Asisten: (Ghina Kamila/ ) Tanggal Praktikum: ( )

dokumen-dokumen yang mirip
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Institut Teknologi Bandung MODUL TEKNIK VAKUM

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz

MODUL 2 STATISTIKA RADIOAKTIVITAS

MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

c. Suhu atau Temperatur

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

DAFTAR LAMPIRAN...xi

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

tanya-tanya.com Soal No.2 Apabila anda diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi : Zn(s) + 2HCI(aq)

Bab III Metodologi Penelitian. III.1 Umum

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

Jurnal Praktikum. Kimia Fisika II. Difusi Gas. Tanggal Percobaan: Senin, 08-April Disusun Oleh: Aida Nadia ( ) Kelompok 3 Kloter I:

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAWETAN BAHAN PANGAN (AWE)

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

DISTILASI SEDERHANA (DIS)

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

TITIK DIDIH LARUTAN. Disusun Oleh. Kelompok B-4. Zulmijar

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

PERCOBAAN 01 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR: DISTILASI, TITIK DIDIH (KI- 2051)

RESONANSI. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

Bab 10 Kinetika Kimia

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :

LEMBAR KERJA SISWA 4

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal cmhg. 25 cmhg. 50 cmhg. 75 cmhg

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK CAMPURAN MULTIKOMPONEN (MUL)

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemampuan adalah karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang

TEKANAN PADA ZAT CAIR

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA

Laporan Praktikum Kimia Fisik

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

Laporan Praktikum Kimia Fisika. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI ( Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM

Jason Mandela's Lab Report

MODUL I Pembuatan Larutan

Larutan dan Konsentrasi

3. Metodologi Penelitian

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM BIOPROSES (IBK 551) Disusun Oleh Ariyo Prabowo Hidayanto, M.Si.

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Kimia Fisik KI-3141

III. METODE PENELITIAN

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

PROFIL PERUBAHAN TEKANAN GAS TERHADAP SUHU PADA VOLUME TETAP

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

Transkripsi:

MODUL 4 TEKNIK VAKUM Muhammad Ilham, Rizki, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 10211078, 10210023, 10211003, 10211022, 10211051, 10211063. Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia E-mail: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten: (Ghina Kamila/10210043) Tanggal Praktikum: (17-10-2013) Abstrak Vakum didefinisikan sebagai ruangan tanpa materi di dalamnya. Akan tetapi pada kenyataannya, ruang vakum adalah ruangan yang tekanannya berada jauh dari tekanan atmosfer normal. Pada praktikum kali ini,dilakukan 2 bagian percobaan mengenai keadaan vakum. Bagian pertama diukur keadaan dari waktu, tekanan, dan temperatur pemvakuman beberapa bahan untuk menghitung laju pemvakuman, tekanan residu, throughput, konstanta kebocoran, konduktansi selang, termasuk adanya kebocoran yang terjadi. Bagian kedua percobaan memperlihatkan keadaan dari suatu barang yang ditempatkan dalam tabung yang divakumkan. Dari kedua bagian percobaan yangdilakukan, menjelaskan dan menggambarkan aspek-aspek dalam keadaan vakum baik secara kuantitatif maupunsecara kualitatif. Kata Kunci : Laju pemvakuman, Troughput, Konstanta kebocoran, Konduktansi selang I. Pendahuluan 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah membuktikan fenomena efek seebeck dan efek peltier serta menentukan koefisien seebeck dari suatu semikonduktor. 1.2 Teori Dasar Vakum adalah keadaan gas yang memiliki konsentrasi molekul yang lebih rendah dari konsentrasi molekul udara di atmosfer di sekitar permukaan bumi. Pengukuran dan proses fisika biasanya dilakukan dalam keadaan vakum untuk memindahkan partikel - partikel atmosfer sehingga dapat menyebabkan reaksi fisika maupun kimia, untuk mengganggu keadaan setimbangyang ada pada keadaan ruang normal, untuk meregangkan jarak tempuh partikel sebelum saling bertumbukan, da n mengurangi jumlah tumbukan mo lekular per detik sehingga memperkecil kontaminasi permukaan ruang yang akandi vakumkan. Pada teknik vakum, terdapat laju pemvakuman S. Laju S bergantung padatekanan, yang memiliki batas terendah yang berbeda untuk masing-masing sistem, den gan hubungan : = (P - P T )....... (1) P = (P 0 P t ) exp ( ) + P r..(2) P = adalah tekanan sesaa V = volume total saat dihisap P r = tekanan akhir Dengan P 0 adalah tekanan awal pemompaan saat t = 0. Jika memperhitungkan kebocoran, maka persamaannya : = (P - P T ) +....... (3) 1

