Kajian Kohesi dan Koherensi dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

Analisis Konjungsi dalam Wacana Berita pada Rubrik Sariwarta di Majalah Panjebar Semangat Edisi Januari-Desember 2013

ANALISIS TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL TRAJU MAS KARYA IMAM SARDJONO

Analisis Mikrostruktural Roman Asmarani Karya Suparto Brata

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Jemini Karya Suparto Brata

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRATIWI AMALLIYAH A

REFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA CERBUNG KUCING SILUMAN MAJALAH JAYA BAYA EDISI 15 JULI 16 SEPTEMBER 1990 KARYA SOEMARNO WHD

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Wulandari Karya Yunani

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

Frase Nominal dan Frase Verbal pada Novel Pinatri Ing Teleng Ati Karya Tiwiek SA

Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Novel Krikil-Krikil Pasisir karya Tamsir As

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL PRAWAN NGISOR KRETEG KARYA SOETARNO

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB II PEMBAHASAN. Dalam pembahasan ini akan dipaparkan mengenai penanda kohesi (baik

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TIPE-TIPE SUBSTITUSI DALAM EMPRIT ABUNTUT BEDHUG

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

zs. /or.wisman lladi, M.Hum. ANA,LISIS PENAI{DA KOHESI GRAMATIKAL ARTIKEL POLITIK PADA MEDIA OFII.,INE KOMPASIANA.COM ARTIKEL Asrul Khairillrsibuan

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Harimurti Kridalaksana, 2008: 24). Kelangsungan hidup suatu bahasa sangat

Analisis Kesalahan Ortografi dalam Karangan Narasi Berbahasa Jawa Siswa Kelas XI di SMA N 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG KARYA ARDINI PANGASTUTI B.N.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BOLEH TAHU PADA MAJALAH BOBO ONLINE SERTA RELEVANSINYA TERHADAP BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA SD/MI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Diyah Agustiyan Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAMERAN BUKU MURAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

PENGGUNAAN KOHESI DAN KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

Analisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

Transkripsi:

Kajian Kohesi dan Koherensi dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn Oleh: Rina Suryaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Rinasuryaningsih22@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) wujud penanda kohesi gramatikal antarkalimat yang terdapat pada novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn; (2) wujud penanda koherensi antarkalimat yang terdapat pada novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn.Dari hasil analisis kohesi dan koherensi pada Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn terdapat: (1) wujud penanda kohesi aspek gramatikal meliputi: (a) reference (pengacuan) persona aku, sliramu kamu, kowe kamu dheweke ia, kita; (b) pengacuan demonstratif sawijining dina pada suatu hari, sesuke besoknya, meh saben minggu hampir setiap minggu, ing kamar kose di kamar kosnya, ing Temanggung di Temanggung ; pengacuan komparatif kaya seperti ; (c) subtitusi (penyulihan) wong loro dua orang ; (d) elipsis (pelesapan) aku, tanpa kowe tanpa kamu, novele novelnya, sanajan walaupun; (e) konjungsi (kata penghubung) nanging tetapi, sanajan meskipun, merga karena, yen kalau muga-muga mudahmudahan, nalika ketika, lan dan, utawa atau ; (2) wujud penanda aspek koherensi meliputi: (a) hubungan sebab-akibat, (b) hubungan alasan-sebab, (c) hubungan sarana-tujuan, (d) hubungan kelonggaran-hasil, (e) hubungan syarat-hasil, (f) hubungan ibarat dan (g) hubungan aditif waktu (simultan dan beruntun). Kata kunci: kohesi, koherensi, novel Lintang Pendahuluan Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting dalam kehidupan seharihari. Secara garis besar sarana komunikasi itu ada dua, yaitu verbal dan nonverbal. Verbal juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis (Sumarlam, 2009:1). Tarigan (2009: 26) menegaskan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lesan atau tertulis. Wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis. Sebuah wacana terdiri dari dua bagian yaitu bentuk dan makna. Kepaduan makna dan kerapian bentuk merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat keterbacaan dan keterpahaman wacana. Sebuah wacana dapat dikatakan baik apabila hubungan antarkalimat-kalimatnya kohesif dan koheren. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 46

