Analisis Mikrostruktural Roman Asmarani Karya Suparto Brata
|
|
- Teguh Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Mikrostruktural Roman Asmarani Karya Suparto Brata Oleh: Desy Anindita Sari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) aspek-aspek gramatikal yang terdapat pada wacana roman Asmarani; (2) aspek-aspek leksikal yang terdapat pada wacana roman Asmarani. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah roman Asmarani karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh penerbit Elmatera pada tahun 2013 dengan tebal 154 halaman dan data dalam penelitian ini adalah satuan gramatikal yang memuat aspek gramatikal dan aspek leksikal yang menjadi sarana keutuhan wacana roman Asmarani karya Suparto Brata. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dan dibantu buku-buku tentang wacana, buku-buku penunjang yang berkaitan dengan penelitian serta kartu data. Teknik keabsahan dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas data dengan peningkatan ketekunan. Pengumpulan data digunakan teknik dasar dengan menggunakan metode simak dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Analisis data digunakan teknik analisis konten dan teknik penyajian hasil analisis menggunakan metode penyajian verbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam wacana ini ditemukan adanya empat aspek gramatikal berupa referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi. Aspek gramatikal ini didominasi oleh penggunaan aspek referensi sebanyak 310, kemudian aspek konjungsi 13, aspek elipsis 9, dan aspek subtitusi 6. Selain aspek gramatikal, dalam wacana ini juga terdapat aspek leksikal berupa repetisi sebanyak 20, sinonimi 17, antonimi 12, kolokasi 1, hiponimi 5, dan ekuivalensi 5. Kata kunci: mikrostruktural, roman Asmarani Pendahuluan Wacana pada dasarnya merupakan pemahaman terhadap teks yang diperlukan oleh masyarakat bahasa dalam komunikasi dengan informasi yang utuh. Wacana yang utuh harus dipertimbangkan dari segi informasi yang koheren, sedangkan kekohesifannya dipertimbangkan dari keruntutan unsur pendukung (bentuk). Pada telaah karya sastra, analisis wacana diperlukan untuk mendapat pemahaman yang komprehensif terhadap isi karya sastra itu. Oleh karena bahasa terdiri atas bentuk dan makna, maka kajian terhadap karya sastra seperti roman perlu dilihat dari struktur lahir dan struktur batinnya. Roman dianggap sebagai salah satu wacana prosa yang dapat mewacanakan sesuatu atas interpretasi penulis dalam melihat fenomena yang terjadi di masyarakat. Cerita yang disampaikan dalam sebuah roman mengandung suatu pesan yang diharapkan dapat menjadi acuan atau pengetahuan baru bagi masyarakat. Dalam menciptakan sebuah roman pengarang tidak lepas dari aspek Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 103
2 gramatikal dan aspek leksikal untuk menamakan acuan yang sama dalam berbagai pengulangan sepanjang cerita. Adanya pengulangan-pengulangan kata pada setiap paragraf untuk menekankan betapa pentingnya hal atau masalah yang dibahas atau dibahas atau dibicarakan dalam roman Asmarani. Dalam bentuk gramatikal hal ini dapat dituliskan dengan menggunakan pengacuan (referensi), penyulihan (subtitusi). Sementara itu, dalam bentuk leksikal pengulangan tersebut dapat berupa repetisi. Aspek gramatikal dan leksikal pada roman Asmarani ini diteliti karena pada roman Asmarani banyak ditemukan variasi penggunaan penanda gramatikal dan leksikal yang fungsinya sebagai alat penghubung antar kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga membentuk keterkaitan. Pengkajian roman ini menarik bagi peneliti dan sekaligus merupakan tantangan karena apa yang ingin disampaikan oleh penulis belum tentu sama dengan yang dipahami oleh pembaca. Dengan kata lain komunikasi yang dibangun di dalamnya masih bersifat abstrak. Untuk memahami sebuah karya sastra seperti roman ini sebagai sebuah wacana pembaca harus mengetahui tentang makna kata-katanya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul Analisis Mikrostruktural Roman Asmarani Karya Suparto Brata untuk (1) mendeskripsikan aspek-aspek gramatikal yang terdapat pada wacana roman Asmarani, dan (2) mendeskripsikan aspek-aspek leksikal yang terdapat pada wacana roman Asmarani. Penelitian sebelumnya