PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Anisa Syaputri *) Fitria Kasih **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Based on observations and interviews that researchers do in the field that information obtained: the learners who behave like stray in and out of class at the PBM process takes place, hanging out in the cafeteria and violated school discipline. The purpose of this study was to describe: 1) The role of counselor in preventing deviant behavior of students in Junior High School 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. 2) The teacher's role in tackling misbehavior BK learners in SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. This research is a descriptive study that systematically describes and actual research about the state of the object. The study population was all students in SMP Negeri 2 Bayang, amounting to 602 people. Techniques used in sampling, is stratified random sampling where the number of samples in each stratum is proportional to the number of members of the population in each class population. So, the total sample of 86 people. The instrument used in this study was a questionnaire while the percentage of data analysis techniques used. Based on the results of the study researchers suggest to teachers BK, in order to provide guidance and counseling services in order to alleviate problems related to student misconduct. Principal participate in support services BK held by BK teachers at school. For guidance counseling courses, as input and suggestions, and to guide future research compiled. Keyword : the role, the learners, deviant miss behavior. PENDAHULUAN Sekolah memiliki unit layanan Bimbingan dan Konseling (BK), tujuannya membantu pengembangan potensi diri peserta didik seoptimal mungkin agar tidak terjadi perilaku menyimpang pada peserta didik. Dengan berbagai layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik, guru BK dapat melihat situasi emosi negatif dan positif yang dialami oleh
peserta didiknya, sehingga guru BK dapat memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengatasi perilaku menyimpang yang terjadi pada diri peserta didik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu bagian terpenting dalam pelaksanaan proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelayanan BK perlu dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Pelayanan BK secara keseluruhan melibatkan segenap unsur personil sekolah. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah maupun di perguruan tinggi, pelayanan BK merupakan kegiatan penunjang pengembangan individu dalam pendidikan pada tiap jenjang pendidikan. Pada pelaksanaan proses pendidikan di sekolah pelayanan BK merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem pembelajaran (Prayitno, 1997:15).. Sri Rumini dan Siti Sundari (Jamal Ma mur, 2012:40) berpendapat masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, dimana mereka mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa, masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Menurut Andi Mappiare (Mudjiran, 2007:144) perilaku menyimpang adalah tingkah laku bermasalah, arti tingkah laku bermasalah yang masih dianggap wajar dan dialami oleh remaja, yaitu tingkah laku yang masih dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan secara fisik dan psikis, serta masih dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 5 orang peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang pada tanggal 02 Oktober sampai 06 Oktober 2012 diperoleh keterangan bahwa peserta didik lebih suka melakukan hal hal yang mereka sukai, seperti tidak memakai dasi, baju dikeluarkan, keluar masuk kelas pada proses PBM berlangsung, mereka tidak suka diatur. Karena mereka menganggap di sekolah tempat bermain bersama teman-
teman bukan tempat belajar, dan bisa melakukan hal-hal yang mereka inginkan, seperti nongkrong di kantin, melanggar disiplin sekolah. Hal tersebut juga diperkuat dari hasil wawancaran dengan guru mata pelajaran yang mengajar di SMP Negeri 2 Bayang Padang tanggal 02 Oktober 2012, diperoleh keterangan bahwa peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang ada menunjukan tingkah laku yang tidak sewajarnya mereka tampilkan pada jam pelajaran berlangsung mereka sering keluar masuk dan di lingkungan sekolah mereka sering nongkrong di kantin, dan juga terhadap guru guru yang mengajar di kelas mereka menjawab perkataan guru dengan tidak wajar seperti berkata kotor, cabut. Mereka tidak memperhatikan apa yang diterangkan guru didalam kelas, mengganggu temanteman yang lagi konsentrasi dalam mendengarkan guru yang sedang menerangkan pelajaran di kelas dan kalau tidak disuruh memasukan baju kedalam mereka tidak akan melakukannya disiplin diri peserta didik kurang. Seharusnya perilaku seperti itu tidak ditunjukan oleh peserta didik disekolah, guru BK dan para majelis guru dapat berkerjasama dalam mengatasi perilaku menyimpang yang terjadi pada diri peserta didik tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap: Peran guru BK dalam mencegah perilaku menyimpang peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, peran guru BK dalam menanggulangi perilaku menyimpang peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah: Peran guru BK dalam mencegah perilaku menyimpang peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, Peran guru BK dalam menanggulangi perilaku menyimpang peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif, yaitu bertujuan untuk mengungkapkan atau menggambarkan secara sistematis dan aktual tentang keadaan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMP N 2 Bayang. Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi penelitian adalah seluruh peserta didik di SMP Negeri 2 Bayang yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah dua puluh satu kelas,dan
