Bab 2. Landasan Teori. bahasa sopan di Jepang, yang dikenal dengan istilah keigo 敬語, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 2. Landasan Teori. Kesopanan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bahasa.

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BJ システムについて Mengenai BJ System

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 3. Analisis Data. diterima yang dihubungkan dengan teori yang ada pada bab 2. Dalam analisis

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB 2. Tinjauan Pustaka

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa hormat dalam bahasa Jepang. Ragam bahasa hormat itu dikenal dengan sebutan keigo 敬語. Ragam

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

Margaretha Argadian Asmara, 2015

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 2. Landasan Teori

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 3. Analisis Data. terdapat dalam drama serial televisi Bara No Nai Hanaya episode 1-5 dan

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

BAB 2 LANDASAN TEORI. budaya dan masyarakat yang bersangkutan. Keterkaitan ini tidak dapat dipisahkan satu

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sebelum membahas mengenai fungsi meireikei, terlebih dahulu saya akan

PENGGUNAAN MEDIA FOTO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KOSAKATA NOMINA BAHASA JEPANG

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

Bab 2. Landasan Teori. Pendidikan dalam arti sempit dikemukakan oleh Cahyo (2013:17) sebagai

REGISTER OTAKU IDOL GROUP 48 FAMILY DALAM KOMUNITAS RINGO 48 DI MALANG SKRIPSI OLEH: M. RIAN WIJAYANTO NIM

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN TINGKAT TUTUR DALAM BUDAYA JEPANG DAN JAWA. Skripsi. oleh. : Shofia Aghustina NIM :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG

Bab 2. Landasan Teori. Dalam metode pengajaran, perlu diketahui konsep yang melatarbelakangi

POLA HONORIFIK UNDAK-USUK KEIGO BAHASA JEPANG YANG MENCERMINKAN NILAI UCHI-SOTO SEBAGAI WUJUD IDENTIFIKASI KELOMPOK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori dan konsep yang akan digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian skripsi. Teori yang digunakan oleh penulis sebagai induk teorinya adalah teori sosiolinguistik yang akan dihubungkan dengan bahasa sopan di Jepang, yang dikenal dengan istilah keigo 敬語, yang dihubungkan dengan konsep uchi dan soto 内と外, yang dikaitkan dengan hubungan hirarki atau jouge kankei 上下関係. 2.1 Teori Sosiolinguistik atau Shakaigengogaku 社会言語学 Suatu ilmu maupun cabang ilmu merupakan sebuah perkembangan dari ilmu itu sebelumnya (Mahsun, 2006: 3). Demikian halnya dengan ilmu sosiolinguistik yang merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik itu sendiri. Sosiolinguistik berasal dari dua kata, yaitu sosio dan linguistik. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa dan lingkungan sosialnya. Nababan (1993: 9) menyatakan bahwa sosiolinguistik sebagai suatu aktivitas yang secara khusus diarahkan untuk penelitian tentang interaksi struktur bahasa dengan struktur sosial, serta saling pengaruh antara tingkah laku kebahasaan dengan tingkah laku kemasyarakatannya. Masalah utama yang dikaji dalam ilmu sosiolinguistik adalah 1. mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan 11

2. menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri dan ragam bahasa dengan situasi serta faktor-faktor sosial dan budaya 3. mengkaji fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa dalam masyarakat (Solehudin, 2009: 3). Kajian sosiolinguistik cenderung berfokus pada variasi bahasa yang muncul di masyarakat (Kushartanti, 2005: 230). Dalam bahasa Jepang, sosiolinguistik disebut shakaigengogaku 社会言語学. Sosiolinguistik atau 社会言語学 dinyatakan oleh Sanada et al (1995: 9-10) sebagai berikut Terjemahan 社会言語学は 社会の中で生きる人間 乃至その集団とのかかわりにおいて各言語現象あるいは言語運用をとらえようとする学問である 社会言語学は こういった観点から その両面に同じ価値を与えるとともに いままで軽視されていた方面に特に光を当てるものとして出発したのである 社会言語学 という用語は Sociolinguistics の直接の訳語である この語が論文の題名として日本で最初に用いられたのは 1973 年のことである ( 真田,1990) Sosiolinguistik adalah studi yang mempelajari kinerja linguistik mengenai orang-orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat atau berkaitan dengan fenomena dalam bahasa atau keterlibatan dengan kelompok. Sosiolinguistik, dari sudut pandang ini, adalah sebagai ilmu yang menjelaskan pengertian, khususnya mengenai arah yang telah diabaikan sampai sekarang, dengan memberikan nilai pada kedua sisi yang sama tersebut. Shakaigengogaku, yang adalah sebuah istilah, adalah sebuah terjemahan langsung dari sociolinguistics (dalam bahasa Indonesia: sosiolinguistik). Kata ini pertama kali digunakan di Jepang sebagai judul dari makalah pada tahun 1973 (Sanada, 1990). Bagian-bagian penelitian dari sosiolinguistik atau shakaigengogaku no kenkyuubumon 社会言語学の研究部門 ada 9 bagian (Sanada, 1995: 15), yaitu 1. 方法論 Metodologi 12

2. 属性とことば ( 年齢差 性差などとことばの変異, 集団語など ) Variasi bahasa (perbedaan umur, jenis kelamin dalam bahasa, logat khusus, dan lain-lain) 3. 言語行動 ( 敬語, コミュニケーション行動など ) Aktivitas bahasa (bahasa sopan, perilaku komunikasi, dan lain-lain) 4. 言語生活 ( 生活環境とことばなど ) Gaya bahasa (realitas dan bahasa, dan lain-lain) 5. 言語接触 ( 二言語併用など ) Komunikasi bahasa (sistem dua bahasa/bilingual, dan lain-lain) 6. 言語変化 Perubahan bahasa 7. 言語意識 ( ことばの規範, アイデンティティーなど ) Pengetahuan kebahasaan (aturan bahasa, identitas, dan lain-lain) 8. 言語習得 ( 中間言語など ) Pemerolehan bahasa (bahasa antara, dan lainlain) 9. 言語計画 ( 日本語教育など ) Bahasa untuk tujuan tertentu (bahasa Jepang yang digunakan dalam dunia pendidikan, dan lain-lain) 2.2 Konsep Keigo 敬語 atau Bahasa Sopan Jepang terkenal memiliki tata bahasa kesopanan yang khas, yang dikenal dengan istilah keigo 敬語. Konsep keigo 敬語 menurut Machida (1999: 141) adalah 日本語の敬語というのは ある人物について その人に対して話し手が敬意をもって ( あるいは 改まった態度で ) 接しているのだということを表すための 体系的な表現方法です 日本語の敬語には大きく分けて二つの種類があります 一つは ある人物が話し手より目上で 13