yang dinilai cukup relevan dengan penelitian ini antara lain dilakukan oleh Rokhanah Qudus (2013) yang meneliti Analisis Kohesi Leksikal dalam Roman Dom Sumurup Ing Banyu karya Suparto Brata. Penelitian lainnya dari Astuti Kurnia Salmi yang memilih objek penelitian berupa novel Kadurakan ing Kidul Dringu karya Suparto Brata, terdiri dari delapan bab yang diterbitkan oleh NARASI, Yogyakarta pada tahun Penelitian sejenis yang mengkaji analisis wacana juga dilakukan oleh Feni Andriyani (2013) Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan skripsinya yang berjudul Analisis Tekstual dan Kontekstual dalam Novel Traju Mas karya Imam Sardjono. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 104
3 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini yang dijadikan sumber data penelitian adalah roman Asmarani karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh penerbit Elmatera pada tahun 2013 dengan tebal 154 halaman. Adapun data dalam penelitian ini adalah satuan gramatikal yang memuat aspek gramatikal dan aspek leksikal yang menjadi sarana keutuhan wacana roman Asmarani karya Suparto Brata. Selanjutnya teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik lanjutan berupa teknik catat. Menurut Sudaryanto (1988: 2) penggunaan teknik lanjutan baru dapat diwujudkan bila didasarkan pada penggunaan teknik dasar. Sudaryanto (1988: 5) menjelaskan bahwa teknik catat yaitu dengan dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Adapun langkah yang ditempuh peneliti dalam mengumpulkan data dengan menggunakan teknik catat adalah mencatat data yang diperoleh sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini berupa kata-kata, frasa dan kalimat yang mengandung aspek gramatikal dan leksikal dalam roman Asmarani karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh Elamtera. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dan dibantu buku-buku tentang wacana, buku-buku penunjang yang berkaitan dengan penelitian serta kartu data. Kartu data dalam penelitian ini berbentuk tabel. Pada tahap analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis isi. Hasil Penelitian Pendekatan mikrostruktural melihat bahwa wacana dibentuk atas dua segi yaitu segi bentuk atau kohesif dan segi makna atau koheren (Sumarlam, 2008: 86). Sumarlam (2008: 194) menambahkan bahwa mekanisme kohesi dapat dilihat dari kohesi gramatikal dan kohesi leksikalnya. Kohesi gramatikal di antaranya adalah pengacuan (referensi), penyulihan (subtitusi), pelesapan (elipsis) konjungsi, dan kohesi leksikal antara lain adalah repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), ekuivalensi (kesepadanan). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 105
4 1. Aspek Gramatikal a. Pengacuan (Referensi) Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau satuan acuan) yang mendahului atau mengikutinya. Pada roman Asmarani ditemukan adanya data berupa satuan gramatikal yang berupa (1) pengacuan persona, (2) pengacuan demonstratif, dan (3) pengacuan komparatif. 1) Pengacuan Persona Tarwi ngunjal ambegan. Wis, ah, aku dak mulih wae! (A/B2/H28) Tarwi menghela nafas. Sudah, ah, aku mau pulang saja! Pada data di atas pronomina persona I tunggal bentuk bebas aku mengacu pada Tarwi (orang yang menuturkan tuturan itu). Satuan lingual aku yang mengacu pada Tarwi yang telah disebutkan terlebih dahulu atau yang antesedennya berada di sebelah kiri merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora yang anafora melalui pronomina persona I tunggal bentuk bebas. 2) Pengacuan Demonstratif Pengacuan demonstratif (kata ganti penunjuk) dibedakan menjadi dua, yaitu pronomina demonstratif waktu (temporal) dan pronomina demonstratif tempat (lokasional). a) Pengacuan Demonstratif Waktu Esuk jam papat, nalika hawa ing njaba isih ireng, lintang-lintang abyor, Asmarani wis numpak dhokare Pak Kerta Lurahe Dhongkol mangetan. (A/B5/H64) Pagi jam empat, ketika cuaca di luar masih gelap, bintang-bintang bersinar, Asmarani sudah naik delmannya Pak Kerta Lurah Dhongkol ke arah timur. Penggunaan satuan lingual esuk pagi pada data di atas mengacu pada waktu netral, yaitu jam papat jam empat. Pengacuan ini termasuk jenis pengacuan endofora yang katafora karena mengacu pada anteseden di sebelah kanannya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 106
