BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya seperti usaha perhotelan usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 3, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dapat mengakses informasi tentang destinasi wisata yang ingin dikunjungi,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari pentingnya sektor pariwisata dan sibuk mereposisi industri tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN... HALAMAN MOTTO...

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwista belakangan ini mulai mengalami perkembangan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk liburan, bersenang-senang ataupun dengan tujuan lain yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. gunan di bidang pariwisata, salah satunya yaitu Tour and Travel. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

DESKRIPSI PEMELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. bisa ditemukan di daerah tujuan. (Ismayanti, 2011: 3) Semuanya memiliki peran masing-masing untuk menjadikan industri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

PERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan dan yang paling penting

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. satu (Suwantoro, 1997: 35). Terbukti bahwa saat ini segala yang dapat menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini telah berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

Lihat Honeymoon Osaka. Keberangkatan 21 Apr Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lihat Bali Kintamani Volcano. Keberangkatan 28 Jan Jan 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

PROPOSAL PENAWARAN PAKET WISATA

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah membawa dampak yang. signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. cemerlang yang dapat terus mengembangkan pariwisata, hal tersebut tidak

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi penjelasan mengenai dasar penelitian yang

Keberangkatan 01 Apr Apr 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi jika dunia pariwisata Indonesia

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA PERJALANAN WISATA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Itinerary. Lihat Jogjakarta Merapi Volcano TIBA DI JOGJA+PRAMBANAN TOUR FULL DAY BOROBUDUR+MERAPI TOUR ACARA BEBAS+TRANSFER OUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tergambar bentuk-bentuk produk pelayanan jasa, dan barang untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perihal : Penawaran Paket Tour. Kepada Yth. Calon Pelanggan Di Tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. internasional. Dengan adanya event seperti ini pastinya membuat komponen

NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata sangat beragam, terdiri dari bebagai jenis usaha pariwisata

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lihat Tateyama Alpine Route. Keberangkatan 03 Jun Jun 2017 Penerbangan dengan Land Only (No Ticket)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu usaha yang kompleks, hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang terkait dalam penyelanggaraan pariwisata. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya seperti usaha perhotelan usaha kerajinan/cinderamata, usaha perjalanan dan usaha-usaha lainnya. Usaha pariwisata dapat dikaitkan dengan sarana pokok kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata (Yoeti, 1996). Usaha jasa perjalanan wisata yang selanjutnya disebut usaha pariwisata adalah penyelenggaraan biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata. Sedangkan biro perjalanan wisata adalah usaha penyedia jasa perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah (Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, 2010). Prasadam Tour merupakan salah satu Biro Perjalan Wisata yang terletak di Jalan Mujahir 9 A Damaran, Klaten, Jawa Tengah, yang menyediakan segala kebutuhan wisatawan mulai dari penginapan, bus pariwisata, yang dilengkapi TV LCD, Karaoke, Full AC, Dokumentasi Edit Master DVD, dan asuransi kecelakaan diri 24 jam selama tour berlangsung. Prasadam Tour dipimpin oleh seorang direktur yang terdiri dari empat sub divisi yaitu Bagian Tiket, Bagian Tour, Bagian Pemasaran, dan Bagian 1

Keuangan yang masing-masing sub divisi memiliki tugas dan tanggungjawab yang saling berkaitan. Dalam suatu Biro Perjalanan Wisata khususnya Prasadam Tour dibutuhkan peran serta tour leader yang bertugas sebagai koordinator dan mengatur kegiatan harian sebagaimana tertera dalam tour itinerary atu program perjalanan wisata dengan bekerjasama dengan staf perusahaan lainnya. Hal itulah yang menjadi salah satu bentuk pelayanan yang akan dapat memuaskan wisatawan sebelum maupun sesudah mengikuti program perjalanan wisata tersebut sehingga dikatakan seorang tour leader sangat berperan penting dalam melayani dan memandu wisatawan agar dapat mencapai titik kepuasan. Tour leader adalah seorang yang menjadi pemimpin dalam perjalanan wisata, biasanya memimpin suatu rombongan tour untuk berwisata. tour leader merupakan salah satu pemegang kunci suksesnya sebuah acara perjalanan wisata outbond. Oleh karena itu, dalam penunjukan seorang tour leader harus betul-betul mempertimbangkan kemampuan tour leader tersebut dalam segala hal yang di antaranya: bahasa, kedisiplinan, wawasan, sopan santun dan lain sebagainya (Deski: 1999). Dalam dunia pariwisata peran serta dan kontribusi seorang tour leader sangat penting demi kesuksesan sebuah kegiatan wisata karena seorang tour leader adalah orang yang selalu berinteraksi dengan rombongan selama pelaksanaan wisata tersebut. Untuk itu seorang tour leader harus dapat dengan 2

