disatukan sebagai aniccam, dukkham, anatta, bukan untuk dipegang dan menjadi terikat. Inilah kuburan bagi semua objek pikiran. Lemparkan mereka 65

66 kedalam tiga lobang ini dan anda akan melihat mereka dalam cahaya kebenaran dari segala sesuatu apa adanya. Melihat aniccam misalnya, adalah sesuatu yang tidak menuntun pada penderitaan, tetapi harus berasal dari perenungan. Contohnya, jika anda mendapatkan sesuatu yang menarik dan anda senang dengan hal itu, teruslah renungkan perasaan bahagia itu. Mungkin saja anda menggunakannya sebentar dan kemudian mulai merasa bosan kemudian mau memberikannya atau menjualnya; jika anda tidak menemukan siapapun untuk mengambilnya dari tangan anda mungkin anda bahkan mau membuangnya.mengapa hal ini terjadi? Karena aniccam. Jika anda tidak bisa menjual atau menyingkirkannya, anda mulai menderita. Itulah yang terjadi. Setelah anda telah mengerti hal ini dengan jelas dalam satu dimensi, tidak perduli berapa kali pun ia muncul, anda tetap bisa menggunakan pengalaman itu untuk membantu anda mengerti melampaui apa yang terlihat. Itu cerita lama yang berulang terus. Sekali anda telah mengerti, anda bisa mengerti di mana saja. Kadang-kadang anda mengalami penglihatan dan pendengaran yang tidak menyenangkan untuk mata dan telinga, dan hal itu mengakibatkan penolakan Catatlah perasaan tidak puas itu dan renungkanlah. Mungkin suatu saat dimasa yang akan datang perasaan itu akan berubah dan anda akan mulai menyenangi apa yang anda anggap tidak menyenangkan di masa lalu. Hal - hal yang anda sukai sekarang mungkin saja menjadi penyebab munculnya penolakan di masa lalu. Kadang-kadang memang seperti itu. Setelah anda menyadari dan mengetahui dengan jelas bahwa semua objek dan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan adalah aniccam, dukkham, dan anatta, maka anda tidak akan melekat padanya. Anda akan secara alami mengerti semua fenomena sebagai sama, seperti memiliki sifat dasarnya, dan melihat semua hal sebagai dhamma yang muncul kedalam kesadaran. 66

67 Baiklah, saya barusan membicarakan tentang pengalaman saya saat latihan sebagaimana adanya untuk saya, tanpa bermaksud untuk membuatnya menjadi istimewa. Ketika anda ingin membicarakan dhamma dengan saya, itu tugas saya untuk memberitahukan apa yang saya ketahui. Tetapi sesungguhnya itu bukan sesuatu yang harus anda bicarakan untukmenghabiskan waktu, hal terbaik adalah dengan berlatih. Seperti ketika anda menelepon teman mengundang mereka untuk pergi ke suatu tempat dengan anda, anda Tanya mereka, apa kamu mau pergi? dan mereka berkata ya, jadi kalian langsung pergi, sederhana dan tanpa kesibukan yang tak berguna. Itulah cara berlatih. Jika anda mengalami berbagai jenis nimitta 15 selama meditasi, sperti penglihatan tentang makhluk surga, maka sebelumnya sebenarnya penting untuk memperhatikan keadaan pikiran dengan teliti. Jangan lupakan aturan pokok ini. Pikiran harus tenang untuk bisa mengalamai semua ini. Berhati-hatilah agar tidak berlatih dengan keinginan untuk mengalami nimitta atau tidak mengalaminya. Jika mereka muncul, renungkan mereka dan jangan biarkan mereka membohongi anda. Renungkan hal itu bahwa mereka bukan anda dan mereka bukan milik anda. Mereka adalah aniccam, dukkham, dan anatta, sama seperti objek pikiran yang lainnya. Jika anda memang mengalaminya, jangan biarkan pikiran anda menjadi terlalu tertarik atau tinggal dengan mereka. Jika mereka tidak hilang dengan sendirinya, bentuk kembali kesadaran anda. Berikan semua perhatian anda pada pernafasan, ambil beberapa tarikan nafas yang lebih dalam. Jika anda mengambil sedikitnya tiga tarikan nafas yang lebih dalam anda seharusnya sudah bisa memutuskan nimitta. Anda harus terus membentuk kembali kesadaran dengan cara seperti ini saat anda melanjutkan latihan. 15. Nimitta : suatu tanda atau penampakan yang bias terjadi dalam bentuk melihat, mendengar, mencium, merasakan,menyentuh atau kesan mental dan yang muncul berdasarkan citta dan bukan organ perasaan yang relatif. 67

