GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN Rifai Subagyo ABSTRAK Dampak psikologis suatu penyakit terutama kanker leher rahim mengalami gangguan gambran diri, gangguan ideal diri, harga diri rendah, gangguan dalam peran, dan gangguan identitas diri. Konsep diri dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : peran perawat, umur, pekerjaan, pengetahuan, pendidikan dan lingkungan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri sebanyak 20 orang responden. Desain penelitian yang digunakan adalah diskriptif dengan menggunakan metode total sampling, pengumpulan data dengan menggunakan lembar questioner dan pengolahan data menggunakan koding, skoring, tabulasi. Hasil penelitian didapatkan hampir seluruhnya (90%) klien kanker leher rahim mengalami gangguan gambaran diri, 45% responden yakni hampir sebagian mengalami gangguan ideal diri, 12 responden yaitu lebih dari sebagian (60%) mengalami harga diri rendah, 6 responden yaitu hamper sebagian (30%) responden mengalami gangguan dalam peran, dan lebih dari sebagian responden yaitu 12 responden (60%) mengalami gangguan identitas diri. Dari penelitian di atas diharapkan klien harus aktif dalam memperoleh informasi tentang penyakit kanker leher rahim selain itu bagi petugas kesehatan agar mengoptimalkan perannya sebagai konselor sehingga mencegah terjadinya perubahan konsep diri klien dengan kanker leher rahim. Kata kunci :konsep diri, kanker leher rahim. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep diri merupakan pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain ( Stuat dan Sundeen 1998 : 227 ). Konsep diri berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari misalnya perasaan malu, minder, kesal, merasa tidak senang jika bergaul dengan orang lain. Konsep diri seseorang itu tidak terbentuk waktu lahir akan tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan realitas dunia. Manusia seringkali mendapat masalah baik fisik maupun psikologi yang berdampak pada diri dan kepribadian seseorang menjadi tidak sehat misalnya pada penderita kanker servik atau kanker leher rahim. Menurut Stuart dan Sundeen(1998: 227 ) dampak yang di timbulkan oleh penyakit kanker tidak hanya biologisnya saja akan tetapi psikologisnya juga akan mengalami gangguan atau perubahan yang akan mengakibatkan transisi pada peran sehat sakit pada klien. Gangguan psikologis yang muncul pada klien selain akibat dari kanker servik juga oleh karena perawatan yang lama dan akibat terapi itu sendiri. Kanker kanker leher rahim merupakan karsinoma yang timbul pada daerah servik yaitu pada leher rahim. Kanker servik merupakan penyakit leher rahim yang terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi pada bukti statistik menunjukkan bahwa kanker leher rahim dapat menyerang Rifai Subagyo STIKES Muhammadiyah SURYA 74
wanita yang berumur 20-30 tahun ( Yohannes Riono : 1999 ). Melihat dari segi daerah atau tempat di leher rahim atau di dalam vagina kita langsung berfikir bagaimana peran sek penderita kanker servik, tentunya pada penderita kanker servik terjadi perubahan konsep diri karena kuatir tidak bisa melayani suaminya serta kebanyakan penderita kanker servik merasa malu, minder karena baunya tidak sedap, merasa rendah diri karena menganggap dirinya wanita yang kurang beruntung dibanding wanita lain dan takut akan kematian. Menurut Yohannes Riono (1998) di wilayah barat Australia tercatat 85 orang wanita di diagnosa positif terhadap leher rahim setiap tahun, tahun 1993 saja 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini. Data pada bulan Januari sampai April 2007 di URJ Onkologi RSD. dr. Soegiri lamongan jumlah pasien sebanyak 3646 orang. Pasien dengan kanker leher rahim sebanyak 291 orang atau 7,89 %. Hasil survey awal dengan 10 responden di dapatkan semuanya mengalami gangguan pada konsep dirinya yaitu sebanyak 5 orang atau 50 % mengatakan malu dan minder, 1 orang atau 10 % mengatakan tidak beruntung sebagai wanita, 2 orang atau 20 % mengatakan tidak mau bergaul dengan tetangganya dan orang lain ( menarik diri ), 2 orang atau 20 % mengatakan takut kalau suaminya pergi darinya. Dari uraian latar belakang di atas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan konsep diri klien dengan kanker leher rahim diantaranya adalah peran perawat, Umur, Pekerjaan, Pendidikan, pengetahuan, Lingkungan : Peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 228 ). Peran perawat sangat dibutuhkan terutama sebagai konselor dalam mencegah gangguan konsep diri sehingga di harapkan nantinya klien dapat menggunakan koping secara efektif dan konstruktif yang pada akhirnya mengarahkan klien pada gambaran diri yang realistis, Ideal diri sesuai, harga diri tinggi, peran sesuai dan identintas diri kuat. Kanker leher rahim terjadi pada wanita antara 45-50 tahun ( Sarwono Prawiroharjo, 2005 : 381 ) tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker servik dapat juga menyerang wanita yang berumur 20-30 tahun (Yohannes Riono,1999 ), dengan bertambahnya umur perkembangan seseorang menjadi konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang di hadapi ( Barbara C. Long,1996 : 26 ). Umur juga akan mempengaruhi seseorang dalam berfikir, makin tua usia maka pemikiran seseorang akan lebih matang dan akan berfikir secara realistis, lebih tenang dalam menghadapi masalah. Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dalam kehidupan keluarganya ( Nursalam,2001 : 133 ). Seseorang yang menderita kanker servik kehilangan motivasi merasa masa depan suram, menyerah, pesimis, merasa tidak berharga dan tidak berfungsi ( Keliat, 1999 : 220 ), oleh karena itu penderita kanker servik mengalami gangguan dalam bersosialisasi terlebih dalam melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari. pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, keluaga atau masyarakat sehingga meraka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku ( Notoatmojo,2003 : 16 ). Pendidikan sangat di perlukan manusia untuk mendapat informasi. Pada seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih mampu mengatasi serta menggunakan koping yang efektif dari pada seorang yang berpendidikan rendah. Pengetahuan adalah kemampuan berfikir dan memberi rasional termasuk proses mengingat, menilai, orientas, persepsi dan mempertahankan ( Nursalam, 2001 : 130 ) Semakin banyak pengetahuan yang di dapat seseorang maka akan berpengaruh terhadap koping yang di lakukan pada orang tersebut. Penjelasan tentang prognosa dan penatalaksanaan pada penderita kanker servik akan mendukung pasien dalam melakukan tindakan selanjutnya. Jika perubahan awal dapat di deteksi sedini mungkin, tindakan SURYA 75
pengobatan dapat diberikan sedini mungkin ( Yohannes Riono,1999 ). Dari faktor-faktor di atas faktor terpenting yang dapat merubah seseorang konsep diri seseorang adalah lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia serta pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia (Nasrul effendi, 1999 : 200 ). Lingkungan merupakan faktor yang sering mendukung terjadinya masalah yang mungkin dari sumber eksternal yaitu ketidakmampuan psikologis yang mengancam sistem dari seseorang dan dapat membahayakan identintas, harga diri, dan fungsi sosial (Stuat dan sundeen, 1998 :177 ). Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang bisa mendukung individu dalam menghadapi suatu permasalahan, maka secara tidak langsung dapat mengurangi beban pada individu tersebut. Melihat data diatas maka dibutuhkan intervensi keperawatan yaitu bimbingan atau konseling tentang kanker servik atau kanker leher rahim serta penanganannya selain petugas kesehatan keluarga juga dapat ikut berperan aktif dalam mencegah perubahan konsep diri pada klien kanker servik yang tidak konstruktif yaitu dengan memberikan rasa aman pada klien, memberi dukungan moril, meningkatkan harga diri klien, memberikan peran yang sesuai dan diterima oleh dirinya, penguasaan diri yang mandiri dan menerima dirinya. 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran konsep diri klien dengan kanker leher rahim 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran diri klien dengan kanker leher rahim. 2. Mengetahui gambaran ideal diri klien dengan kanker leher rahim. 3. Mengetahui gambaran harga diri klien dengan kanker leher rahim. 4. Mengeahui gambaran penampilan peran klien dengan kanker leher rahim. 5. Mengetahui gambaran identintas diri klien dengan kanker leher rahim. 2.2 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian gambaran konsep diri pada penderita kanker leher rahim. Gambar 2.5 : Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Konsep Diri Pada Klien Kanker Leher Rahim di URJ Onkologi RSD Dr. Soegiri Tahun 2007. : yang di teliti : hubungan : yang tidak di teliti Konsep diri pada penderita kanker leher rahim di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : peran perawat, umur, pekerjaan, pengetahuan,pendidikan dan lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN SURYA 76
Pada bab ini disajikan mengenai hasil pengumpulan data responden di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri yang dilaksanakan pada bulan Mei Juli 2007. Penyajian data meliputi data Umum dan Data khusus, Data Umum meliputi karakteristik lokasi penelitian dan karakteristik responden yang meliputi Umur, pendidikan, jenis kelamin, Pekerjaan. Data khusus terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri rendah, Peran, Identintas diri klien dengan kanker leher rahim. Setelah data terkumpul selanjutnya data ditabulasi dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan narasi. Hasil Penelitian - Data Umum a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian yang digunakan adalah salah satu dari Unit Rawat Jalan RSD. Dr. Soegiri yang terletak di jalan kusuma bangsa No. 7 yaitu URJ. Onkologi. URJ. Onkologi ini melayani khususnya penyakit yang dialami oleh wanita pada daerah genetalia dan melakukan pap smear. Adapun susunan anggota pelayanan kesehatan di URJ. Onkologi Dr. Soegiri meliputi : 1. Sumarlin Amd, Kep. Selaku perawat penanggung jawab. 