5 b) Pengacuan Demonstratif Tempat Niki le Bu, Asmarani penekan wit dhuwet! wadule Si Lancur Tarwi ing ngisor wit. (A/B2/H16) Ini loh Bu, Asmarani memanjat pohon dhuwet! kata Si Lancur Tarwi di bawah pohon. Kata niki ini pada data di atas mengacu pada tempat yang dekat dengan penutur. Dengan kata lain, penutur (dalam hal ini Tarwi) ketika menuturkan kalimat itu ia sedang berada di tempat yang dekat dengan tempat yang dimaksudkan pada tuturan itu, yaitu berada ing ngisor wit di bawah pohon. 3) Pengacuan Komparatif Pengacuan komparatif (perbandingan) ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau lebih yang mempunyai kemiripan atau kesamaan dari segi bentuk atau wujud, sikap, sifat, watak, dan perilaku. Asmarani melu tangi, lan nginthil ngimplik ing mburine Tarwi, kaya punakawan Semar ngiringke bendarane. (A/B2/H28) Asmarani ikut berdiri, dan mengikuti berjalan di belakangnya Tarwi, seperti punakawan Semar mengikuti ratunya. Pada data di atas terdapat pengacuan komparatif yaitu kaya seperti. Pengacuan perbandingan ini merujuk pada Asmarani Asmarani dan punakawan Semar punakawan Semar yang mempunyai kesamaan yaitu berjalan di belakang mengikuti yang di depan. Dalam hal ini Asmarani berjalan mengikuti Tarwi sedangkan punakawan Semar berjalan mengikuti ratunya. b. Penyulihan (Subtitusi) Subtitusi adalah penggantian unsur wacana dengan unsur yang lain yang acuannya tetap sama. Mung wae nylenehe lelakon iki, Asmarani lagi ngancik umur limalas taun, dene Marsan meh tikel pindhone. Meh saben dina wong loro kuwi ketemu. (A/B1/H1) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 107
6 Hanya saja anehnya keadaan ini, Asmarani baru berumur lima belas tahun, sedangkan Marsan hampir dua kali lipatnya. Hampir setiap hari dua orang itu bertemu. Pada data di atas terdapat satuan lingual Asmarani dan Marsan pada kalimat pertama disubtitusi dengan frasa wong loro dua orang pada kalimat kedua. Frasa wong loro dua orang adalah unsur pengganti yang menggantikan nama Asmarani dan Marsan (unsur terganti). c. Pelesapan (Elipsis) Elipsis merupakan bentuk penyulihan dengan menyulih butir pokok dengan zero, sesuatu yang ada tetapi tidak diucapkan atau tidak dituliskan. Unsur yang dilesapkan itu ditandai dengan lambang pada tempat terjadinya pelesapan unsur tersebut. Asmarani ngeculke dhiri, mlayu oncat, metu saka pekarangan sekolahan, nyabrang dalan, mlumpat menyang sawah lor sekolahan. (A/B2/H22) Asmarani meloloskan diri, berlari cepat, keluar dari halaman sekolahan, menyeberang jalan, melompat ke sawah sebelah utara sekolahan. Pada wacana di atas terjadi pelesapan satuan lingual berupa kata Asmarani Asmarani yang juga berfungsi sebagai subjek. Pelesapan itu terjadi empat kali, yaitu sebelum kata mlayu berlari, sebelum kata metu keluar, sebelum kata nyabrang menyabrang dan sebelum kata mlumpat melompat. Dengan demikian, wacana di atas tersebut dapat dipresentasikan kembali menjadi (1) dan apabila unsur-unsurnya tidak dilesapkan akan menjadi (2) seperti di bawah ini. (1) Asmarani ngeculke dhiri, ϕ mlayu oncat, ϕ metu saka pekarangan sekolahan, ϕ nyabrang dalan, ϕ mlumpat menyang sawah lor sekolahan. Asmarani meloloskan diri, ϕ berlari cepat, ϕ keluar dari halaman sekolahan, ϕ menyeberang jalan, ϕ melompat ke sawah sebelah utara sekolahan. (2) Asmarani ngeculke dhiri, Asmarani mlayu oncat, Asmarani metu saka pekarangan sekolahan, Asmarani nyabrang dalan, Asmarani mlumpat menyang sawah lor sekolahan. Asmarani meloloskan diri, Asmarani berlari cepat, Asmarani keluar dari halaman sekolahan, Asmarani menyeberang jalan, Asmarani Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 108