68 Jangan melihat hal ini sebagai anda atau milik anda. Mereka hanya semata-mata nimitta yang bisa memperdaya pikiran ke dalam ketertarikan, penolakan atau ketakutan. Nimitta bersifat membohongi dan tidak jelas. Jika anda mengalaminya, jangan memberikan sifat penting atau memburunya, karena mereka bukanlah anda yang sebenarnya. Begitu anda mengalami nimitta jenis apapun, anda harus mengembalikan perhatian anda untuk memeriksa pikiran itu sendiri. Jangan menyerah pada prinsip dasar ini dalam berlatih. Jika anda lupa prinsip dasar ini, anda cenderung akan terperangkap kedalam nimitta dan bisa tertipu atau bahkan gila. Anda bisa saja pergi jauh sekali dan tidak bisa berbicara lagi pada gelombang yang sama seperti orang lain. Apapun yang anda alami, hal yang bisa anda percayai dan paling pasti adalah kebijaksanaan anda. Jika anda mengalami nimitta, perhatikan pikiran. Harus tenang, bagi anda untuk mengalaminya. Hal yang penting adalah untuk memahami nimitta sebagai ketidak-akuan. Mereka bisa berguna bagi seseorang yang memiliki kebijaksanaan, tetapi berbahaya bagi yang tidak memiliki kebijaksanaan. Teruslah berlatih sampai anda tidak tertarik lagi dengan nimitta. Jika nimitta muncul, mereka muncul, jika tidak ya tidak muncul. Jangan takut terhadapnya. Jika kebijaksanaan anda telah berkembang sampai pada titik dimana anda bisa percaya pada penilaian anda sendiri, anda tidak akan memiliki masalah apapun. Pada mulanya anda tertarik dengan nimitta karena mereka baru dan menarik dan ada keinginan untuk mengalaminya. Anda menjadi puas dengannya dan inilah bentuk dari khayalan. Anda bahkan mungkin tidak ingin menjadi tertarik dengannya, tetapi hal itu terjadi dan anda tidak tahu apa yang harus anda lakukan atau bagaimana cara yang benar untuk berlatih, jadi mereka sebenarnya menjadi sumber penderitaan. Jika pikiran menjadi senang karena mereka, tidak masalah. Kembangkan kesadaran akan perasaan senang dan ketahui ia sebagai kekotoran dan sebagai sesuatu yang tidak pasti dengan 68

69 dirinya sendiri. Inilah cara yang bijaksana untuk melepaskan kemelekatan anda. Jangan coba melakukannya dengan berkata pada diri sendiri, saya tidak mau berada dalam suasana hati yang baik, mengapa ada suasana hati yang baik ini? itu cara yang salah. Itu meditasi dengan pandangan yang salah. Itu salah, dekat disini, bukan ditempat yang jauh. Tidak perlu takut terhadap nimitta atau apapun aspek dari meditasi. Saya hanya menjelaskan keapada anda beberapa hal yang bisa terjadi, karena saya memiliki pengalaman sebelumnya, akan tetapi anda harus menyingkirkan hal ini dan merenungkan untuk diri sendiri apakah apa yang telah saya katakan itu benar atau salah. Cukuplah untuk saat ini. 69

70 Nama Nama Donatur Agus Susanto Lihin, PMy. Rudi Hardjon Dhammaraja, S.H., S.Ag, Hendra Wijana, NSJ & Keluarga, Rudi & Keluarga, Agung Sidharta, Yanmin & Angela, Sioe Tho, Hui Pin, Hui Cin, Siau Hui,Yen Wi, Yen Chen,Budhi Tanaka, Siek Fang, Kel Tiong Bio, Gunawan Muliana, NN, William & Lina, Liana Lim, Agus Susanto Lihin, Tuminah, Vera Jessica Tjian, Edi Agus, I Made Wira Satria, Joni, Jeffry Valentino, Nelly Winata, Rudy Chandra, Asun, Viviyanti & Willy Suryananda, Afong, Toni, Toto Hoegeng Wijaya, Jualiawaty, Tirta Salim & Keluarga, Tjia Hui Huang, Yulia Pannasiri, Puji Santoso, Keluarga Bong, NS, Mansur, Linda, Lie Njoek Fie, Agus Salim, Heni Suyati, Anthony Chan, Slyvia Latif, Ibu Lismena & Sukma Karwita, Suwandi, Gusdoyo Pradhika, Ratna Nirwana Sari, Kel. Tan Kim Li, Liong Lie Ching, Liliana Sulisthio, Leong Dee Wee, Celine Leong, Erlin Sulisthio, Sie Le Hong, Petty Mulyawan, Tjoe Li Jin, Joe Hoe Beng, Alm. Gunawan Suryaatmaja, Crisyanti Tansil, Hendra Chandra, Edi Agus, DPD PATRIA SULAWESI SELATA, Audrey Nimmala Dharmadjie. 70