cepat beradaptasi dengan seluruh rombongan dan dapat mengkoordinir keinginan seluruh rombongan. Peranan dan fungsi tour leader di Prasadam tour diantaranya adalah mengatur, mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan perjalanan wisata berdasarkan program perjalanan wisata, memastikan dan menjaga hal-hal komersial operasional tour sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam petunjuk operasional serta membuat laporan tertulis setiap pengeluaran yang terjadi selama tour berlangsung dengan menyertakan anggaran tour. Untuk mempelajari lebih dalam mengenai hal tersebut, penulis memberikan judul tulisannya yaitu: Peran Tour Leader Dalam Memberikan Transfer In Tour - Transfer Out di Biro Perjalanan Wisata Prasadam Tour Klaten. B. Rumusan Masalah Dalam kegiatan penelitian ini untuk mengetahui pentingnya pelayanan tour leader dalam kegiatan operasional tour, penulis memiliki pertanyaan sebagai titik tolak pembahasan menulis. Adapun pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran tour leader dalam kegiatan operasional tour mulai dari transfer in tour - transfer out? 2. Bagaimana strategi tour leader dalam meningkatkan kualitas pelayanan transfer in tour - transfer out? 3

C. Tujuan Penelitian Dari pokok masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peranan tour leader dalam kegiatan operasional tour mulai dari transfer in - tour transfer out. 2. Mengetahui strategi tour leader dalam meningkatkan kualitas pelayanan transfer in tour - transfer out. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai acuan dan pengetahuan di bidang kepariwisataan mengenai tugas dan tanggungjawab seorang tour leader dalam Biro Perjalanan Wisata. 2. Manfaat Praktis Memberikan manfaat kepada perusahaan, travel, hotel, dan industri pariwisata lainnya, khususnya Program Studi D III Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dan mahasiswa untuk ikut memajukan kegiatan pariwisata di Indonesia dan memberikan pengetahuan serta motivasi untuk terus semangat dengan bidang apapun yang digeluti. 4

E. Tinjauan Pustaka Dalam buku berjudul pedoman tugas pariwisata (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Klaten, 1996) mengemukakan bahwa teknik pelayanan adalah suatu seni atau kemahiran melaksanakan pelayanan yang harus dilakukan secara terampil, luwes dan professional. Jika kemahiran ini dimiliki merata oleh pramuwisata, akan timbul kesamaan tanggap, kesamaan pikiran dan kemudian kesamaan tidak dalam pelaksanaan. Timbulnya kesamaan-kesamaan tersebut mendorong terciptanya kesadaran akan setia kawan, rasa senasib, rasa sepenanggungan dan rasa sejawat sehingga lambat laun akan merupakan kaidah yang ditaati dan dilaksanakan bersama sebagai tata karma/ rules of conduct. Dari pembahasan Tugas Akhir Fina Dwi Indiyani tahun 2010 yang berjudul Pentingnya tour leader dalam Kegiatan Operasional di Biro Perjalanan Hery Tour ini dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu komponen penting yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelaksanaan perjalanan wisata adalah dengan hadirnya tour leader beserta tugas dan peranannya dalam kegiatan operasional. Cara kerja dan etika tour leader sangat dibutuhkan untuk menunjang karir sebagai tour leader yang professional dan bertanggungjawab. Kepuasan wisatawan dipengaruhi oleh pelayanan seorang tour leader dalam melayani dan memenuhi kebutuhan wisatawan saat perjalanan wisata berlangsung. Dalam buku saku Tour and Travel dikemukakan bahwa tour leader adalah seseorang yang dibayar untuk menemani, mengatur dan 5