7 melompat ke sawah sebelah utara sekolahan. d. Perangkaian (Konjungsi) Perangkaian (konjungsi) merupakan salah satu aspek gramatikal yang berfungsi menghubungkan antara unsur yang satu dengan unsur lainnya. Bengi ora bisa turu, nanging dheweke ora mosik. (A/B5/H71) Malam tidak bisa tidur, tetapi dia tidak gelisah. Pada data di atas terdapat konjungsi pertentangan yang ditandai dengan kata nanging tetapi. Hal yang dipertentangkan adalah antara tidak bisa tidur dengan tidak gelisah. 2. Aspek Leksikal a. Repetisi (Pengulangan) Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Asmarani! Rungokna! Rungokna gunemku! Aku ora mikir mbakyumu Paerah! Aku mikir Kowe! Aku tresna marang kowe, As! Krungu? Aku tresna marang sliramu, Cah Ayu! (A/B4/H58) Asmarani! Dengarkan! Dengarkan ucapanku! Aku tidak berpikir kakakmu Paerah! Aku berpikir kamu! Aku cinta kepada kamu, As! Dengar? Aku cinta kepada kamu, Cah Ayu! Repetisi epizeuksis yang terdapat pada data di atas aku aku. Repetisi epizeuksis ialah pengulangan satuan lingual (kata) yang dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut. Pada data di atas satuan lingual aku aku diulang sebanyak empat kali. Pengulangan ini dilakukan untuk menekankan pentingnya satuan lingual tersebut. Fungsi repetisi epizeuksis pada data di atas adalah sebagai penegas pada kata Aku yang menggambarkan peran tokoh Marsan sebagai seseorang yang sedang meyakinkan Asmarani bahwa dia tidak memikirkan Paerah (kakaknya Asmarani) tetapi dia memikirkan Asmarani. Marsan benar-benar mencintai Asmarani. b. Sinonimi (Padan Kata) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 109
8 Sinonimi sebagai salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana yang berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana. Kajaba seneng bisa weruh Kutha Surabaya, kojahe Asmarani kepara sedhih. Kepara nalangsa. (A/B5/H69) Selain senang bisa melihat Kota Surabaya, ceritanya Asmarani agak sedih. Agak sedih. Pada data di atas terdapat sinonimi kata dengan kata. Dimana pada data tersebut kata sedhih sedih bersinonim dengan kata nelangsa sedih. c. Antonimi (Lawan Kata) Antonimi sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawanan atau beroposisi dengan satuan lingual yang lain. Nalika lagi padha iwut ngulungake lan nampani bungkus premen karet, Pak Marsan ngancing lawang klas enem, lan weruh wong loro kuwi. (A/B4/H60) Ketika sedang ribut memberi dan menerima bungkus permen karet, Pak Marsan mengunci pintu kelas enam dan melihat dua orang itu. Oposisi hubungan yang terdapat pada data di atas yaitu antara kata ngulungake dengan nampani. Kata ngulungake memberi dengan nampani menerima pada data tersebut walaupun maknanya berlawanan, tetapi proses kejadiannya berlaku serempak. Proses ngulungake memberi dan proses nampani menerima terjadi pada waktu yang bersamaan, sehingga bisa dikatakan tidak akan ada proses ngulungake memberi jika tidak ada proses nampani menerima. d. Kolokasi (Sanding Kata) Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan (bersanding). O, tiyang Klathen mrika, kok. Tiyangsepuhe nggih petani, sabine sing ditanem kacang brol, lan Jimmy kala eneme nggih tumut sadean kacang asile tetanen... (A/B8/H104) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 110
9 O, orang Klaten sana, kok. Orang tuanya iya petani, sawahnya yang ditanam kacang kulit dan Jimmy waktu mudanya iya ikut jualan kacang hasil panen... Pada data di atas tampak pemakaian kata-kata petani petani, sabin sawah dan asile tetanen hasil panen yang saling berkolokasi. Kata-kata petani petani, sabin sawah dan asile tetanen hasil panen dalam data tersebut merupakan kata-kata yang cenderung dipakai secara berdampingan dalam jaringan pertanian. e. Hiponimi (Hubungan Atas-Bawah) Aspek leksikal ke lima yang terdapat dalam wacana roman Asmarani adalah hiponimi. Hiponimi (hubungan atas-bawah) diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain. Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa unsur atau satuan lingual yang berhiponim itu disebut hipernim atau superordinat. Dhik Kadinah, gedhang kepok gedhang ijo rak uwis, Dhik, kanca-kancane Kadinah sok ngguyoni. (A/B1/H10) Dik Kadinah, pisang kapok pisang hijau sudahlah, Dik, teman-teman Kadinah kadang menertawai. Pada data di atas yang merupakan hipernim atau superordinatnya adalah gedhang pisang. Sementara itu, satuan lingual gedhang kepok pisang kepok dan gedhang ijo pisang hijau dalam data tersebut merupakan hiponim dari gedhang pisang. Satuan lingual gedhang kepok pisang kepok dan gedhang ijo pisang hijau berhiponim terhadap kata gedhang pisang, sebab gedhang kepok pisang kepok dan gedhang ijo pisang hijau adalah termasuk jenis gedhang pisang. Sebaliknya kata gedhang pisang berhipernim terhadap gedhang kepok pisang kepok dan gedhang ijo pisang hijau sebab kata gedhang pisang meliputi makna gedhang kepok pisang kepok dan gedhang ijo pisang hijau. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 111
