Prospek Ekonomi & Indonesia 2010

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PT Kharisma Asset Management

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kini lebih cenderung untuk menginvestasikan dana yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

Analisis Perkembangan Industri

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan kepada shareholder-nya. Selain kenaikan harga saham dan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

Indonesia Outlook

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan pergerakan positif. Memasuki November 2012, indeks mulai kembali

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

Market Review Macroeconomy Equity Fixed Income

Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal. Jakarta, Kamis 14April 2014

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

GLOBAL OUTLOOK 2 JANUARY 2018

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Juni 2017 RESEARCH TEAM

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Monthly Market Update

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

PRUlink Newsletter Kuartal I 2010

Transkripsi:

Prospek Ekonomi & Pasar Modal Indonesia 2010

Global Economic Apa yang telah terjadi? Pertumbuhan Ekonomi AS mulai membaik ditandai dengan Real GDP Q1 2009 turun menjadi -6,4% pada Q2 2009 penurunan hanya 0,7%. Pembelian Durable Goods meningkat dari US$ 150 Miliar menjadi US$ 160 Miliar per Juni 2009. (Daya Beli Mulai Meningkat) Kenaikan Comodity Price meningkat khususnya metal dari 390 akhir tahun 2008 meningkat menjadi 612 pada bulan Juni 2009. CPI naik 0,1% dibulan Mei mengindikasikan ada pergerakan ekonomi, Sehingga kontraksi diharapkan berkurang, karena ada pertumbuhan. Pertumbuhan produksi negara-negara OECD meningkat dari 106,5 pada bulan Juni 2008, menjadi 117,2 bulan April 2009. Pertumbuhan negara-negara OECD (7 Negara) ditambah 6 negara bukan anggota tetap termasuk Indonesia tumbuh 14,4%, tetapi non anggota tetap saja pertumbuhannya 23,6%.

Pasar Modal Global sampai Q3 2009 Pasar Modal di Asia tumbuh diatas +/- 40% kecuali Jepang, karena faktor krisis global 2007-2008 sangat mempengaruhi kondisi ekonomi Jepang. Sejak awal tahun hingga bulan November 2009 indek regional seperti SSE 69,89%, IHSG 68,06%, STI 49,32%, HSI 545,06%, NKY Hanya Tumbuh 13,7%.(sampai bulan Oktober 2009)

Pertumbuhan Ekonomi Aktual dan Perkiraan Negara 2007 2008 2009F 2010F Dunia 5.2 3.4 (1.3) 1.9 Negara Maju 2.7 1.0 (2.0) 1.1 Amerika 2.0 1.1 (1.6) 1.6 Inggris 3.0 0.7 (2.8) 0.2 Kanada 2.7 0.6 (1.2) 1.6 Jerman 2.5 1.3 (2.5) 0.1 Perancis 2.2 0.8 (1.9) 0.7 Italia 2.2 0.8 (1.9) 0.7 Spanyol 2.2 0.8 (1.9) 0.7 Jepang 2.4 (0.3) (2.6) 0.6 Emerging Ekonomi 8.3 6.3 3.3 5.0 China 13.0 9.0 6.7 6.7 India 9.3 7.3 5.1 5.1 Rusia 8.1 6.2 (0.7) 1.3 Brazil 5.7 5.8 1.8 3.5 Mexico 3.2 1.8 (0.3) 2.1 Source: WEO Kebanyakan Negara di proyeksikan mengalami pertumbuhan negatif di 2009 dan baru akan mengalami pemulihan 2010. Berdasarkan angka komposit dari consensus Forecast Juli 2009, PDB dunia triwulan dua 2009 diperkirakan kontraksi minus 1,7% Berdasarkan proyeksi IMF Q3 2009 pertumbuhan Ekonomi dunia mulai naik, Hingga tahun 2010, ekonomi Dunia diperkirakan menjadi 2,5%

Kondisi Ekonomi Indonesia sampai Q3 2009 Kurs Rupiah Stabil dilevel 9400-9500. Diperkirakan stabil dilevel 9500 mengingat : 1. Cadangan Devisa per Oktober 09 di level US$ 62.3 Miliar 2. Masuknya dana asing lewat pasar modal. 3. Menjaga Nilai Ekspor tetapi tinggi. Tingkat Inflasi tumbuh sangat lambat dikisaran 2,48 % sampai Oktober 2009 diperkirakan inflasi diperkirakan tidak lebih dari 5% selama 2009. Tingkat suku bunga masih bisa diturunkan hingga 6%, mengingat kondisi inflasi masih cukup rendah. Kondisi perbankan masih sangat sehat mengingat ancaman NPL masih sangat rendah, masih dibawah 5%. Spread antara Cost Of Fund dengan Yield Asset Produktif masih cukup lebar +/- 10%. Artinya marjin bank masih sangat besar, dan potensi penurunan suku bunga bank masih sangat bisa dilakukan.