Maka dari itu dibutuhkan penanda koherensi untuk mencapai kekohesifan yang mantap sehingga wacana tersebut dapat dikatakan wacana yang utuh karena terdapat kohesi dan koherensi yang lengkap. Permasalahan yang timbul adalah apasajakah jenis penanda kohesi dan koherensi yang terdapat pada Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn?. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis kohesi dan koherensi yang terdapat pada Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber datanya yaitu Novel yang berjudul Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn dan datanya adalah teks dan dialog yang mengandung aspek kohesi dan koherensi pada Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn. Teknik pengumpulan data melalui teknik pustaka dan catat. Instrumen penelitian menggunakan kartu pencatat data. Data dianaisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian disajikan dengan teknik informal. Hasil Penelitian 1. Aspek kohesi gramatikal yang terdapat pada Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn, meliputi: pengacuan, penyulihan (subtitusi), penghilangan (elipsis), kata penghubung (konjungsi). a. Penanda kohesi gramatikal yang berupa pengacuan Budhal saka Yogya sabtu sore, numpak Senja Utama. (L: 41) Berangkat dari Yogja sabtu sore, naik Senja Utama. Penggunaan satuan lingual sabtu sore pada kutipan di atas merupakan pengacuan demonstratif waktu netral karena tidak menunjukkan waktu lampau, waktu kini atau waktu yang akan datang melainkan menunjuk waktu sabtu sore. b. Penanda kohesi gramatikal yang berupa penyulihan (subtitusi) Gilar langsung ngglandhang tangane Nur Endah, dijak pindhah menyang sisih wetan. Wong loro lungguh ing trotoar pinggir alun-alun, ngungkurake dalan. (L: 20) Gilar langsung menggandeng tangannya Nur Endah, diajak pindah sebelah timur. Dua orang duduk di trotoar pinggir alun-alun, membelakangi jalan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 47

Dari kutipan di atas, wujud penanda wong loro dua orang merupakan jenis substitusi frasal yang merupakan penyebutan dari frasa Gilar dan Nur Endah yang dijelaskan pada kalimat sebelumnya. c. Penanda kohesi gramatikal yang berupa penghilangan (elipsis) Demi cita-cita, Ø cinta, Ø Lintang sanajan abot ya dilakoni. (L: 32) Demi cita-cita, Ø cinta, Ø Lintang walaupun berat pasti dilakukan. Pada kutipan di atas terjadi elipsis satuan lingual pada frasa demi, elipsis pada frasa demi terjadi dua kali. Tuturan di atas dapat dielipsiskan menjadi demi cita-cita, demi cinta, demi Lintang. demi cita-cita, demi cinta, demi Lintang. d. Penanda kohesi gramatikal yang berupa kata penghubung (konjungsi) Gusti, mugi Panjenengan kersa paring kemurahan dhumateng kawula, paring pitedhah dhumateng kawula kados pundi caranipun amrih kula saget berhasil. (L: 58) Gusti, mudah-mudahan Engkau memberikan kemurahan kepadaku, memberikan petunjuk kepadaku bagaimana cara agar aku bisa berhasil. Wujud penanda konjungsi mugi mudah-mudahan pada kutipan di atas merupakan konjungsi yang menyatakan harapan agar Allah swt. memberikan kemurahan dan petunjuk pada Gilar. 2. Aspek koherensi yang terdapat pada novel Lintang karya Ardini Pangastuti, Bn meliputi: a. hubungan sebab-akibat Gilar tangi merga kebribenen swara ocehe manuk kang rame sesautan. (L: 12) Gilar tebangun karena berisik suara ocehan burung yang ramai bersahutan. Kutipan di atas merupakan hubungan sebab-akibat dimana Gilar tangi Gilar bangun itu menyatakan akibat dan merga kebribenen swara ocehan manuk kang rame sautan karena berisik suara ocehan burung yang ramai bersahutan merupakan sebab. b. hubungan alasan-sebab Nur Endah manthuk-manthuk lan enggal bali nerusake anggone mangan soale sing ngantri ing njaba wis akeh. (L: 23) Nur Endah mengangguk-angguk dan segera kembali meneruskan makan karena yang mengantre di luar sudah banyak. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 48

