BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari hasil analisis pada bab tiga dan dengan menyesuaikannya dengan tujuan dari penelitian ini, pada bab empat ini saya akan menyampaikan kesimpulan yang dapat saya ambil. Dari hasil analisis menggunakan konsep yang ada pada bab dua terhadap penggunaan Huruf Katakana pada komik Asari-chan jilid ke-25, 26, 28 dan 30 yang telah saya lakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa penulisan kosakata asli Bahasa Jepang dengan menggunakan Huruf Katakana yang ada pada korpus data saya, pada dasarnya sebagian besar memuat fungsi penekanan. Fungsi penekanan itu sendiri pada tiap-tiap kata berbeda-beda, tergantung pada konteks tempat dimana kata itu berada. Ada yang fungsinya hanya menegaskan suatu kata saja, akan tetapi ada juga yang selain berfungsi menegaskan kata, juga membawa fungsi untuk pengekspresian kata-kata kasar, fungsi untuk memberikan arti yang lain, dan fungsi yang lainnya. Contohnya pada kalimat dibawah ini: ホント... へったくそな字 (Asari-chan, buku no: 25, halaman 11) benar-benar huruf yang jelek. Pada penggunaan katakana di sini ditemukan fungsi menegaskan pada kata ホント itu sendiri. Akan tetapi jika melihat pada kalimat berikut ini: バカあさりおぼえてろ! (Asari-chan, buku no: 25, halaman 37) Asari bodoh awas kau! 57
Penggunaan katakana disini tidak hanya berfungsi untuk menguatkan kata バカ saja. Karena jika kita melihat dari kata バカ itu sendiri dalam konteks situasi diatas adalah merupakan kata yang mengandung makna kasar, karena ditujukan untuk memaki orang. Jadi penggunaan katakana pada kalimat di atas juga mengandung fungsi sebagai penulisan kata-kata kasar dan vulgar. Berbeda lagi jika kita melihat dalam kalimat berikut ini: 浜野のやつバカ力だからな ~ (Asari-chan, buku no: 25, halaman 152) Karena Si Hamano itu punya tenaga yang luar biasa Pada kalimat ini, penggunaan katakana pada kata バカ juga mengandung fungsi menguatkan kata atau fungsi penekanan. Akan tetapi kata バカ yang pada kalimat sebelumnya mempunyai fungsi sebagai penulisan kata-kata kasar dan vulgar, di dalam konteks kalimat ini, kata ini tidak membawa fungsi tersebut. Kata バカ yang dituliskan dengan katakana pada konteks ini mempunyai fungsi untuk memberikan 他 ほかいの意味 み, atau memberikan arti yang lain. Yaitu dimana バカ yang arti harafiahnya adalah bodoh, pada kalimat ini malah membawa arti luar biasa. Jadi walau pun ada juga satu kata yang fungsi penulisan katakananya adalah murni sebagai penekanan, akan tetapi banyak juga ditemukan pada hasil analisis saya, yaitu pada satu kata yang dituliskan dengan katakana mengandung dua atau lebih fungsi penulisan katakana. Jika pada analisis seperti di atas saya hanya menggunakan konsep konteks sebagai pendukung sampingan untuk menganalisis dengan teori fungsi katakana saja. Tetapi pada beberapa korpus data saya, ada kasus yang dapat saya analisis dengan 58
menggunakan konsep manga dan konsep konteks. Dari hasil analisis tersebut saya dapat menemukan dua fungsi katakana yang penentuannya menggunakan konsep manga dan konsep konteks. Berikut ini adalah contoh kalimatnya: やった~~ っバンザ~イ (Asari-chan, buku no: 26, halaman 46) Berhasil~Horee. Pada kalimat ini, fungsi katakana pada kata バンザ~イ memang mengandung fungsi penekanan. Akan tetapi jika kita lebih spesifik lagi, penggunaaan katakana pada kata バンザ~イ ini dapat difungsikan sebagai keterangan untuk menggambarkan perasaan yang ingin ditampilkan, dengan kata lain berfungsi untuk menguatkan konteks yang sedang terjadi. Fungsi ini adalah hasil dari analisis menggunakan konsep manga dan konsep konteks. Berbeda lagi dengan kalimat berikut ini: わイキがこおる (Asari-chan, buku no: 25, halaman 168) Wah nafasku membeku Pada kalimat di atas, sama seperti sebelumnya penggunaan katakana pada kata イキ mengandung fungsi penekanan. Jika boleh dibilang memang setiap penggunaan katakana sebagian besar mengandung fungsi penekanan. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika fungsi yang terkandung dalam kosakata yang dituliskan dalam katakana 59