2. Endarwati sebagai juru rawat. 3. Dr. Hartono, Sp,Og. Selaku dokter penanggung jawab. b. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan jenis kelamin. 1. Distribusi responden berdasarkan umur Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli 2007. Gambar 4.1 Dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden berumur > 45 tahun (55%). 2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan Distribusi responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli 2007. Gambar 4.2 Dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden berpendidikan SD (55%), Sedangkan yang terkecil adalah tidak sekolah (5%). 3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini: SURYA 77
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan gambaran diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun 2007. Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli 2007. Gambar 4.3 Dapat diketahui bahwa hampir sebagian responden bekerja sebagai petani dan wiraswasta (35%), sedangkan yang terkecil adalah PNS (10 %) 4. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 0 % 100% Perempuan Laki - Laki Sumber : Data primer penelitian 2007 Gambar 4.4 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli 2007. Gambar 4.4 Dapat diketahui bahwa seluruhnya Responden adalah Wanita (100%) - Data Khusus Pada bagian ini disajikan hasil dari tabulasi dan variabel yang diukur yaitu variabel : Konsep diri klien dengan Kanker Leher Rahim. 1) Gambaran diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Gambaan Diri Buruk Baik Frekuensi 18 2 Prosentase 90,0 10,0 Jumlah 20 100 Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.1 Dapat diketahui bahwa hampir seluruh (90%) responden mengalami perubahan gambaran diri. 2) Ideal diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan ideal diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun 2007. Ideal Diri Frekuensi Prosentase Buruk Baik 9 11 45,0 55,0 Jumlah 20 100 Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hampir sebagian (45%) responden mengalami perubahan dalam ideal diri. 3) Harga diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. SURYA 78
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan harga diri rendah klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun 2007. Harga Diri Frekuensi Prosentase Rendah Tinggi 12 8 60,0 40,0 Jumlah 20 100 Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian (60%) responden mengalami harga diri rendah. 4) Peran klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan peran klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun 2007. Buruk Baik Peran Frekuensi Prosentase 6 14 30,0 70,0 Jumlah 20 100 Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hampir sebagian (30%) responden mengalami perubahan dalam peran di keluarga dan di masyarakat. 5) Identitas diri klien dengan kanker leher di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri. Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan identitas diri klien dengan kanker leher rahim di URJ. Onkologi RSD. Dr. Soegiri Bulan Mei Juli Tahun 2007. Identitas Diri Frekuensi Prosentase Buruk Baik 12 8 60,0 40,0 Jumlah 20 100 Sumber: Data primer penelitian 2007 Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian (60%) responden mengalami perubahan dalam identitas diri. Pembahasan Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian antara lain : c. Gambaran diri klien dengan kanker leher rahim Berdasarkan pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya klien kanker leher rahim mengalami gangguan pada gambaran dirinya yaitu sebesar 90%. Menurut Keliat Budi anna ( 1999 : 4 ) gambaran diri merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini menyangkup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. pandangan yang realistik diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri individu yang stabil, realistik dan konsistensi terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap reaksi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Persepsi dan pengalaman individu dapat merubah gambaran secara dinamis ( Keliat Budi Anna,1999 : 4 ). Gambaran diri merupakan salah satu bagian dalam konsep diri, sesorang yang mengalami gangguan gambaran diri akan melakukan hal hal yang tidak realistis menganggap bahwa dirinya tidak akan mendapatkan masalah dan jika mendapatkan suatu masalah akan melakukan koping SURYA 79