71 DEWAN PENGURUS DAERAH SUMATERA UTARA PEMUDA THERAVâDA INDONESIA Sekretariat: Vihàra Mahàsampatti, Jalan Pajang No Medan - Sumatera Utara, Telp: (061) ; Fax: (061) Hp: ; patriadpdsumut@yahoo.co.id Dengan ini Dewan Pengurus Daerah Pemuda Theravàda Indonesia (PATRIA) kembali mempersembahkan buku Dhamma Jalan Menuju Pembebasan kepada Anda. Buku ini akan kami bagikan secara gratis kepada vihàra-vihàra, sekolah-sekolah, dan kepada setiap pihak yang ingin membaca buku ini. Buku ini tidak akan berhasil diterbitkan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama para donatur. Oleh karena itu, Kami sangat berterima kasih dan anumodàna kepada para donatur dan semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan buku ini. Semoga Anda semua senantiasa berada dalam lindungan Tiratana. Kami dari DPD Sumatera Utara Pemuda Theravàda Indonesia (PATRIA) akan terus berusaha untuk menerbitkan buku-buku Dhamma umat Buddha sehingga Buddhadhamma akan selalu lestari dan berkembang. Oleh karena itu, bantuan dari para pembaca maupun donatur sangat kami harapkan untuk membantu penerbitan buku Dhamma, baik bantuan secara moril maupun material. Kami juga sangat menyambut dengan baik segala saran maupun kritikan yang membangun demi perbaikan buku Dhamma edisi selanjutnya. Kami akan sangat menghargai para pembaca, jika telah membaca dan tidak berkenan menyimpan buku ini dapat menyumbangkannya kepada vihàra ataupun pihak yang membutuhkannya. Sabbe Sattà Bhavantu Sukkhitattà Semoga Semua Makhluk Berbahagia Sàdhu.Sàdhu.Sàdhu. 71

72 DAFTAR CD YANG TELAH DI PUBLIKASIKAN ENGLISH DHAMMA TALKS Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Oktober 2007 Jumlah 300 copy HOKKIEN DHAMMA TALKS Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Maret 2008 Jumlah 4000 copy NIKâYA HOKKIEN DHAMMA TALKS Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Februari 2009 Jumlah 1000 copy INTRODUCTORY HOKKIEN DHAMMA TALKS Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Februari 2009 Jumlah 1000 copy ADVANCED HOKKIEN DHAMMA TALKS Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Februari 2009 Jumlah 1000 copy 72

73 DAFTAR DVD YANG TELAH DI PUBLIKASIKAN Hokkien & Mandarin Dhamma Talk I HIDUP TANPA RASA TAKUT Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Bhikkhu Jutipanno Thera Cetakan pertama : Juli 2008 Jumlah 1000 copy TANYA JAWAB MASALAH SEHARI-HARI Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Februari 2009 Jumlah 1000 copy Hokkien Dhamma Talk II GHOST OR GOD, BELIEVE IT OR NOT Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Juli 2009 Jumlah 1000 copy 73

74 DAFTAR BUKU YANG TELAH DI PUBLIKASIKAN LIBERATION : RELEVANCE OF SUTTA VINAYA Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Agustus 2007 Jumlah 2000 eksampler ; isi 60 Halaman Cetakan kedua : Juli 2008 Jumlah 5000 eksampler; isi 47 Halaman MINDFULNESS, RECOLLECTION AND CONCENTRATION Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Januari 2008 Jumlah 2000 eksampler; isi 66 Halaman MESSAGE OF THE BUDDHA Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Maret 2008 Jumlah 4000 eksampler; isi 47 Halaman Cetakan kedua : April 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 47 Halaman ONLY WE CAN HELP OURSELVES Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Mei 2008 Jumlah 5000 eksampler; isi 43 Halaman THE BUDDHA S VIEW ON MEAT EATING Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : September 2008 Jumlah 5000 eksampler ; isi 33 Halaman Cetakan kedua : Nopember 2008 Jumlah 3000 eksampler; isi 33 Halaman 74

75 DEPENDENT ORIGINATION Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Pebruari 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 62 Halaman MONK PRECEPTS : LAY PERSON S GUIDE Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : April 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 36 Halaman THE FIVE ILLUSIONISTS Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Mei 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 68 Halaman KISAH SEBUAH RAKIT TUA, EDISI II Andromeda M.N., Ph.D. Cetakan pertama : Juni 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 52 Halaman SIAPA PUN DAPAT KE SURGA, CUKUP BERSIKAP BAIK! T.Y. Lee Cetakan pertama : Agustus 2009 Jumlah eksampler; Isi 120 Halaman Cetakan kedua : Maret 2010, jumlah eksampler; isi 114 halaman 75