あることを その人物の行為を表す表現として特別の形 ( いらつしやる ご覧になる のような いわゆる 尊敬語 のことです ) を使うことと 話し手の行為を表す表現として 別の種類の特別な形 ( 参る 申し上げる のようないわゆる 謙譲語 のことです ) を使うことです もう一つは ある人物として聞き手を選び 聞き手に対して話し手が普通よりは改まった気持ちで接していることを表すために です とか ます のような特別の助動詞を述語に用いたり ( 丁寧語 といわれるもの ) お米 とか ご本 のような特別の名詞の形 ( 美化語 といわれるもの ) を用いたりするものです Terjemahan Keigo dalam bahasa Jepang, mengenai seseorang, adalah sebuah cara ungkapan yang sistematis bagi pembicara untuk mengungkapkan hal yang berhubungan dengan rasa hormat terhadap orang tersebut (atau dengan sikap yang resmi). Keigo dalam bahasa Jepang terbagi dalam dua jenis besar. Yang satu adalah, seseorang tersebut memiliki kedudukan lebih tinggi daripada pembicara, sebagai ungkapan yang menerangkan tindakan dari orang tersebut, digunakan jenis khusus irassharu goran ni naru, yang disebut dengan sonkeigo dan sebagai ungkapan yang menerangkan tindakan dari pembicara digunakan jenis khusus lainnya mairu moushiageru, yang disebut dengan kenjougo. Yang lainnya adalah untuk memilih pendengar sebagai suatu pribadi dan mengungkapkan perasaan hormat terhadap pendengar tersebut, pembicara biasanya lebih menggunakan predikat berupa kata kerja bantu yang khusus yaitu desu dan masu (disebut dengan teineigo), dan bentuk kata benda yang khusus seperti o kome, go hon (disebut dengan bikago). Secara teori, juga dinyatakan bahwa keigo, khususnya sonkeigo dan kenjougo digunakan saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal, orang yang sangat dihormati seperti guru, profesor, dan atasan, serta orang yang usianya lebih tua dari penutur (Haghirian, 2010: 76). Dalam bahasa Jepang, keigo 敬語 umumnya terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu sonkeigo 尊敬語, kenjougo 謙譲語, teineigo 丁寧語, dan bikago 美化語 (Slobin, et al, 1996: 237). Nagasaki (2004: 110), dalam bukunya menjelaskan ketiga bentuk keigo 敬語 yang menjelaskan aksi, kondisi 14

dan kepemilikan, yaitu sonkeigo 尊敬語, kenjougo 謙譲語 dan teineigo 丁 寧語 2.2.1 Sonkeigo 尊敬語 Sonkeigo 尊敬語 adalah honorific language (subject honorifics), yaitu bentuk kehormatan digunakan dengan meningkatkan jarak vertikal antara pembicara dan hormat dengan mengangkat si pembicara, yang digunakan untuk merujuk pada orang yang dihormati dan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat ketika seseorang sedang menjelaskan perbuatan orang lain (jika pembicara sedang membicarakan mengenai orang lain yang statusnya lebih tinggi daripadanya) (Slobin, et al, 1996: 237). Jenis pembentukkan sonkeigo 尊敬語 menurut Nagasaki (2004: 8), ada empat macam, yaitu 1. れる られる をつけて敬意をあらわす形式 (bentuk yang menunjukkan rasa hormat dengan penambahan reru dan rareru ) Nagasaki (2004: 114-116) menyatakan なんからの動作をする人に対して 尊敬の意味をあらわす場合には 動作をあらわす動詞に助動詞の れる られる をつけます この用法は 受身のことばや可能を示すことばと間違えられることもあります れる られる の形式は平易で 定まった形になるので これからの尊敬語としては有望だという人がいます Terjemahan Bila menerangkan arti dari sonkei terhadap orang yang melakukan perbuatan, dapat menambahkan kata kerja bantu reru rareru pada kata kerja yang menerangkan perbuatan tersebut. Untuk penggunaan ini, dapat juga menimbulkan kesalahan pengertian untuk menunjukkan kata-kata pasif atau 15