Kutipan di atas merupakan hubungan alasan-sebab. Dimana kalimat kedua, soale sing ngantri ing njaba wis akeh karena yang mengantre di luar sudah banyak merupakan sebab dan kalimat pertama Nur Endah enggal bali nerusake anggone mangan Nur Endah segera kembali meneruskan makan merupakan sebuah alasan. c. hubungan sarana-tujuan Nanging kita kudu tetep optimis. Sebab sikap kita, keyakinan kita marang sawening bab sok bisa numusi. (L: 29) Tetapi kita harus tetap optimis. Sebab sikap kita, keyakinan kita terhadap suatu hal akan menjadi kenyataan. Dari kutipan di atas merupakan hubungan sarana-tujuan.yang ditunjukkan pada kalimat pertama nanging kita kudu tetep optimis tetapi kita harus tetap optimis merupakan sebuah pernyataan sarana. Pada kalimat kedua sebab sikap kita, keyakinan kita, marang sawening bab sok bisa numusi sebab sikap kita, keyakinan kita terhadap suatu hal akan menjadi kenyataan merupakan sebuah tujuan. d. hubungan kelonggaran-hasil Nem sasi manggon ing Jakarta, pranyata Gilar durung bisa mujudake impene. (L: 49) Enam bulan tinggal di Jakarta, ternyata Gilar belum bisa mewujudkan impiannya. Kutipan di atas tersebut merupakan hubungan kelonggaran-hasil. Wujud penanda Gilar durung bisa mujudake impene Gilar belum bisa mewujudkan impiannya yang menyatakan kegagalan atau hasil akan usaha yang dinyatakan pada kalimat pertama, yaitu nem sasi manggon ing Jakarta enam bulan tinggal di Jakarta yang merupakan pernyataan kelonggaran. e. hubungan syarat-hasil Sing paling penting Dhik Gilar kudu sregep latihan, sregep maca karya-karya sing apik. Tanpa kuwi Dhik Gilar ora bakal bisa maju. (L: 79) Yang paling penting Dhik Gilar harus rajin latihan, rajin membaca karya-karya yang bagus. Tanpa itu Dhik Gilar tidak akan bisa maju. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 49

Pada kutipan di atas merupakan hubungan syarat-hasil. Yang di tunjukkan pada wujud penanda Gilar kudu sregep latian lan maca karya-karya sing apik Gilar harus rajin latihan dan membaca karya-karya yang bagus yang menyatakan sebuah syarat. Pada kalimat tanpa iku Dhik Gilar tidak ankan bisa maju tanpa itu Gilar tidak akan bisa maju merupakan pernyataan hasil. f. hubungan ibarat Lumrahe jantunge kuwi kaya arep mencolot saka kungkungan ragane. (L: 1) Jantungnya itu terasa seperti akan meloncat dari dalam raganya. Dari kutipan di atas merupakan hubungan ibarat. Yang ditunjukkan pada wujud penanda kaya arep mencolot seperti akan meloncat yang merupakan bentuk perumpamaan dari perasaan Lintang yang tidak karuan. g. hubungan aditif waktu (simultan dan beruntun) Sepedha motor terus mlayu. Gilar njupuk dalan sidhatan supaya bisa luwih cepet tekan ngenggon. Liwat ngarep stasiun Lempuyangan terus bablas njedhul ngisor jembatan layang. Mandheg tuku dhawet ayu sedhela. (L: 26) Sepeda motor terus melaju. Gilar mengambil jalan pintas supaya bisa lebih cepat sampai tujuan. Lewat depan stasiun Lempuyangan kemudian bablas tiba di bawah jembatan layang. Berhenti membeli dhawet ayu sebentar. Pada kutipan di atas terdapat penanda hubungan aditif waktu karena pada kalimat di atas menjelaskan perjalanan Gilar untuk sampai ke tempat tujuan mulai dari melaju cepat, mengambil jalan pintas lewat depan stasiun Lempuyangan kemudian tiba di jembatan layang dan membeli dhawet ayu. (beruntun). Simpulan Jenis aspek kohesi gramatikal yang terdapat pada Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn meliputi: pengacuan, penyulihan (subtitusi), penghilangan (elipsis), kata penghubung (konjungsi) sedangkan jenis aspek koherensi yang terdapat pada Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn meliputi: hubungan sebab-akibat, alasan-sebab, sarana-tujuan, kelonggaran-hasil, syarat-hasil, dan aditif waktu (simultan dan beruntun). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 50

Daftar Pustaka Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsipAnalisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Pangastuti, Ardini. 1997. Lintang. Semarang: Yayasan Adhigama. Purwadi. 2004. Kamus Jawa-Indonesia populer. Yogyakarta: Media Abadi. Sumarlam. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 51