10 f. Ekuivalensi (Kesepadanan) Ekuivalensi adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Eee, ayune anakku! Ayune! Numpak sepur jam pira kuwi mau? Karo sapa? Kebak sepure? Jare sepure saiki ora mandheg Jenar, apa iya? Pira saiki yen nyepur saka Surabaya? Rak ya ora kurang sawiji apa tekamu, Rah? (A/B3/H31) Eee, cantiknya anakku! Cantiknya! Naik kereta api jam berapa itu tadi? Dengan siapa? Penuh kereta apinya? Katanya kereta apinya sekarang tidak berhenti di Jenar, apa iya? Berapa sekarang kalau naik kereta dari Surabaya? Kan ya tidak kurang apa-apa kedatanganmu, Rah? Tampak pada data di atas terdapat kata sepur kereta api, sepure kereta apinya dan nyepur naik kereta api. Kata sepure kereta apinya dan nyepur naik kereta api masing-masing berekuivalensi dengan kata sepur kereta api sebagai bentuk asalnya. Simpulan Berdasarkan analisis mikrostruktural wacana roman Asmarani karya Suparto Brata ini dapat disimpulkan bahwa roman Asmarani merupakan wacana yang utuh. Ini dibuktikan oleh adanya jalinan unsur lingual yang secara gramatikal maupun leksikal saling bertaut. Aspek-aspek gramatikal yang ditemukan, yaitu (1) Pengacuan (referensi) dalam wacana roman Asmarani karya Suparto Brata ini dibagi menjadi tiga, yaitu pengacuan persona, pengacuan demonstratif yang ditandai dengan adanya pengacuan demonstratif waktu dan tempat. Selanjutnya pengacuan komparatif ditandai dengan kata kaya seperti dan padha karo sama dengan. (2) Penyulihan (subtitusi) dilakukan dengan menyulih unsur tertentu yang menyulih unsur lain. (3) Pelesapan (elipsis) seperti dilesapkannya satuan lingual tertentu yang ditandai dengan lambang ϕ (zero). (4) Perangkaian (konjungsi). Selanjutnya aspek leksikal yang menandai pada wacana Asmarani ini, yaitu (1) Repetisi (pengulangan) dalam wacana tersebut ditemukan lima macam, yaitu repetisi epizeuksis, repetisi anafora, repetisi epistrofa, repetisi mesodiplosis dan repetisi anadiplosis; (2) Sinonimi (padan kata) dalam wacana roman Asmarani ditandai oleh adanya morfem bebas dengan morfem terikat, kata dengan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 112
11 kata dan kata dengan frasa atau sebaliknya; (3) Antonimi (lawan kata) ditandai dengan kata-kata yang menunjukkan oposisi makna berlawanan, dalam wacana roman Asmarani ditemukan oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi hubungan dan oposisi majemuk; (4) Kolokasi (sanding kata) pada wacana roman Asmarani menggunakan unsur kohesi dalam jaringan pertanian; (5) Hiponimi (hubungan atas-bawah); (6) Ekuivalensi (kesepadanan). Daftar Pustaka Sudaryanto Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sumarlam, dkk Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 113
KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA
KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi
Lebih terperinciANALISIS TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL TRAJU MAS KARYA IMAM SARDJONO
ANALISIS TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL TRAJU MAS KARYA IMAM SARDJONO Oleh : Feni Andriyani pendidikan bahasa dan sastra jawa Vithut_weslep05@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat
47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Edi Subroto (1992:7) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif.
Lebih terperinciPenanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014
Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan
Lebih terperinciKOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK
KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat
Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi
Lebih terperinciANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL PRAWAN NGISOR KRETEG KARYA SOETARNO
ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL PRAWAN NGISOR KRETEG KARYA SOETARNO Oleh : Ari Rahmawati Soimah pendidikan bahasa dan sastra jawa Mitathegaul@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciAnalisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo
Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo Oleh: Titis Widarningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa titis_widarningsih@yahoo.co.id