tingkatan (strata) dengaan jumlah 602 orang yang terdiri dari kelas VII(tujuh lokal), kelas VIII (tujuh lokal) dan kelas IX (tujuh lokal) dengan rincian peserta didik sebagai berikut: Tabel. 1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1. VII.1-7 202 2. VIII.1-7 200 3. IX.1-7 200 Jumlah 602 Sumber: TU SMP N 2 Bayang Tahun 2012. Adapun cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified random sampling yaitu jumlah sampel pada masing-masing strata sebanding dengan jumlah anggota populasi pada masing-masing kelas populasi. No Tabel 2. Sampel Penelitian Peserta Didik Kelas Sampel Jumlah Sampel 1. VII.7 202 28 2. VIII.6 200 29 3. IX.7 200 29 Jumlah 86 Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data interval. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terungkap bahwa analisis data hasil penelitian ditujukan untuk melihat peran guru BK dalam membantu peserta didik yang mengalami perilaku menyimpang di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan masing-masing variabel yaitu: 1. Peran Guru BK dalam Mencegah Perilaku Menyimpang Peserta Didik. Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai Peran guru BK dalam membantu peserta didik yang mengalami perilaku menyimpang di SMP Negeri 2 Bayang kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari segi peran guru BK dalam mencegah perilaku menyimpang peserta didik, dikategorikan baik dengan persentase
56,98%, dikategorikan baik. Sesuai dengan pendapat Nana Supriatna (2001:46) juga mendefenisikan peran yang dapat dilakukan oleh guru BK dalam mengatasi perilaku menyimpang terhadap peserta didik di sekolah adalah: a. Mengingatkan dan memberi tahu bahwa tindakan tersebut menyimpang, dan jika terus dilakukan akan melahirkan sanksi bagi pelakunya. b. Mendekati pelaku secara persusif dan dialogis,kemudian bertanya mengenai latar belakang atau motif tindakan tersebut.apakah ada unsur kesengajaan ataupun mungkin dalam keadaan darurat. 2. Peran Guru BK dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Peserta Didik Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui keterangan secara umum bahwa sebanyak 63,66%, dalam kategori baik, sesuai dengan pendapat Andreas Soeroso, (2006:117) mengemukakan bahwa cara menanggulangi perilaku menyimpang pada peserta ddidk adalah perilaku ini memiliki ciri sesaat dan sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Peran guru BK dalam membantu peserta didik yang mengalami perilaku menyimpang di SMP Negeri 2 Bayang kabupaten Pesisir Selatan, temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Peran guru BK dalam mencegah perilaku menyimpang peserta didik berada pada kategori baik, persentase tertinggi berada pada indikator mengembangkan bakat dan minat peserta didik. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa pendidikan yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa peserta didik adalah sekolah, selain tempat belajar sekolah juga berfungsi sebagai tempat mengembangkan bakat dan minat peserta didik. 2. Peran guru BK dalam menanggulangi perilaku menyimpang peserta didik berada pada kategori baik, persentase tertinggi berada pada indikator
menyesuaikan diri pada masa transisi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa untuk menghindari terjadinya perilaku menyimpang dibutuhkan masa transisi yang digunakan untuk mengakomondasikan generasi tua memahami perubahan yang ada pada generasi muda. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Peserta didik, yaitu untuk dapat mengubah perilaku yang tidak baik, yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. 2. Guru BK, dapat memberikan layanan bimbingan konseling dalam rangka mengentaskan permasalahan peserta didik berkenaan dengan perilaku menyimpang. 3. Guru mata pelajaran, dapat bekerjasama dengan guru BK dalam mengatasi permasalahan peserta didik, terutama dalam mengentaskan perilaku menyimpang yang terjadi pada peserta didik. 4. Kepala Sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan terkait dengan perilaku menyimpang peserta didik. 5. Bagi Program studi Bimbingan Konseling, sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan pendidikan calon guru pembimbing yang berkarakter cerdas yang terkait dengan perilaku menyimpang peserta didik. 6. Penulis sebagai calon guru BK dapat menambah pengetahuan, sebagai calon guru BK dapat memberikan layanan yang tepat terhadap peserta didik yang menunjukan menyimpang. DAFTAR PUSTAKA perilaku Mudjiran,dkk 2007.Perkembangan Peserta Didik.: UNP Press Soeroso Andreas. 2006.Sosiologi SMA Kelas X Jakarta: PT Yudhistira Supriatna Nana, dkk 2001 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII PT. Grafindo Media Prtama Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian dasar-dasar
Penyelidikan ilmiah. Padang: UNP Press. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta Riduwan, 2010.Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta