Desa Kota Lestari. Elanto Wijoyono COMBINE Resource Institution - Yogyakarta Urban Social Forum Solo, 20 Desember 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Pengelolaan Kolaboratif Sumberdaya Alam Kuliah 1. Soeryo Adiwibowo

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

Makalah Kunci. Peningkatan Kesetaraan Pembangunan Antara Kawasan Perdesaan dan Perkotaan Melalui Pembangunan Kota-Kota Sekunder.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SYARAT-SYARAT KEBERHASILAN TATANAN SOSIAL GLOBAL DAN EKONOMI BERORIENTASI PASAR.

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS

BAB IV KESIMPULAN. dengan menggalangkan sistem pertanian organik yang berbanding terbalik dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) POKOK BAHASAN 1 SISTEM-SISTEM EKONOMI

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan motivatif dari C.K. Prahalad dan Garry Hamel yang

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada umumnya dikehidupan sehari-hari sangat akrab dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Kota Ramah HAM dalam Perspektif Keadilan Lingkungan Budi Widianarko

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

Perspektif Pelibatan Masyarakat Lokal Dalam Sosial Dan Pembangunan Kehutanan Di Indonesia

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

KONSEPSI KEWARGANEGARAAN. By : Amaliatulwalidain

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TUGAS ILMUWAN POLITIK DALAM PENGAWALAN POTENSI RESIKO JELANG PEMILUKADA 2015

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

DEPENDENCY THEORY (TEORI KETERGANTUNGAN)

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

MATERI KULIAH MATERI SAJIAN PERKULIAHAN KE : P13 P Sebuah perjalanan abad ini untuk memahami kepemimpinan sekolah

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB VI KESIMPULAN. untuk berwisata dan berinvestasi yang akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Perjalanan Gagasan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Sistem Informasi Desa (SID) untuk Perencanaan Pembangunan Desa Lestari

BAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Transformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara

STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN

Pengantar Redaksi. Menerjemahkan-ulang Konsep Ruang dan Urbanisme

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyikapi RUU. tentang Keistimewaan Yogyakarta. Kurang lebih

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

Good Governance. Etika Bisnis

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

BAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN. Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI T E S I S

KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

Post Conflict Need Assessment (PCNA)

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertanian sebagai instansi pemerintah dengan visi. pembangunan pertanian di era pasca reformasi ini adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINGKASAN. Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Zakat Di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

Transformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

BAB II PENGATURAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHAMILIK DESA. A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa

BRIEF NOTE PENGANTAR. Riza Primahendra 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kaidah Pelaksanaan Kegiatan. Kawi Boedisetio

Transkripsi:

Desa Kota Lestari Elanto Wijoyono COMBINE Resource Institution - Yogyakarta Urban Social Forum Solo, 20 Desember 2014

Fakta Hubungan Desa Kota Desa yang jumlahnya banyak secara kuantitas selalu menerima paling sedikit, paling akhir, dan paling buruk atau jelek. Sementara, kota yang jumlahnya sedikit selalu menerima paling banyak, paling awal, dan paling baik. Dalam prosesnya menuju tahap modern, desa lebih banyak melakukan konsumsi daripada produksi. Sektor pertanian dan kerajinan dapat memandu perubahan desa secara lebih optimal. Pertanian akan memerlukan intensifikasi teknologi dan kerajinan akan memerlukan intensifikasi tenaga kerja.

Dikotomi Desa & Kota Oposisi antara kota dan desa sulit untuk dihapuskan dan telah mengakar dalam sejarah pemikiran filosofis dan sosiologis. Dikotomi abadi ini justru memecah sosiologi menjadi dua, yakni perdesaan dan perkotaan. Dikotomi kota dan desa mempegaruhi secara kuat cara mengatasi masalah migrasi. Seringkali pembangunan desa dipropagandakan secara salah untuk mencegah pertumbuhan perkotaan dan masalah-masalah metropolitan. Migrasi desa kota, desa desa, dan kota desa (seperti transmigrasi), kota kota, dan migrasi internasional (seperti tenaga kerja ke luar negeri) semua kini harus dipelajari dengan menggunakan kerangka yang sama.

Prinsip Ekologi dalam Hubungan Desa - Kota Prinsip pengurangan jejak karbon (ecological footprint) sebagai prinsip dasar bisa diwujudkan dengan membangun sistem produksi dan konsumsi sedekat mungkin. Caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi konsumsi (dengan prinsip kecukupan/enough dan tidak berlebihan/not more). Bangun sistem yang memungkinkan membawa unsur terbaik ke dalam kota dan sebaliknya. Semua itu bukan untuk tujuan eksport, yang jauh dan berarti meningkatkan jejak karbon. Bagaimana menjadikan setiap ruang atau kawasan bisa self-sufficient adalah lebih utama. Dalam kasus yang kita kenal dalam bahasan atau studi ini, ruang atau kawasan itu bisa se-desa, antar desa di sekeliling kota terdekat, dan dengan kota terdekat itu sendiri.

Tata Kelola Data Sumber Daya Desa Dalam konteks desa, apa kemudian yang bisa dilakukan? tanpa dikotomi lebih baik mana tinggal di desa atau kota? Pengelolaan data desa menjadi satu hal penting dan utama sebagai pintu masuk. Data desa dapat dibangun dan digunakan untuk meningkatkan pelayanan di dalam desa, sehingga orang betah tinggal di desa. Oleh karenanya, produktivitas dapat meningkat, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap kota. Data desa juga perlu dikelola secara optimal untuk membangun kesadaran tentang sumber daya desa; apa keterbatasan dan potensi pengembangannya dalam perspektif produksi dan konsumsi yang lestari. Data desa perlu didinamisasi melalui perbincangan atau forum berbagi pikiran, baik dengan jaringan internal desa maupun eksternal desa untuk merangsang kolaborasi dan inovasi baru.

Kebutuhan Studi Lebih Lanjut Bagaimana agar data desa dapat memuat data migrasi. Baik jika sistem pengelolaan data desa dapat memuat data migrasi mulai dari tempat tujuan, jumlah orang, jumlah transaksi baranguang-lainnya, jumlah eksport-import, dan sebagainya. Atas dasar ini mungkin dapat dicari pola migrasi baru yang lebih ramah lingkungan (dengan prinsip migrasi sesedekat mungkin dan sesedikit menghasilkan karbon), serta migrasi yang lebih produktif. Studi ini belum cukup pernah secara rinci dan kritis diperhatikan sebagai hard-fact hubungan desa dan kota; yakni berbagai dimensi/ukuran migrasi desa kota. Salah satu ujung pencarian studi ini adalah mencoba menata kembali hubungan desa kota dengan menata migrasi orang, barang, dan jasa di antara ruang-ruang tersebut.

Catatan Refleksi Sejarah perjalanan desa dari masa ke masa terus mengalami transformasi. Transformasi ini tidak terpisahkan dari kepentingan rezim ekonomi politik yang terstrukur secara global. Di masa demokrasi terpimpin misalnya, penstrukturan sistem pemerintahan lokal menjadi pemerintahan desa merupakan bagian dari suatu proses politik untuk mempersatukan unit-unit satuan wilayah dalam satu sistem yang tunggal, yang sangat dipengaruhi oleh nasionalisme baru yang hadir saat itu. Di bawah rezim otoritarian Orde Baru, penstrukturan desa merupakan suatu proyek dan operasi politik besar untuk memudahkan kontrol terhadap seluruh elemen masyarakat, baik secara kultural dan struktural. Kontrol yang dimaksud ditujukan untuk melayani kepentingan kapitalisme global yang beroperasi lewat korporasi-korporasi swasta ataupun negara. Namun seiring dengan perjalanan waktu, rezim otoritarian dianggap tidak lagi memenuhi kaidah-kaidah demokrasi

Catatan Refleksi Lalu bagaimana nasib demokrasi di tingkat desa pada masa kekinian jika kita ibaratkan sistem pemerintahan lokal tersebut sebagai penerjemahan praktik demokrasi? Bentuk penerjemahan demokrasi pasca otoritarian berfokus pada isu desentralisasi dan demokrasi lokal yang dibangun lewat penguatan kelembagaan desa dengan nilai-nilai partisipatif. Muncul satu pertanyaan kritis; apakah isu penguatan masyarakat sipil dengan metode partisipatif merupakan bagian dari perubahan yang diinginkan oleh kekuasaan modal atau memang ditujukan untuk keadilan ekonomi?

Catatan Refleksi Jika runtuhnya rezim otoritarian memang bagian operasi dari restrukturisasi kapital untuk menurunkan ongkos produksi maka isu desentralisasi, demokrasi, dan penguatan masyarakat sipil sebenarnya hanya ditujukan untuk kepentingan kapitalisme demokratik. Peran negara dikurangi dan selanjutnya diatur dalam mekanisme pasar. Dalam tafsir yang demikian, didapatkan suatu kesimpulan bahwa kapital akan mendapatkan keuntungansurplus ketika masyarakat terlibat secara langsung dengan pasar. Sebaliknya, jika runtuhnya rezim otoritarian bukan bagian dari satu operasi kapital maka isu desentralisasi, demokrasi dan penguatan masyarakat sipil merupakan satu titik jalan alternatif menuju kesetaraan ekonomi. Terlepas dari kontradiksi dua asumsi diatas, satu hal yang tetap akan disepakati adalah harus terwujudnya masyarakat sipil yang adil secara politik dan ekonomi.

Daftar Pustaka Afandi, Muhammad. 2013. Desa dan Otoritas Negara. Website Lumbung Komunitas; Program Pengembangan Sistem Informasi untuk Pengelolaan Sumber Daya/Aset Berbasis Komunitas. http://lumbungkomunitas.net/2013/04/desa-dan-otoritas-negara/ Wijoyono, Elanto. 2011. Desa Kota Lestari, Rumusan Gagasan untuk Panduan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Sumber Daya Lokal. Website Lumbung Komunitas; Program Pengembangan Sistem Informasi untuk Pengelolaan Sumber Daya/Aset Berbasis Komunitas. http://lumbungkomunitas.net/2011/03/desa-kota-lestari/