76 命运由自己掌握 Hanya Kitalah Yang Dapat Menolong Diri Kita Sendiri Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : September 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 74 Halaman SAMATHA AND VIPASSANâ Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Oktober 2009 Jumlah 3000 eksampler; isi 38 Halaman SEGENGGAM DAUN BODHI Bhikkhu Dhammavuóóho Mahàthera Cetakan pertama : Nopember 2009 Jumlah 5000 eksampler; isi 338 Halaman HIDUP PENUH DENGAN BERKAH T. Y. Lee Cetakan pertama : Desember 2009 Jumlah eksampler; isi 112 Halaman Cetakan kedua : Maret 2010, jumlah eksampler; isi : 140 halaman JALAN MENUJU PEMBEBASAN Ajahn Chah Cetakan Pertama : Maret 2010 Jumlah : 3000 eksampler; Isi : 78 halaman 76

77 PATRIA PEDULI Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas dunia pendidikan. Kader-kader PATRIA menyadari hal ini dan ikut berperan aktif membantu dunia pendidikan melalui tiga Program PATRIA Peduli : 1. Bantuan Beasiswa bagi Anak Asuh 2. Bantuan Buku bagi sekolah kurang mampu 3. Pemberian bingkisan perlengkapan sekolah bagi siswa berprestasi Bantuan dihimpun dari donatur dan disalurkan melalui cabang-cabang PATRIA di seluruh Indonesia, yang melakukan pemantauan langsung pada anak asuh. Hingga saat ini, PATRIA telah melahirkan ratusan anak asuh yang berprestasi di seluruh Indonesia Salurkan donasi anda pada: Bank Central Asia (Rekening Giro) a/c : a/n : Patria Bdn Patria Peduli dan mohon melakukan konfirmasi kepada Sdri. Cahya ( , c4hy4_s@yahoo.com), dengan mencantumkan Nama, Alamat, jumlah donasi 77

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Meditasi Oleh : Taridi (0104510015) KTP Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Kompetensi Dasar Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan.

Lebih terperinci

Kelahiran dan Kematian

Kelahiran dan Kematian Kelahiran dan Kematian 1. Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, Mengapa saya dilahirkan? Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini pada pagi hari, siang

Lebih terperinci

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) 1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies 62 PANDANGAN SALAH (3) D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab

Lebih terperinci

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para 1 Ciri-ciri Seorang Sotapanna (The Character of a Stream-enterer) Pada umumnya Tipitaka menjelaskan seorang Sotapanna sehubungan dengan empat faktor. Tiga faktor pertama dari keempat faktor Sotapatti ini

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

62 Pandangan Salah (6)

62 Pandangan Salah (6) 62 Pandangan Salah (6) Dari Brahmajāla Sutta dan Kitab Komentarnya Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id PAHAM SPEKULATIF TENTANG MASA DEPAN (44) (APARANTAKAPPIKA) I. Paham tentang Pemusnahan

Lebih terperinci

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA (edited version 15/8/06, Daung) (edited version 17/8/06, Andi Kusnadi) CERAMAH DI CAMBRIDGE MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA OLEH : SAYADAW CHANMYAY Kata Pengantar Minggu sore 11 Juli 2004

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XI/IV Alokasi Waktu : 120 menit Guru

Lebih terperinci

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin Manfaatkan Waktu Semaksimal Mungkin Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Pernahkah anda merenungkan seberapa baik anda memanfaatkan waktu yang anda miliki? Dapat dipastikan jawabannya adalah TIDAK. Sebagian

Lebih terperinci

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kesadaran Indah-Lingkup Inderawi Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Saṅgaha: Pāpāhetukamuttāni, sobhanānīti vuccare. Ekūnasaṭṭhi cittāni, athekanavutīpi vā.

