PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam mendukung pembangunan pertanian adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya. Sasaran produksi tahun 2016 untuk padi 76,28 juta ton gabah kering giling, jagung 21,3 juta ton pipilan kering dan kedelai 1,5 juta ton biji kering. Dalam rangka pencapaian produksi tersebut maka fokus pembangunan tanaman pangan tahun 2016 adalah: (1) mendorong peningkatan produksi melalui kegiatan budidaya padi, jagung, dan kedelai; (2) mendorong pemanfaatan lahan tanaman pangan (PAT); (3) memperkuat penyediaan benih; (4) meningkatkan penanganan pasca panen; (5) memperkuat penanganan daerah rawan OPT dan DPI; (6) meingkatkan penanganan pengolahan dan pemasaran tanaman pangan; (7) memperkuat pendataan statistik. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, perbenihan merupakan unsur pendukung dan memiliki peranan sangat penting dalam pencapaian produksi yang ditetapkan, dimana salah satu strategi pencapaian sasaran adalah melalui peningkatan produktivitas dengan penggunaan varietas unggul bersertifikat. Sesuai tugas dan fungsinya seperti yang dijelaskan pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, pelaksanaan kegiatan di bidang perbenihan yang mengacu pada fungsi Direktorat Perbenihan berorientasi pada pengelolaan sistem penyediaan benih. Pada tahun 2016 kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih didukung oleh beberapa sub-sub kegiatan diantaranya: (1) Perbanyakan Benih Sumber; (2) Penguatan Desa Mandiri Benih; (3) Pengembangan Desa Mandiri Benih; (4) Penilaian Varietas, Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan; (5) Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan perbenihan. Guna mewujudkan capaian strategis khususnya dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, disusun Perjanjian Kinerja (PK) Direktur Perbenihan Tanaman Pangan tahun 2016 dan merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja (PK) Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2016 sedang dalam proses penandatanganan. 1
1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk: 1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2016. 2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2016. 3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan Pembangunan Pertanian ke depan. 1.3. Ruang Lingkup Laporan Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Triwulan II Tahun 2016. 2
II. CAPAIAN KINERJA Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang menjadi sasaran dalam menunjang program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dipantau secara berkala dan dilaporkan setiap triwulan. 2.1. Sasaran Indikator Kinerja 1: Perbanyakan Benih Sumber Perbanyakan benih sumber tanaman pangan dilaksanakan di 31 provinsi. Target perbanyakan benih sumber pada PK Direktorat Perbenihan tahun 2016 seluas 530 ha terealisasi 141,50 ha (26,70%). Kegiatan yang mendukung perbanyakan benih sumber selain usaha tani untuk perbanyakan benih antara lain : administrasi balai benih, optimalisasi sarana dan prasarana, dan pembinaan. Sesuai dengan fungsinya maka Balai Benih Provinsi dapat memproduksi dua kelas benih yaitu: (1) kelas Benih Dasar (BD) (perbanyakan Benih Penjenis (BS) ke BD) dan (2) kelas Benih Pokok (BP) (perbanyakan BD ke BP). Benih sumber untuk perbanyakan benih adalah BS, yang berasal dari institusi Badan Litbang Pertanian atau untuk penyedia BS lain. Selanjutnya Balai Benih memproduksi benih sumber (BD dan BP) sesuai aturan yang ditetapkan. Benih sumber yang dihasilkan Balai Benih Provinsi dapat disalurkan ke Balai Benih Kabupaten/Kota atau produsen benih swasta/bumn dan penangkar benih yang memproduksi Benih Sebar (BR). 