Alokasi aset produktif bank sebanyak 68% disalurkan dalam kredit 10% di SBI dan sisanya di Surat Hutang. Kondisi ini sudah ideal tinggal penurunan bunga, agar lebih diserap sektor riil. Investasi pada Q3 diperkirakan akan mulai naik, tetapi masih tetap kecil, kontribusi pertumbuhan GDP pada Q3 2009 masih disumbang oleh konsumsi. Pertumbuhan Indonesia Q3 2009 +/- dilevel 4,2% dan diperkirakan akan naik menjadi 4,3% akibat naiknya DGP pada Q4 09 yang diperkirakan sebesar 4,5%. S&P Standard and Poors Lembaga Rating Internasional menaikan rating Indonesia, dari stable menjadi positive. Sementara itu untuk rating long term foreign currency sovereign credit rating BB. Untuk Long Term local currency sovereign credit rating BB+ Untuk Short Term Sovereign adalah B.

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2010 Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 berada dilevel 4,5%-5,5% Pertumbuhan masih didorong oleh permintaan konsumsi dalam negeri, ekspor mengalami perbaikan, seiring mulai pulihnya makro global. Tingkat Inflasi 2010 masih dilevel 6%-7% kenaikan permintaan tampaknya dapat diimbangi dengan meningkatnya produksi lokal sehingga tidak menimbulkan gejolak harga. Rasio Hutang pemerintah diproyeksikan turun menjadi 25% dari PDB 2010. Angka ini lebih turun lagi dari estimasi 2009 yang berada dilevel 32%. Harga minyak mentah US$ 50-70/Barrel, dan Lifting Minyak 960,000 Barrel/hari. Tingkat Suku Bunga dimaintain dilevel 6%-7,5%, mengikuti tingkat inflasi.

Pasar Modal Indonesia IHSG sampai dengan bulan November 09 berhasil meningat hingga 68.06 % Sejak awal tahun. Tabel Leading & Legging Sektor di BEI 160.00% 140.00% 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% Agriculture Basic Ind Consumer Finance Infrastructure IHSG Manufacture Mining Misc Ind Property Trade

Kenaikan IHSG yang sangat tinggi apakah didukung oleh kondisi kinerja emiten?

Sektor-Sektor yang Solid melewati 2009 Sektor Pertambangan Batubara, dimana PTBA, ADRO,BUMI tetap bukukan kenaikan penjualan, hal ini karena kenaikan produksi. Sektor Energy lainnya adalah PGAS, kenaikan produksi, kenaikan harga gas, serta penguatan rupiah menjadi katalis bagi PGAS. Semen Sektor, kebutuhan pembangunan infrastruktur serta membaik harga jual. Serta naiknya kapasitas produksi membuat prospek emiten semen sektor 2010, masih akan positif. Sektor Perbankan mampu meningkatkan LDR menjadi 80% ditahun 09 dari 60% ditahun 2008. Artinya alokasi penempatan dana sudah sejalan dengan arahan BI, sehingga dengan kredit yang tersalurkan sektor riil dapat berjalan.bank BBRI, BMRI, BBCA dan BDMN, mempuyai valuasi yang menarik. Sektor Telekomunikasi, recovery margin. Sektor Consumer Goods penguatan rupiah, serta turunnya harga bahan baku.

Apakah IHSG Sudah Mencerminkan Fundamental Indonesia? 16.2x 14.2x Historical P/E Indonesia 12.2x 10.2x 8.2x 6.2x May04 Nov04 May05 Nov05 May06 Nov06 May07 Nov07 May08 Nov08 Okt 09 Dilevel IHSG 2500 PER IHSG dengan menggunakan EPS 2010 Rp.196/saham, baru mencapai 12,75x masih dibawah PER Malaysia Dan Singapura yang berada dilevel 15x.

Matrix Valuation Based on P/E Multiple 5 yr (Based on 2010)

Matrix Valuation Based on PBV Multiple 5 yr (Based 2010)

Estimate Yield Curve Indikasi Return Market sd Oktober 2009 15% Indonesia Government Securities Yield Curve 14% 13% 12% 11% Yield to Maturity 10% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% Term to Maturity (Years) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Kesimpulan : Perbaikan ekonomi dunia, terutama terlihat di negara OECD akan memicu kenaikan harga komoditas di Q3 2009 dan seterusnya. Rekomendasi kami pada tahun 2010, pada sektor-sektor pertambangan energy, Batubara, Gas. Sektor Perbankan, Sektor Infrastruktur seperti Telekomunikasi dan Semen sektor. Pertumbuhan EPS tahun 2010 mengalami peningkatan +23% th 2010. Setelah berdasarkan data 9M 2009 52% dari saham yang kami cover membukukan laba diatas estimasi, 24% inline dan 24% sisanya masih dibawah ekspektasi. Tingkat inflasi turun, dan rupiah menguat memberikan sentimen positif bagi Penurunan Required Of Return diharapkan dilevel 6%- 7% sehingga PE 2010 BEI sebesar 14x 16x Berdasarkan hasil perhitungan dari saham yang mewakili 62% dari total marketcap maka perhitungan kami tahun 2010 EPS BEI sebesar Rp.196/saham. Dengan PER 14x- 16x target IHSG tahun 2010 dilevel 2741-3132

Grafik IHSG Confirm naik? 2814

IHSG berpotensi membentus Inverse Head And Shoulders Target konservatif 2900 optimist 4000

Saham Pilihan 2010 PTBA

BUMI Masih Konsolidasi Trend Sidaways

SMCB potensi ke 1900

ITMG masih akan ke Rp.33,000

Ascending Triangle Angkat PGAS ke 4500

Ascending Triangle Angkat ADRO ke 2000