Lebih terperinci

Tidak Ada. Ajahn Chah

Tidak Ada. Ajahn Chah Dhamma Citta Tidak Ada Ajahn Chah No Ajahn Chah P E R E N U N G A N Suatu ketika ada seorang umat biasa datang untuk bertemu Ajahn Chah untuk bertanya. Ajahn Chah melihat perkembangan spiritualnya belum

Lebih terperinci

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa Membuka Jalan Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa UNTUK DIBAGIKAN SECARA GRATIS Diterjemahkan (Inggris - Indonesia) oleh:

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)

Lebih terperinci

Perkembangan Pandangan Terang

Perkembangan Pandangan Terang Perkembangan Pandangan Terang Diterjemahkan oleh: Henny Gunarsa 19-02-2007 Diedit oleh: Andi Kusnadi 23-02-2007 Buku Dhamma mengenai perkembangan pandangan terang ini hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa

Lebih terperinci

1. Mengapa bermeditasi?

1. Mengapa bermeditasi? CARA BERMEDITASI 1. Mengapa bermeditasi? Oleh: Venerable Piyananda Alih bahasa: Jinapiya Thera Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari

Lebih terperinci

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dari ceramah Dhamma Chanmyay Sayadaw pada retret meditasi vipassanā tanggal 2-3 Jan.2009 di Pusat Meditasi YASATI, Bacom, Cianjur,

Lebih terperinci

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum 1.Definisi Hukum Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat

Lebih terperinci

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG]

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG] 1 SUTTA SATIPATTHANA Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di negeri Kuru, di kota para Kuru bernama Kammasadhamma. Beliau berkata kepada para bhikkhu: Para bhikkhu. Mereka

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual BAB V ANALISIS KOMPARATIF A. Persamaan Agama Hindu dan Budha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual keagamaan yang terkandung

Lebih terperinci

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin 7E9064DE Empat Kebenaran Mulia Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin 7E9064DE Nilai Penting Empat Kebenaran Mulia Para bhikkhu, dikarenakan tidak memahami, tidak menembus Empat Kebenaran

Lebih terperinci

Y.M. Ajahn Chah. iéí=vçìê=^áã=äé=káää å~=

Y.M. Ajahn Chah. iéí=vçìê=^áã=äé=káää å~= Y.M. Ajahn Chah iéí=vçìê=^áã=äé=káää å~= JADIKAN NIBB¾NA NA SEBAGAI TUJUANMU iéí=vçìê=^áã=äé=káää å~= Guru Buddha menjelaskan bahwa dari keberadaan penderitaan di dunia ini, terdapat pula dimana penderitaan

Lebih terperinci

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Sunday, October 13, 13 Dāna Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Dāna Mahapphala Sutta Vaṇṇanā Cittālaṅkāracittaparikkhāranti samathavipassanācittassa alaṅkārabhūtañceva

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) 1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136 1 Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136 1. Demikianlah telah saya dengar. Pada suatu waktu, Bhagavan

Lebih terperinci

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG O L E H SAYADAU U JANAKABHIVAMASA CHANMYAY YEIKTHA YANGON, MYANMAR I DAFTAR ISI: Bab Halaman: Kata Pengantar I Ucapan Terima Kasih II Bab I

Lebih terperinci

Pengembara yang Tersesat

Pengembara yang Tersesat Pengembara yang Tersesat Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dahulu kala ada seorang pengembara yang sering berpergian dari kota yang satu ke kota yang lainnya. Suatu ketika karena waktu yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:

Lebih terperinci

Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya

Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya Amatilah citta kita. Jika kita benar-benar percaya bahwa semua kebahagiaan yang kita alami berasal dari objek materi dan kita mencurahkan seluruh hidup kita untuk mengejarnya, maka kita dikendalikan oleh

Lebih terperinci

Y. M. Ajahn Chah. Let Your Aim be Nibbāna

Y. M. Ajahn Chah. Let Your Aim be Nibbāna Y. M. Ajahn Chah Let Your Aim be Nibbāna JADIKAN NIBB¾NA SEBAGAI TUJUANMU Let Your Aim be Nibbāna Guru Buddha menjelaskan bahwa dari keberadaan penderitaan di dunia ini, terdapat pula dimana penderitaan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] 1 Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75] Magandiya, seandainya ada seorang penderita kusta yang dipenuhi luka- luka dan infeksi, dimakan oleh cacing, menggaruk

Lebih terperinci

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010 ASHIN TEJANIYA MEDITASI KESADARAN TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010 DITERJEMAHKAN KE BAHASA INDONESIA OLEH: HUDOYO HUPUDIO NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA

Lebih terperinci

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA

DPD Patria Sumatera Utara. Juara II. Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA DPD Patria Sumatera Utara Juara II Lomba Berkarya Dhamma PIKIRAN ADALAH PELOPOR DARI SEGALA SESUATU DODI PURNOMO WIJAKSONO, SURABAYA Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa Namo Tassa Bhagavato

Lebih terperinci

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2  hp ; pin! PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA Pariyatti Sāsana Yunior 2 www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD JALAN TENGAH PERUMPAMAAN TENTANG KECAPI Gb: Vīnā (kecapi India)

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa 1 Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa Sujud kepada Guruku, Manjushri yang belia! Yang melihat dan membabarkan pratityasamutpada (saling

