Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PENDAMPING PERSALINAN DI RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Mawadatur Rohmah*, Sismeri Dona 1, Dini Akbari Husna 2 1 AKBID Sari Mulia 2 AKBID Sari Mulia *Korespondensi Penulis. Telepon Ciee_demak@yahoo.com ABSTRAK Latar belakang: Persalinan merupakan hal yang fisiologis untuk seorang perempuan, dalam proses persalinan perlu dukungan psikologis untuk mempercepat proses persalinan dan pada dasarnya dalam pemberian dukungan orang terdekat dan tersayang terutama dukungan seorang suami (Purwaningtyas, 2011). Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan suami tentang pendamping persalinan di RSUD H. Moch. Ansari Saleh. Metode: Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah suami dari ibu hamil trimester III dari bulan Februari sampai April 2016 berjumlah 650 orang. sampel sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian: Pengetahuan suami tentang pendamping persalinan dengan kategori cukup yaitu 17 responden (56,7%), sedangkan kategori kurang 8 responden (26,7%) dan kategori baik 5 responden (16,6%). Kesimpulan: Pengetahuan suami tentang pendamping persalinan di RSUD. H. Moch. Ansari Saleh adalah cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, suami, pendamping, persalinan. 1

2 PENDAHULUAN Persalinan merupakan hal yang fisiologis untuk seorang perempuan, dalam proses persalinan perlu dukungan psikologis untuk mempercepat proses persalinan dan pada dasarnya dalam pemberian dukungan orang terdekat dan orang tersayang terutama dukungan dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu. Asuhan sayang ibu membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan yang menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan (apabila kepercayaan itu aman) dan melibatkan ibu dan keluarga sebagai seorang suami (Purwaningtyas, membuat keputusan, secara 2011). Dukungan psikologi dan emosional sifatnya mendukung perhatian akan memberi dampak (Prawiroharjo,2009). Salah satu terhadap pola kehidupan sosial prinsip dasar asuhan sayang ibu keharmonisan, pengorbanan, kasih adalah dengan mengikut sertakan sayang dan empati pada wanita hamil, dan dari aspek teknis dapat mengurangi sumberdaya manusia; tenaga ahli, cara penyelesaian, persalinan normal, akselerasi, kendali nyerri dan asuhan neonatal (Handonowati, 2009). Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan evidence based suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Antara lain 2

3 juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vacuum, cunam dan section caesarea. Persalinan juga akan berlangsung lebih cepat (Wiknosastro, 2009). Kehadiran suami memberi dukungan kepada istri membantu proses persalinan karena membuat istri lebih tenang. Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses persalinan cenderung suami tidak ingin tahu bagaimana penderitaan istri yang sedang berjuang dan penuh ressiko dalam menghadapi persalinan (Handonowati, 2009). Menurut (Arsiyanti, 2010) Penelitian yang dilakukan pada 200 ibu melahirkan di Rumah Sakit yang berada di 4 kota besar di Indonesia (Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya) diperoleh hasil sekitar 86,2% menyatakan perasaan senang dan bahagia karena selama proses persalinan di damping oleh suami. Diketahui bahwa (Musbikin, 2006). Namun pada kehadiran suami diruang bersalin kenyataannya di Indonesia masih terjadi permasalahan adanya ketimpangan gender baik dalam akses informasi maupun peran sehingga masih adanya anggapan bahwa kesehatan repruduksi adalah urusan perempuan. Selama ini pendamping suami dalam proses persalinan di anggap aneh bahkan untuk memberi dukungan pada istri dan membantu proses persalinan ternyata banyak mendatangkan kebaikan bagi proses persalinan sendiri. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD. H. Moch. Ansari saleh di ruang bersalin pada tahun 2015 didapatkan jumlah ibu yang melahirkan secara 3