Lebih terperinciAnalisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Jemini Karya Suparto Brata
Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Jemini Karya Suparto Brata Oleh: Wanti Pharny Zulaiha Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa wantipharnyzulaiha@yahoo.co.id Abstrak : Penelitian
Lebih terperinciKajian Kohesi dan Koherensi dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn
Kajian Kohesi dan Koherensi dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, Bn Oleh: Rina Suryaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Rinasuryaningsih22@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciAlih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA
i ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nila Haryu Kurniawati NIM : 2102407144 Prodi : Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007
PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Lebih terperinciPROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA
Jurnal Bindo Sastra 1 (2) (2017): 95 102 95 PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA Rina Hayati Maulidiah 1, Khairun Nisa 2, Wan Nurul Atikah Nasution 3 Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA
ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA Jurnal Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
ANALISIS MIKRO DAN MAKROSTRUKTURAL PADA WACANA KETIDAKADILAN ADALAH BEBAN KITA BERSAMA DALAM KOLOM GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SELASA, 11 OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciAnnisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret
ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C. NOOR SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi,
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013
ANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013 Retno Wulandari 1), Agus Budi Santoso 2), Dhika Puspitasari 3) 1,2,3) Fakultas
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULIA RATNA SARI NIM. A 310 050 070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian
Lebih terperinciANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU
ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Lebih terperinciANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA
ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA IBADAH QURBAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH: NASHRUDDIN BAIDAN DI MASJID AGUNG SURAKARTA 06 NOVEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YUNIANTO
Lebih terperinciDari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:
Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Referensi Eksoforis (Eksofora) Referensi dengan objek acuan di luar teks. Saya belum sarapan pagi ini. Kata saya merupakan referensi eksoforis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam linguistik, satuan bahasa yang terlengkap dan utuh disebut dengan wacana. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti
Lebih terperinciAnalisis Kohesi dan Koherensi dalam Novel Krikil-Krikil Pasisir karya Tamsir As
Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Novel Krikil-Krikil Pasisir karya Tamsir As Oleh : Widaningsih Dwi Indrawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Widaningsihdi72@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI 2011 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Suatu penelitian memerlukan adanya pengacuan terhadap penelitian-penelitian yang sejenis. Hal ini dilakukan agar menjadi pertimbangan
Lebih terperinciAnalisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Wulandari Karya Yunani
Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Wulandari Karya Yunani Oleh: Rohadi Alfaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rohadialfaris@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA KARYA GURUH SOEKARNO PUTRA
Vol. 3 No. 1 Januari 2015 TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA Oleh: Anang Sudigdo 1 Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.
Lebih terperinciASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina
ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW Rini Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak brentex32@yahoo.co.id ABSTRACT This study focuses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut
Lebih terperinciKOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract
1 KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV Ida Ayu Suryantini Putri Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana
Lebih terperinciREFERENSI DALAM WACANA BAHASA INDONESIA
REFERENSI DALAM WACANA BAHASA INDONESIA Bahasa merupakan alat komunikasi. Artinya, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi. Dengan menguasai berbagai bahasa, manusia bisa membuka jendela dunia. Di samping
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI
KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa
Lebih terperinciASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI KARANGAN DAWUD, DKK TAHUN 2004 PENERBIT ERLANGGA
ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI KARANGAN DAWUD, DKK TAHUN 2004 PENERBIT ERLANGGA ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut adalah kajian yang sejenis dengan penelitian ini : 1) Penelitian karya Elisabeth Dyah Primaningsih yang berjudul Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pendidikan formal di sekolah menengah, jika dinyatakan apakah bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut Kridalaksana dalam Chaer
Lebih terperinciASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI
ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015
PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciKOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS
KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Deskriptif Oleh Aji Adhitya
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI
0 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI HTTP://WWW.E-SMARTSCHOOL.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD
ANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peristiwa komunikasi. Bahasa sebagai sarana yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Bahasa sebagai sarana yang digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan,
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. narasi. Di dalam wacana naratif mengandung suatu gagasan atau informasi dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana naratif merupakan suatu wacana yang disampaikan dalam bentuk narasi. Di dalam wacana naratif mengandung suatu gagasan atau informasi dari pengarang atau
Lebih terperinciAnalisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata
Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata Oleh: Ervina Novitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ervinan08@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Riyana Widya Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail: Riyana.hapsari197@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT A iati Handayu Diyah Fitriyani UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta a iati.hdf@gmail.com Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciKOHESI PADA LIRIK LAGU GRUP BAND GIGI DALAM ALBUM RELIGI MOHON AMPUN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
KOHESI PADA LIRIK LAGU GRUP BAND GIGI DALAM ALBUM RELIGI MOHON AMPUN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya memicu hadirnya berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Harimurti Kridalaksana, 2008: 24). Kelangsungan hidup suatu bahasa sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Harimurti Kridalaksana,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Analisis Wacana Suatu wacana memiliki keserasian makna yang menjadikan wacana sebagai suatu bentuk karangan atau gagasan yang utuh,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan dijabarkan pendapat para ahli sehubungan dengan topik penelitian. Mengenai alat-alat kohesi, penulis menggunakan pendapat M.A.K. Halliday dan Ruqaiya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009
PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1
Lebih terperinciBENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA
BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas tahun 2014 ditemukan kohesi gramatikal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009
PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam
Lebih terperinciAnalisis Aspek Diksi Dalam Antologi Geguritan Guritan Oleh Suripan Sadi Hutomo