bentuk potensial. Ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah suatu kemungkinan yang baik sebagai bentuk dari sonkeigo yang sekarang karena bentuk reru dan rareru yang polos dan memiliki bentuk yang teratur. Beberapa contoh pola pembentukkan reru れる dan rareru られる adalah - 読む読まれる - 笑う笑われる - 話す話される など 2. お ( ご )~ になる の形式 (bentuk o (go) ~ ni naru ) Nagasaki (2004: 116-117) menyatakan この形式は れる られる よりも敬意が強くなります 場合には お ( ご )~ になる の形式にほうが望ましいとされています れる られる では 相手との大きな差が埋まらないことがあるからです 差別という人もいますが 女性は男性よりも少し敬体の強い形式にしたほうが現実的な問題として奥ゆかしい と言う人も多いことを知っておく必要がありそうです 女性は お ( ご )~ になる 形式のほうが れる られる よりも丁寧であるし 優しい感じになる ( 永崎,2007 年 :188) Terjemahan Bentuk ini, dibandingkan dengan bentuk reru dan rareru, rasa hormatnya menjadi lebih kuat. Dalam hal ini, bentuk o (go) ~ ninaru menjadi bentuk yang lebih diinginkan. Hal ini disebabkan karena pada bentuk reru dan rareru ada perbedaan besar yang tidak sesuai dengan lawan bicara. Perlu diketahui bahwa banyak orang yang mengatakan, ada juga diskriminasi, tetapi wanita, dibandingkan dengan pria, sedikit lebih halus seperti masalah yang praktis tentang bentuk sopan yang kuat. Wanita lebih menggunakan bentuk o (go) ~ ninaru dibandingkan dengan bentuk reru dan rareru, karena lebih sopan dan menjadi lebih lembut (Nagasaki, 2007: 188). Beberapa contoh pola pembentukkan o (go) ~ ni naru お ( ご )~ になる adalah - 読むお読みになる - 笑うお笑いになる 16

- 休みお休みになる など 3. お ~ なさい の命令形 (bentuk perintah o ~ nasai ) Pola pembentukkan o ~ nasai お~なさい adalah suatu bentuk perintah. Nagasaki (2004: 119), menyatakan bahwa お~なさい は命令形 atau bentuk o ~ nasai adalah bentuk perintah. Pernyataan lain dari Nagasaki (2007: 189) adalah この形式は 命令形の敬語だから 上位の人には使わない 命令形は お ( ご )~ください が 一般的な表現として使われている atau bila diterjemahkan menjadi bentuk ini tidak digunakan pada orang yang kedudukannya lebih tinggi karena merupakan bentuk perintah yang sopan. Bentuk perintah yang digunakan sebagai ungkapan yang lebih umum adalah bentuk o (go) ~ kudasai. Beberapa contoh pola pembentukkan o ~ nasai お~なさい adalah - Kirai dattara, oyamenasai 嫌いだったら おやめなさい Kalau benci, (silahkan) menyerahlah! - Soko he okakenasai そこへおかけなさい (Silahkan) Gantunglah disana! など 4. その他 尊敬語にするためのことばづかい (ungkapan lainnya untuk membentuk sonkeigo) Pola pembentukkan sonkeigo 尊敬語 yang lainnya disebut sebagai bentuk khusus atau disebut juga dengan tokubetsuna sonkeigo 特別な尊敬語 atau pola dengan perubahan bentuk yang khusus (Nagasaki, 2004: 122). 17

Beberapa contoh pola pembentukkan tokubetsuna sonkeigo 特別な尊敬語 adalah - Nomu 飲む taberu 食べる meshiagaru 召し上がる - Iu 言う ossharu おっしゃる - Iku 行く kuru 来る irassharu いらっしゃる - Suru する yaru やる nasaru なさる - Kiru 着る noru 乗る omeshininaru お召しになる - dan lain-lain (Hagino, 2005: 64-65). 2.2.2 Kenjougo 謙譲語 Kenjougo 謙譲語 adalah humble forms (object honorifics) atau bentuk merendah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan dari pembicara terhadap lawan bicaranya (Slobin, et al, 1996: 237-238). Jenis pembentukkan kenjougo 謙譲語 menurut Nagasaki (2004: 8), ada empat macam, yaitu 1. お ( ご )~ する の形式 (bentuk o (go) ~ suru ) Nagasaki (2007: 189-190) menyatakan bahwa 謙譲語の一般的形式は お ( ご )~ する となる 自分の動作だが 相手にかかることばであるからこのようになる 相手と話し手の差によって する のところが 申す 致す などになる場合もある 18

