Oleh: Putri Narita Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil di Perbankan

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

Rumusan Strategi Pengembangan Ekspor UKM Sepatu di Surabaya dengan Menggunakan Pendekatan ANP

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1 Oktober 2017

Penentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh

PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI

METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN jiwa (Central Intelligence Agency (CIA),2017). Indonesia merupakan

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

LAMPIRAN PENENTUAN KRITERIA PENGEMBAGAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SEBAGAI PENUNJANG INDUSTRI KREATIF DI KECAMATAN MAJALAYA

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu

PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP

A. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

Asahi Yusuf Syarif 1) ; Udisubakti Ciptomulyono 2) ; Tri Joko Wahyu Adi 1) Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

Bayu Airlangga

PEMILIHAN ALTERNATIF PENYEDIAAN BBK DI PT X DENGAN METODE ANP (ANALYTIC NETWORK PROCESS)-BOCR (BENEFIT, OPPORTUNITY, COST DAN RISK)

PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH

Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy

LOGO. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC. Peneliti Tugas Akhir : Rachman Tri Fridian (

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

2/8/2010. Fajar Budi S ( ) Prof.Dr.Ir. Udisubakti C., M.Eng.Sc. Naning Arianti W., ST. MT.

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Fuzzy ANP dan Topsis dalam Penentuan Strategi Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN PARTNER SUBKONTRAK DENGAN MODEL INTEGRASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) MONTE CARLO DI PT. ANTAR SURYA JAYA

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

I. PENDAHULUAN. budidaya perikanan, hasil tangkapan, hingga hasil tambaknya (Anonim, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memiliki berbagai kebutuhan. Resesi dan depresi ekonomi, krisis nilai

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

1. Pendahuluan 2. Metodologi yang diajukan 2.1. Metode Delphi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA: PENGALAMAN UNIVERSITAS ANDALAS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

Penggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur Berdasarkan Metode Analytic Network Process

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENGGUNAKAN FAHP DAN ELECTRE II

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN KAWASAN MADURA DENGAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DAN VALUE CHAIN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh: WILLY WIJAYA NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PADA UKM EKONOMI KREATIF BATIK BAKARAN DI PATI, JAWA TENGAH

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Teori Analisis Lokasi Industri Dengan Segitiga Lokasionalnya (Alfred Weber, 1909) Alfian Haris Aryawan

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

Aplikasi Analytical Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Merencanakan Pembangunan Perekonomian

Transkripsi:

PEMILIHAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI KECIL MENENGAH POTENSIAL DI KABUPATEN BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU DENGAN METODE DELPHI DAN ANP Oleh: Putri Narita 2505 100 117 Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc

Latar Belakang Perekonomian dunia berdampak pada dunia usaha mempengaruhi Indonesia juga indonesia pertumbuhan ekonomi cukup tinggi maka diharapkan produk indusrti punya keunggulan scope daerah=pulau Madura madura bangkalan pembangunan suramadu diharapkan peningkatan perekonomian pengembangan UKM mcdm delphi anp prioritas industri

Permasalahan Menentukan industri prioritas yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bangkalan pasca beroperasinya jembatan Suramadu sehingga dapat memberikan hasil positif untuk meningkatkan perekonomian Bangkalan pada khususnya.

Tujuan Penelitian Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan industri kecil menengah yang prioritas dikembangkan di Kabupaten Bangkalan Menentukan industri-industri kecil menengah yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Bangkalan.

Ruang Lingkup Batasan Penelitian dilakukan dalam lingkup industri kecil menengah di Kabupaten Bangkalan. Sektor industri kecil menengah yang menjadi pilihan dalam penelitian ini berdasarkan data IKM dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan pembahasan penentuan sektor industri kecil menengah dalam aspek ekonomi. Asumsi Industri kecil menengah yang menjadi alternatif dalam penelitian ini, terus berjalan hingga penelitian ini berakhir. Responden adalah para pakar dan sekelompok orang yang memahami secara komprehensif problematik dan kebijakan UKM di Bangkalan

Manfaat Penelitian Pemilihan sektor industri kecil menengah yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bangkalan, dapat menjadi saran bagi pemerintah untuk pengembangannya.

Industri Kecil Menengah Menurut UU No 20 Tahun 2008 Kriteria Usaha Kecil: Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - Rp 2.500.000.000,00

Industri Kecil Menengah (2) Kriteria Usaha Menengah: Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 - Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 - Rp 50.000.000.000,00

Industri Kecil Menengah (3) Karakter dan Kondisi Bisnis: Skala usaha kecil Berbasis sumberdaya lokal dan sumber daya alam Padat karya Pelaku banyak Menyebar

Metode Delphi Metode yang menyelaraskan proses komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks (Derlkey, 1960) Modifikasi dari teknik brainwriting dan survey. Objek dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliable dari sebuah grup ahli.

Metode Delphi (2) Mampu menampung opini subjektif Penarikan survey bersifat anonim Seluruh responden terlibat aktif sejak awal proses dan putaran survey

Analytic Network Process (ANP) ANP adalah generalisasi dari Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan memasukkan faktor feedback. Dalam ANP terdapat dependensi dalam satu set elemen (inner dependence) dan dependensi antar elemen yang berbeda

ANP (3)

METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Alternatif Industri Kecil Menengah Prioritas IKM yang Potensial Dikembangkan

Kriteria Akhir Industri Kecil Menengah No Klaster Kriteria Ketersediaan Bahan Baku 1 Resource 2 Teknologi 3 Finansial 4 SDM 5 Marketing 6 Strategic 7 Iklim Usaha 8 Produksi Sustainability bahan baku untuk jangka panjang Teknologi sederhana Teknologi tepat guna Nilai Investasi Biaya Operasional Penentuan Harga Kualitas SDM Tingkat Pendidikan Kinerja Manajerial Peluang Pemasaran Jaringan Bisnis Pemilihan Lokasi Usaha Inovasi Produk Persaingan Usaha Perijinan/Legalitas Usaha Akses Permodalan Subsidi Pemerintah Efisiensi Produktifitas Kapasitas Produksi Kualitas Produk

Model ANP Hubungan Dependence Antar Kriteria

Model ANP (2) Bobot Kriteria Pengembangan Industri Kecil Menengah Prioritas No Kriteria Bobot 1 Nilai Investasi 0.283982 2 Inovasi Produk 0.185671 3 Sustainability bahan baku 0.183038 4 Persaingan Usaha 0.144318 5 Kapasitas Produksi 0.110677 6 Kualitas Produk 0.074994 7 Penentuan Harga 0.017321

Model ANP (5) Ranking Alternatif Industri Kecil Menengah

Analisa Penentuan Kriteria yang Relevan Dengan Metode Delphi Putaran I Calon Kriteria Pengisian Kuisioner Pengolahan Kuisioner

Analisa Penentuan Kriteria yang Relevan Dengan Metode Delphi (2) Putaran II 22 Kriteria, 8 Klaster Kriteria Akhir

Analisa Kriteria Pemilihan Industri Prioritas 7 Kriteria Prioritas: Resources Finansial Strategic Produksi

Analisa Kriteria pada Klaster Resources Klaster resources memiliki kriteria yang memiliki bobot yang tinggi, yaitu sustainability bahan baku dalam jangka panjang. Artinya, kemudahan mendapatkan bahan baku dan tersedianya bahan baku menjadi salah satu faktor yang penting dalam pengembangan industri kecil menengah.

Analisa Kriteria pada Klaster Finansial Pada klaster finansial, nilai investasi memiliki bobot yang paling tinggi dari kriteria yang lain yaitu sebesar 0.283982. Sehingga dalam pengembangan industri kecil menengah, nilai investasi harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatiikan.

Analisa Kriteria pada Klaster Strategic Pada industri-industri di Bangkalan, telah dilakukan inovasiinovasi baru dalam proses produksi, namun kendala umum adalah masyarakat sulit menerima sesuatu yang baru dengan berbagai alasan. Pada klaster strategic, kriteria inovasi produk memiliki bobot yang lebih tinggi dari kriteria yang lain, yaitu sebesar 0.185671.

Analisa Kriteria pada Klaster Produksi Meskipun kualitas dan kuantitas produksi pada industri kecil menengah di Kabupaten Bangkalan terbilang lemah, namun selalu dilakukan upaya-upaya untuk pengembangan industrinya.

Analisa Perangkingan Alternatif Industri (2) Industri yang menjadi prioritas adalah industri berbahan baku hasil hutan (rakyat) dan perikanan. Industri yang menjadi prioritas di Bangkalan ditentukan oleh resource based industries.

Kesimpulan Terdapat dua puluh dua kriteria yang menjadi faktor yang menentukan pengembangan prioritas industri kecil menengah. Dua puluh dua kriteria tersebut dikelompokkan menjadi delapan klaster kriteria, yaitu klaster resources, teknologi, finansial, SDM, marketing, strategic, iklim usaha, dan produksi. Dari kriteria-kriteria yang menentukan, diperoleh tujuh kriteria yang memiliki bobot tertinggi sebagai kriteria yang paling prioritas dalam menentukan pengembangan industrti kecil menengah. Tujuh kriteria tersebut adalah nilai investasi dan penentuan harga pada klaster finansial, kapasitas produksi dan kualitas produk pada klaster produksi, inovasi produk dan persaingan usaha dalam klaster strategic, serta sustainability bahan baku untuk jangka panjang dalam klaster resources.