P = [ P 0 ( P r + ) ] exp( ) + ( P r + )..... (4) II. Metode Percobaan Percobaan pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah menentukan laju pemompaan dari berbagai bahan yang diberikan. Sistem vakum yang digunakan pertama-tama dibersihkan terlebih dahulu lalu bagian bawah sistem vakum diolesidengan vacuum grease setipis mungkin. Bahan yang pertama digunakan adalah cawan petri kosong. Setelah sistem vakum dinyalakan, tekanan dan temperatur yang teramati serta gejala fisis yang terjadi, dicatat setiap 10 detik hingga tercapai tekanan residu. Kemudian, sistem vakum dimatikan dan terus dicatat tekanan dan temperatur yang teramati, serta gejala fisis yang terjadi tiap 10 detik dalam selang waktu 1 menit. Langkah-langkah di atas kemudian diulangi untuk cawan petri berisi 10 ml aqua dm, 10 ml alkohol 70%, 10 ml alkohol 96%,dan 10 ml gliserin. Percobaan kedua yang dilakukan dalam praktikum ini adalah melakukan proses pemompaan pada sarung tangan karet yang diikat ujungnya. Sarung tangan karet kemudian dimasukkan ke dalam vacuum chamber, lalu sistem vakum dinyalakan dan gejala fisis yang terjadi diamati dan dicatat tekanan pompa saat tekanan pompa sudah tidak dapat turun lagi. Gambar 1. Grafik tekanan- suhu tanpa zat Gambar 2. Grafik tekanan- suhu Aqua dm Gambar 3. Grafik tekanan- suhu Alkohol 70% III. Data dan Pengolahan Pada percobaan teknik vakum ini, didapatkan hasil: a) Saat Pemvakuman 2

Gambar 4. Grafik tekanan- suhu Alkohol 96% Gambar 7. Grafik tekanan- suhu Aqua dm Gambar 5. Grafik tekanan- suhu Gliserin Bahan A B C R 2 Tanpa Zat 0,3881-35,36 864,8 0,9742 Aqua dm 0,3512-32,68 831 0,977 Alkohol 70% 0,3631-33,89 864,8 0,9745 Alkohol 96% 0,369-33,86 853,1 0,9627 Gliserin 0,369-34,21 856,7 0,9501 Tabel 1. Data Konstanta percobaan a) Gambar 8. Grafik tekanan- suhu Alkohol 70% b) Setelah Pemvakuman Gambar 9. Grafik tekanan- suhu Alkohol 96% Gambar 6. Grafik tekanan- suhu Tanpa zat 3

Gambar 10. Grafik tekanan- suhu Gliserin Gambar 12. Grafik P-T Alkohol 70% c) Tabel Konstanta Gambar 13. Grafik P-T Alkohol 96% Tabel 2.Data Variabel percobaan Vakum d) Grafi P-T tiap cairan Gambar 14. Grafik P-T Gliserin IV. Pembahasan Gambar 11. Grafik P-T Aqua dm Grafik tekanan terhadap waktu seperti dilihat pada gambar 1 s/d 5, mempunyai hubungan eksponensial negatf, semakin besar waktu tekanan makin mendekati tekanan minimum (Troughput). Dilihat pada data, laju vakum jelas dipengaruhi oleh konduktansi selang dikarenakan konduktansi selang 4

mempengaruhi jumlah debit yg bisa dikeluarkan oleh pompa dari ruang vakum. Konstanta kebocoran (Q l ) dapat dilihat pada gradien grafik tekanan-waktu percobaan ini, dilihat pada data, (Q l ) setiap percobaan memiliki angka diatas 0, ini berarti terjadi kebocaran atau ada gas yang masuk pada ruang vakum saat percobaan. Ini dimungkinkan bila terjadinya perubahan fasa cairan (cair ke gas) saat percobaan, mengakibatkan adanya perbedaan pembacaan tekanan saat dan setelah pemompaan. Saat cairan divakumkan, akan terjadi berubahan fasa menjadi gas(uap), dikarenakan tekanan udara luar sistem (ruang vakum) lebih tinggi dibandingkan tekanan dalam ruang vakum, memaksa partikel cairan ditarik keluar menjadi gas. Anomali alkohol terjadi dalam bentuk larutannya dengan air sehingga mengalami kontraksi volume. Alkohol yang dicampur air menghasilkan volume yang lebih kecil dibanding jika volume alkohol di jumlah volume air sesungguhnya, semakin tinggi konsentrasinya, semakin tinggi anomalinya. Volume balon ini membesar dikarenakan tekanan diluar sistem balon lebih besar dibanding didalamnya, sehingga gas dalam balon berusaha keluar, balon inipun terlihat mengembang. Tekanan dan volume berbanding terbalik VI. Pustaka [1] Zemansky & Dittman (1986). Kalor da Termodinamika. Bandung : Penerbit ITB (terjemahan) [2]http://htmlimg2.scribdassets.com/377g tv8ce8q4yh8/images/6-3baba34e04.png V. Simpulan Suatu ruangan dikatakan sebagai sistem vakum apabila dalam ruangan tersebut terdapat tekanan yang jauh lebih rendah dengan tekanan atmosfer. Keadaan vakum dapat dibuat dengan pompa vakum. Tekanan berbanding lurus dengan temperatur. Tekanan dan waktu memiliki hubungan eksponensial negatif. Pada tekanan tertentu larutan dapat berubah fasa. 5