INDONESIA. Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO. Hotel Manhattan, 30 November 2006

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan

PPMP vs PPIP a a new perspective

DAYAMANDIRI. Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja di Indonesia serta Pendanaannya. No. 4/11/2006, November 2006 NEWSLETTER

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

Seminar Kajian Peraturan Pendanaan Dana Pensiun

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Sekilas tentang Dana Pensiun

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

Mengenal. Dana Pensiun

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

Kenaikan Manfaat Pensiun dan Pemisahan Pendanaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tergantung rata-rata kenaikan gaji dan tingkat pajak. Semakin kecil ratarata

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BPJS Ketenagakerjaan ( SJSN ) Tanggal 1 Juli Apindo training center

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORITIS

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Yang Terlupakan Dari Pembahasan Kepmennaker(trans) (?):

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN & UUTK 13/2003: PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN SESUAI PSAK-24 REVISI 2004

- 2 - meningkatkan pertumbuhan industri Dana Pensiun menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. hidup adalah salah satu tujuan pembangunan. Namun dampaknya mempengaruhi

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PT DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO Rincian Pekerjaan Perhitungan Kewajiban Imbalan Kerja PSAK 24 Revisi 2004

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Economic Outlook 2017


Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

Dana Pensiun (Pension Fund)

(Program Pensiun Iuran Pasti)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003: KETENAGAKERJAAN DAN PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

UPDATE PSAK 24 IMBALAN KERJA. Dwi Hastuty Slipiaty, FSAI Aktuaris

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Iuran Pemberi Kerja. Gambar 1 Slip Gaji Indun pada Februari 2009

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

Lebih Jauh Tentang Notional Defined Contribution (NDC)

MENGUKUR POTENSI KEKURANGAN PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN TERHADAP UUTK 13/2003

PENGUKURAN KEWAJIBAN/BEBAN UUTK-13/2003 TERKAIT DENGAN PROGRAM PENDANAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 137

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I.

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan siklus kehidupan manusia di

SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA

TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.05/2005 TENTANG

MENGENAL DANA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PEMBAGIAN SELISIH PENILAIAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

VISI Menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan paling progresif dan terpercaya

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

Transkripsi:

Hotel Manhattan, 30 November 2006 Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya INDONESIA DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO Providing Professional Actuarial Consulting Services

Daftar Isi Bagian Isi Hal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ketentuan Perundang-undanganundangan Beban Kesejahteraan Beban dan Manfaat Perubahan Demografi Sekaligus atau Bulanan Asuransi Pesangon Pendanaan Perkembangan Masa Depan Pengelolaan Kewajiban 3-21 22-2727 28-32 33-46 47-50 51-5454 55-60 61-6767 68-71 2

BAGIAN 1 Ketentuan Perundang-undangan undangan 3

BAGIAN 1 Ketentuan Perundang-undangan undangan Sistem kesejahteraan pekerja di Indonesia Sistem kesejahteraan pekerja (sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia terdiri dari yang sifatnya wajib dan yang sukarela, yang mencakup berbagai jenis program, yaitu Jaminan hari tua, kematian, kecelakaan kerja dan pemeliharaan kesehatan Pesangon dan penghargaan masa kerja Pensiun dan asuransi Ketentuan yang sifatnya wajib diatur dalam Undang-undang No. 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek ) Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan ( UUK 13 ) Undang-undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional ( SJSN ) 4

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Sistem kesejahteraan pekerja di Indonesia Ketentuan yang sifatnya sukarela diatur dalam Undang-undang No. 11/1992 tentang Dana Pensiun Undang-undang No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian 5

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Jamsostek: Umum Wajib bagi perusahaan yang mempekerjakan sedikitnya 10 orang atau membayar jumlah upah sedikitnya sebesar Rp1.000.000 sebulan Jamsostek mengelola 4 jenis program, yaitu Jaminan Hari Tua ( JHT ) Jaminan Kematian ( JK ) Jaminan Kecelakaan Kerja ( JKK ) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ( JPK ) 6