2.2. Sasaran Indikator Kinerja 2: Luas Areal Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Berdasarkan target benih yang tersertifikasi pada PK Direktorat Perbenihan tahun 2016 seluas 67.567 ha terealisasi 53.314,28 ha (78,91%). Beberapa kegiatan yang mendukung indikator kinerja jumlah benih yang tersertifikasi yaitu: Perbanyakan Benih Sumber, Pengembangan Desa Mandiri Benih, Penguatan Desa Mandiri Benih, dan Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat. Tabel 1. Realisasi Indikator Kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Triwulan II Tahun 2016 No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1 Terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. 1. Jumlah Perbanyakan Benih Sumber (Ha) 2. Jumlah Benih yang Tersertifikasi (Ha) 530 Realisasi Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Kemajuan Pelaksanaan (%) 2,00 29,50 23,00 29,50 19,50 38,00 26,70 67.567 10.885,41 15.306,42 2.269,01 10.648,55 3.189,99 11.014,90 78,91 Keterangan Permasalahan 1 Luas lahan yang tersedia untuk perbanyakan benih sumber terbatas, sehingga perbanyakan benih sumber dilakukan sesuai jadwal tanam dan musim tanam. 2 Data rencana dan realisasi perbanyakan benih sumber yang dilakukan oleh Balai Benih belum dilaporkan secara rutin dan berkala kepada Direktorat Perbenihan, sehingga informasi dan kendala yang dialami di lapangan sulit diketahui. 3
2.3. Capaian Indikator Pendukung 2.3.1. Pengembangan Desa Mandiri Benih Sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Selain itu diharapkan akan tumbuh kelompok penangkar atau gabungan kelompok penangkar yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing. Tujuan kegiatan engembangan desa mandiri benih adalah memberikan fasilitasi kepada kelompok tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan kelompok penangkar untuk meningkatkan kapasitas (capacity building) dalam rangka memproduksi benih guna memenuhi kebutuhan benih di wilayahnya. Pada Tahun Anggaran 2016 pelaksanaan kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih sebanyak 138 unit/desa di 25 provinsi, indikator keberhasilan diukur dalam satuan unit, yaitu unit (kelompok) penangkar benih padi. Bantuan sarana produksi dan lainnya, sarana/peralatan, pengolahan dan pengemasan, gudang dan lantai jemur, jasa konsultan (perencanaan dan pengawasan), verifikasi CPCL dan pembinaan. Alokasi kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih TA. 2016 sebagaimana pada Tabel 2. Tabel 2. Alokasi Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih TA.2016 No. Provinsi Pengembangan DMB Pengembangan DMB No. Provinsi (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) 1 Aceh 8 80 17 Nusa Tenggara Timur 2 20 2 Sumatera Utara - - 18 Kalimantan Barat 3 30 3 Sumatera Barat 5 50 19 Kalimantan Tengah 9 90 4 Riau 8 80 20 Kalimantan Selatan 11 110 5 Jambi 2 20 21 Kalimantan Timur 4 40 6 Sumatera Selatan 10 100 22 Sulawesi Utara 10 100 7 Bengkulu 2 20 23 Sulawesi Tengah 3 30 8 Lampung 3 30 24 Sulawesi Selatan 7 70 9 Kep Bangka Belitung - - 25 Sulawesi Tenggara 2 20 10 Jawa Barat 10 100 26 Gorontalo 10 100 11 Jawa Tengah - - 27 Sulawesi Barat 2 20 12 Di Yogyakarta - - 28 Maluku - - 13 Jawa Timur 10 100 29 Maluku Utara 8 80 14 Banten 2 20 30 Papua 2 20 15 Bali - - 31 Papua Barat 2 20 16 Nusa Tenggara Barat 3 30 Jumlah 138 1.380 Sampai dengan triwulan II tahun 2016, realisasi kegiatan pengembangan desa mandiri benih sebagai berikut: 1. Diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 207.1/HK.140/C/02/2016 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran 2016. 4