Lebih terperinci

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Bodhipakkhiyā Dhammā (2) Empat Fondasi Perhatian Penuh Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Cattāro Satipaṭṭhāna Terminologi satipaṭṭhāna: 1. Sati + paṭṭhāna = perhatian-penuh + fondasi/landasan/tumpuan/

Lebih terperinci

Rumah kita yang Sebenarnya

Rumah kita yang Sebenarnya Rumah kita yang Sebenarnya Oleh Ajahn Chah 1 Saat ini pusatkan pikiranmu untuk mendengarkan Dhamma dengan seksama dan penuh hormat. Saat saya berbicara, dengarkanlah seakan-akan Sang Buddha sendirilah

Lebih terperinci

Mahā Maṅgala Sutta (1)

Mahā Maṅgala Sutta (1) Mahā Maṅgala Sutta (1) Azimat Buddhis Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Pseudo Sebab-Akibat Jangan memindah guci-abu-jenasah yang sudah disimpan di vihāra. Penempatan guci-abu. Ibu mengandung

Lebih terperinci

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Kematian orang yang dikasihi membawa dukacita, penyesalan, keinginan untuk mendapat kesempatan yang kedua, dan sering kali berbagai pertanyaan.

Lebih terperinci

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda Sebagaimana sudah menjadi sifat manusia, kita semuanya cenderung menyalahkan orang-orang lain untuk kekurangan-kekurangan

Lebih terperinci

KEKUATAN AFIRMASI. By J. Donald Walters

KEKUATAN AFIRMASI. By J. Donald Walters KEKUATAN AFIRMASI By J. Donald Walters Dimasa lalu, ketika saya masih berumur dua puluh tahun, saya terbiasa menghabiskan sebungkus rokok atau lebih setiap hari. Beberapa saat sebelum saya menginjak dua

Lebih terperinci

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN ST. YOHANES SALIB SESI 1 M.T. ELEINE MAGDALENA MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN MENURUT ST. YOHANES SALIB 1. SEBUAH PENDAKIAN A. Tahap pemula B. Tahap pemurnian C. Tahap pencerahan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ

DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ Yang Mulia Mahāsi Sayādaw Judul Asli: Fundamentals of Insight Meditation Pengarang: Mahasi Sayadaw Terjemahan Bahasa Inggris oleh Maung Tha Noe Penyunting: Bhikkhu Pesala

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-4 Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD Definisi Bhikkhu Leher-Kuning Anggota-anggota dari silsilah Buddha Gotama yang berleherkuning,

Lebih terperinci

REKREASI. "Segala sesuatu ada masanya. Page 1

REKREASI. Segala sesuatu ada masanya. Page 1 REKREASI "Segala sesuatu ada masanya. Page 1 Perbedaan Rekreasi & Hiburan Ada perbedaan yang nyata antara rekreasi dan hiburan. Bilamana sesuai dengan namanya, Rekreasi cenderung untuk menguatkan dan membangun

Lebih terperinci

Ceramah Dhamma: "Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang?" (tuntunan meditasi vipassana)

Ceramah Dhamma: Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang? (tuntunan meditasi vipassana) Seri "Sayadaw U Tejaniya di Bali, 2010" (01) Ceramah Dhamma: "Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang?" (tuntunan meditasi vipassana) Oleh: Sayadaw U Tejaniya & Sri Pannyavaro Mahathera di Vihara Buddha

Lebih terperinci

KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI

KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI KITAB AYUB PERTANYAAN DISKUSI Pasal 1 Betapa mudah memuji dan mengikut Tuhan pada kondisi yang baik. Bagaimana kita bisa ingat untuk tetap setia bahkan dalam kondisi buruk sekalipun? Pasal 2 Pernahkah

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) 1 AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress) Para bhikkhu, jika benteng batas kerajaan dilengkapi dengan tujuh syarat untuk suatu benteng dan bisa mendapatkan empat jenis makanan sekehendak

Lebih terperinci

Mempraktekkan Ibadah

Mempraktekkan Ibadah Mempraktekkan Ibadah Pramuwisata itu baru saja selesai menerangkan kepada sekelompok wisatawan apa yang dilakukan oleh buruh pabrik yang terlatih itu. "Dapatkah anda mengerjakan apa yang mereka kerjakan

Lebih terperinci

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Bimbingan Ruhani.  Penanya: Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk

Lebih terperinci

Mula Kata, Bismillah

Mula Kata, Bismillah Mula Kata, Bismillah Karena berangkat bukan hanya pergi. Basmalah memilihkan yang tepat dari kebaikan Ada banyak orang pergi ke pasar. Ada yang membeli sayur di pojokan tepat sebelah toko kain. Ada yang

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan Bab I: Pengetahuan-buku Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya Sepuluh pendahuluan yang terdapat pada judul sebagai bentuk 3, adalah sejenis judul yang

Lebih terperinci

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Tubuh-tubuh tanpa bayangan Tubuh-tubuh tanpa bayangan Ada sebuah planet bernama Arais. Planet Arais dihuni oleh suatu makhluk bernama Tubuh berjubah hitam. Mereka adalah makhluk yang sepanjang masa hanya berdiri di tempat yang sama.