Terjemahannya Bentuk umum dari kenjougo adalah o (go) ~ suru. Walaupun menjelaskan perbuatan diri sendiri, tetapi karena ada kata yang berkaitan dengan lawan bicara, jadi menggunakan bentuk ini. Jika berdasarkan perbedaan antara pembicara dengan lawan bicaranya, selain bentuk suru, juga menjadi bentuk mousu dan itasu. Beberapa contoh pola pembentukkan o (go) ~ suru / mousu / itasu お ( ご )~ する 申す 致す adalah - 渡すお渡しする - 案内するご案内いたします - 話すお話し申しあげます など 2. お ( ご )~ いただく の形式 (bentuk o (go) ~ itadaku ) Bentuk o (go) ~ itadaku お( ご )~いただく banyak digunakan dengan menambahakan partikel wo を pada pola tersebut, sehingga bentuknya akan berubah menjadi o (go) ~ wo itadaku お( ご )~をいただく, seperti yang dinyatakan oleh Nagasaki (2004: 127) yaitu お( ご )~いただく は お ( ご )~をいただく が変わった形式だと言われています お( ご )~いただく は 途中 を を入れる言葉は 日常よく使われています. Beberapa contoh pola pembentukkan o (go) ~ wo itadaku お ( ご )~ をいただ く adalah - Go sansei wo itadaki, arigatou gozaimashita ご賛成をいただき ありがとう ございました artinya saya berterima kasih karena mendapat persetujuan. 19

- O shikari wo itadaki, odoroiteimasu お叱りをいただき 驚いています artinya saya terkejut karena mendapat peringatan keras. - O home wo itadaki, kyoushuku ni zonjimasu おほめをいただき 恐縮に存じま す artinya saya merasa malu dan berterima kasih karena mendapat pujian. 3. ~ ていただく の形式 (bentuk ~ te itadaku ) Bentuk ~ te itadaku ~ていただく adalah bentuk merendah dari ~ te morau ~てもらう dan dimasukkan kata yang mewakili atau menunjukkan aksi atau perbuatan lawan bicara, seperti yang dinyatakan oleh Nagasaki (2004: 129), yaitu ~ていただく は ~てもらう が謙譲語化したものです ~ のところには 相手の動作をあらわすことばがはいります. Selain itu, Nagasaki (2007: 190) juga menyatakan bahwa bentuk o (go) ~ itadaku dapat menjadi bentuk kausatif yaitu pola ~sasete itadaku, また 使役の助動詞と 結びついて ~ させていただく という形式になることがある. Beberapa contoh pola pembentukkan ~ te itadaku ~ ていただく adalah - Yamada sensei ni oshiete itadaita eigo no koto ga wakarimasu 山田先生に教え ていただいた英語のことが分かります artinya saya mengerti mengenai bahasa Inggris yang telah diajarkan oleh guru Yamada. - Wakatteitadaki sae sureba, sorede ii nodesu わかっていただきさえすれば そ れでいいのです artinya kalau mengerti, baiklah. 20

4. その他 謙譲語にするためのことばづかい (ungkapan lainnya untuk membentuk kenjougo) Pola pembentukkan kenjougo 謙譲語 yang lainnya disebut sebagai bentuk khusus atau disebut juga dengan tokubetsuna kenjougo 特別な謙譲語 atau pola dengan perubahan bentuk yang khusus (Nagasaki, 2004: 131). Beberapa contoh pola pembentukkan tokubetsuna kenjougo 特別な謙譲語 adalah - Nomu 飲む taberu 食べる itadaku いただく - Iu 言う mousu 申す - Iku 行く mairu 参る - Watasu 渡す yaru やる sashiageru さしあげる - Hikiukeru 引き受ける uketamawaru うけたまわる - dan lain-lain (Hagino, 2005: 73). 2.2.3 Teineigo 丁寧語 Teineigo 丁寧語 adalah bahasa yang menggambarkan kesopanan dan formal (bentuk desu です dan masu ます ), yang merupakan lawan dari tidak formal dan tidak sopan atau futsukei 普通形 (bentuk da だ dan ru る ). Teineigo 丁寧語 atau bentuk formalitas memiliki dimensi yang berbeda dari sonkeigo 尊敬語 dan kenjougo 謙譲語 (penggunaannya tergantung situasionalnya). Walaupun antara teman yang akrab, namun digunakan juga pada situasi yang formal seperti pernikahan dan lain-lain, atau sebaliknya. Contohnya, ketika 21