tersebut lebih dijelaskan lagi, dan tidak hanya puas sampai mengetahui bahwa fungsi penggunaan katakana tersebut adalah penekanan. Kemudian setelah dianalisis menggunakan konsep manga dan konsep konteks, ternyata fungsi penggunaan katakana pada kalimat diatas mempunyai fungsi yang lain, yaitu sebagai keterangan penggambaran benda dalam komik. Dimana kata イキ yang dituliskan dengan katakana tersebut menerangkan gambar nafas yang ada pada komik. Pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 digambarkan frekuensi banyak sedikitnya fungsi penggunaan katakana pada data analisis saya yang didapat dari buku komik Asari-chan jilid ke-25, 26, 28, dan 30. Sebelumnya saya informasikan bahwa pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 di bawah ini saya tidak memasukkan fungsi penggunaan katakana sebagai penulisan telegram Jepang dan fungsi untuk pelafalan dalam kamus Bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan tentu saja karena korpus data saya adalah komik, dan menurut saya kedua fungsi ini tidak akan muncul dalam korpus data saya. Juga pada analisis data, saya tidak menggunakan teori fungsi penggunaan katakana sebagai penulisan telegram Jepang dan fungsi untuk pelafalan dalam kamus Bahasa Jepang dengan alasan yang sama. 60
Tabel 4.1 Jumlah Penggunaan Katakana dalam Komik Asari-chan Jilid 25, 26, 28, 30 Kode Fungsi Katakana Jumlah Penggunaan A Nama tumbuhan dan hewan 35 B Onomatope 7 C Menggantikan kanji 50 D Penekanan 136 E Slogan atau merk 0 F Kosakata furniture dan perkakas rumah tangga 5 G Ekspresi sindiran, kata-kata kasar dan vulgar 33 H Bahasa slang 7 I Kata seruan dengan huruf terakhir katakana 2 J Pronomina nama diri 2 K Membawa arti khusus/arti yang lain 23 L Keterangan penggambaran benda dalam komik 8 M Keterangan penggambaran perasaan dalam komik/penguat konteks situasi 4 Total 312 Grafik 4.1 Frekuensi Penggunaan Katakana dalam Komik Asari-chan Jilid 25, 26, 28, 30 Jumlah Penggunaan 11% 2% 0% 1% 1% 2% 7% 3% 43% 1% 61 11% 2% 16% A B C D E F G H I J K L M
Dengan melihat pada grafik di atas, dapat diketahui bahwa pada komik Asarichan Jilid 25, 26, 28, dan 30 penggunaan katakana yang paling sering muncul adalah fungsi penekanan. Sedangkan fungsi penulisan katakana sebagai penulisan slogan dan merk tidak ditemui sama sekali. Selain fungsi katakana yang berfungsi sebagai penekanan, fungsi lain yang juga sering muncul adalah fungsi untuk menuliskan pengganti kanji, nama hewan dan tumbuhan, ekspresi sindiran, dan kata-kata yang membawa arti khusus. 4.2 Saran Saran saya untuk memahami penulisan kosakata asli Bahasa Jepang yang dituliskan dengan katakana, pertama-tama harus mengetahui dulu dengan baik mengenai fungsi-fungsi penggunaan katakana itu sendiri, kedua, penting untuk melihat pada konteks dan situasi percakapan di mana kosakata tersebut berada, dari konteks itulah fungsi dari penulisan katakana dapat diketahui. Karena itu bagi pemelajar Bahasa Jepang yang ingin lebih memahami mengenai penulisan kosakata asli Bahasa Jepang yang dituliskan dengan Huruf Katakana, saya sarankan untuk mempelajarinya lewat media komik. Karena di dalam komik terdapat gambar-gambar dan ekspresi dimana konteks dan situasi percakapan lebih terlihat secara jelas. Sehingga lebih mudah untuk memahami fungsi dari penulisan dengan Huruf Katakana yang ada. Saya sadar penelitian saya ini tidaklah sempurna dan masih banyak kekurangannya, karena itu saya juga berharap agar penelitian terhadap fungsi dari 62
penulisan kosakata asli Bahasa Jepang dengan Huruf Katakana ini tidak terhenti sampai disini saja. 63