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) AJARAN-AJARAN GATSAL Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia yang kita temui pada dasarnya sama seperti kita: mereka

Lebih terperinci

Hati ke Hati Andreas Pratama

Hati ke Hati Andreas Pratama 1 book 2 SERI DHARMA PUTRA INDONESIA 6 Hati ke Hati Andreas Pratama Anda boleh mengunduh, mencetak, menyalin, dan membagi buku ini selama tidak dijual. Hati ke Hati Penulis Andreas Pratama Penggambar Andreas

Lebih terperinci

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Tiga Sumpah Agung. Hal 1. Tiga Sumpah Agung Banyak diantara kalian sudah mengetahui bahwa ketika saya berusia 25 tahun, saya pergi mengunjungi sebuah kuil Taoisme di Taiwan dari sanalah Maha Dewi Yao Chi Jin Mu membuka mata dewa

Lebih terperinci

Aspek Konsep Utama Theravada : Bagan 5.2. Kerangka Pikir Konsep dari Aspek Theravada Konsep ini muncul dari tiga elemen penting dalam interior yaitu e

Aspek Konsep Utama Theravada : Bagan 5.2. Kerangka Pikir Konsep dari Aspek Theravada Konsep ini muncul dari tiga elemen penting dalam interior yaitu e BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR V.1. Konsep Perencanaan Interior Aspek Manusia : Bagan 5.1. Kerangka Pikir Konsep dari Aspek Manusia 54 Aspek Konsep Utama Theravada : Bagan 5.2. Kerangka Pikir Konsep

Lebih terperinci

Damai Tak Tergoyahkan

Damai Tak Tergoyahkan Damai Tak Tergoyahkan 1 Unshakeable Peace 2 Damai Tak Tergoyahkan Damai Tak Tergoyahkan oleh Venerable Ajahn Chah 3 Unshakeable Peace Judul Asli Unshakeable Peace By Venerable Ajahn Chah Alih Bahasa Andi

Lebih terperinci

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA (Pada tanggal 30 Nopember 2016 terjadi tanya-jawab antara Ashin Kheminda dan murid-murid Abhidhamma. Tanya-jawab ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman para murid tentang

Lebih terperinci

oleh Tog-me Zong-po (Thogs.med bzang.po, )

oleh Tog-me Zong-po (Thogs.med bzang.po, ) Namo Lokesvaraya Tiga Puluh Tujuh Cara Hidup Seorang Bodhisattva: Ringkasan tentang Sepak terjang Bodhisattva (The 37 Practices of a Bodhisattva: A Summary of How an Awakening Being Behaves) oleh Tog-me

Lebih terperinci

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian AKU AKU AKU Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian lantaran ia adalah teladan didunia yang

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Sudah Cukupkah Bila Kita Menjadi Orang Kristen?

Sudah Cukupkah Bila Kita Menjadi Orang Kristen? Sudah Cukupkah Bila Kita Menjadi Orang Kristen?... mungkin saya harus memeriksa tingkah lakuku. Usaha Pak Sutomo sangat berhasil dan bertambah maju. Dia tidak berkeberatan untuk bekerja keras dan sikap

Lebih terperinci

Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi)

Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dalam latihan samatha, objek pengamatan dan pencatatan adalah konsep (paññatti) dan mencondongkan pikiran pada objek sebagai sesuatu yang kekal. Bagi

Lebih terperinci

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 18 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Lampau 4 Pandangan Eternalis (Jiwa dan Dunia adalah Kekal) 4 Pandangan Semi-Eternalis

Lebih terperinci

Ch'an: Gerbang Tanpa-Gerbang

Ch'an: Gerbang Tanpa-Gerbang Ch'an: Gerbang Tanpa-Gerbang Ch'an sering disebut sebagai "gerbang tanpa-gerbang". "Gerbang"-nya adalah ebuah metode praktek sekaligus sebuah jalan menuju pembebasan (Liberation), akan tetapi, gerbang

Lebih terperinci

Sahabat Sejati Sebuah Persepsi Buddhisme

Sahabat Sejati Sebuah Persepsi Buddhisme Sebuah Persepsi Buddhisme Bagaimana menghadapi teman yang terlalu protektif atau mengikat? Teman yang sering bertanya, Kamu mau kemana, pergi dengan siapa, mengapa kamu tidak bisa pergi dengan saya, apa

