METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis dan Simulasi Distribusi Suhu Udara pada Kandang Sapi Perah Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)

HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah

Analisis dan Simulasi Distribusi Suhu Udara pada Kandang Sapi Perah Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI SUHU UDARA PADA KANDANG SAPI PERAH MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) AHMAD YANI

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI SUHU UDARA PADA KANDANG SAPI PERAH MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) AHMAD YANI

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN. 4.2 ALAT DAN BAHAN 1) Rumah petani tradisional (Baduy) dan Modern

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber : Esmay and Dixon (1986 )

IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2)

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Bagus P. Purwanto, M.Agr. Pembimbing Anggota : L-. Aiidi Murfi, MSi.

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI SUHU UDARA PADA KANDANG SAPI PERAH MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) AHMAD YANI

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lingkungan Mikro Lokasi Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V. ALIRAN UDARA DALAM ALAT PENGERING ERK

BAB V KESIMPULAN UMUM

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

PENENTUAN PUTARAN PADA PENGERING SURYA TIPE RAK BERPUTAR DAN PEMODELAN PENGERING DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS SUERITAH HENNY WANTI

PENDEKATAN TEORITIS. Pre-processor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) DALAM MENGANALISIS SISTEM PENGERING IKAN TUNA BERTENAGA SURYA

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan pemanasan global yang berdampak pada alam seperti

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

SIMULASI SEBARAN SUHU UDARA DAN PERMUKAAN LANTAI RUMAH TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

MATERI DAN METODE. Materi

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

SKRIPSI ANALISIS POLA ALIRAN UDARA DAN SUHU PADA KANDANG AYAM PEDAGING BERATAP MONITOR MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.2 Tahapan Analisis Persamaan Differensial untuk Transfer Energi

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Kedatangan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

PENGARUH HUMIDITY DAN TEMPERATURE TERHADAP KENYAMANAN PEMAKAIAN HELM TENTARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) FLUENT

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

BAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENDEKATAN

BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. RUMAH TINGGAL PERUMAHAN YANG MENGGUNAKAN PENUTUP ATAP MATERIAL GENTENG CISANGKAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

Analisis Iklim Mikro Kandang Domba Garut Sistem Tertutup Milik Fakultas Peternakan IPB

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei Juni 2015 di kandang ayam broiler milik

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang A.19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

Transkripsi:

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Juli 2007 berlokasi di Laboratorium Lapangan Bagian Ternak Perah, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB. Bahan dan Alat Penelitian Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang sapi perah FH, sapi perah FH, konsentrat, hijauan, air minum, tambang dan bambu. Kandang sapi perah yang digunakan adalah kandang sapi perah FH (heifers) berkapasitas 20 ekor sapi dengan model kandang tail to tail yang memiliki ukuran: panjang 3 m, lebar 6,3 m dan tinggi 5,75 m. Lantai kandang terbuat dari semen beton dengan kemiringan 2%, atap menggunakan asbes, rangka menggunakan besi, tempat pakan dan minum terbuat dari beton. Sapi perah yang digunakan adalah sapi perah peranakan Fries Holland (FH) sebanyak 20 ekor dengan bobot badan berkisar 85 645 kg. Kandang dan sapi perah FH yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4a dan Gambar 4b. a b Gambar 4 Kandang sapi perah FH penelitian (a) dan sapi perah FH (b) Peralatan Peralatan yang digunakan meliputi weather station, termokopel, recorder, anemometer, termometer (bola basah dan bola kering), pyranometer, mistar ukur, timbangan sapi, note book dan personal computer (PC) dengan software autocad 2005, gambit 2.2.30 & fluent 6.2.