mengkoordinasi wisatawan dalam perjalanan, mengunjungi dan melihat dan menyaksikan serta memberi informasi tentang Objek Daya Tarik Wisata dan berbagai bantuan lain yang di perlukan wisatawan sebelum dan selama perjalanan berlangsung. Seorang tour leader sangat dibutuhkan dalam suatu tour karena tour leader bertugas sebagai koordinator yang mengatur kegiatan harian sebagaimana tertera dalam tour ittenerary (program perjalanan wisata) dengan bekerjasama dengan staf perusahaan lainnya. Hal itulah yang menjadi salah satu bentuk pelayanan yang akan dapat memuaskan wisatawan sebelum maupun sesudah mengikuti tour tersebut sehingga dikatakan seorang tour leader sangat berperan penting dalam melayani dan memandu wisatawan agar mencapai titik kepuasan. Dari beberapa literatur tersebut, penulis belum menemukan pembahasan yang menjelaskan secara khusus mengenai peran penting tour leader dalam memberikan pelayanan transfer in tour - transfer out di biro perjalanan wisata Prasadam Tour Klaten. Untuk itu penyusun tertarik untuk memperdalam kajian mengenai Peran Tour Leader Dalam Memberikan Pelayanan Transfer In Tour - Transfer Out di Biro Perjalanan Wisata Prasadam Tour Klaten. Literatur atau buku-buku yang sudah ada dipergunakan sebagai bahan referensi yang dapat membantu dalam penulisan penelitian ini. 6

F. Landasan Teori 1. Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 1983: 4). Sedangkan Gamal (2002: 20), pariwisata didefinisikan sebagai suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain. 2. Industri Pariwisata Industri pariwisata di definisikan sebagi rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produkproduk maupun jasa-jasa/layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan di butuhkan oleh para wisatawan selama perjalananya. Usaha-usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) golongan besar, sebagai berikut: a. Transportasi Merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan pariwisata seperti: 7

- Dengan kapal - Dengan kereta api - Dengan kereta api - Dengan mobil dan bus - Dengan pesawat terbang. b. Akomodasi dan Perusahaan Pangan Merupakan usaha kelompok pariwisata yang terdiri dari dua jenis: - Jenis akomodasi: hotel, apatermen, sanatorium, bungalow, pondok, perkemahan, pusat peristirahatan, dan sebagainya. - Jenis perusahaan pangan: restoran, rumah makan, café, warung, kantin. bar, pub dan sebagainya. c. Perusahaan jasa khusus Dapat berupa biro perjalanan, agen perjalanan, pelayanan wisata, pramuwisata, pelayan angkutan barang atau porter, perusahaan hiburan, penukaran uang, asuransi wisata dan lain sebagainya. d. Penyediaan barang Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang dapat ditawarkan atau di jual kepada wisatawan yang mempunyai keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata. Barang tersebut dapat berupa 8

souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu, papan selancar, buah-buahan dan sebagainya (Karyono, 1997). 3. Pengertian Biro Perjanalan Wisata Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.85/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Jasa Perjalanan Wisata, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 memberi pengertian bahwa Biro perjalanan wisata adalah usaha jasa perencanaan dan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah. Biro Perjalanan Wisata adalah perusahaan yang khusus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang orang termasuk kelengkapan perjalannannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di dalam negeri, dari dalam negeri, ke luar negri atau dalam negeri itu sendiri.(r. S. Damardjati, 2010:29). 4. Arti Tour Leader Dalam pengertian arti kata tour leader mempunyai arti yaitu diambil dari kata tour yang artinya perjalanan dan leader yang artinya kepemimpinan. Dapat dikatakan tour leader adalah seorang yang menjadi pemimpin dalam perjalanan wisata, biasanya memimpin sebuah rombongan tour untuk berwisata ke suatu tempat. 5. Fungsi Tour Leader 9

Fungsi tour leader dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Sebagai pendamping wisata Seorang tour leader berfungsi sebagai pendamping wisata adalah seorang yang mendampingi pengunjung wisata di destinasi wisata atau dalam sebuah perjalanan wisata. b. Memberikan pelayanan wisata Maksud pelaayanan disini adalah menjadi pengatur dalam sebuah kunjungan wisata, menjadi narasumber untuk menjelaskan apa yang ditanyakan tamu, menjadi penerjemah jika ada kontak dengan orang lokal, menjadi pemberi saran dn nasehat. c. Memfasilitasi atau sebagai fasilitator wisatawan agar penyelenggaraan wisata terasa aman dan nyaman Memfasilitasi kebutuhan wisatawan dalam perjalanan wisata sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman pada wisatawan saat perjalanan wisata berlangsung. 6. Tugas Tour Leader Seorang tour leader mempunyai tugas yang wajib di kerjakan saat berwisata dalam kegiatan operasional, tugas tersebut diantaranya: 10

a. Mengatur, mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan perjalanan wisata bagi wisatawan yang ditanganinya berdasarkan program perjalanan wisata (itinerary) yang telah ditetapkan. b. Menunjukkan dan menghantarkan wisatawan ke objek dan daya tarik wisata yang dikehendaki. c. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai objek dan daya tarik wisata yang di kunjungi, informasi sejarah dan budaya, dan berbagai informasi lainya. d. Senantiasa menyadari tanggungjawabnya, bahwa dimana setiap tingkah laku, penampilan dan segala sikapnya akan membawa nama (image) perusahaan. e. Senantiasa memperhatikan keadaan wisatawan dari segi kesehatan, kenyamanan dan segi lainya. f. Memastikan dan menjaga hal-hal komersial operasional tour sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam petunjuk operasional, atau tertera dalam brosur paket wisata atau itinerary. g. Menjaga keutuhan atau kelengkapan financial dan peralatan atau perlengkapan (property) milik perusahaan. h. Membuat laporan tertulis dan mencatat dengan tepat dan benar setiap pengeluaran yang terjadi selama tour berlangsung dengan menyertakan anggaran tour. 11

G. Metode Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (Field Research), yakni penelitian dimana obyeknya adalah peristiwa factual yang ada di lapangan untuk memperoleh data primer dan sekunder dengan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini. Kemudian untuk menunjang penelitian ini penyusun juga melakukan penelaahan buku-buku yang relevan dengan judul penelitian ini. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pengumpulan data a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode penulisan data ini merupakan penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan dengan cara membaca dan mengumpulkan data dari referensi buku-buku ilmiah yang didapat dari perpustakaan, buku tentang kepariwisataan, dan hal yang berkaitan selama kuliah, brosur, diklat, koran, majalah, dan internet yang berhubungan dengan pembahasan yang dibicarakan. b. Observasi Lapangan Adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. 12

c. Dokumentasi Data (dokumen) dari biro perjalanan wisata atau tempat lainnya, sejauh data tersebut ada hubungannya dengan masalahmasalah yang diteliti, dalam hal ini penyusun mencari data tertulis baik yang berupa catatan, arsip, serta buku-buku lain yang dianggap perlu. 2. Analisis Data Setelah dikumpulkan dan dituangkan data harus segera dianalisis dalam bentuk laporan lapangan. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan dari hasil observasi, dokumentasi dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan akhir ini terdiri atas empat bab yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Pendahuluan meliputi penjelasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penulisan tugas akhir dan sistematika penulisan. 13

Bab II: Deskripsi Objek Penelitian Bab ini berisi gambaran umum Biro Perjalanan Wisata Prasadam Tour and Travel Klaten yang menjelaskan tentang sejarah Prasadam Tour and Travel, Visi dan Misi Prasadam Tour and Travel, fasilitas dan paket wisata yang dimiliki Prasadam Tour and Travel dan struktur organisasi prasadam Tour and Travel. Bab III: Pembahasan Pembahasan berisi tentang tugas dan tanggungjawab Tour Leader, fungsi dan peranan Tour Leader dalam kegiatan operasional tour mulai dari tranfer in- tour sampai transfer out. Bab IV : Penutup Merupakan bab terakhir, yaitu memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari pokok permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini, dan juga disertai saran-saran. 14