pembicara sedang bertanya kepada temannya, sensei irassharu?. Pembicara menggunakan bentuk sopan irassharu untuk merujuk aksi dari acuannya, walaupun predikat tersebut merupakan bentuk yang tidak formal karena digunakan dalam keadaan yang biasa. Bentuk desu/masu dapat digunakan saat berbicara dengan atasan atau pada percakapan yang formal, seperti pada pembicaraan umum (Slobin, et al, 1996: 238). 2.2.4 Bikago 美化語 Tidak seperti bentuk keigo 敬語 lainnya, bikago 美化語 tidak digunakan untuk menghormati lawan bicara atau acuan si pembicara, tetapi memperhalus atau memperindah bahasa seseorang. Banyak bentuk bikago 美化語 yang telah menjadi bentuk standar atau umum, seperti okane お金, ocha お茶, dan lain-lain. Bentuk ini umumnya banyak digunakan oleh wanita (Slobin, et al, 1996: 239). 2.3 Konsep Uchi 内 dan Soto 外 Konsep uchi 内 dan soto 外 menurut Hendry (2003: 47), diartikan sebagai berikut Uchi 内 berarti dalam dan soto 外 berarti luar. Pengertian dan penggunaan uchi 内 dan soto 外 tergantung pada konteks dan situasi pembicara. Bila seseorang berada dalam rumah atau sebuah keluarga, maka yang 22

dimaksud dengan uchi 内 adalah seluruh anggota keluarganya dan soto 外 adalah semua orang yang berada di luar keluarga tersebut atau bila seseorang berada dalam sebuah kelompok yang lebih besar (misalnya di sekolah, kantor, atau komunitas lainnya), maka yang dimaksud dengan uchi 内 adalah seluruh anggota yang berada dalam kelompok tersebut dan soto 外 adalah seluruh masyarakat yang berada di luar kelompok tersebut. Contohnya, bila pembicara, adalah A, membicarakan konteks dalam satu lingkungan sekolah (A adalah murid kelas 3-A), maka uchi 内 nya adalah seluruh teman kelas 3-A, sedangakan soto 外 adalah orang-orang diluar kelas 3-A (misal kelas 3-B). Akan tetapi, bila A membicarakan konteks yang membandingkan dengan sekolah lain, maka seluruh siswa (baik kelas 3-A, maupun kelas 3-B) serta para guru merupakan pihak uchi 内 dan semua orang diluar sekolahnya adalah pihak soto 外. Demikian halnya, apabila A bekerja pada perusahaan bagian marketing, maka uchi 内 nya adalah seluruh tim marketing, soto 外 nya adalah orang-orang diluar tim tersebut, dan apabila dibandingkan dengan perusahaan lain, maka uchi 内 nya adalah seluruh anggota perusahaan tersebut dan soto 外 nya adalah orang-orang diluar perusahaan tersebut. Menurut Goekler (2010: 13-15), menjelaskan konsep uchi dan soto 内と外 sebagai berikut Uchi-soto are based on an anchor point of oneself and one s group, and how far away one is from the anchor point. Uchi and soto distinguish Japan by a duality of inside and outside categories. In-groups and out-groups are not only reflected in social and cultural constructs. They are also reflected in language use to determine the status of individuals within these groups. Rather than the ingroup receiving more linguistic politeness, the out-group receives the most politeness in a given situation. Generally-speaking, when speaking with the 23