2. Realisasi pengembangan desa mandiri benih s.d bulan Juni 2016 sebanyak 1 unit atau 10 ha, di Provinsi Lampung, sebagaimana pada Tabel 3. Tabel 3. Realisasi Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih TA 2016 No. Provinsi Pengembangan DMB Rencana Realisasi (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) 1 Aceh 8 80 - - 17 Nusa Tenggara Timur 2 20 - - 2 Sumatera Utara - - - - 18 Kalimantan Barat 3 30 - - 3 Sumatera Barat 5 50 - - 19 Kalimantan Tengah 9 90 - - 4 Riau 8 80 - - 20 Kalimantan Selatan 11 110 - - 5 Jambi 2 20 - - 21 Kalimantan Timur 4 40 - - 6 Sumatera Selatan 10 100 - - 22 Sulawesi Utara 10 100 - - 7 Bengkulu 2 20 - - 23 Sulawesi Tengah 3 30 - - 8 Lampung 3 30 1,00 10,00 24 Sulawesi Selatan 7 70 - - 9 Kep Bangka Belitung - - - - 25 Sulawesi Tenggara 2 20 - - 10 Jawa Barat 10 100 - - 26 Gorontalo 10 100 - - 11 Jawa Tengah - - - - 27 Sulawesi Barat 2 20 - - 12 Di Yogyakarta - - - - 28 Maluku - - - - 13 Jawa Timur 10 100 - - 29 Maluku Utara 8 80 - - 14 Banten 2 20 - - 30 Papua 2 20 - - 15 Bali - - - - 31 Papua Barat 2 20 - - 16 Nusa Tenggara Barat 3 30 - - Jumlah 138 1.380 1,00 10,00 No. Provinsi Pengembangan DMB Rencana Realisasi 3. Dalam proses penyusunan Daftar Usulan Penerima Bantuan Pengembangan Desa Mandiri Benih, dan pengumpulan serta verifikasi Calon Petani/Calon Lokasi. 4. Proses penyusunan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang Penerima Bantuan Pengembangan Desa Mandiri Benih. 2.3.2. Penguatan Desa Mandiri Benih Kegiatan Desa Mandiri Benih telah dialokasikan mulai TA. 2015, yaitu sebanyak seribu unit/desa yang tersebar di 31 provinsi/356 kabupaten/kota. Agar kegiatan tersebut tetap berkelanjutan dan semakin lebih baik lagi, maka pada TA. 2016 dialokasikan kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih yaitu dengan memberikan bantuan benih sumber, sarana pelengkap gudang, dan peningkatan kemampuan/pelatihan produksi benih bagi kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar penerima bantuan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA. 2015. Ke depan diharapkan akan tumbuh kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di desanya. Tujuan kegiatan penguatan desa mandiri benih adalah memberikan fasilitasi kepada kelompok tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan kelompok 5
penangkar untuk meningkatkan kapasitas (capacity building) dalam rangka memproduksi benih guna memenuhi kebutuhan benih di wilayahnya. Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih pada TA. 2016 dialokasikan sebanyak 995 unit/desa di 31 provinsi. Lokasi dan pelaksana kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih adalah sama dengan lokasi dan pelaksana kegiatan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA. 2015. Komponen kegiatan pendukung pelaksanaan penguatan diantaranya: pelatihan, pemberian bantuan benih dan pengadaan sarana dan prasarana gudang. Oleh karena itu sub-sub output yang diharapkan adalah: (1) tersusunnya pedoman pelaksanaan, (2) terlaksananya pelatihan penguatan desa mandiri benih di 31 provinsi, dan (3) terlaksananya bantuan benih untuk areal 10.000 ha dan pengadaan sarana dan prasarana gudang. Alokasi kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih TA. 2016 sebagaimana pada Tabel 4. Tabel 4. Alokasi Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih TA 2016 No. Provinsi Penguatan DMB Penguatan DMB No. Provinsi (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) 1 Aceh 54 540 17 Nusa Tenggara Timur 34 340 2 Sumatera Utara 46 460 18 Kalimantan Barat 42 420 3 Sumatera Barat 60 600 19 Kalimantan Tengah 30 300 4 Riau 25 250 20 Kalimantan Selatan 40 400 5 Jambi 25 250 21 Kalimantan Timur 27 270 6 Sumatera Selatan 50 500 22 Sulawesi Utara 28 280 7 Bengkulu 25 250 23 Sulawesi Tengah 30 300 8 Lampung 54 540 24 Sulawesi Selatan 50 500 9 Kep Bangka