4 normal berjumlah 901 orang dan yang didampingi suami saat proses melahirkan sebanyak 10%. Di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh sudah dibolehkannya untuk melakukan pendampingan persalinan tetapi jumlah pendamping persalinan di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh belum mencapai 100%. Hal ini juga didukung oleh hasil diskusi dari 12 ibu hamil trimester III di dapat 8 orang suami tidak mau mendampingi istrinya karena tuntutan kerja dan ada yang tidak mengerti tentang pentingnya pendamping persalinan, ada juga yang mengatakan bahwa ibu bersalin yang diperlukan hanya tenaga kesehatan atau bidan. Dan hanya 4 suami yang mengerti dan paham tentang penting dalam mendampingi istri yang sedang bersalin untuk membantu semengat istri dalam proses persalinan. dikemukakan diatas bahwa masih ada suami yang tidak mengetahui apa saja yang dilakukannya dan pentingnya pendamping selama proses persalinan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan suami tentang pendamping persalinan di H. Moch. Ansari Saleh tahun TUJUAN Mengetahui gambaran pengetahuan suami tentang pendamping persalinan di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh tahun BAHAN DAN METODE Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, untuk menggambarkan pengetahuan suami tentang pendamping persalinan. Berdasarkan dari data yang 4

5 Lokasi penelitian ini adalah RSUD. Dr. H. Moch Ansari Saleh Kalimantan Selatan ruang poli kandungan. Dengana sasaran penelitian suami dari ibu hamil Trimester III yang hadir di poli kandungan RSUD. Dr. H. Moch Ansari Saleh. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan suami dari ibu hamil trimester III tentang pendamping persalinan berdasarkan umur Umur Frekuensi Presentase (%) <25 th th Jumlah Sumber : Data Primer 16,7% 83,3% 100% Tabel diatas bahwa dari menunjukkan POPULASI Populasi dalam penelitian ini adalah suami dari ibu hamil Trimester bahwa 30 responden suami dari ibu hamil trimester III sebagian besar berumur tahun yaitu 25 orang (83,3%). III berkunjung ke Poli kandungan. teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling jumlah sampel 30 orang. 5

6 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan suami dari ibu hamil trimester III tentang pendamping persalinan berdasarkan pendidikan Sumber : Data Primer Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden suami dari ibu hamil trimester III sebagian besar berpendidikan tinggi (PT -SMA) yaitu 20 orang (66,7%) dan yang berpendidikan rendah (SD-SLTP) yaitu 10 orang. Tabel 4.3 Pekerjaan Guru Swasta Pedagang Tukang ojek Petani Pendidikan Frekuensi Presentase (%) Tinggi (PT- SMA) Rendah (SD- SLTP) Jumlah karakteristik suami dari ibu hamil trimester III berdasarkan pekerjaan. Frekuen si Presentase (%) 10% 66,7% 13,3 3,3 3,3 63,3% 36,6% 100% Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden suami dari ibu hamil trimester III sebagian besar berkerja yaitu 30 orang (100%) dan yang tidak bekerja 0%. Responden yang bekerja sebagai swasta sebanyak 20 orang dan yang bekerja sebagai tukang ojek, petani dan PNS sebanyak 1 orang. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan suami dari ibu hamil trimester III tentang pendamping persalinan berdasarkan tingkat pengetahuan Tingkat Pengetahuan Sumber : Data Primer Frekuensi Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden di Ruang Poli Kandungan RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh yang paling banyak yaitu pengetahuan cukup sebanyak 56,7% dan yang paling sedikit yaitu pengetahuan baik sebanyak 16,6%. Presentasi (%) Baik 5 16,6 Cukup 17 56,7 Kurang 8 26,7 Jumlah PNS Jumlah ,3 100% Sumber : Data Primer 6