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Jamsostek: Karakteristik Program JHT merupakan program yang iurannya pasti Cara pembayaran saat mencapai usia pensiun dilakukan secara sekaligus, kecuali apabila saldo JHT melebihi Rp3.000.000, atas pilihan peserta dapat dibayarkan secara bulanan paling lama 5 tahun Apabila berhentibekerja dan telah menjadi peserta 5 tahun atau lebih, maka saldo JHT dapat dibayarkan setelah melewati masa tunggu selama 6 bulan Ada pendanaan melalui pembayaran iuran-iuran untuk setiap jenis program Pengecualian untuk JPK, perusahaan tidak wajib ikut apabila telah memiliki program yang sama atau lebih baik 7

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan UUK-13: Umum Ketentuan yang berkaitan dengan manfaat pemutusan hubungan kerja diatur dalam Bab XII Pasal 150-172 Ketentuan yang berkaitan dengan imbalan pasca kerja (postemployment) diatur dalam Pasal 162: Berhenti bekerja secara sukarela Pasal 166: Meninggal dunia Pasal 167: Mencapai usia pensiun Pasal 172: Cacat atau sakit berkepanjangan 8

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan UUK-13: Manfaat dan karakteristik Manfaat UUK 13 terdiri dari Uang Pesangon ( UP ), Uang Penghargaan Masa Kerja ( UPMK ), yang nilainya tergantung dari masa kerja yang dijalani, dan Uang Penggantian Hak ( UPH ), yang terdiri dari 15% dari UP dan UPMK untuk penggantian pengobatan dan perumahan, uang cuti tahunan dan cuti besar yang belum diambil dan repatriasi Karakteristik UUK 13 Merupakan program yang manfaatnya pasti Cara pembayaran dilakukan secara sekaligus Tidak ada keharusan melakukan pendanaan 9

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan UUK-13: Skala manfaat 10

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan UUK-13: Besar manfaat Besaran manfaat saat mencapai usia pensiun atau meninggal dunia sebesar (2 x UP + 1 x UPMK) ditambah 15% x (2 x UP + 1 x UPMK), yang mencapai maksimum sebesar 32,2 x upah bulan terakhir untuk masa kerja 24 tahun atau lebih Manfaat saat cacat atau sakit berkepanjangan sebesar (2 x UP + 2 x UPMK) ditambah 15% x (2 x UP + 2 x UPMK), yang mencapai maksimum sebesar 43,7 x upah bulan terakhir untuk masa kerja 24 tahun atau lebih Manfaat saat berhenti bekerja secara sukarela sebesar nihil (interpretasi dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 31 Agustus 2005), kecuali apabila perusahaan mengatur adanya Uang Pisah 11

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan UUK-13: Grafik manfaat 30 x Upah Grafik 1 25 20 15 10 5 0 Jumlah imbalan lainnya Jumlah imbalan usia pensiun Jumlah imbalan pendanaan 6.45% Masa Kerja 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Imbalan lainnya diasumsikan sebesar 1,15 x (1 x UP + 1 x UPMK) Iuran 6,45% dari upah bulanan selama 30 tahun terus menerus dengan asumsi bunga 9% dan tingkat kenaikan upah 7% per tahun, akan terakumulasi menjadi 32,15 x upah bulan terakhir 12

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan SJSN: Umum Bertujuan memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota keluarganya Diselenggarakan secara nasional dan kepesertannya wajib Pekerja dan pemberi kerja wajib membayar iuran, termasuk Pemerintah memberikan bantuan iuran kepada fakir miskin dan orang tidak mampu SJSN mengelola 5 jenis program, yaitu Jaminan Kesehatan, Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun dan Jaminan Kematian Belum jelas bagaimana dan kapan implementasinya Apakah programnya digabungkan dengan atau menggantikan Jamsostek dan atau UUK 13 13

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan SJSN: Jaminan Hari Tua Merupakan progam yang iurannya pasti Pembayaran manfaat dilakukan secara sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap Pembayaran sebagian diperkenankan setelah kepesertaan 10 tahun atau lebih Besaran iuran belum ditentukan 14

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan SJSN: Jaminan Pensiun Merupakan progam yang manfaatnya pasti Pembayaran manfaat dilakukan secara bulanan, yang terdiri dari Pensiun hari tua, pensiun cacat, pensiun janda/duda, pensiun anak (sampai usia 23 tahun dengan persyaratan), atau pensiun orang tua Besaran iuran dan skala manfaat belumditentukan 15

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Dana Pensiun: 5 asas pokok Pemisahan kekayaan dengan membentuk badan hukum terpisah, lembaga Dana Pensiun Mengharuskan adanya pendanaan secara berkala dan sistematis Pengawasan dan pembinaan dari Pemerintah Penundaan pembayaran manfaat pensiun pensiun ditunda Sifatnya sukarela bebas membentuk dan tidak membentuk 16

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Dana Pensiun: Karakteristik Menganut prinsip pembayaran bulanan untuk seumur hidup ada kesinambungan penghasilan Setinggi-tingginya 20% dari hak dapat dibayarkan secara sekaligus dan sisanya harusdibayarkan secara bulanan dengan membeli anuitas dari perusahaan asuransi jiwa Total hak kurang dari ketentuan Menteri yang diatur dari waktu ke waktu, seluruhnya dapat dibayarkan secara sekaligus (saat ini Rp125juta untuk rumus sekaligus dan Rp0,9juta sebulan untuk rumus bulanan) 17

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Dana Pensiun: Karakteristik Jenis program: Dapat menyelenggarakan jenis Program Pensiun Manfaat Pasti ( PPMP ) atau Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP ) Lembaga penyelenggara: Dana Pensiun Pemberi Kerja ( DPPK ) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ) 18

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Dana Pensiun: Jenis program PPMP: Jenis program yang besar manfaat pensiunnya ditetapkan terlebih dahulu, yang dikaitkan dengan masa kerja dan penghasilan saat pensiun Rumus Sekaligus: 2.5 (maksimum) x Masa Kerja x Penghasilan Rumus Bulanan: 2.5% (maksimum) x Masa Kerja x Penghasilan PPIP: Jenis program yang besar iuran pensiun ditetapkan terlebih dahulu sebagai persentase dari penghasilan (dari pemberi kerja dan atau peserta) untuk disisihkan kepada setiap peserta secara teratur Sejenis tabungan atau Jamsostek 19

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Dana Pensiun: Lembaga penyelenggara DPPK: Didirikan oleh perorangan atau perusahaan sebagai pendiri untuk karyawannya Dapat menyelenggarakan PPMP atau PPIP Dapat juga dalam bentuk Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan hanya dapat menyelenggarakan PPIP iurannya ditentukan berdasarkan keuntungan pemberi kerja dengan ketentuan minimal sebesar 1% dari jumlah upah setahun DPLK: Didirikan dan dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa atau bank untuk pekerja mandiri, juga untuk karyawan perusahaan yang tidak ingin mendirikan DPPK DPLK hanya dapat menyelenggarakan PPIP 20

BAGIAN 1 (lanjutan) Ketentuan Perundang-undangan undangan Dana Pensiun: Statistik akhir 2005 Dana Pensiun Perusahaan Peserta Kekayaan (Rp) DPPK 321 1) 500-700 +/- 2.000.000 4) +/- 70T DPLK 21 2) +/- 3.000 3) +/- 500.000 5) +/- 6T 1) 31 di antaranya adalah PPIP, baik berdiri sejak awal maupun yang berubah program. Sejak 1997, sudah 73 DPPK (21 PPIP dan 52 PPMP) yang disetujui pembubarannya. 2) 4 di antaranya didirikan oleh bank 3) Sedikitnya 25 DPPK yang berubah program menjadi PPIP dan menggunakan DPLK 4) Termasuk pensiunan dan jumlah ini hanya 8.1% of pekerja yang ikut JAMSOSTEK 5) 30.0% adalah peserta mandiri 21

BAGIAN 2 Beban Kesejahteraan 22

BAGIAN 2 Beban Kesejehteraan Jamsostek: Beban 23

BAGIAN 2 (lanjutan) Beban Kesejahteraan UUK-13: Beban Beban UUK 13 tidaklah pasti karena karakteristik programnya yang manfaatnya pasti, tetapi dapat dihitung secara aktuaria Dengan menggunakan asumsi ekonomis (tingkat bunga dan kenaikan upah), asumsi laju penyusutan (tingkat pengunduran diri, meninggal, cacat) dan metode perhitungan aktuaria tertentu, beban ini dapat diperkirakan Dengan asumsi usia pensiun normal 55, asumsi distribusi usia dari populasi sekelompok perusahaan dan masa kerja lalu nihil, perkiraan beban UUK 13 (meninggal, mencapai usia pensiun normal, cacat dan mengundurkan diri), rata-rata ekuivalen dengan 7,92%dari upah bulanan 24