Analisis Aspek Diksi Dalam Antologi Geguritan Guritan Oleh Suripan Sadi Hutomo Oleh: Vivi Kusumawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa kusumawativivi19@yahoo.com mailto:fenia228@gmail.com
Lebih terperinciPENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal
Lebih terperinciSOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA
SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh : Agus Setiaji program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Agusaji38@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA CERBUNG KUCING SILUMAN MAJALAH JAYA BAYA EDISI 15 JULI 16 SEPTEMBER 1990 KARYA SOEMARNO WHD
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA CERBUNG KUCING SILUMAN MAJALAH JAYA BAYA EDISI 15 JULI 16 SEPTEMBER 1990 KARYA SOEMARNO WHD Oleh: Joni Fajar Arif Prasetyo program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana komunikasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan masyarakat. Adanya suatu bahasa sebagai sarana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 6. Wacana c. Pengertian Wacana Ekoyanantiasih (2002: 9) berpendapat bahwa wacana merupakan tataran yang paling besar dalam hierarki kebahasaan setelah kalimat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula
Lebih terperinciOleh: SEPTIKA NIKEN ERLINDA A
PENANDA ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK GRAMATIKAL PADA WACANA NARASI DI KORAN KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 SERTA WUJUD IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciANALISIS WACANA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PADA TABLOID WANITA NOVA
ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PADA TABLOID WANITA NOVA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Gumilang Laksana program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa laksanagumilang@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciWACANA ANTOLOGI CERKAK WIRING KUNING KARYA TRINIL (Kajian Kohesi dan Koherensi)
WACANA ANTOLOGI CERKAK WIRING KUNING KARYA TRINIL (Kajian Kohesi dan Koherensi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo
Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Oleh: Rinda Aprilia Eka Wati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Rindaapriliaekawati@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Dwi Apriyanti Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dwiapriyanti02@gmail.com Abstrak:Penelitian
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI
PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK INTISARI
KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK JURNAL SKRIPSI INTISARI Hidayat, Taufik. 2017. Kohesi Gramatikal dan Kohesi Leksikal dalam Lirik Grup Band Captain Jack. Skripsi
Lebih terperinciANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS
ANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS Herlina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pontianak Jl. Ampera No. 88 Pontianak Edi.suherman7810@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
224 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berlandaskan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV diperoleh simpulan yang berkaitan dengan struktur, fungsi, dan makna teks anekdot siswa kelas
Lebih terperinciASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NASKAH DRAMA BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE : SEBUAH ANALISIS WACANA SASTRA. Rudi A. Nugroho
ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NASKAH DRAMA BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE : SEBUAH ANALISIS WACANA SASTRA Rudi A. Nugroho I. PENDAHULUAN Perkembangan wacana berkembang sangat pesat. Berbagai kajian
Lebih terperinciAnalisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang
Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciPENANDA KOHESI DAN KOHERENSI
PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI WACANA GEMPILAN SEJARAH: SANG KOMPONIS SING ORA KAPATEDHAN ING KATRESNAN KARYA SOEBAGIJO I. N. DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan
Lebih terperinciANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Desi Fatmawati Program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa dessy.fatmawaty@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinci