BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL STATISTIKA. duduk perkara dan sebagainya). Sedangkan menurut Atim (Wijaya dan

ANALISIS KESALAHAN MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO. Karmila Ahmad

Operasi pada Bilangan Pecahan

BAB II KAJIAN TEORITIS. (1983:425) menyatakan bahwa penjumlahan adalah hal menjumlahkan. Glover

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena sekolah tersebut adalah

Penulis: Dra. Sukajati, M.Pd. Penilai: Dra. Supinah Editor: Untung Trisna Swaji, S.Pd, M.Si. Ilustrator: Anang Heni Tarmoko

PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR TANGGAL 19 JUNI S.D. 2 JULI 2003 DI PPPG MATEMATIKA YOGYAKARTA. Disusun Oleh: Dra. Sukayati, M.Pd.

PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Deskripsi Kemampuan Siswa Menentukan Hasil Perkalian Pecahan Kemampuan Siswa Menentukan Hasil Perkalian

BAB V BILANGAN PECAHAN

\MODEL DESAIN DIDAKTIS PENGURANGAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Yeni Posumah NIM:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG

MODUL I. Buku Siswa MEMAHAMI BILANGAN PECAHAN DAN JENIS-JENISNYA. Untuk Kelas 1 SMP/MTs. Oleh Marsigit

BALOK PECAHAN. ,,, dan seterusnya. Berikut contoh balok pecahan

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

1. Nilai Tempat Bilangan s.d Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

P 45 DESAIN DIDAKTIS PENGENALAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, terutama sejak usia Sekolah Dasar (Susanto, 2013:185).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya,

ANALISIS KESALAHAN SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol-simbol

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN. lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

Pecahan. 6Bab. Tujuan Pembelajaran

Kompetensi dasar Materi Pokok Integrasi Nilai Indikator Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Waktu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP siklus 1)

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

8 Silabus Matematika Kelas VI

SILABUS. 8 Silabus Matematika Kelas 5. Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. desimal dan sebaliknya.

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN M A T E M A T I K A

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Analisis Kesalahan Siswa Kelas V SDN Ngerong dalam Mengerjakan Soal Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bilangan bulat menurut Wikipedia bahasa (2012) adalah terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

Analisis Kesalahan Menyelesaikan Penjumlahan Pecahan Desimal. Pada Siswa Kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

UNIT 4. Kurikulum Matematika

Pengenalan Bilangan Pecahan

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

ANALISIS KEMAMPUAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SD DALAM POKOK BAHASAN PECAHAN

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar

Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 8 MAMBORO PALU UTARA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 5 Persen

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Campuran Kelas III SD Muhammadiyah Wringinanom

ANALISIS KESALAHAN MENJUMLAH PECAHAN DI SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO SUWARNI DUNGGIO

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Perkalian Bilangan Bulat Di Kelas Tinggi SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA MELAKUKAN PENGERJAAN HITUNG UTAMA PADA PECAHAN Oleh: T. Wakiman, dosen PGSD FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang besar dalam mensukseskan pembangunan bangsa. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pecahan. mendapatkan setengah sehingga = 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

4. Kompetensi Dasar Matematika KELAS: I

BAB I PENDAHULUAN. melalui peragaan kepada siswa dengan membagi sebatang kapur menjadi 2 bagian, sang Guru

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Nurul Khuswatun, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR POKOK BAHASAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SDN 2 TAMANSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA UASBN 2014/2015

BAB VI BILANGAN REAL

BILANGAN PECAHAN. Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ditampilkan dalam bentuk ; a ; a, b bilangan bulat dan b 0 b

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

PROGRAM TAHUNAN. Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Bilangan 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pengurangan Bilangan Pecahan 2.1.1 Pengertian Pecahan Menurut Sugiarto, (2006:36), pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan, kini diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda, jika benda itu dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang sama. Sedangkan Heruman (2010:43), pecahan dapat diartikan sebagai bagiandari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran.bagian inilah yang dinamakan pembilang, adapun bagian yang utuh adalahbagian yang dianggap satuan, yang dinamakan penyebut. Pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya, guru biasanya langsung mengajarkan pengenalan angka seperti pada pecahan ½, 1 disebutpembilang dan 2 disebut penyebut. Sedangkan menurut Suyati (2004:134) suatu pecahan didefinisikan sebagai: beberapa bagian dari keseluruhan. Pecahan terjadi karena satu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Bagian-bagian itu mempunyai nilai pecahan. Pecahan yang dipelajari siswa ketika di SD, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan pecahan a dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Secara simbolik

pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari: (1) Pecahan Biasa, (2) Pecahan Desimal, (3) Pecahan Persen, dan (4) Pecahan Campuran. Begitu pula pecahan dapat dinyatakan menurut kelas ekuivalensi yang tak terhingga banyaknya, misalnya:... Pecahan biasa adalah lambang bilangan yang dipergunakan untuk melambangkan bilangan pecah dan rasio (perbandingan). Menurut Kennedy (1994:425-427) makna dari pecahan dapat muncul dari situasisituasi berikut. 1. Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan 2. Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak, atau juga menyatakan pembagian 3. Pecahan sebagai perbandingan (rasio) Kegiatan mengenal pecahan akan lebih berarti bila didahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek-obyek nyata misalnya: buah apel, sawo, tomat, atau kue: cake, apem dan lain-lain. Peraga selanjutnya dapat berupa daerah-daerah bangun datar beraturan misalnya persegi, persegi panjang, atau lingkaran yang akan sangat membantu dalam memperagakan pecahan. Pecahan dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga akan didapatkan gambar daerah yang diarsir seperti di bawah ini.

yang diarsir adalah yang diarsir adalah Pecahan dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. 1 disebut pembilang yaitu merupakan bagian yang sam. 2 disebut penyebut yaitu merupakan 2 bagian yang sama dari keseluruhan. 2.1.2 Menyelesaikan Pengurangan Pecahan Dalam penelitian ini menggunakan operasi yang melibatkan dua pecahan dan melibatkan pecahan dengan bilangan bulat pengurangan. Sifat dari operasi pengurangan yaitu : n m (n m) ( ) Pengurangan Pecahan dapat juga diperagakan dengan model konkret. 1. Dengan menggunakan luas daerah Luas daerah yang diarsir semula adalah Dihapus arsirannya menjadi

Jadi Contoh peragaan diperluas sehingga anak mempunyai pengalamanpengalaman yang banyak. Dari peragaan-peragaan dapatlah disimpulkan bahwa pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dapat dilakukan dengan mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. 2. Dengan menggunakan garis bilangan 0 Catatan Garis tebal menggambarkan hasil akhir untuk pecahan yang penyebutnya tidak sama, dengan cara disamakan penyebutnya lebih dahulu. 3. Pengurangan pada pecahan beda penyebut Rumus : Contoh : (Rumus 1) () ) (): (Rumus 2) Untuk pengurangan dengan penyebut yang tidak sama, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu dengan dua cara yaitu: 1. dengan mengalikan kedua penyebut rumus 1

2. dengan menentukan KPK nya rumus 2 4. Pengurangan pada pecahan campuran Rumus : 2 1 ( ) ( ) Contoh : 5 3 Untuk pengurangan pecahan campuran, terlebih dahulu pecahan campuran diubah ke pecahan biasa kemudian penyebutnya disamakan. 5. Pengurangan pada pecahan desimal Contoh : 0,8 0,4... Untuk membelajarkan pecahan desimal seperti ini, jika diperlukan guru dapat memulainya dengan merubah pengurangan pecahan desimal menjadi pecahan biasa, kemudian dicari hasilnya sesuai aturan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Hasil pengurangan yang telah ditemukan dicocokan dengan hasil pengurangan bilangan menggunakan aturan pengurangan bilangan asli susun ke bawah. Setiap kotak ditempati 1 angka 0, 8 0, 4 atau 1 simbol agar angka-angka yang ada lurus sesuai nilai tempatnya. Demikian pula untuk penempatan komanya. Dalam melakukan pengurangan guru melatih agar siswa mengetahui dan dapat mengucapkan kedudukan dari setiap bilangan sesuai nilai tempatnya. Contoh pengucapan untuk soal di atas sebagai berikut. Nol koma delapan dikurang nol koma empat. Delapan dan empat nilai tempat nya per sepuluhan. Pengucapan untuk pengurangan susun ke bawah sebagai

berikut. Delapan persepuluhan dikurang empat persepuluhan, hasilnya empat persepuluhan. Hasilnya adalah nol koma empat 0, 8 0, 4 0, 4 2.2 Hakekat Analisis Kesalahan 2.2.1 Pengertian Analisis Kesalahan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1996:37) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa dan untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya. Analisis mempunyai tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sedangkan kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten, maupun insedental pada daerah tertentu. Lerner (dalam Mulyono, 1999:262) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. Kesalahan siswa perlu adanya analisis untuk mengetahui kesalahan apa saja yang banyak dilakukan dan mengapa kesalahan tersebut dilakukan siswa.

Melalui analisis kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab kesalahan siswa, sehingga guru dapat memberikan jenis bantuan kepada siswa. Kesalahan yang dilakukan siswa perlu kita analisis lebih lanjut, agar mendapatkan gambaran yang jelas dan rinci atas kelemahan-kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal materi operasi pengurangan pecahan. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengajaran dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan menurut Sriati (1994:4), kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika adalah: 1. Kesalahan terjemahan Adalah kesalahan mengubah informasi ke ungkapan matematika atau kesalahan dalam memberi makna suatu ungkapan matematika. 2. Kesalahan konsep Adalah kesalahan memahami gagasan abstrak 3. Kesalahan strategi Adalah kesalahan yang terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarah ke jalan buntu 4. Kesalahan hitung Adalah kesalahan menghitung dalam operasi matematika. Selain itu, kesalahan informasi sangat mungkin terjadi untuk soal-soal yang berbentuk soal cerita. Analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan

yang dibuat oleh pembelajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori atau prosedur linguistik. Analisis kesalahan sebagai prosedur kerja mempunyai langkah-langkah tertentu. Menurut Tarigan (dalam Nik mah, 2009:20) langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data kesalahan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka analisis datanya adalah non statistik. Data yang muncul berupa kata-kata dan bukan merupakan rangkaian angka. Dalam penelitian ini, data diambil dari hasil tes. Berdasarkan jawaban siswa kemudian dianalisis tahap-tahap atau langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa. Data hasil tes dan data hasil wawancara dibandingkan untuk mendapatkan data yang valid. Kemudian, data yang telah valid disajikan untuk tiap jawaban dan faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan. 2. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi kesalahan Setelah semua materi diberikan, maka soal tes diberikan kepada siswa untuk memperoleh data tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahankesalahan tersebut kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan menurut kesalahan yang sejenis. Berdasarkan identifikasi terhadap jawaban tes siswa, maka diperoleh beberapa siswa untuk diwawancarai. Wawancara ini bertujuan untuk mengkonfirmasikan jawaban siswa pada tes serta untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan. Dari hasil tes dan hasil wawancara dilakukan triangulasi data yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kedua kegiatan tersebut untuk memperoleh data yang valid.

3. Menjelaskan Kesalahan Berikutnya adalah kegiatan menjelaskan kesalahan yang meliputi dua kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu pemilihan data dan penyajian data. Pemilihan dan penyederhanaan data yang melakukan agar tidak terjadi penumpukan data atau informasi yang sama. 4. Mengoreksi kesalahan Setelah menjelaskan kesalahan dan mengelompokkan jenis kesalahan kemudian kegiatan mengoreksi kesalahan. Mengoreksi kesalahan adalah penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan final. 2.2.2 Jenis-Jenis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Pengurangan Pecahan Basuki: 2006 (online), kesalahan siswa dalam menyelesaikan pengurangan pecahan adalah antara lain : 1. Kesalahan konseptual yang dilakukan siswa antara lain kesalahan melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pemahaman nilai tempat, 2. Kesalahan prosedural antara lain kesalahan menuliskan soal, proses pengerjaan, penyelesaian tidak dilanjutkan, dan kesalahan akibat tulisan sulit dibaca. Sedangkan menurut Malau (1996:44) penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan pengurangan pecahan dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahas matematika,

keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti, dan lupa konsep. Faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut antara lain siswa kurang teliti saat menuliskan soal, mengerjakan soal, tidak hafal perkalian dan pembagian bilangan 1 sampai 10, dan tidak menguasai prosedur pengerjaan perkalian dan pembagian dengan cara bersusun. 2.2.3 Kajian Yang Relevan Penelitian yang relevan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan oleh Tulus Apriyanto pada tahun 2012 berjudul Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI Banyubiru. Pada penelitiannya menunjukkan bahwa faktor penyebab kesalahan siswa ada 2 yakni faktor kognitif dan faktor nonkognitif. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tulus Apriyanto (2012). Persamaannya adalah pada tujuannya yaitu untuk menganalisis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung pada bilangan pecahan. Perbedaannya terletak pada subyek penelitian dan lokasi penelitian. Subyek dan lokasi penelitian ini yaitu pada siswa kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kab. Bone Bolango. Sedangkan penelitian terdahulu pada siswa kelas VII SMP PGRI Banyubiru.