7 PEMBAHASAN a. Umur responden Hasil penelitian menunjukkan mayoritas suami yang menjadi responden berumur <25 tahun yaitu 5 orang (16,7%) dari 30 responden. Sedangkan kategori menurut umur yang paling banyak adalah pada umur > 25 tahun yaitu 25 orang responden (83,3%). Umur <25 tahun digolongkan sebagai umur yang relative masih muda dalam menjadi pendamping persalinan, karena pada rentang umur < 25 tahun secara psikologis seseorang belum siap menjadi seorang ayah/pendamping persalinan. Dari sisi pengetahuan pada rentang umur ini seseorang telah mempunyai kemampuan untuk memahami sesuatu hal dan dapat mengaplikasikannya bila hal tersebut dianggap menguntungkan bagi dirinya. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik (Notoatmodjo, 2010). b. Pendidikan Hasil penelitian terhadap 30 responden menunjukkan bahwa kategori tingkat pendidikan responden mayoritas adalah PT- SMA berjumlah 19 orang (63,3%). Sedangkan kategori pendidikan paling sedikit adalah SD-SLTP yaitu 11 orang (36,6%). Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan pengetahuan seseorang. Mayoritas pendidikan responden penelitian ini berpendidikan menengah, dengan pendidikan maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat (Notoatmodjo, 2010) pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan 7

8 bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. (Notoatmodjo, 2010). c. Pekerjaan Seseorang yang bekerja akan banyak berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis sebagian besar mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 17 orang (56,7%) dari 30 responden. Pengetahuan adalah suatu kontruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya (Chaeruman, 2009). Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya psikologis yang maupun sosial. Lingkungan berpengaruh dialami seorang istri pada saat persalinan. terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dilingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik dan akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pekerjaan suami dari ibu hamil trimester III yang menjadi responden adalah swasta yaitu 20 orang (66,7%). Hasil penelitian pengetahuan suami dari ibu hamil trimester III yang menjadi Persalinan merupakan pengalaman bagi seorang ibu, dengan adanya kehadiran suami pada saat proses persalinan maka persalinan tersebut akan berjalan dengan baik dan lancar. Dalam persalinan diperlukan suatu pengetahuan tentang perubahan psikologis terhadap ibu, karena itu seorang suami perlu mendapatkan informasi tentang pentingnya pendamping persalinan baik dari tenaga kesehatan atau dari media massa. Pengetahuan adalah informasi yang sudah responden tentang pendamping persalinan dikombinasikan dengan pemahaman dan 8

9 potensi untuk menindaki yang lantas melekat dibenak seseorang. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini responden terbanyak berumur > 25 tahun yaitu 25 orang (83,3%). Umur ini tergolong usia matang untuk menjadi seorang calon bapak. Dari sisi pengetahuan tentang pendamping persalinan diketahui pengetahuannya cukup. Semakin banyak umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan pengetahuan, semakin matang usia seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah pengetahuan. (Nursalam, 2001). Pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan untuk memahami Sesuatu yang dialami dalam hidupnya. Pada penelitian ini mayoritas suami dari ibu hamil trimester III berpendidikan PT-SMA yaitu 19 orang (63,3%). Bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi sehingga pengetahuannya semakin baik. Pada penelitian ini suami dengan pendidikan PT-SMA paling banyak berpengetahuan cukup. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang pendamping persalian/kesehatan hanya diperoleh melalui pendidikan di sekolah kesehatan, sedangkan disekolah umum hamper tidak dipelajari. Pengetahuan tentang pendamping persalinan hanya didapat dari media massa saja. Pengetahuan suami tentang pendamping persalinan juga dipengaruhi oleh pekerjaan suami dari ibu hamil trimester III. Pada penelitian ini didapat mayoritas sebagai pekerja swasta yaitu 20 orang (66,7%) berpengetahuan cukup dan pengetahuann tentang pendamping persalinan didapat dari media massa akan tetapi suami dari ibu hamil tersebut sibuk akan pekerjaannya. Selama kunjungan antenatal di poli kandungan RSUD. H. Moch. Ansari Saleh 9