Kesimpulan (2) Prioritas pengembangan industry kecil menengah berdasarkan urutan perankingannya adalah: industri batik, industri penggaraman/pengeringan ikan, industri batu bata dari tanah liat, industri kerupuk, industri makanan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, industri pengolahan dan pengawetan lainnya untuk ikan, industri anyam-anyaman dari tanaman selain rotan dan bambu, industri kapur, industri genteng dan tanah liat, industri anyam-anyaman dari rotan dan bambu, industri tempe, industri kerajinan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, industri furniture dari kayu, industri sirup, industri alat pertanian dari logam, industri tali, industri border/sulaman, industri berbagai macam tepung, industri kapuk, dan industri alas kaki.

Kesimpulan (3) Jika disimpulkan, industri yang menjadi prioritas adalah industri berbahan baku hasil hutan (rakyat) dan perikanan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa industri yang menjadi prioritas di Bangkalan ditentukan oleh resource based industries yang berarti bahwa industri yang menjadi industri kompetensi lebih banyak ditentukan oleh potensi sumberdaya (resource) yang dibutuhkan dalam proses industri, terutama bahan baku yang berasal dari sumber daya alam dan sumberdaya manusia lokal. Industri batik, yang merupakan industri prioritas, memiliki wilayah pengembangan di Kecamatan Tanjungbumi, yang menjadi pusat pengembangan kawasan industri kecil dan kerajinan rakyat yang memiliki reputasi nasional.

Saran Sektor industri kecil menengah yang prioritas dapat ditentukan melalui pembobotan dengan metode Delphi, tanpa perlu mengolah keseluruhan industri yang ada. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menentukan sektor industri kecil menengah yang dapat dikembangkan pada suatu kawasan industri tertentu.

Daftar Pustaka Ciptomulyono, U. (2000). Integrasi Metode Delphi dan Prosedur Analisis Hirarkhis (AHP) untuk Identifikasi dan Penetapan Prioritas Objektif/Kriteria Keputusan. Jurnal IPTEK, Vol.7. Fenwick, J., Butt, J., Downie, J., Monterosso, L., & Wood, J. (2006). Priorities for midwifery research in Perth, Western Australia: A Delphi study. International Journal of Nursing Practice, 12: 78-93. Hamzah, M. I. (2009). Penetapan Pola Sistem Pengembangan dan Pembinaan Manajemen untuk UKM dengan Pendekatan Model MCDM Hybrid DEMATEL dan ANP. Tugas Akhir Teknik Industri ITS. Kristianto, Y. (2002). Pengembangan Model Keputusan Kelompok Integrasi Model Fuzzy AHP dan Delphi: Studi Kasus Pemilihan Sektor-sektor Industri Kimia Dasar di JaTim. Thesis Teknik Industri ITS. Maharani, S. (2007). Penerapan Metode Fuzzy ANP dalam Proses Pemilihan Rekanan Penyedia Peralatan Proses PT 'X'. Tugas Akhir Teknik Industri ITS. Marimin. (2005). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo. Pratiwi, J. N. (2009). Implementasi Model Input Output dan Fuzzy ANP dalam Penentuan Prioritas Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur. Tugas Akhir Teknik Industri ITS.

Daftar Pustaka (2) Rahmana, A. (2009). Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Saaty, T. L. (2001). Decision Making With Dependence And Feedback: The Analytic Network Process. Pittsburgh: RWS Publications. Salmah, M. K. (2009). Aplikasi Metode ANP dan TOPSIS dalam Penentuan Industri Manufaktur Unggulan Serta Strategi Pengambangan (Studi Kasus: Kotamadya Surabaya). Tugas Akhir Teknik Industri ITS. Sulistyastuti, D. R. (2004). Dinamika Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Analisis Konsentrasi Regional UKM di Indonesia 1999-2001. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, 143-164. Tambunan, T. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat. Tsai, W. H., & Chou, W. C. (2009). Selecting Management System for Sustainable Development in SMEs: A Novel Hybrid Model Based on DEMATEL, ANP and ZOGP. Expert System with Application, 1444-1458. Widharanti, A. (2009). Pemilihan Sektor Pelanggan dalam Penerapan Demand Side Management untuk Pengaturan Beban Listrik dengan Pendekatan Dephi AHP di PLN Distribusi JaTim. Tugas Akhir Teknik Industri ITS.