Belitung 10 100 25 Sulawesi Tenggara 25 250 10 Jawa Barat 55 550 26 Gorontalo 20 200 11 Jawa Tengah 54 540 27 Sulawesi Barat 22 220 12 Di Yogyakarta 15 150 28 Maluku 12 120 13 Jawa Timur 55 550 29 Maluku Utara 15 150 14 Banten 17 170 30 Papua 18 180 15 Bali 6 60 31 Papua Barat 16 160 16 Nusa Tenggara Barat 35 350 Jumlah 995 9.950 Sampai dengan triwulan II tahun 2016, realisasi kegiatan penguatan desa mandiri benih sebagai berikut: 1. Diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 036/HK.150/C/01/2016 tentang Pedoman Teknis Penguatan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran 2016. 2. Realisasi penguatan desa mandiri benih s.d bulan Juni 2016 sebanyak 120 Unit atau 1.203 ha, seperti pada Tabel 5. 6
Tabel 5. Realisasi Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih TA. 2016 Penguatan DMB Penguatan DMB No. Provinsi Rencana Realisasi No. Provinsi Rencana Realisasi (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) (Desa/Unit) Luas (Ha) 1 Aceh 54 540 1,0 10,0 17 Nusa Tenggara Timur 34 340 - - 2 Sumatera Utara 46 460 - - 18 Kalimantan Barat 42 420 - - 3 Sumatera Barat 60 600 - - 19 Kalimantan Tengah 30 300 - - 4 Riau 25 250 - - 20 Kalimantan Selatan 40 400 - - 5 Jambi 25 250 25,0 250,0 21 Kalimantan Timur 27 270 - - 6 Sumatera Selatan 50 500 - - 22 Sulawesi Utara 28 280 - - 7 Bengkulu 25 250 - - 23 Sulawesi Tengah 30 300 3,1 31,0 8 Lampung 54 540 17,2 172,0 24 Sulawesi Selatan 50 500 - - 9 Kep Bangka Belitung 10 100 - - 25 Sulawesi Tenggara 25 250 - - 10 Jawa Barat 55 550 - - 26 Gorontalo 20 200 20,0 200,0 11 Jawa Tengah 54 540 54,0 540,0 27 Sulawesi Barat 22 220 - - 12 Di Yogyakarta 15 150 - - 28 Maluku 12 120 - - 13 Jawa Timur 55 550 - - 29 Maluku Utara 15 150 - - 14 Banten 17 170 - - 30 Papua 18 180 - - 15 Bali 6 60 - - 31 Papua Barat 16 160 - - 16 Nusa Tenggara Barat 35 350 - - Jumlah 995 9.950 120 1.203 3. Dalam proses pengadaan sarana produksi dan sarana pelengkap gudang. 4. Persiapan pelatihan produksi benih. 2.3.3. Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat Saat ini penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai di beberapa daerah masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan karena lambatnya informasi, kurangnya sosialisasi, tidak sesuai dengan keinginan petani dan agroklimat setempat, keterbatasan ketersediaan benih, kurangnya kemampuan atau minat petani membeli benih varietas unggul bersertifikat. Sasaran produksi kedelai ditempuh melalui program intensifikasi dalam rangka peningkatan produktivitas melalui kegiatan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Budidaya Jenuh Air (BJA), ekstensifikasi dalam rangka Perluasan Areal Tanam kedelai melalui kegiatan Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) pada lahan sawah, lahan kering maupun lahan baru. Pada TA. 2016 telah dialokasikan anggaran untuk melakukan pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat yang dialokasikan di Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan instansi penyelenggara pengawasan dan sertifikasi benih (UPTD BPSBTPH) berupa pembinaan dan pengawalan, koordinasi teknis serta bantuan sertifikasi benih kedelai. Tujuan kegiatan pengawalan penyediaan benih kedelai adalah : a. Mendukung pelaksanaan program pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat dari program pengembangan kedelai tahun 2016. 7
