PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH
|
|
- Surya Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH Eko Nurmianto Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya, nurmi@sby.centrin.net.id ABSTRAK Kualitas sumber daya manusia dievaluasi dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Subdin Industri, Logam, Mesin dan Aneka (ILMEA) dan Subdin Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan (IKAHH) sebagai sub instansi di dalam Dinas PERINDAGKOP yang berperan mendukung Dinas PERINDAGKOP di sektor Industri logam, mesin, aneka dan Industri kimia, agro dan hasil hutan perlu melakukan pelatihan kepada para pegawainya, efektifitas dan efisiensi serta kinerja. Pengolahan kuisioner untuk mendapatkan bobot prioritas terbesar. Pembobotan alternatif ditentukan dengan mempertimbangkan : a) Peserta : Peserta yang mengikuti pelatihan secara aktif, b) Trainer : Pelatih yang memberikan materi pelatihan, c) Materi : Kualitas materi yang diberikan, d) Metode : Metode penyampaian materi yang digunakan, e) Suasana : Suasana pelatihan berlangsung. Untuk mengetahui tingkat prioritas tiap alternatif, dipergunakan kuesioner yang disebarkan sebagai media sampling kepada 10 responden dari Kasubdin dan Kasie. Kuesioner diolah dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Software Expert Choice V.9. Kesimpulannya adalah kriteria utama yang mempunyai bobot prioritas terbesar adalah pelatih. Sedangkan bobot subkriteria yang terbesar adalah subkriteria Pelatih Perguruan Tinggi dan Materi Pengembangan UKM. Dan dari hasil akhir penelitian didapatkan bahwa Model Pelatihan 2 (Pelatihan 2 hari dengan menggunakan Tanya Jawab) merupakan alternatif dipilih sebagai model pelatihan ideal dalam Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten X Kata kunci : Sumber Daya Manusia, Pengembangan Pelatihan, AHP. PENDAHULUAN Latar Belakang Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten X (DISPERINDAGKOP), sebagai suatu badan pemerintahan yang berfungsi menumbuhkan investasi dengan merangsang pendirian berbagai macam usaha di Kalimantan Tengah melalui kemudahan dalam pengurusan Surat Ijin Usaha. Dinas PERINDAGKOP diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat mempunyai pelayanan yang professional, efektif, efisien dan fleksibel terhadap perubahan yang terjadi, baik perubahan yang terjadi akibat faktor internal maupun eksternal (Nurmianto, 2006a; 2006b). Peningkatan kinerja dan efektifitas dapat diindikasikan dari peningkatan mutu pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah atau unit-unit bisnis didalam dalam organisasi pemerintahan. Adapun efektifitas pelayanan dapat diukur dari efisiensi dan kepuasan, dimana untuk efisiensi dapat dinilai dari kuantitas dan kualitas aparat pelaksana, kemudahan prosedur pelayanan dan ketersediaan sarana pelayanan, sedangkan kepuasan dapat dinilai dari kemudahan prosedur, besarnya pungutan dan penjelasan petugas kepada pemohon ijin atau pengusaha. Peningkatan kinerja,
2 efektifitas dan efisiensi ini sangatlah penting guna meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada secara umumnya (Dessler, 1997 ; Filippo, 1996; Moekjizat, 1999). Dan salah satu faktor yang harus dibenahi adalah Sumber Daya Manusia yang ada di dalam Dinas PERINDAGKOP. Kualitas SDM perlu diperbaiki, dengan SDM yang berkualitas maka pelayanan yang diberikan kepada konsumen akan mengacu kepada efektifitas dan efisiensi yang dapat meningkatkan nilai kepuasan konsumen di dalam memanfaatkan jasa layanan dinas PERINDAGKOP Kabupaten X. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan proses pelatihan. Dengan model pelatihan dan komponen pendukung pelatihan yang tepat diharapkan efektif dapat membina, mengarahkan dan memotivasi SDM guna memiliki etos kerja yang tinggi dan berpedoman pada kepuasan konsumen. Subdin Industri, Logam, Mesin dan Aneka (ILMEA) dan Subdin Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan (IKAHH) sebagai sub instansi di dalam Dinas PERINDAGKOP yang di dalam perannya akan mendukung Dinas PERINDAGKOP di sektor Industri logam, mesin, aneka dan Industri kimia, argo dan hasil hutan perlu melakukan pelatihan kepada para pegawainya guna meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi serta kinerja SDM-nya. Dengan SDM yang berkualitas dan mempunyai pola kerja yang efektif dan efisien diharapkan akan dicapai Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui prioritas unsur-unsur pelatihan SDM di lingkungan SDM Dinas PERINDAG KOP, Subdin ILMEA dan IKAHH. 2. Mengetahui model pelatihan mana yang mampu meningkatkan kualitas kerja SDM Dinas PERINDAGKOP, Subdin ILMEA dan IKAHH. METODA Identifikasi awal mengidentifikasikan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian. Sedangkan permasalahan yang diselesaikan adalah penentuan alternatif keputusan yang diambil berdasarkan atas prioritas bobot terbesar. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan suatu keputusan pemilihan alternatif dalam Analisa Model Pelatihan SDM Subdin Industri Logam, Mesin dan Aneka (ILMEA) dan Industri Kimia, Argo dan Hasil Hutan (IKAHH) di Dinas PERINDAGKOP. Studi pustaka bertujuan memperdalam metode dan mencari bahan pustaka yang sesuai dengan permasalahan yang akan diselesaikan, sedangkan tahap studi lapangan adalah mempelajari kondisi atau situasi yang ada sehingga nantinya dapat diketahui sektor manakah yang lebih berpotensi untuk dikembangkan terlebih dahulu. Identifikasi Metode Analisis dilakukan setelah studi pustaka dan lapangan dilaksanakan sehingga setelah mengetahui kondisi sebenarnya dapat ditentukan metode tepat yaitu dengan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) (Saaty, 1993; Nurmianto dan Pribadi, 2004; Nurmianto dkk, 2004; Nurmianto dan Sinarta, 2004; Nurmianto dkk, 2006) Identifikasi Kriteria Alternatif. Dalam identifikasi kriteria alternatif pengembangan ini meliputi, 2 model pelatihan yang akan dipilih dalam perhintungan, yaitu : Model Pelatihan 1 yaitu model lama dan Model Pelatihan 2 yaitu model usulan Identifikasi Kriteria Obyektif. Dalam tahap ini, ditentukan beberapa alternatif model pelatihan di SDM subdin ILMEA dan IKAHH di Dinas PERINDAGKOP. Di samping itu ditentukan pula stakeholder (pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan) terhadap model pelatihan SDM subdin ILMEA dan IKAHH di Dinas PERINDAGKOP. A-20-2
3 Penyusunan Kuesioner diperlukan data primer sebagai data pendukung analisanya. Data primer berupa data mengenai unsur-unsur pelatihan yang berpengaruh dalam menentukan pelatihan ideal. Penyebaran Kuesioner berupa kuisioner perbandingan berpasangan ( pairwise comparisons) yang telah disusun kepada responden yang dianggap ahli ( expert) terhadap permasalahan yang berhubungan dengan pelatihan. Dalam penelitian diambil 10 responden, 2 kuisioner disebarkan kepada Kasubdin dan 2 kusioner disebarkan kepada 8 Kasie. Pengolahan data adalah mengolah kuisioner yang telah disebarkan dengan menggunakan Software Expert Choice V.9, bertujuan mendapatkan bobot prioritas terbesar. Pembobotan alternatif ditentukan dengan mempertimbangkan : a) Peserta : Peserta yang senantiasa mengikuti jalannya pelatihan secara aktif. b) Trainer : Pelatih yang memberikan materi pelatihan. c) Materi : Kualitas materi yang akan diberikan pada saat pelatihan. d) Metode : Metode penyampaian materi yang digunakan. e) Suasana : Suasana atau kondisi pada saat pelatihan berlangsung. Untuk mengetahui tingkat prioritas tiap alternatif, dipergunakan media kuesioner yang disebarkan sebagai media sampling kepada 10 responden dari Kasubdin dan Kasie. Dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Software