maladaptif agar terhindar dari masalah walaupun akan mengorbankan bagian tubuhnya sehingga permasalahan tersebut tidak terselesaikan dengan baik. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam hal mengarahkan dan memberi penyuluhan tentang bagaimana penyakit kanker leher rahim itu sehingga klien terhindar dari koping yang tidak efektif. Peran perawat dalam memberikan health education klien dan keluarga harus lebih optimal sehingga klien dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Klien juga mempunyai gambaran diri yang baik akan mudah menerima penatalaksanaan untuk klien kanker leher rahim sehingga mengahambat pertumbuhan kanker tersebut. Gambaran diri dipengaruhi umur dan pendidikan.umur mempengaruhi seseorang dalam mengahadapi koping yaitu dalam gambaran dirinya, lebih dari sebagian responden berumur lebih dari 45 tahun. Dalam usia di atas diharapkan sesorang mempunyai koping yang adaptif sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula seseorang dalam memperoleh informasi dan pengetahuan yang di miliki ( Notoatmojo S., 1997 : 27 ). Jadi diharapkan gangguan gambaran diri tidak terjadi pada seseorang yang berpendidikan tinggi. d. Ideal diri klien dengan kanker leher rahim Berdasarkan hasil tabulasi pada Tabel 4.2 hampir sebagian (45%) responden mengalami gangguan dalam Ideal diri. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai standart pribadi ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 227 ). Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin di capai, ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial keluarga, budaya, dan kepada siapa ia ingin lakukan ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 227 ). Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada usia remaja, ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Ideal diri terbentuk dengan baik apabila identifikasi orang di sekitarnya khususnya dalam masyarakat dapat memberikan contoh yang baik, Oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh sekali dalam membentuk ideal diri seseorang, terjadi beberapa akibat jika ideal diri seseorang terganggu yaitu mempunyai pandangan masa depan yang suram, hubungan dengan masyarakat terlebih hubungan dengan masyarakat akan terjadi kesenjangan. Pada penderita kanker leher rahim tidak akan terjadi gangguan apabila lingkungan sekitar selalu memperhatikan sehingga individu mampu berfungsi sebagai individu yang mempunyai standar pribadi dalam berprilaku. e. Harga diri rendah klien dengan kanker leher rahim Dari hasil tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian (60%) responden mengalami gangguan harga diri rendah. Harga diri rendah adalah suatu sifat merendahkan, menghinakan dirinya sendiri, menjelaskan dirinya tentang suatu hal yang pernah atau pernah dilakukan. ( Maramis, 1999 : 117 ).Seseorang akan bermakna dan berhasil jika diterima dan di akui oleh orang lain, merasa mampu menghadapi kehidupan, merasa dapat mengontrol dirinya. Harga diri yang rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang buruk terutama menonjol pada klien skizofrenia dan depresi. ( Stuart dan Sunden, 1998 : 229 ). Harga diri rendah merupakan aspek yang penting dalam konsep diri, seseorang yang merasa harga diri rendah maka dia akan menarik diri dari masyarakat jika tidak diberi penjelasan, kemungkinan seseorang akan mengalami gangguan jiwa. Salah satu bentuk dari harga diri rendah yakni sering mencemooh dirinya, menganggap dirinya bodoh, memiliki rasa bersalah yang tinggi dan lain lain. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami harga diri rendah antara lain umur dan pekerjaan. SURYA 80
Umur mempengaruhi seseorang dalam hal mekanisme koping yang adaptif. Hasil tabulasi pada gambar 4.1 diketahui lebih dari sebagian responden berumur > 45 tahun. Usia 45 tahun merupakan usia dimana seseorang memiliki peran di rumah dan di kehidupan sosial, harga diri rendah akan terjadi apabila kliendengan kanker leher rahim tidak dapat menjalankan peran di rumah dan kehidupan sosial ( tidak dapat bekerja ). 4.2.4 Peran klien dengan kanker leher rahim Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hampir sebagian (30%) responden mengalami perubahan dalam peran.di keluaga dan di masyarakat. peran adalah serangkaian pola perilaku yang di harapkan oleh lingkungan sosial, peran yang di tetapkan adalah peran dimana seorang tidak mempunyai pilihan, peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu ( Stuart dan Sundeen,1998 : 228 ). 4.2.4.1 Stres peran terdiri dari 4 komponen ( Stuart dan Sundeen, 1998 : 228) : a. Konflik peran Di alami jika peran yang di minta konflik dengan sistem individu atau dua peran yang konflik satu sama lain. b. Peran yang tidak jelas Terjadi jika individu di beri peran yang tidak jelas dalam hal prilaku dan penampilan yang di harapkan. c. Peran yang tidak sesuai Terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai dan sikap misalnya seorang yang masuk dalam satu profesi dimana terdapat konflik antara nilai individu dan profesi. d. Peran berlebihan terjadi jika individu menerima banyak peran misalnya sebagai istri, mahasiswa, perawat, ibu. Individu di tuntut melakukan banyak hal tetapi tidak tersedia waktu menyelesaikannya. Peran memberi gambaran bagaimana seseorang memperoleh kejelasan prilaku, semua orang mempunyai peran yang di pilih oleh individu atau terpilih tetapi terdapat beberapa stres dalam peran seperti yang disebutkan di atas, jika seseorang mangalami stress dalam peran akan menjadikan seseorang tidak memperoleh kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai baik di rumah maupun di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi klien dengan kanker leher rahim dalam mendapatkan peran yang sesuai yaitu pekerjaan. Klien dengan kanker leher rahim adalah klien yang terganggu dalam peran sakitnya sehingga diharapkan dengan bekerja klien kanker leher tidak terganggu perannya di keluarga maupun di masyarakat. 4.2.5 Identitas diri klien dengan kanker leher rahim Hasil tabulasi pada tabel 4.5 lebih dari sebagian yakni sebesar 55% responden mengalami gangguan dalam identitas diri. Menurut Stuart dan Sundeen ( 1999 : 228 ) Identintas personal merupakan pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertangguang jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas di mulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Seseorang yang mempunyai identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga atau respek pada diri sendiri. Kemampuan pada penguasaan diri sesorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Klien dengan kanker leher rahim mengalami perasaan yang berbeda dengan orang lain, respek yang berlebihan pada diri sendiri sehingga identitas yang terbentuk adalah identitas yang tidak sesuai dengan dirinya. Faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengenal identitas diri adalah umur dan lingkungan. Umur dapat mempengaruhi dalam mengenal diri seseorang (identitas diri) sehingga klien kanker leher rahim dapat menerima dirinya sebagai pribadi yang bertanggung jawab, SURYA 81
Lingkungan akan mendukung klien kanker leher rahim dalam menilai dirinya dan berpengaruh terhadap penilaian masyarakat, jika lingkungan tidak mendukung dan memperhatikan dia maka identitas diri tidak akan terbentuk dengan baik dan timbul pada diri klien kanker leher rahim perasaan yang berharga atau respek pada diri sendiri yang mengakibatkan pada klien kanker leher rahim mengalami gangguan identitas. Kesumpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembaasan mengenai gambaran konsep diri klien dengan kanker leher rahim maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : b. Hampir seluruhnya klien kanker leher rahim mengalami gangguan gambaran diri. c. Hampir sebagian klien kanker leher rahim terganggu dalam ideal diri.. d. Lebih dari sebagian klien kanker leher rahim mengalami harga diri rendah. e. Hampir sebagian klien kanker leher rahim mengalami gangguan dalam peran. f. Lebih dari sebagian klien kanker leher rahim mengalami gangguan identitas diri. 2. Saran Sesuai dengan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : a. Bagi klien Klien kanker leher rahim seharusnya sangat aktif dalam memperoleh informasi tentang penyakitnya sehingga tidak terjadi perubahan konsep diri. b. Bagi pelayanan tenaga kesehatan Bimbingan dan konseling tentang kanker leher rahim dan pencegahannya harus selalu diberikan oleh petugas kesehatan untuk mencegah perubahan konsep diri klien. c. Bagi peneliti berikutnya Perlu di lakukan penelitian lebih lanjut tentang peran perawat sebagai konselor untuk mencegah perubahan konsep diri khususnya pada klien dengan kanker leher rahim DAFTAR PUSTAKA Alimul H., Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Kesehatan RI.(1998). Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah di Pondok Pesantren. Jakarta : Depkes..(2000). Pedoman Studi Kelayakan dan Rencana Usaha JPKM. Jakarta : Depkes..(2003). Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta : Depkes..(2004). Kualitas Sumber Daya Manusia Ditentukan Pendidikan dan Kesehatan. www://http:google.com..(2004). Pedoman Makanan Sehat Untuk Warung Sekolah, Seri II. Jakarta : Depkes..(2004). Pedoman Pengolahan dan Penyehatan Makanan Warung Sekolah, Seri I. Jakarta : Depkes..(2006). Pedoman dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Jakarta : Depkes..(2006). Strata Pelaksanaan UKS di Sekolah dan Madasah. Jakarta : Depkes..(2007). Plan of Action (POA). Jakarta : Depkes. SURYA 82
.(2007). Seri Program 2 Inovatif UKS. Jakarta : Depkes. Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta : EGC. Entjang, Indan (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Citra Aditya Bakti. Notoatmodjo, S (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Subekti, Imam. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Proses, Cetakan I, Malang. Sri Hartati. (1999). Media profesional biologi. Bandung : Mediatama. Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. SURYA 83