Metode Penelitian Pengumpulan Data Teknik dan Sifat Termofisik Bahan Penyusun Kandang Data dimensi bangunan (panjang, lebar, tinggi), ukuran ventilasi, atap, bak air minum serta jenis-jenis bahan yang menyusunnya diperoleh dari gambar teknik pelaksanaan pembangunan kandang sapi perah FH yang dibuat pada tanggal 24 Desember 993. Data jenis bahan penyusun kandang digunakan untuk mengetahui sifat termofisik seperti konduktivitas, massa dan panas jenis bahan. Kandang sapi perah FH dalam bentuk ortogonal dapat dilihat pada Gambar 5. U S Gambar 5 Kandang sapi perah FH (ortogonal) Pengukuran Parameter Iklim Mikro Parameter iklim mikro yang diukur adalah suhu, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari. Parameter iklim mikro di luar kandang diukur menggunakan weather station yang diletakkan 6 m di sebelah kanan kandang, sedangkan di dalam kandang diukur dengan termokopel, termometer (bola basah dan bola kering), recorder dan anemometer. Radiasi matahari yang diukur adalah radiasi matahari sesaat yang diterima oleh atap kandang. Nilai hasil pengukuran weather station terbaca dan tersimpan dalam note book. Pengukuran dilakukan tiap 20 menit. Untuk mengetahui sifat-sifat udara lainnya digunakan kurva psychrometrict. Termokopel sebagai sensor suhu dipasang sebanyak 32 unit dalam kandang, bahan bangunan kandang, dan sapi dengan rincian sebagai berikut: di atap kanan dan kiri (masing-masing unit), lantai pada kedalaman 0,2 m (2 unit),

tembok kanan dan kiri (masing-masing unit), bak air ( unit), tembok atas ( unit), di dalam kandang (24 unit) pada ketinggian (sumbu z) 0,6 m,,2 m dan,6 m. Pada tiap-tiap ketinggian termokopel diletakkan pada arah horizontal (sumbu x) dengan jarak,2 dan 3,2 m (tengah kandang), sedangkan pada arah sumbu y, termokopel diletakkan pada jarak,6, 2,7, 3,8 dan 6,0 m. Termokopel dihubungkan dengan recorder untuk menampilkan temperatur yang terukur dan diset pada selang 20 menit untuk setiap kali pengukuran dengan selang pengukuran antara pukul 06.00-8.00. Secara lebih jelas lokasi titik-titik termokopel dalam kandang sapi perah FH dapat dilihat pada Tabel 6 dan bentuk geometri kandang sapi perah FH dapat dilihat pada Gambar 6. Untuk mengukur kelembaban relatif (RH) udara di dalam dan luar kandang, dipasang termometer (bola basah dan bola kering). Dipasang 4 buah termometer bola basah dan bola kering dalam kandang pada posisi x =,2 dan 3,2 m, y = 2,7 dan 3,8, z =,6 m. Dipasang juga buah termometer bola basah dan bola kering di luar kandang. Tabel 6 Lokasi titik-titik pengukuran suhu udara dalam kandang dengan termokopel X (m) Y (m) Z (m) Unit X (m) Y (m) Z (m) Unit,2,6 0,6 3,2,6,2,2 2,7 0,6 3,2 2,7,2,2 3,8 0,6 3,2 3,8,2,2 6,0 0,6 3,2 6,0,2 3,2,6 0,6,2,6,6 3,2 2,7 0,6,2 2,7,6 3,2 3,8 0,6,2 3,8,6 3,2 6,0 0,6,2 6,0,6,2,6,2 3,2,6,6,2 2,7,2 3,2 2,7,6,2 3,8,2 3,2 3,8,6,2 6,0,2 3,2 6,0,6 Jumlah 2 2

Outlet Inlet Kiri Belakang Kanan Outlet Tembok kiri z y (0,0,0) x Depan Tembok kanan Inlet Penampung air Gambar 6 Bentuk geometri kandang sapi perah FH Pengukuran Luas Permukaan dan Suhu Kulit Sapi Perah FH Luas permukaan kulit sapi perah FH sebagai area heat transfer merupakan fungsi dari bobot badan sapi. Semakin besar bobot badan sapi, semakin besar luas permukaan kulitnya dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Esmay dan Dixon, 986): A s = 0,2 W 0,48..... (25) Suhu kulit sapi diukur menggunakan termokopel di empat tempat pengukuran pada tiap sapi FH, yaitu punggung, dada, tungkai atas dan tungkai bawah. Suhu kulit sapi FH dihitung melalui persamaan yang dikembangkan oleh McLean et.al. (983) sebagai berikut : mts = 0,25 (a + b) + 0,32 c + 0,8 d... (26) Simulasi Simulasi menggunakan CFD dilakukan dengan cara mengubah-ubah dimensi kandang sapi perah FH seperti lebar kandang, ketinggian kandang, bukaan ventilasi kandang (tinggi dinding kandang), posisi bak air. Simulasi dilakukan pada saat cuaca cerah di musim kemarau (6 Juni 2007) pada siang hari (pukul 3:00 WIB) dimana pada waktu tersebut radiasi matahari dan suhu udara lingkungan mencapai puncaknya sehingga menjadi situasi yang kritis bagi sapi