10 suami mendampingi istri saat memeriksa kehamilannya untuk mengetahui keadaan janin dan ibu. Kebanyakan dari suami ini adalah ketidak sanggupan mendampingi pada saat persalinan karena pendamping persalinan dianggap tabu dan tidak percaya kalau kehadiran suami akan mempercepat serta mempermudah persalinan, ada juga yang karena pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan. Dengan pengetahuan tentang pendamping persalinan dapat membedakan antara persalinan didampingi suami sama persalinan yang tdak didampingi suami. Penelitian ini menunjukkan mayoritas suami dari ibu hamil trimester III mempunyai pengetahuan yang cukup tarhadap pendamping persalinan di poli kandungan RSUD. H. Moch. Ansari Saleh diharapkan dengan tingkat pengetahuan ini suami mampu mendampingi dan memahami perjuangan istri pada saat proses persalinan, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dalam mendampingi persalinan yang mungkin terjadi kesulitn pada saat persalinan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Niven, 2010). Suami dari ibu hamil trimester III yang memiliki pendidikan tinggi tetapi tidak tahu tentang pendamping persalinan dikarenakan sebagian besar suami dari ibu hamil trimester III sibuk bekerja. Tenaga kesehatan dalam hal ini bidan dapat meningkatkan pengetahuan suami melalui konseling dengan cara mendengarkan suami dari ibu hamil trimester III berbicara berbagai macam manfaat dan kerugian pendamping persalinan, membantu mencari cara untuk suami dari ibu hamil trimester III dalam memberikan gambaran tentang manfaat pendamping persalinan, sehingga suami dapat suami mengerti dan memahami serta bersedia menjadi suami siaga yang mau mendampingi istri saat persalinan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang berjudul gambaran 10

11 pengetahuan suami tentang pendamping persalinan di RSUD. H. Moch. Ansari Saleh secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Karakteristik suami dari ibu hamil trimester III lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam memberikan pengetahuan mengenai ilmu kesehatan terutama tentang pendamping persalinan. yang meliputi : berdasarkan umur, yang terbanyak responden dengan umur tahun sebesar 83,3%, berdasarkan pendidikan responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 63,3%, berdasarkan pekerjaan yang terbanyak responden dengan pekerjaan swasta sebesar 66,7%. 2. Pengetahuan suami dari ibu hamil trimester III tentang pendamping persalinan yang terbanyak 56,7%, responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 26,7% dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 16,6%. SARAN Agar dapat memberikan motivasi dan pendidikan terhadap suami tentang pendamping persalinan dan lebih memperdalam pengetahuan tentang wawasan ilmu kesehatan dan dapat memberikan pengalaman khususnya UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sismeri Dona, M.Keb. dan Ibu Dini Akbari Husna, S.Keb, bd. yang telah besedia membimbing dan mengarahkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, serta RSUD. H. Moch. Ansari Saleh yang telah memberikan izin serta tempat untuk melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Akademi Kebidanan Sari Mulia, 2015.Panduan Tugas Akhir : Akademi Kebidanan Sari Mulia. tentang pendamping persalinan serta Agar 11

12 Arsiyanti, F Hubungan usia dan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Keperawatan. Sanggung Seto. Jakarta. Multi Para dengan Lama Waktu Notoatmodjo, S, 2010, Metode Persalinan Kala II di BPS Ny. S Kota Semarang. Semarang : Penelitian. Cipta. Jakarta : Rineka Universitas semarang. (KTI). Muhammadiyah Purwaningtyas, Hexsarini Hubungan antara pengetahuan Handonowati, Anis Hubungan Pendaming Suami Dengan Kelancaran Proses Persalinan (KTI). dan sikap suami dengan pendampingan selama proses persalinan di rumah bersalin Nurhikmah Desa Kuwaron Kec. Musbikin, Imam Persiapan Gubuk Kab.Grobokan. Menghadapi Persalinan dari Universitas Muhammadiyah Perencanaan Kehamilan Semarang (KTI). Sampai Mendidik Anak. Yogyakarta : Mitra Pustaka. Niven, Neil Psikolog Prawiroharjo, Sarwono Ilmu Kebidanan Edisi 4 cetakan 3. Jakarta : PT Bina Pustaka. ikesehatan Keperawatan Wiknosastro, Hanafa Ilmu Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan lain. Jakarta :EGC. Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Nur Salam, Pariani Pendekatan Praktik Metodologi Riset 12