PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR
|
|
- Yulia Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK Halusinasi merupakan persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata dimana klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan dari luar. Perubahan sikap dan peningkatan keterampilan akan membantu klien dalam meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi. Pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit dapat membantu klien dalam mengontrol halusinasi dan hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan asuhan keperawatan pada klien halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi. Penelitian ini menggunakan rancangan one-group pra-post test design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer di program microsoft excel dan progream statistik (SPSS) versi Analisis data mencakup analisis karakteristik umum responden berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, penerapan askep, sikap dan keterampilan. Sedangkan pada analisis bivariat dilakukan denga uji chi square (p<α 0,05) untuk mengetahui pengaruh antara kedua variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa ada pengaruh penerapan asuhan keperawatan terhadap sikap dalam mengontrol halusinasi (p=0,028) dan ada pengaruh penerapan asuhan keperawatan terhadap keterampilan dalam mengontrol halusinasi (p=0,018). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan asuhan keperawatan terhadap sikap dan keterampilan dalam mengontrol halusinasi pada klien di RSKD Dadi Makassar. Kata Kunci : Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa, Kemampuan Mengontrol Halusinasi. PENDAHULUAN Perawat jiwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa didasarkan pada suatu model konsep. Model merupakan suatu cara untuk mengorganisasi kumpulan pengetahuan yang kompleks. Penggunaan model merupakan dasar juga untuk perawat (terapis) dalam praktek keperawatan. Perawat sebagai terapis perlu mengetahui model konsep dan dapat memilih untuk menggunakan model yang sesuai dengan pandangan pengetahuan perawat terhadap situasi dan kondisi klien (perkembangan kesehatan klien) (Erlinafsiah, 2010). Perawat pskiatri harus belajar mengenai struktur dan fungsi dari otak, mencakup proses neurotransmisi untuk lebih memahami etiologi, mempelajarinya agar lebih cepat efektif dalam strategi intervensi gangguan psikiatri (Direja, A.H.S, 2011). Penerapan asuhan keperawatan secara sistematis salah satunya dilakukan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi. Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik. Menurut May Durant Thomas (1991) dalam Andre (2009) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: skhizofrenia, depresi, delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Dan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien di beberapa rumah sakit jiwa di pulau Jawa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Berdasarkan hasil rekapitulasi data di RSKD Dadi Makassar, terhitung jumlah pasien dengan gangguan halusinasi pada tahun 2010 sebanyak orang pasien dan pada tahun 2011 jumlah pasien menurun menjadi orang sedangkan pada tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi orang. Menurut Irmansyah, salah seorang psikiater dari Universitas Indonesia, gejala seseorang yang menderita masalah kejiwaan 649
2 sebenarnya bisa diketahui sejak dini. Dengan demikian, pengobatannya juga dapat diupayakan dengan segera. Pada tahun 2008 data sepuluh besar angka kesakitan rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung bulan Juli tahun 2008 terhadap 351 pasien dan untuk rawat inap terdapat 189 (53,84%) pasien yang mengalami skizofrenia. Sedangkan di ruang Kutilang pada bulan Juli tahun 2008 terdapat 32 pasien rawat inap diantaranya halusinasi 22 (68,75%), isolasi sosial 6 (18,75%), harga diri rendah 2 (6,25%), resiko bunuh diri 1 (3,125%), dan waham 1 (3,125%) (Arief, 2009). Proses keperawatan di rumah sakit jiwa memiliki masalah yang hampir sama dengan rumah sakit umum. Ditemukan beberapa kesulitan dalam penerapan asuhan keperawatan yaitu belum ada formulir pengkajian yang seragam, kemampuan melaksanakan proses keperawatan yang belum memadai, pelaksanaan proses keperawatan masih dirasakan sebagai beban (Keliat &Akemat, 2012). Masalah inipun terjadi di RSKD Dadi Makassar khususnya di ruang rawat intermediated, dari hasil wawancara dengan beberapa perawat dijelaskan bahwa pelaksanaan penerapan asuhan keperawatan belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan tenaga perawat yang tidak seimbang dengan jumlah pasien. Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian sebelumnya, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien Halusinasi Terhadap Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi di RSKD Dadi Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Bentuk penelitian yang digunakan penulis adalah dengan rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok (one-group pra-post test design) yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam,2011). Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Perawatan Kenanga dan Nyiur RSKD Dadi Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 april sampai tanggal 2 Juni. Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu semua klien dengan gangguan jiwa halusinasi di RSKD Dadi Makassar. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita gangguan halusinasi di RSKD Dadi Makassar adalah 32 responden. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Lembar observasi penelitian dikembangkan menjadi 5 item pengamatan dan setiap pengamatan diperlukan pilihan alternatif jawaban (ya) dan (tidak), cara mengukur kemampuan klien mengontrol halusinasi ini dengan memberi skor pada jawaban responden. Adapun skor jawaban (ya) = 2 dan (tidak) = 1, kemudian dijumlahkan dan jumlah merupakan petunjuk bagaimana kemampuan klien mengontrol halusinasi. Dilakukan dengan observasi dan wawancara terhadap klien halusinasi diruang Kenanga dan Kenari di RSKD Dadi Makassar dengan prosedur: 1. Peneliti mencari sampel berdasarkan kriteria inklusi 2. Dilakukan pre-tes bersama kepala ruangan untuk mengetahui kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan lembar observasi 3. Peneliti dibantu oleh mahasiswa profesi dalam memberikan perlakuan berupa penerapan asuhan keperawatan halusinasi 4. Peneliti melakukan post-tes untuk mengevaluasi kemampuan klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan lembar observasi. 5. Lembar observasi yang telah diisi, diperiksa kembali kelengkapannya. Langkah Pengolahan data Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah: 1. Editing Setelah lembar observasi diisi kemudian dikumpulkan dalam bentuk data data dilakukan pengecekan dengan memeriksa kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data. 2. Koding Untuk memudahkan pengolahan data, semua jawaban atau data disederhanakan yaitu dengan memberi simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban. 3. Tabulasi Pengelompokan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki dengan menggunakan skala Guttman kemudian data dianalisis secara statistik. Analisis Data Menguraikan dengan cara memberikan interpretasi terhadap data yang terkumpul, menggunakan kode statistik komputer SPSS versi dengan menggunakan uji chi square. 650
3 HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di RSKD Dadi Makassar Tahun Umur Responden n % 10 s/d 25 Tahun 5 15,6 26 s/d 40 Tahun 21 65,6 41 s/d 55 Tahun 6 18,8 Dari tabel 1, maka diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah kelompok 26 s/d 40 tahun dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (65,6%) sedangkan umur responden yang paling sedikit adalah 10 s/d 25 tahun dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (15,6%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSKD Dadi Makassar Tahun Jenis Kelamin n % Laki-laki 25 78,1 Perempuan 7 21,9 Berdasarkan tabel 2, maka diketahui bahwa dari total 32 responden 25 orang (78,1%) responden berjenis kelamin laki-laki sedangkan 7 orang (21,9%) lainnya berjenis kelamin perempuan. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku di RSKD Dadi Makassar Tahun Suku n % Makassar 2 6,2 Toraja 4 12,5 Bugis 26 81,2 Dari tabel 3 maka diketahui bahwa suku responden yang paling banyak adalah yang bersuku Bugis dengan responden 26 orang (81,2%) sedangkan suku responden yang paling sedikit adalah yang bersuku Makassar dengan responden 2 orang (6.2%). Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Agama di RSKD Dadi Makassar Tahun Agama n % Islam 28 87,5 Kristen 4 12,5 Berdasarkan tabel 4, maka diketahui bahwa dari total 32 responden 28 orang (87,5%) yang beragama Islam sedangkan 4 orang (12,5%) lainnya beragama Kristen. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di RSKD Dadi Makassar Tahun Pendidikan n % SMA 11 34,4 SMP 13 40,6 SD 8 25 Berdasarkan tabel 5, maka diketahui bahwa kelompok pendidikan responden yang terbanyak adalah SMP dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (40,6%) sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit adalah SD dengan jumlah responden sebanyak 8 orang (25 %). Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Penerapan Asuhan Keperawatan di RSKD Dadi Makassar Tahun Penerapan Askep n % Baik 20 62,5, Cukup 12 37,5 Berdasarkan tabel 6, maka diketahui bahwa responden dengan penerapan askep yang baik sebanyak 20 orang (62,5%) sedangkan responden dengan penerapan askep yang cukup baik sebanyak 12 orang (37,5%) responden. Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Mengontrol Halusinasi pada Pre Test di RSKD Dadi Makassar Tahun Sikap n % Baik 14 43,8 Cukup 18 56,2 Berdasarkan tabel 7, maka diketahui bahwa sikap responden dalam mengontrol halusinasi pada saat pre test yang dalam 651
4 kategori baik sebanyak 14 responden (43,8%) sedangkan yang dalam ketegori cukup sebanyak 18 respoden (56,2%). Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan dalam Mengontrol Halusinasi pada Pre Test di RSKD Dadi Makassar Tahun Keterampilan n % Baik 13 40,6 Cukup 19 59,4 Pada tabel 8, maka bahwa keterampilan responden dalam mengontrol halusinasi pada saat pre test yang dalam kategori baik sebanyak 13 responden (40,6%) sedangkan yang dalam ketegori cukup sebanyak 19 respoden (59,4%) Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Mengontrol Halusinasi pada Post Test di RSKD Dadi Makassar Tahun Sikap n % Baik Cukup Berdasarkan tabel 9, maka diketahui bahwa sikap responden dalam mengontrol halusinasi pada saat post test yang dalam kategori baik sebanyak 16 responden (50%) sedangkan yang dalam ketegori cukup sebanyak 16 respoden (50%). Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan dalam Mengontrol Halusinasi pada Post Test di RSKD Dadi Makassar Tahun Keterampilan n % Baik 18 56,2 Cukup 14 48,3 Berdasarkan tabel 10, maka diketahui bahwa keterampilan responden dalam mengontrol halusinasi pada saat post test yang dalam kategori baik sebanyak 18 responden (56,2%) sedangkan yang dalam ketegori cukup sebanyak 14 respoden (48,3%). 2. Analisis Bivariat Tabel 11 Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan terhadap Sikap dalam Mengontrol Halusinasi di RSKD Dadi Makassar Tahun Penerapan Asuhan Keperawatan Baik Sikap Cukup Total n % n % n % Baik 13 40,6 7 21, ,5 Cukup 3 9,4 9 28, ,5 Total p = 0,028 Berdasarkan tabel 11, maka diketahui bahwa pada penerapan asuhan keperawatan yang baik terdapat 13 responden (40,6%) yang memiliki sikap baik dan 7 responden (21,8%) yang memiliki sikap cukup sedangkan pada penerapan asuhan keperawatan yang cukup terdapat 3 responden (9,4%) yang memiliki sikap baik dan 9 responden (28,1%) yang memiliki sikap cukup. Setelah dilakukan analisis uji statistic didapatkan nilai p = dimana p<α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan terhadap sikap dalam mengontrol halusinasi. Tabel 12 Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan terhadap Keterampilan dalam Mengontrol Halusinasi di RSKD Dadi Makassar Tahun Penerapan Keterampilan Total Asuhan Baik Cukup Keperawatan n % n % n % Baik , ,5 Cukup 10 31,2 2 6, ,5 Total 18 56, , p = 0,018 Berdasarkan tabel 12, maka diketahui bahwa pada penerapan asuhan keperawatan yang baik terdapat 8 responden (25%) yang memiliki keterampilan baik dan 12 responden (37,5%) yang memiliki keterampilan cukup sedangkan pada penerapan asuhan keperawatan yang cukup terdapat 10 responden (31,2%) yang memiliki keterampilan baik dan 2 responden (6,2%) yang memiliki keterampilan cukup. Setelah dilakukan analisis uji statistik didapatkan nilai p = dimana p<α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan 652
5 pemberian asuhan keperawatan terhadap keterampilan dalam mengontrol halusinasi. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Terhadap Sikap Dalam Mengontrol Halusinasi. Pada tabel 11 dijelaskan bahwa pada penerapan asuhan keperawatan yang baik terdapat 13 responden (40,6%) yang memiliki sikap baik dan 7 responden (21,8%) yang memiliki sikap cukup sedangkan pada penerapan asuhan keperawatan yang cukup terdapat 3 responden (9,4%) yang memiliki sikap baik dan 9 responden (28,1%) yang memiliki sikap cukup. Berdasarkan tabel 7 dan 8 maka dapat disimpulkan bahwa sikap responden dalam mengontrol halusinasi pada saat pre test yang dalam kategori baik sebanyak 14 responden (43,8%) mengalami peningkatan setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan dimana bertambah menjadi 16 orang (50%) sedangkan yang dalam ketegori cukup pada pre test sebanyak 18 respoden (56,2%) berkurang menjadi16 respoden (50%). Pada analisis uji statistic didapatkan nilai p = dimana p<α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan terhadap sikap dalam mengontrol halusinasi. Menurut Stuart Sunden asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang melibatkan perubahan dalam status kesehatan klien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan terhadap data baru, berbagai diagnosa dan modifikasi rencana asuhan (Y. Iyus 2011). Menurut Newkom seorang ahli dari psikologis, yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2012) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan presdiposisi tindakan suatu perilaku. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iis Tri Rusniati di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (2010) mengatakan bahwa setelah perawat mengkaji dan menentukkan masalah, mengajarkan strategi dan cara cara untuk menghindari halusinasi, mendorong dan memberikan motivasi serta penguatan, pasien berkeinginan atau berniat untuk menghindari terjadinya halusinasi. Dengan mengacu pada hasil penelitian dan teori-teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan terhadap sikap dalam mengontrol halusinasi. 2. Pengaruh Penerapan Asuhan Kepertawatan Terhadap Keterampilan Dalam Mengontrol Halusinasi. Berdasarkan tabel 8 dan 9 dapat disimpulkan bahwa keterampilan responden dalam mengontrol halusinasi pada saat pre test yang dalam kategori baik sebanyak 13 responden(40,6%) meningkat menjadi 18 responden (56,2%) pada post test setelah diberikan asuhan keperawatan. Sedangkan keterampilan responden dalam mengontrol halusinasi pada pre test yang dalam ketegori cukup sebanyak 19 respoden (59,4%) menurun pada post test yaitu sebanyak 14 respoden (48,3%) setelah dilakukan asuhan keperawatan. Pada analisis uji statistik didapatkan nilai p = dimana p<α 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan terhadap keterampilan dalam mengontrol halusinasi. Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental. Kompetensi keterampilan mental meliputi pemikiran analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh serta mengorganisasi data dan rencana) juga pemikiran konseptual (pengenalan pola data yang kompleks (Nursalam, Ferry Efendi, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iis Tri Rusniati di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (2010) mengatakan bahwa setelah perawat mengajarkan teknik-teknik yang dilakukan untuk menghindari halusinasi, keterampilan pasien meningkat dan mampu mengontrol atau mengatasi halusinasi. Dengan mengacu pada hasil penelitian dan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan terhadap keterampilan dalam mengontrol halusinasi. KESIMPULAN 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian asuhan keperawatan terhadap sikap dalam mengontrol halusinasi pada klien di RSKD Dadi Makassar. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji statistic didapatkan nilai p = dimana p<α 0.05, 653
6 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian asuhan keperawatan terhadap keterampilan dalam mengontrol halusinasi pada klien di RSKD Dadi Makassar dengan hasil analisis uji statistic didapatkan nilaip = dimana p<α SARAN Berdasarkan hasil yang dicapai dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu disarankan oleh penulis yakni : 1. Untuk perawat sebaiknya melakukan penerapan asuhan keperawatan sesuai intervensi protap keperawatan pada masalah keperawatan dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi karena hal ini telah terbukti pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di RSKD. Dadi Makassar. 2. Untuk penelitian selanjutnya agar mengkaji lebih mendalam tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi agar ditemukan ide atau pikiranpikiran baru dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya departemen jiwa. DAFTAR PUSTAKA Direja, A.H.S, Asuhan Keperawatan jiwa. Nuha medika: Yogyakarta Erlinafsiah Modal Perawat dalam Praktik keperawatan Jiwa. Tran Info Media: Jakarta Timur Keliat, B, A. & Akemat Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Penerbit: EGC. Jakarta. Notoatmodjo. Soekidjo Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,Penerbit: PT. RINEKA CIPTA,Jakarta. Notoatmodjo. Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehehatan,Penerbit: PT. RINEKA CIPTA,Jakarta. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, ed. 2. Salemba Medika. Jakarta. Stuart & Sundeen Buku Saku Keperwatan Jiwa, Edisi 3. EGC: Jakarta. S,Trimelia Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Penerbit: Trans Info Media: Jakarta Timur. Sumber data laporan RSKD Dadi Makassar Yosep, I Keperawatan jiwa Edisi revisi.penerbit: PT. Refika Aditama. Bandung. 654
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL
HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL Elshy Pangden Rabba 1, Dahrianis 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciRismayanti 1, Sudirman 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RSKD PROV. SUL-SEL Rismayanti 1, Sudirman 2 1 STIKES Nani
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN
GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN Rosliana Daud 1, Faisal Asdar 2, Rusly 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciAristina Halawa ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI PERSEPSI SESI 1-2 TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIENSKIZOFRENIA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWAMENUR SURABAYA ABSTRAK Aristina
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 4 ABSTRAK Gangguan jiwa tidak dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciPENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG Karina Anggraini *) Ns. Arief Nugroho, S.Kep**), Supriyadi, MN***) *) Mahasiswa
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciRakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang
Lebih terperinciPromotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1%
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP Susasmi 1, Yasir Haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO, sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,
Lebih terperinciHUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Syahri Saumi Nahal 1, Abdul Latief 2 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA Khristina Andriyani 1), S. Dwi Sulisetyawati 2), bc.yeti Nurhayati 3) 1)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat
Lebih terperinciPENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.
PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG Muhammad Nur Firman 1, Abdul Wakhid 2, Wulansari 3 123
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri penyakit degeneratif, kanker, gangguan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Nur Salsabilah 1, Sri Wahyuni 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciDUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI
DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen
Lebih terperinciNur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI
PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB Moh. Arip, Rusmini Abstract: The general objective of this study was
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITAS SESI I-III TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN HALUSINASI DI RSJD Dr.
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITAS SESI I-III TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN HALUSINASI DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Aksi Muhammad Qodir* Ns. Anjas Surtiningrum,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB Moh. Arip, Rusmini Abstract: The general objective of this study was
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciHUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G
HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciSTIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DALAM MENCEGAH PENYAKIT CA MAMAE PADA MAHASISWI KEBIDANAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Lyssa Sumiarsih 1, H. Syamsul Rijal 2 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sejak dulu sudah dikenal adanya gangguan jiwa, misalnya dalam cerita Mahabarata dan Ramayana dikenal adanya Srikandi Edan, Gatot Kaca Gandrung. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan hidup yang semakin tinggi dan tidak tepatanya pemberian koping pada stresor mengakibatkan peningkatan kasus gangguan jiwa. Menurut WHO (2009) memperkirakan
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR
PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR Sarlota Y Momay 1, Chaeruddin 2, Adriani Kadir 3 1 STIKES
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Dalam bab ini akan diuraikan tentang kerangka teori, kerangka konsep, hipotesis, dan definisi operasional yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B Khoiro Fatim 1), Iis Suwanti 2) *Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada, Email : khoirocute@gmail.com
Lebih terperinciJurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VII, No.1 April 2016
ORIGINAL RESEARCH PENGARUH PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR PASIEN DALAM MENGONTROL HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA PONTIANAK Nuniek Setyo Wardani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka kejadian 7 per 1000 penduduk (pada wanita dan pria sama ). Diperkirakan terdapat 4 10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan Jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL TERHADAP TERJADINYA HALUSINASI DI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
PENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL TERHADAP TERJADINYA HALUSINASI DI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH Yoel Kristiadi *), Heppy Dwi Rochmawati **), Sawab ***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG PONTIANAK GUSRINI RUBIYANTI NIM I31112011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciLAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA
ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA Tn.S DENGAN SKIZOFRENIA PARANOID DI RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG Oleh: RESHA OCTAVIALIN 0131758
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP ORGANISASI PPNI DI RUMAH SAKIT UMUM BAJAWA KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA TIMUR
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP ORGANISASI PPNI DI RUMAH SAKIT UMUM BAJAWA KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA TIMUR Sartigientis Natalia Wea Lagho 1, Abu Bakar Bethan 2 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi perasaan sejahtera secara subyektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek konsep diri, kebugaran dan kemampuan pengendalian
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Ayu Fitriya Rusanto*), Arief Nugroho**), Ulfa Nurullita***) *) Alumni
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Usman (2008), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat linier antara dua variabel
Lebih terperincidicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,
A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Astia Siskayanti*, Arief Nugroho**, Mugi Hartoyo ** *Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun 2014 merupakan kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
Lebih terperinciPengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi... (B. I. Widyastini, 2014) 1
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi Sesi I V Terhadap Kemampuan Mengontrol dan Mengekspresikan Marah Pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Benita
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS
HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS Vera Susanti 1, Dewi Yuliani H 2 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat-sakit berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana
Lebih terperinciAji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, banyak mengalami keprihatinan dengan kesehatan, salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari perhatian. Orang sengaja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Design ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciHUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G
HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Irma Wahyuningrum * ) Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita *** ). *) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi eksperiment research) dengan rancangan pra eksperimen yang berbentuk rancangan one group
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan kejiwaan atau skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.
Lebih terperinciNi Wayan Sri Utami 1, Abdul Ghofur 2, Wahyu Rochdiat 3 ABSTRACT
INFLUENCE OF GROUP ACTIVITY THERAPY OF PERCEPTION STIMULATION TOWARDS THE ABILITY TO CONTROL HALLUCINATION ON SCHIZOPHRENIA AT GRHASIA HOSPITAL DIY PROVINCE Ni Wayan Sri Utami 1, Abdul Ghofur 2, Wahyu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with
Lebih terperinciISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA Andi kamariah Hayat 1, Huriati 2, Nur Hidayah 3 1, 2, 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat sebesar 4,6 permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Orang dianggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku pantas dan adaptif.organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefeniskan kesehatan sebagai
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang mendunia dan semakin beratnya tuntutan ekonomi masyarakat saat ini mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia meningkat saat ini diperkirakan
Lebih terperinci