BAGIAN 2 (lanjutan) Beban Kesejahteraan UUK-13: Beban 25

BAGIAN 2 (lanjutan) Beban Kesejahteraan Dana Pensiun: Beban Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, rata-rata menjanjikan manfaat pensiun sebesar 1,5 x MK x PhDP (rumus sekaligus) dan sebesar 2% x MK x PhDP (rumus bulanan) Beban atas program rata-rata sebesar 12,5% dari PhDP (rumus sekaligus) dan rata-rata 20% dari PhDP (rumus bulanan) Dari jumlah beban dimaksud, rata-rata pekerja membayar 4,5% 6%, menyisakan beban perusahaan sebesar 8% 14%dari PhDP Untuk PPIP, rata-rata proporsi beban antara pekerja dan perusahaan sebesar 2,69%dan 7,48%dari PhDP atau +/- 30% (pekerja) / 70% (perusahaan) 26

BAGIAN 2 (lanjutan) Beban Kesejahteraan Beban: Keseluruhan Program wajib: Jumlah beban perusahaan untuk Jamsostek dan UUK 13 berkisar antara 16,66% 18,16%dari upah bulanan Program sukarela: Kalau diambil rata-ratanya yang minimal saja, beban perusahaan berkisar antara 7,48% 8,00%dari penghasilan Apabila ada integrasi antara UUK 13 dan Dana Pensiun, maka beban perusahaan tetap pada kisaran 16,22% 18,24%dari penghasilan bulanan Tanpa memperhitungkan beban perusahaan untuk JK, JKK dan JPK dari Jamsostek (5,69%), maka rata-rata beban perusahaan untuk program hari tua berkisar 10,53% 12,55%dari penghasilan bulanan 27

BAGIAN 3 Beban dan Manfaat 28

BAGIAN 3 Beban dan Manfaat Replacement rate Kesejahteraan hidup di hari tua dapat diukur dengan suatu besaran yang disebut replacement rate Rasio penghasilan setelah pensiun pada usia tertentu terhadap penghasilan terakhir sesaat sebelum pensiun Replacement rate yang dianggap memadai 70% 80%dari penghasilan bulan terakhir dan ini pun diperoleh setelah bekerja lebih kurang 35-40 tahun Kalau rata-rata usia pensiun di Indonesia yang 55 tahun dan ratarata hanya bekerja 30 tahun, maka replacement rate ini perlu disesuaikan lagi menjadi hanya 60% dari penghasilan bulan terakhir 29

BAGIAN 3 (lanjutan) Beban dan Manfaat Replacement rate dan usia pensiun: Negara lain 30

BAGIAN 3 (lanjutan) Beban dan Manfaat Replacement rate: Program wajib Dari Jamsostek dan UUK 13 dengan beban sebesar 13,62%dari upah bulanan (2% di antaranya dibayarkan oleh pekerja), dalam 30 tahun diperkirakan jumlah ini akan mencapai 55,38 kali upah bulan terakhir Jumlah ini ekuivalen dengan replacement rate sebesar 38%dari penghasilan bulan terakhir 85% telah dibiayai oleh perusahaan Apabila sasaran yang dianggap memadai adalah 60%, maka masih terdapat kekurangan 22% yang ekuivalen dengan beban sebesar 7,88%dari upah bulanan 31

BAGIAN 3 (lanjutan) Beban dan Manfaat Replacement rate: Program wajib 32

BAGIAN 4 Perubahan Demografi 33

BAGIAN 4 Perubahan Demografi Umum Pada tahun 1990, terdapat 9%(500 juta) penduduk dunia berusia di atas 60 tahun Jumlah ini diperkirakan akan meningkat 3 kali lipat menjadi 1,4 miliar pada tahun 2020 Setengahnya berada di Asia, 175 juta di antaranya di China Pada tahun 2030, setiap 5 orang angkatan kerja di Indonesia akan menanggung beban 1 orang yang berusia lanjut (pensiunan) dependency ratio Bayangkan kalau generasi tua ini tidak memiliki pensiun yang cukup Akan membebani generasi muda dan menjadi beban sosial bagi negara 34

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Umum Semuanya ini disebabkan karena Harapan hidup semakin meningkat seiring dengan menurunnya tingkat mortalitas Angka kelahiran (fertility rate) berkurang Urbanisasi mengubah pola hidup sistem extended family melemah Sebagian senang karena dapat hidup lebih lama menikmati dunia, lainnya susah karena diperlukan lebih banyak dana untuk mendukung hidupnya yang lebih panjang 35

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Fertility rate: Indonesia 1950-2000 6 5.5 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 1950-1955 1955-1960 1960-1965 1965-1970 1970-1975 1975-1980 1980-1985 1985-1990 1990-1995 1995-2000 2000-2005 36

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Urbanisasi: Indonesia dan negara lain 1950-2050 90 80 70 1950 2000 2030 60 50 40 30 20 10 0 North Am. Latin Am. Europe Indonesia Asia Africa 37

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Masa kerja dan masa pensiun Masa hidup setelah pensiun (rata-rata di Indonesia 55 tahun) bisa mencapai 25-30 tahun lagi sama lamanya dengan masa kerja seseorang Apakah selama bekerja tidak ada kesulitan keuangan? Bagaimana kalau setelah pensiun tidak memiliki cukup tabungan? Dari mana sumber dananya? 25 Masa Kerja 55 Masa Pensiun 80 38

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Harapan hidup sejak saat lahir: Indonesia 2000-2050 2050 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60 1995-2000 Male 2000-2005 2005-2010 Female 2010-2015 2015-2020 2020-2025 2025-2030 2030-2035 2035-2040 2040-2045 2045-2050 39

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Harapan hidup: Beberapa negara lain 40

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Usia pensiun: Indonesia Perubahan demografi di mana harapan hidup semakin panjang menjadi masalah bagi banyak negara terutama dalam kaitannya dengan program kesejahteraan di hari tua Angka kelahiran yang menurun dan harapan hidup yang terus meningkat dengan sendirinya akan meningkatkan dependency ratio Usia pensiun di Indonesia yang mayoritas 55 tahun ini masih rendah dibandingkan beberapa negara lain, bahkan beberapa negara lain yang usia pensiunnya 60 telah memikirkan untuk ditingkatkan terus menjadi 65-67 tahun Usia pensiun yang rendah berarti masa pemupukan dana lebih singkat dan masa pembayaran semakin panjang 41

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Usia pensiun: Indonesia Perlu segera dipikirkan untuk meningkatkan usia pensiun ini secara bertahap sampai minimal usia 60 tahun dalam 5 tahun mendatang Dengan bertambahnya usia pensiun tentu masa kerja juga bertambah, sehingga replacement rate yang lebih tinggi dari 60% juga dapat tercapai 42

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Age pyramid: Indonesia 1950 80+ 70-74 60-64 50-54 40-44 30-34 20-24 10-14 0-4 Male Female -8000-6000 -4000-2000 0 2000 4000 6000 8000 43

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Age pyramid: Indonesia 2000 80+ 70-74 60-64 50-54 40-44 30-34 20-24 10-14 0-4 Male Female -15000-10000 -5000 0 5000 10000 15000 44

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Age pyramid: Indonesia 2050 80+ 70-74 60-64 50-54 40-44 30-34 20-24 10-14 0-4 Male Female -15000-10000 -5000 0 5000 10000 15000 45

BAGIAN 4 (lanjutan) Perubahan Demografi Dependency ratio pada usia 65: Indonesia 1950-2050 30% 25% 20% 15% Observed UN Projections - Medium Variant 10% 5% 0% 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050 46

BAGIAN 5 Sekaligus atau Bulanan 47

BAGIAN 5 Sekaligus atau Bulanan Kesinambungan penghasilan Seperti telah disebutkan di muka bahwa manfaat dari program wajib Jamsostek dan UUK 13 dibayarkan secara sekaligus Pembayaran secara sekaligus tidak mendukung jaminan kesinambungan penghasilan di hari tua yang merupakan prinsip utama kesejahteraan pekerja Bukan saja jaminan kesejahteraan pekerja yang danggap penting, keluarga mereka dan masyarakat secara umum, tetapi juga dapat meningkatkan produktifitas dan mendukung perkembangan ekonomi 48

BAGIAN 5 (lanjutan) Sekaligus atau Bulanan Kesinambungan penghasilan Perkembangan ekonomi ini dapat diperoleh dari ketersediaan dana investasi jangka panjang yang diinvestasikan melalui capital market yang dengan sendirinya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan ekonomi Apabila arahnya memang ke sana, seharusnya cara pembayaran dari program wajib harus diubah menjadi pembayaran bulanan Tidak mudah mengubah budaya penerimaan secara sekaligus perlu terus mendidik masyarakat pentingnya kesinambungan penghasilan di hari tua 49

BAGIAN 5 (lanjutan) Sekaligus atau Bulanan Kelemahan penerimaan secara sekaligus Dana dapat saja dihabiskan bukan untuk tujuan pensiun, dan hasil penelitian 1) menunjukkan bahwa banyak yang menghabiskan dana pensiunnya bukan untuk tujuan pensiun Tidak ada kesinambungan penghasilan Sebagian akan dengan cepat menghabiskan dananya pada awalawal pensiun, dan dengan berjalannya waktu standar hidup mereka menjadi berkurang Investasi atas dananya tidak memberikan hasil yang diharapkan Sebagian terlalu takut membelanjakan dananya dan mungkin akan hidup dengan dana yang minim karena irit seharusnya bisa memperoleh lebih banyak lagi 1) 1996 Retirement Confidence Survey di Amerika: Lebih dari 50% menghabiskan dananya 50

BAGIAN 6 Asuransi Pesangon 51

BAGIAN 6 Asuransi Pesangon Umum Dalam pemberitaan berbagai seminar dan media (terakhir di Harian Kompas, 4 November 2006) banyak diungkapkan mengenai adanya semacam wacana asuransi pesangon untuk membiayai pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja dengan keharusan semua perushaaan secara kolektif membayar iuran tertentu kepada lembaga tertentu Ini menunjukkan adanya perhatian yang tidak seimbang antara yang tidak lagi bekerja dan yang tetap mau bekerja sampai pensiun Penyediaan dana yang lebih banyak bagi mereka yang terputus hubungan kerjanya dapat dianggap sebagai kontra-produktif dan menghambat penciptaan lapangan kerja serta mengurangi mobilisasi pengumpulan dana jangka panjang untuk kesejahteraan hari tua 52

BAGIAN 6 (lanjutan) Asuransi Pesangon Tidak ekonomis Selain mengandung resiko solvabilitas karena lembaga dimaksud membiayai program yang manfaatnya pasti, dari sisi pembiayaan juga tidak menguntungkan secara ekonomis Apabila tidak ada yang terkenapemutusan hubungan kerja pada suatu perusahaan, maka iuran yang telah disetor tidak dapat dikembalikan karena sifatnya yang kolektif dan gotong-royong UPMK dari UUK 13 yang memang diperuntukkan untuk hari tua ditambah dengan iuran JHT untuk Jamsostek tentu akan menghasilkan manfaat yang lebih kecil lagi, kecuali apabila secara sukarela perusahaan menyelenggarakan tambahan program pensiun 53

BAGIAN 6 (lanjutan) Asuransi Pesangon Terabaikannya kesejahteraan hari tua Secara sederhana, apabila kepada semua pekerja yang berusia 25 tahun disisihkan sebesar 8,94%dari penghasilan bulanannya, tanpa memperhitungkan asumsi ekonomis dan laju penyusutan, maka dalam 30 tahun akan terkumpul dana sebesar 32,20 x upah bulan terakhir Pada setiap periode, jumlahnya akan selalu melebihi 1 x UPMK Realisasi wacana ini tentu akan lebih memberatkan perusahaan dan menjadikannya kurang termotivasi untuk memikirkan kesejahteraan haru tua pekerjanya karena sebagian dana telah dialihkan ke asuransi pesangon dimaksud Replacement rate program wajib saja hanya mencapai 38% dari upah bulan terakhir, atau bahkan 0% karena pada kenyataannya semuanya diambil secara sekaligus 54

BAGIAN 7 Pendanaan 55

BAGIAN 7 Pendanaan Pentingnya pendanaan Pendanaan yang dilakukan secara teraturdan sistematis akan menghasilkan Jaminan keamanan ketersediaan dana bagi pekerja Memudahkan perusahaan mengatur arus kasnya Pendanaan tidak perlu diwajibkan, tetapi sifatnya sukarela dengan pemberian pemahaman terus menerus pentingnya pendanaan dilakukan Dengan kesadaran ini, perusahaan tentu akan lebih fleksibel dalam menetapkan jumlah dan waktunya 56

BAGIAN 7 (lanjutan) Pendanaan Integrasi Secara terbuka menegaskan dan memperkenankan adanya offsetting antara dana yang telah disisihkan terutama apabila pendanaannya dilakukan melalui lembaga Dana Pensiun dengan ketentuan dalam UUK 13 untuk SEMUA kasus pemutusan hubungan kerja, bukan di usia pensiun saja seperti sekarang ini Hal ini penting untuk menghindari adanya pembiayaan yang saling tumpang tindih dan untuk mengembalikan motivasi perusahaan untuk kembali lebih memikirkan kesejahteraan hari tua pekerjanya, sekaligus merencanakan pendanaannya 57

BAGIAN 7 (lanjutan) Pendanaan Kebebasan memilih lembaga Pendanaan jangan dilakukan hanya pada satu lembaga tertentu saja, tetapi memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk memilih agar kualitas pendanaan terjagadan tercipta kompetisi pasar yang sehat Kompetisi yang sehat menciptakan Pasar yang efisien Biaya pengelolaan semakin murah dan kompetitif Kualitas pelayanan akan semakin meningkat 58

BAGIAN 7 (lanjutan) Pendanaan Lembaga yang tersedia Lembaga Program Pensiun Asuransi Lain2 PPMP PPIP DPPK DPLK 59

BAGIAN 7 (lanjutan) Pendanaan Lembaga: Pertimbangan Items Security Preservation Manner of Payment Transparency Free from seizure Tax incentive 3) No Funding Low Immediate Cash Low No No Insurance Products Moderate Immediate Lump sum Moderate No No Dana Pensiun (DPPK/DPLK) High Deferred 1) Monthly 2) High Yes Yes 1) If resign before early retirement age (10 years before normal retirement age) 2) 20% lump sum and 80% monthly, or 100% lump sum if total benefit less than prescribed amount 3) Depends on profit and loss situation of company 60

BAGIAN 8 Perkembangan Masa Depan 61

BAGIAN 8 Perkembangan Masa Depan Sejarah perkembangan PPMP dan PPIP: Dunia 1950s 1960s 1970s 1980s 1990s Perusahaan2 skala besar mulai menyelenggarakan program pensiun jenis PPMP Perusahaan2 Masa inflasi tinggi, skala kecil mulai PPIP menghasilkan menyelenggarakan manfaat yang rendah, program pensiun cenderung ke jenis PPIP PPMP Hasil investasi tinggi dan iuran rendah, golden age dari PPMP Hasil investasi rendah, cenderung ke PPIP PPMP PPIP PPMP PPIP Hybrid Sumber: Seminar on Strengthening Pensions and Insurance Markets in Indonesia, 2006 62

BAGIAN 8 (lanjutan) Perkembangan Masa Depan Keadaan di beberapa negara: Asia-Pasifik Sumber: Seminar on Strengthening Pensions and Insurance Markets in Indonesia, 2006 63

BAGIAN 8 (lanjutan) Perkembangan Masa Depan Data Statistik: Akhir 2005 Dana Pensiun Perusahaan Peserta Kekayaan (Rp) DPPK 321 1) 500-700 +/- 2.000.000 4) +/- 70T DPLK 21 2) +/- 3.000 3) +/- 500.000 5) +/- 6T 1) 31 di antaranya adalah PPIP, baik berdiri sejak awal maupun yang berubah program. Sejak 1997, sudah 73 DPPK (21 PPIP dan 52 PPMP) yang disetujui pembubarannya. 2) 4 di antaranya didirikan oleh bank 3) Sedikitnya 25 DPPK yang berubah program menjadi PPIP dan menggunakan DPLK 4) Termasuk pensiunan dan jumlah ini hanya 8.1% of pekerja yang ikut JAMSOSTEK 5) 30.0% adalah peserta mandiri 64

BAGIAN 8 (lanjutan) Perkembangan Masa Depan Kecenderungan masa depan: Indonesia Pertumbuhan DPPK baru yang menyelenggarakan PPMP mungkin akan semakin berkurang tantangan untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh Diperkirakan bahwa pemberi kerja yang ingin menyelenggarakan program pensiun akan memilih PPIP Pilihan ini tidak pernah ada sebelum tahun 1992 Apabila yang dipilih adalah PPIP, masih mempunyai pilihan apakah akan membentuk DPPK atau bergabung dengan DPLK Yang bergabung ke DPLK mungkin jumlah karyawannya sedikit Selebihnya mungkin tetap menggunakan DPPK, sampai suatu saat dimana DPLK yang adadiindonesia benar-benar kompetitif dan profesional dalam memberikan layanan jasamereka Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensipengelolaan dan rasa kepemilikan 65

BAGIAN 8 (lanjutan) Perkembangan Masa Depan Beberapa alasan perubahan Mengurangi fluktuasi pembiayaan Keharusan secara akuntansi mencatat dan mengungkapkan beban dan kewajiban dalam laporan keuangan Kekhawatiran adanya pembebanan ganda dengan UUK-13 Integrasi menjadi semakin mendesak Tuntutan atau pengaruh kompetisi Memindahkan resiko investasi Attraction and retention Kemudahan Merger and acquisition Penghematan biaya jangka pendek Manfaat kecil karena komponen PhDP bukan take home pay 66

BAGIAN 8 (lanjutan) Perkembangan Masa Depan Penting untuk diperhatikan Lakukan kajian kuantitatif secara menyeluruh Jangka panjang dan pendek asset/liability modelling Hard freeze atau soft freeze Legacy costs Pengalihan pensiunan ke asuransi jiwa dengan pembelian anuitas secara komersial bisa mahal Manfaat karyawan sebelum dan setelah perubahan Kesetaraan manfaat setelah perubahan dengan sebelum perubahan Pemenuhan sasaran kesejahteraan dan kesinambungan penghasilan Iuran, manfaat dan investasi Komunikasi dan sosialisasi 67

BAGIAN 9 Pengelolaan Kewajiban 68

BAGIAN 9 Pengelolaan Kewajiban Pengendalian resiko pendanaan PPMP Secara bertahap meningkatkan usia pensiun PhDP tidak menggunakan penghasilan bulan terakhir Kenaikan manfaat pensiun didasarkan pada kenaikan harga (price index) Mendorong peningkatan tabungan pribadi untuk menutup selisih harapannya dan kemampuan perusahaan Efisiensi dalam pengelolaan Implementasi actuarial control cycle Mengembangkan model dan parameter Menetapkan asumsi-asumsi Evaluasi kewajiban secara periodik Proyeksi kekayaan dan kewajiban serta analisis resiko Memantau experience 69

BAGIAN 9 (lanjutan) Pengelolaan Kewajiban Assets liabilities matching Beban merupakan arus kas keluar (pembayaran manfaat dan biaya operasional), yang dibiayakan dari arus kas masuk berupa iuran dan hasil pengembangannya Beban dipengaruhi oleh rumusan, potensi perubahan-perubahan di masa datang dan tidak dipengaruhi oleh asumsi Iuran-iuran dipengaruhi oleh ketentuan dan asumsi perhitungan jangka panjang yang wajar Tidak terfokus pada pandangan statis terhadap beban pendanaan jangka pendek, tetapi bagaimana hasil proyeksinya dalam beberapa tahun mendatang 70

BAGIAN 9 (lanjutan) Pengelolaan Kewajiban Asumsi-asumsi Asumsi ekonomis dan asumsi demografi Setiap kombinasi asumsi yang wajar yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula Asumsi akan berbeda dari kenyataanm, tertutama dalam jangka pendek Perlu dipantau dan diperbaiki dari waktu ke waktu Harus terjalin komunikasi yang baik antara para pihak (pengurus, pendiri, manager investasi dan aktuaris) agar diperoleh keyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan telah mencerminkan fakta atau informasi yang terbaik Untuk itu diperlukan experience study, analisis surplus dan penyusunan proyeksi dengan berbagai parameternya 71

Informasi Untuk memperoleh softcopy materi ini, kami persilakan Bapak/Ibu mengirim e-mail ke infocenter@dayamandiri.co.id, atau dapat Bapak/Ibu mengunduhnya (download) di website kami, http://www.dayamandiri.co.id 72