Expert Choice V.9. HASIL DAN DISKUSI Pengolahan dengan Software Expert Choice V.9 Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan Geometric Means dan kemudian akan diolah lebih lanjut untuk memilih kriteria dengan menggunakan Software Expert Choice Pengolahan Geometric Means Setelah dilakukan rekap data maka dilakukan perhitungan Geometric Mean untuk tiap-tiap perbandingan, yaitu antar kriteria, antar subkriteria dan tiap alternatif dengan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : GM = (n1 x n2 x...x nt) 1/t Sedangkan untuk perhitungannya adalah sebagai berikut : 1. Perbandingan antara kriteria Pelatih dengan Peserta GM = (2x2x2x4x2x3x3x3x4x3 ) 1/10 = 2,70 2. Perbandingan antara kriteria Pelatih dengan Materi GM = (1/2x1x3x6x1/2x4x1/2x4x5x4) 1/10 = 1,93 Dengan melakukan perhitungan Geometric Mean yang sama, akan didapatkan perhitungan analoginya. Pengolahan Analytical Hierarchy Process Data yang diperoleh dari hasil Geometric Means kemudian diolah dengan menggunakan Software Expert Choice untuk menguji Inconsistency rationya. Apabila data kuesioner Inconsistency ratio > 0.1 maka data kuesioner dinyatakan tidak konsisten. Hasil pengolahan tahap awal sebagai berikut : A-20-3
4 a. Hasil pengolahan data untuk kriteria utama Tabel 1 Kriteria Utama Kriteria utama Pelatih Peserta Materi Pelatihan Metode pelatihan Suasana Pelatihan Inconsistency ratio = 0.02 Catatan : karena nilai inconsistency rationya 0.1, maka tidak perlu dilakukan perbaikan data karena pembobotan sudah konsisten. Catatan ini berlaku untuk Sub kriteria dari Pelatih, Peserta, Materi Pelatihan, Metode Pelatihan, dan Suasana Pelatihan b. Hasil pengolahan data untuk subkriteria Pelatih Tabel 2 Sub kriteria dari Pelatih Sub Kriteria Pelatih Perguruan Tinggi Dinas Perdagangan Tingkat Badan Diklat Pemkot Balai Pengembangan Industri Inconsistency ratio = 0.03 c. Hasil pengolahan data untuk Sub Kriteria Peserta Tabel 3 Sub kriteria Peserta Sub Kriteria Peserta Kasie Kasubdin Industri Perdagangan Kab/Kota Staff Inconsistency ratio = 0.01 d. Hasil pengolahan data untuk Sub Kriteria Materi Pelatihan Tabel 4 Subkriteria Materi Pelatihan Sub Kriteria Materi Pelatihan Pengembangan UKM Pembinaan Mutu Produksi Desain Produk Desain Pengemasan Inconsistency ratio = 0.02 e. Hasil pengolahan data untuk Sub Kriteria Metode Pelatihan Tabel 5 Subkriteria Metode Pelatihan Sub Kriteria Metode Pelatihan Pengarahan Tanya Jawab Problem Solving Inconsistency ratio = 0.01 A-20-4
5 f. Hasil pengolahan data untuk Sub Kriteria Suasana Pelatihan Tabel 6 Subkriteria Suasana Pelatihan Alternatif Keputusan Sub Kriteria Suasana Pelatihan Serius Santai Tegang Terarah Terlalu Santai Inconsistency ratio = 0.08 Dari hasil pengolahan dengan menggunakan Software Expert Choice, maka dapat dimunculkan Diagram Pohon Keputusan sebagai berikut: Analisa Sensitivitas Gambar 1 Diagram Pohon Keputusan Berdasarkan pengolahan data yang telah kita buat maka dapat dilakukan analisa Sensitivitas untuk mengetahui kriteria yang manakah yang paling sensitif terhadap pembentukan alternatif terpilih. Berikut merupakan grafik analisa Sensitivitas: Gambar 2 Analisa Sensitivitas A-20-5
6 Dari Grafik di atas kriteria yang paling sensitif terhadap pengambilan keputusan dalam pemilihan metode pelatihan adalah kriteria Pelatih karena perubahan bobot sedikit saja akan mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan terhadap alternatif yang terpilih. PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa dari keseluruhan alternatif utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan model pelatihan SDM subdin Industri Logam, Mesin dan Aneka (ILMEA) dan Industri Kimia, Argo dan Hasil Hutan (IKAHH), maka yang paling besar pengaruhnya terhadap hasil pelatihan adalah pada kriteria pelatih, dengan bobot Pelatih dianggap lebih penting daripada kriteria lainnya karena dari pelatihlah ilmu ditransfer kepada peserta. Sedangkan untuk kriteria lain berdasarkan tingkat kepentingannya dapat diurutkan sebagai berikut: materi pelatihan, metode yang digunakan dalam pelatihan, peserta, dan suasana pelatihan. Sedangkan untuk masing-masing sub kriteria pembahasannya adalah sebagai berikut. Untuk kriteria pertama yaitu Pelatih memiliki tiga sub kriteria dimana yang paling besar bobotnya adalah Sub kriteria Perguruan Tinggi dengan bobot sebesar Hal ini disebabkan karena mereka dinilai lebih mengusai materi pelatihan secara konsep dibandingkan pelatih lain dan mempunyai pengalaman nyata (studi kasus) sehingga mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan pelatih lain. Untuk sub kriteria Peserta bobot terbesar dimiliki oleh peserta sebagai Kasie, untuk sub kriteria ini hasil dari pembobotan adalah sebesar Dengan peserta Kasie diharapkan tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dapat tercapai, dan adapun hasil pelatihan tersebut dapat ditransferkan ke level dibawahnya atau Staff. Untuk sub kriteria Materi Pelatihan bobot tertinggi dimiliki oleh materi Pengembangan UKM yaitu materi yang berkaitan dengan usaha untuk membantu dan mengembangkan Usaha Kecil Menengah dengan bobot sebesar Untuk sub kriteria Metode Pelatihan bobot tertinggi dimiliki oleh sub kriteria Tanya Jawab, yaitu metode yang dimana peserta dapat melakukan diskusi interkatif yang berkenaan dengan materi sehingga lebih mudah dilakukan transfer knowledge dari pelatih kepada peserta dengan nilai bobot sebesar Dengan metode ini transer pengetahuan dirasakan sangat efektif dan lebih mudah dipahami oleh peserta. Untuk sub kriteria Suasana Pelatihan bobot tertinggi dimiliki oleh sub kriteria Serius Santai dengan nilai dimana suasana yang terjadi dalam pelatihan adalah terarah dan serius sehingga materi bisa tersampaikan dengan efektif. Untuk Alternatif, bobot tertinggi dimiliki oleh Model Pelatihan 2 dengan nilai pembobotan sebesar Dari hasil bobot yang ada dan hasil dari Diagram Pohon Keputusan maka dapat dianalisis bahwa pelatihan 2 hari dengan materi case study dan tanya jawab ini lebih unggul karena model pelatihan seperti ini lebih mencapai sasaran, dan output yang dihasilkan dari model pelatihan ini jauh lebih bagus daripada model pelatihan 1 yang hanya berlangsung selama 1 hari tanpa case study. Dari grafik analisa sensitivitas dapat disimpulkan bahwa kriteria Pelatih memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap pemilihan alternatif model pelatihan, hal ini dapat dilihat dari tinggi diagram yang dibentuk oleh alternatif Pelatih yaitu sebesar 36.6 % yang kemudian kedua disusul oleh Materi Pelatihan sebesar 25.5%, sedangkan kriteria yang lain kurang berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan model pelatihan untuk SDM di Subdin ILMEA dan IKAHH. A-20-6
7 KESIMPULAN 1. Alternatif yang terpilih berdasarkan pembobotan kriteria dan Subkriteria adalah Model Pelatihan 2 (Bentuk pelatihan 2 hari dengan pelatih dari kalangan{perguruan Tinggi, dengan peserta Kasie, dengan materi pelatihan pengembangan UKM, dan metode yang digunakan adalah Tanya Jawab serta dalam suasana yang serius santai) dengan bobot sebesar Sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pelatihan yang efektif dan mampu meningkatkan kualitas SDM adalah pelatihan dengan menggunakan pelatih dari Perguruan Tinggi, mengangkat materi pelatihan Pengembangan UKM, menggunakan metode pelatihan Tanya Jawab, dengan peserta pelatihan adalah Kasie serta dengan suasana pelatihan yang serius santai. Hendaknya perlu untuk menggunakan tenaga profesional pengajar dari Perguruan Tinggi untuk model pelatihan yang akan digunakan, hal ini dikarenakan unsur Pelatih mempunyai peranan yang lebih di dalam meningkatkan kualitas pelatihan bila dibandingkan dengan unsur pelatihan yang lain. 3. Dan sesuai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di Subdin ILMEA dan IKAHH hendaknya peserta pelatihan tidak hanya menerima hasil/ilmu pelatihan secara pasif, akan tetapi juga turut berperan aktif dalam memberikan pengarahan dan penambahan wawasan kepada para staffnya. DAFTAR PUSTAKA Dessler, Gary (1997) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid II. PT Prenhallindo: Jakarta. Filippo, Edwin B. (1996). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Alih bahasa. Moch. Masud. Erlangga : Jakarta. Handoko, T. Hani (1996) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPPE, Yogyakarta. Mason D. Robert, Lind A Douglas (1996) Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga : Jakarta. Moekjizat (1999) Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mandar Maju, Bandung. Nurmianto, Eko dan Yusuf Pribadi (2004) Pengembangan potensi industri, perdagangan dan koperasi dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah. Seminar Nasional Pasca Sarjana ITS IV, Agust 2004 Nurmianto Eko, Arman H. Nasution, Syafril Syafar (2004) Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan Metode AHP dan SWOT, Jurnal Teknik Industri, Vol. 6, No 1, Juni (ISSN : ), Terakreditasi Dikti No.34/ Dikti/ Kep/ 2003 Nurmianto Eko dan Putu Tedja Sinarta (2004) Evaluasi Kompetensi Bank "X" dengan Metode AHP, Jurnal Manajemen USAHAWAN, Th 33, No 11, Nov (Terakreditasi Dikti ISSN: ) A-20-7
8 Nurmianto Eko, Nurhadi Siswanto, Sanusi Sapuwan (2006) Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer dengan Metode Analytical Hierarchy Process, Jurnal Teknik Industri, Vol.8, No1, Juni 2006 (ISSN : ), Terakreditasi Dikti No.45/Dikti/Kep/2006 Nurmianto Eko (2006 a) Pembuatan Kerajinan Sabut Kelapa Tingkat Dasar. Modul Pelatihan. Pusdiklat Biro PKBL PT. Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, April Kerjasama PT. Pupuk Kaltim dan LPPM-ITS Nurmianto Eko (2006b) Pembuatan Kerajinan Sabut Kelapa Tingkat Dasar. Modul Pelatihan. Dinas Perindagkop, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. 4 8 Desember Kerjasama PT. Pupuk Kaltim dan LPPM-ITS Saaty, T.L (1993) Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Simamora, Henry (1999) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. A-20-8
9 A-20-9
10 A-20-10
ANALISIS MODEL PENGAWASAN DAN PERIJINAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
ANALISIS MODEL PENGAWASAN DAN PERIJINAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Eko Nurmianto*, Siswo Herutoto** *Jurusan Teknik Industri ITS, Email : nurmi@sby.centrin.net.id **Subdin Pengawasan, Dinas Energi
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa materi yang ada di kamus kompetensi saat ini tidak terdapat pada materi yang ada dalam form penilaian saat ini sehingga perlu
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg
Prosiding INSAHP5 Semarang,14 Mei 2007 ISBN :... Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM
99 BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM 6.1 Perumusan Alternatif Strategi dan Program Untuk dapat merumuskan alternatif strategi dan program peningkatan pelayanan sampah perumahan pada kajian ini digunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciSTRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA
STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA Diandra Rizko Siswanto, Lindawati Kartika Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciBAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN
111 BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN Sekalipun pelaksanaan P2FM-BLPS di Kabupaten Bogor mengalami berbagai kendala, namun program tersebut sangat mendukung kebijakan pemberdayaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT...
Lebih terperinciOLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala
50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA INSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN
EVALUASI KINERJA INSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN Safrizal Manajemen Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L Yos Sudarso Km. 6.5 No 3A,Tanjung
Lebih terperinciAnalisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-10 Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal Lucky Andoyo W, Sardono Sarwito,
Lebih terperinciPENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI
PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Pelaksanaan Survai Pelaksanaan survai dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditentukan. Dalam hal penyebaran kuesioner, cara
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi
Lebih terperinciArahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri Eka Putri Anugrahing Widi dan Putut Gde Ariastita Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciAnalisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)
Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciGAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO. 1, JUNI 2006: 40-53
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 8, NO. 1, JUNI 2006: 40-53 PERANCANGAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN KOMPETENSI SPENCER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus di Sub Dinas Pengairan,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Anita IntanNura Diana 1, Moh. Harun 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja
Lebih terperinciMODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh
Lebih terperinciPendidikan Responden
BAB IV BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi para panitia pengadaan barang/jasa, serta jajaran dinas teknis terkait dengan pengadaan
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains
Lebih terperinciPENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)
PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC) Safrizal1) 1) Manajemen Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L Yos Sudarso
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI
`322 Seminar Nasional Teknologi Informasi Universitas Ibn Khaldun Bogor 2018 PENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI Humisar
Lebih terperinciPEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG
PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama NPM : 32412666 Jurusan Pembimbing : Fairuz Inanda
Lebih terperinciISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN METODE MULTI-CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Faisal Piliang Sistem Informasi Universitas
Lebih terperinciTechno Science Vol. 2 No. 2 Oktober
IMPLEMENTASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN KOORDINATOR LAPANGAN PADA FCG UNTUK PROYEK KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG 3 KG WILAYAH DISTRIBUSI KABUPATEN SURAKARTA Rindra Yusianto 1 Putut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pangan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan untuk dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun
Lebih terperinciUniversitas Bakrie LAMPIRAN
LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice
Lebih terperinciPEMILIHAN ALTERNATIF JENIS PONDASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMILIHAN ALTERNATIF JENIS PONDASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciPRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) 1 Anita Intan Nura Diana; 2 Mohamad Harun Fakultas Teknik Universitas Wiraraja Sumenep, Indonesia
Lebih terperinciK U E S I O N E R. Intensitas Pentingnya
105 Lampiran 1. Model Kuesioner AHP yang Digunakan Untuk Mencapai Tujuan Peningkatan Cakupan Sampah Perumahan Nama Responden Pendidikan SMA Sarjana Master Doktor Keterwakilan Jabatan/Pekerjaan K U E S
Lebih terperinciPERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL
PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin berkembangnya persaingan dalam dunia industri membuat perusahaan dituntut agar mampu bersaing untuk berada di posisi terbaik diantara perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciPERUMUSAN STRATEGI KEMITRAAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SWOT (Eko Nurmianto, et al.)
PERUMUSAN STRATEGI KEMITRAAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SWOT (Eko Nurmianto, et al.) PERUMUSAN STRATEGI KEMITRAAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SWOT (Studi Kasus pada Kemitraan PT. INKA dengan Industri Kecil
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kondisi persaingan saat ini semakin kompetitif. Hal ini menuntut perusahaan atau organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai peningkatan
Lebih terperinciPENENTUAN STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN AHP
PENENTUAN STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN AHP (Studi Kasus: Peternakan Tejo Makmur) Skripsi Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. a. Jenis kelamin Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengujian Data 1. Identitas responden a. Jenis kelamin Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Skor Jenis Kelamin F % 1 Pria 14 50 2 Wanita 14 50 Jumlah 28
Lebih terperinciPenerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 ISS 65 Penerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang IMPLEMENTATION OF DECISION SUPPORT SYSTEM MODEL
Lebih terperinciAisman, dan Novizar Nazir FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
Aisman, dan Novizar Nazir FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS Di Unand pemikiran yang intensif tentang pendidikan kewirausahaan mahasiswa sudah di mulai awal tahun 2000 Tahun 2001 Mata Kuliah
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang
Lebih terperinciBAB VI. Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy
124 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software expert choice.v.11, maka dapat ditarik
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX
PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam membuat keputusan sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KINERJA CRA (CUSTOMER RELATION ASSISTANCE) DI PT. BANK X
ANALISIS EFEKTIVITAS TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KINERJA CRA (CUSTOMER RELATION ASSISTANCE) DI PT. BANK X Eduart Wolok Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Lebih terperinciPemilihan Tanaman Pangan Unggulan Kotamadya Cilegon Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pemilihan Tanaman Pangan Unggulan Kotamadya Cilegon Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Welda STMIK MDP Palembang welda@stmik-mdp.net Abstrak: Melakukan pengambilan keputusan menggunakan matriks
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis mini market sedang berkembang pesat, hampir di setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini bisnis mini market sedang berkembang pesat, hampir di setiap kota maupun kabupaten sudah berdiri mini market. Maraknya pendirian minimarket ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Politeknik Negeri Malang (Polinema) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan tinggi yang diberi kepercayaan untuk melaksanakan pola pengelolaan hibah penelitian
Lebih terperinci(SM-1) Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan Analytical Hierarchy Process
(SM-1) Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan Analytical Hierarchy Process Rohmatulloh 1 dan Sri Winarni 2 1Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta 2Jurusan Statistika FMIPA, Universitas
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP Fitriyani Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Email : bilalzakwan12@yahoo.com ABSTRAK Sistem Pendukung Keputusan dirancang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk
Lebih terperinciWALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016
SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN DENGAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI
7 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Kota Semarang Dinas Perindustrian Kota Semarang terletak di Jalan Pemuda No. 175 Gedung Pandanaran lantai 4 Semarang, sebelum menempati
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jabatan Menggunakan Pendekatan Evaluasi Jabatan (Studi Kasus PT. X)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jabatan Menggunakan Pendekatan Evaluasi Jabatan (Studi Kasus PT. X) Serly Permata 1, Hadi Setiawan 2, Nandang Sukandar 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU) Jumirin, Sudewi STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciLampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Waktu 19 Agustus 2011 Orientasi perusahaan 20, 22-25 Agustus 2011 26 27 agustus 2011 5 6 September 2011 Kegiatan Memeroleh data & informasi perusahaan
Lebih terperinciJAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC
TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena Armstrong et al. (2003) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
Lebih terperinciPEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG
PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG Ryan Hernawan 1),Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Teguh Hariyanto 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN AHP PADA PT.NAYATI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN AHP PADA PT.NAYATI Muji Sukur, Susanto Abstrak Selama ini penilaian prestasi kinerja karyawan di PT. Nayati Semarang, belum dilaksanakan
Lebih terperinciINTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA
Integrasi Metode Balance Scorecard dan Analytical Hierarchy Process... (Fithriyah dkk) INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciSISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE
SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE Andi Harmin 1), Sitti Arni 2) Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar andiharmin@yahoo.com Program
Lebih terperinciSISTEM PENILAIAN KINERJA DOSEN PNS.Dpk DI LINGKUNGAN KOPERTIS WIL II MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERACHY PROCESS (AHP) 1Dona Yuliawati dan 2Wasilah
Jurnal Informatika, Vol. 12, No. 2, Desember 2012 Dona Yuliawati SISTEM PENILAIAN KINERJA DOSEN PNS.Dpk DI LINGKUNGAN KOPERTIS WIL II MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERACHY PROCESS (AHP) 1Dona Yuliawati
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Juliette Willeke Sandy, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat manual ke sistem yang baru. Mengingat banyaknya nasabah yang akan diberikan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun yang semakin cepat menjadi tantangan berat bagi pengguna teknologi informasi itu sendiri, dan mendorong setiap
Lebih terperinciStrategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP)
56 TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP) UTILIZATION STRATEGY OF POND EX TIN MINING USING ANALITICAL
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET Elly Yanuarti STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang, Bangka Belitung m4_4yie@ymail.com ABSTRACT Use of internet
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) Winda Sulistiana 1 dan Evi Yuliawati 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO) Aulia Vitari dan Muhammad Said Hasibuan Magister Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data
19 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Papua Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Papua Barat sebagai wilayah yang mempunyai potensi sumber
Lebih terperinci