b. Mendukung ketersediaan benih kedelai bersertifikat dalam rangka mencapai sasaran produksi kedelai. Kegiatan pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat dilaksanakan di tingkat pusat dan provinsi baik di Dinas Pertanian dan UPTD BPSBTPH di 13 provinsi yang kegiatannya meliputi koordinasi teknis, pembinaan/ monitoring penyediaan benih kedelai, inventarisasi dan pembinaan produsen benih kedelai. Tiga belas provinsi tersebut yaitu Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara. Alokasi pengembangan kedelai di 13 provinsi sebagaimana pada Table 6. Tabel 6. Alokasi Pengembangan Kedelai Tahun 2016 Kegiatan No. Provinsi/Kabupaten Intensifikasi (Ha) Ekstensifikasi (Ha) Budidaya Jenuh Air (Ha) Swadaya (Ha) Jumlah (Ha) 1 Aceh 10.100 8.379 - - 18.479 2 Jambi 2.767 7.000 500-10.267 3 Sumatera Selatan 3.200 13.078 4.000-20.278 4 Lampung 3.714 895 213 4.822 5 Banten 3.350 6.890 - - 10.240 6 Jawa Barat 29.729 8.430 - - 38.159 7 Jawa Tengah 33.200 10.020 - - 43.220 8 Jawa Timur 59.810 97.925 - - 157.735 9 Nusa Tenggara Barat 36.356 27.626 - - 63.982 10 Nusa Tenggaran Timur 3.575 5.420 - - 8.995 11 Kalimantan Selatan 4.151 20.297 860-25.308 12 Sulawesi Selatan 27.000 26.950 - - 53.950 13 Sulawesi Utara 5.700 13.200 - - 18.900 Jumlah 222.652 246.110 5.573-474.335 Sampai dengan triwulan II tahun 2016, realisasi kegiatan pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat sebagai berikut: 1. Dibentuknya Tim Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat Tahun Anggaran 2016 yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor : 25/KPA/SK.310/C/3/2016 tanggal 11 Maret 2016. 2. Proses penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat. 8
III. PENUTUP Dari hasil pemantauan triwulan II kegiatan sertifikasi benih telah melebihi target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) yaitu 78,91% sedangkan perbanyakan benih sumber telah terealisasi 26,70%. 9
Lampiran 1. PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 TRIWULAN II No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan TW I TW II TW III TW IV Kemajuan Pelaksanaan (%) Keterangan Permasalahan 1 Terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. 1. Jumlah perbanyakan benih sumber (Ha) 2. Jumlah benih yang tersertifikasi (Ha) 530 84,00 141,50 26,70 1. Luas lahan yang tersedia untuk perbanyakan benih sumber terbatas, sehingga perbanyakan benih sumber dilakukan sesuai jadwal tanam dan musim tanam. 67.567 28.460,84 53.314,28 78,91 2.Data rencana dan realisasi perbanyakan benih sumber yang dilakukan oleh Balai Benih belum dilaporkan secara rutin dan berkala kepada Direktorat Perbenihan, sehingga informasi dan kendala yang dialami di lapangan sulit diketahui.
Lampiran 2. INDIKATOR KINERJA: JUMLAH PERBANYAKAN BENIH SUMBER 530 Ha Fisik Anggaran (Rp.) No Kegiatan Pendukung Realisasi Realisasi Target Pagu TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 Perbanyakan benih sumber padi (Ha) 242 56,00 80,00 3.683.837.000 2 Perbanyakan benih sumber jagung (Ha) 63 9,00 11,00 1.033.195.000 3 Perbanyakan benih sumber kedelai (Ha) 213 17,00 48,00 3.815.475.000 3.139.031.735*) 5.615.689.188*) 4 Perbanyakan benih sumber palawija lainnya (Ha) 12 2,00 2,50 Keterangan: *) Perbanyakan benih sumber (padi, palawija) dialokasikan pada kegiatan UPTD Balai Benih (BBI). Hingga triwulan II 2016 total realisasi anggaran kegiatan UPTD Balai Benih sebesar Rp.5.615.689.188
Lampiran 3. INDIKATOR KINERJA: JUMLAH BENIH YANG TERSERTIFIKASI 67.567 Ha Fisik Anggaran (Rp.) No Kegiatan Pendukung Realisasi Realisasi Target Pagu TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 1 Penguatan desa mandiri benih (Unit) 995 0 120 20.448.352.000 6.165.178.128 43.380.000*) 2 Pengembangan desa mandiri benih (Unit) 138 0 1 28.980.000.000 4.723.740.000 3 Pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat (Provinsi) Keterangan: 13 0 0 11.000.000.000 0 *) Pada triwulan I 2016 total realisasi anggaran untuk kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih dan Pengembangan Desa Mandiri Benih sebesar Rp.43.380.000