perah FH. Untuk membandingkan hasil simulasi disain dengan kondisi awal kandang, simulasi dilakukan juga pada kondisi kandang asli dengan dimensi: panjang 0 m, lebar 6,3 m, tinggi kandang 5,75 m, dinding kanan dan kiri,05 m dan pada bagian depan dan belakang kandang masing-masing terdapat penampungan air dengan tinggi,05 dan lebar 2,5 m. Skenario yang digunakan dalam simulasi adalah sebagai berikut : ) simulasi melibatkan 20 ekor sapi perah FH yang diletakkan secara proporsi dalam kandang ; 2) penampung air ditiadakan dari posisi awal; 3) dinding kanan dan kiri diturunkan menjadi 0,4 m; 4) tinggi atap diturunkan 0,5 m, tetap dan dinaikkan 0,5 m (T=5,25 m; T2=5,75 m dan T3=6,25 m); 5) lebar kandang tetap, dinaikkan dan 2 m (L=6,3 m; L2=7,3 m dan L3=8,3 m) sehingga terdapat 9 (sembilan) disain kandang simulasi. Tujuan diturunkan dan dinaikkan tinggi dan lebar kandang dari kondisi awal adalah untuk melihat kecenderungan (fenomena) distribusi suhu dalam kandang yang dikaitkan dengan luas bukaan ventilasi. Semakin tinggi dan semakin lebar, maka luas bukaan ventilasi kandang akan semakin besar. Pada panjang kandang (0 m) tidak dilakukan simulasi (dinaikkan atau diturunkan) karena berkaitan dengan perhitungan koefisien teknis ukuran sapi perah agar beraktivitas secara efisien dan produktif di dalam kandang. Hasil simulasi akan ditampilkan dalam bentuk grafik 3 dimensi (distribusi suhu), kemudian dibandingkan untuk mendapatkan distribusi suhu yang paling baik bagi sapi perah FH. Diagram alir proses penyelesaian masalah dengan CFD untuk simulasi ini dapat dilihat pada Gambar 7. Asumsi yang digunakan dalam simulasi menggunakan CFD adalah sebagai berikut: Udara bergerak dalam kondisi steady. Aliran udara dianggap laminer dengan nilai Re < 500.000 (Cengel, 2003) vdρ dimana Re =... (27) µ Udara tidak terkompresi (incompressible), ρ konstan. Panas jenis, konduktivitas dan viskositas udara konstan (bilangan Prandtl udara konstan). Udara lingkungan dianggap konstan selama simulasi.

Mulai AUTOCAD 2005 Pembentukan geometri dasar GAMBIT 2.2.30 Pendefinisian boundary Pembuatan grid dengan interval tertentu (meshing) FLUENT 6.2 Mendefinisikan : - Model 2D atau 3D, pemakaian energi, viscous model ( laminer/turbulen ) - Menentukan jenis, material dan sifat termofisik fluida - Menentukan kondisi operasi yang terlibat - Memasukkan nilai Boundary Condition Inisialisasi Iterasi Hasil : - Tampilan grid, kontur dan vektor (suhu, RH, kec. udara ) - XY plot, histogram, residual Selesai Gambar 7 Diagram alir proses penyelesaian masalah simulasi kandang sapi perah FH menggunakan teknik CFD Validasi Model Simulasi Validasi dilakukan untuk membandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan (suhu) pada titik-titik tertentu yang diinginkan. Kriteria validasi distribusi suhu dan kelembaban udara dalam kandang pada ketinggian 0,6,,2 dan,6 dianalisa dengan metode curve fitting, standar deviasi dan besarnya error antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi. Besarnya error dihitung dengan persamaan (28). p u Error (%) = x00%... (28) p