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD KEMUNCULAN TEORI KAMMA Ciri khas agama-agama di India sejak awal periode Vedic (1750-500

Lebih terperinci

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

Dhammavihārī Buddhist Studies  LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA ETIMOLOGI Nīvaraṇa (rintangan batin) = nis (kebawah) + VṚ (menutupi). Dipahami sebagai: āvaraṇa: layar, hambatan,

Lebih terperinci

Keadaan dan Perbuatan yang Dikehendaki Allah Pernahkah saudara belajar naik sepeda? Jika demikian, tentunya saudara tahu bahwa ketika belajar itu

Keadaan dan Perbuatan yang Dikehendaki Allah Pernahkah saudara belajar naik sepeda? Jika demikian, tentunya saudara tahu bahwa ketika belajar itu Keadaan dan Perbuatan yang Dikehendaki Allah Pernahkah saudara belajar naik sepeda? Jika demikian, tentunya saudara tahu bahwa ketika belajar itu saudara harus mengingat banyak hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

KERANGKA INERSIA. Philip Kierkegaard

KERANGKA INERSIA. Philip Kierkegaard Philip Kierkegaard KERANGKA INERSIA Jika dilihat dari kerangka referensi inersia, yaitu sebuah kerangka dimana tidak ada percepatan di sana, benda yang bergerak akan tetap bergerak dan yang diam akan tetap

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia

Lebih terperinci

Meditasi adalah Jalan Ketenangan

Meditasi adalah Jalan Ketenangan Meditasi adalah Jalan Ketenangan Ebook ini khusus membahas bagaimana cara agar Anda selalu sehat dengan bermeditasi. Karena bagi saya pribadi, meditasi merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai

Lebih terperinci

Hening Sejenak. Suasana Hati

Hening Sejenak. Suasana Hati Hening Sejenak Diposkan pada 07 Februari 2016 Suasana Hati Kehidupan ini akan terasa membahagiakan jika kita dapat menghadapinya dengan bijak. Persoalannya adalah ketidakmampuan mental kita menghadapi

Lebih terperinci

Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati)

Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati) Kesadaran terhadap Napas (Anapanasati) Daftar Isi: I. Manfaat Konsentrasi II. Berbagai Objek Meditasi III. Kesadaran terhadap Napas 1. Latihan Kesadaran terhadap Napas 2. Membuat Kesadaran Berkelanjutan

Lebih terperinci

Chapter I. Saudaraku,

Chapter I. Saudaraku, Chapter I Michael sedang berbicara dengan para malaikat yang lain. Rupanya di surga, tempat yang kudus, tenang, dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang dialiri susu, telah terjadi kejadian yang menggemparkan,

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #36 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra SUTRA 42 BAGIAN [ ] B. Nyanabhadra RAJA MING DINASTI HAN Tahun 28-75 Mimpi tentang makhluk memancarkan cahaya kuning KASYAPA MATANGA & DHARMARATNA Tahun 67 dari India ke Luoyang Menerjemahkan Sutra 42

Lebih terperinci

10.000 Hari Perjalanan Dhamma Kompas Menuju Jalan Kedamaian Sayādaw Nandasiddhi B.Sc.,R.L Sasanadhaja Dhammacariya Yayasan Satipaṭṭhāna Indonesia mindfulness in every way Judul Buku 10.000 Hari Perjalanan

Lebih terperinci

SEGENGGAM PASIR. Thānissaro Bhikkhu. Ajaran dari Phra Ajaan Suwat Suvaco. (Phra Bodhidhammācariya Thera) Diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh

SEGENGGAM PASIR. Thānissaro Bhikkhu. Ajaran dari Phra Ajaan Suwat Suvaco. (Phra Bodhidhammācariya Thera) Diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh SEGENGGAM PASIR Ajaran dari Phra Ajaan Suwat Suvaco (Phra Bodhidhammācariya Thera) Diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh Thānissaro Bhikkhu Judul Asli : Fistful Of Sand Alih Bahasa : Hansen, Hansun,

Lebih terperinci

RESUME BUKU 8 TO BE GREAT Oleh: Mohamad Reza Pahlevi

RESUME BUKU 8 TO BE GREAT Oleh: Mohamad Reza Pahlevi RESUME BUKU 8 TO BE GREAT Oleh: Mohamad Reza Pahlevi Siapapun pasti ingin sukses. Untuk mencapainya, bukan hanya keterampilan teknik, manage, analisis, sosial, atau berkreasi saja yang hanya merupakan

Lebih terperinci