out-group, one must honor those individuals in speech, while the in-group uses humbling speech. When speaking about one s own ingroup, an individual uses more casual speech. When speaking to another in-group member about his or her family, the same person will use honorific terms to describe his or her family. Terjemahannya Uchi-soto didasarkan pada titik pusat dari diri sendiri dan kelompok seseorang, dan seberapa jauh seseorang lainnya dari titik pusat tersebut. Uchi dan soto membedakan Jepang melalui dualitas kategori dalam dan luar. Kelompok dalam dan kelompok luar tidak hanya tercermin dalam konstruksi sosial dan budaya. Akan tetapi juga tercermin dalam penggunaan bahasa untuk menentukan status individu dalam kelompok ini. Dalam situasi tertentu, kelompok luar menerima perlakuan yang paling sopan, lebih dari kelompok dalam, yang menerima perlakuan lebih sopan. Secara umum, ketika berbicara dengan kelompok luar, seseorang harus menghormati orangorang tersebut dalam berbicara, sedangkan pada kelompok dalam menggunakan bahasa yang merendah. Ketika berbicara tentang anggota kelompok sendiri, individu menggunakan bahasa yang lebih santai. Ketika berbicara dengan anggota lain dalam kelompok tentang keluarganya, orang yang sama akan menggunakan bentuk sopan untuk menjelaskan keluarganya tersebut. Bachnik dalam Goekler (2010: 16), menyatakan Uchi/soto is a major organizational focus for Japanese self, social life, and language. While uchi represents we, us, our group, me, my, I, and is a point of reference and a sort of anchoring point for how one views society, soto is a bit more abstract, objective, and unanchored. Terjemahannya Uchi/soto adalah sebuah fokus organisasi yang besar untuk masyarakat Jepang sendiri, kehidupan sosial, dan bahasa. Sementara uchi mewakili kita, kami, kelompok kami, saya (objek), milik saya, saya (subjek), dan merupakan titik acuan dan semacam titik pusat mengenai bagaimana cara pandang seseorang dalam masyarakat, soto sedikit lebih "abstrak, obyektif, dan tidak terpusat. Konsep uchi dan soto 内と外 menurut Hirabayashi dan Hama (1992: 3), adalah 内 の人間 ( 家族 自分の社会の人 属するグループの人など ) が 外 の人間 ( 親しくない人 他人 他社会の人 他グループの人な 24

ど ) と話し合ったたり その人たちを話題にするとき 自分を含む 内 の人間に対しては謙譲語 外 の人間に対しては尊敬語を使う Terjemahannya Saat berbicara dengan orang dalam (seperti keluarga, orang di perusahaan yang sama, orang-orang di dalam kelompok yang dekat dengan kita) dan orang luar (seperti orang yang tidak akrab, orang lain, orang dari perusahaan lain, orang-orang yang berasal dari kelompok luar), untuk menjadikan orangorang tersebut sebagai pokok dari pembicaraan, kita harus menggunakan kenjougo (bahasa merendahkan diri) ketika membicarakan orang atau pihak dalam, dan sonkeigo (bahasa meninggikan orang lain) ketika membicarakan orang atau pihak luar. 2.2.1 Konsep Hubungan Hirarki atau Jouge Kankei 上下関係 Konsep hubungan hirarki atau jouge kankei 上下関係 menurut Goekler (2010: 29) adalah Hubungan hirarki dalam bahasa dan sosial di Jepang cukup rumit atau kompleks. Bahasa ditunjukkan dalam hubungan hirarki, yang sebagian besar didasarkan pada konsep uchi dan soto 内と外. Hierarchy should be studied before language learning takes place in order to understand the complex relationships between uchi-soto membership and how that membership is demonstrated in language and culture. Japanese hierarchy is represented by complex linguistic cues which trigger use of particular levels and styles of speech to communicate in a manner acceptable to the target language culture. Terjemahannya Hirarki harus dipelajari sebelum mempelajari bahasa agar mampu mengerti hubungan yang kompleks antara hubungan keanggotaan dalam uchi-soto dan bagaimana keanggotaan tersebut ditunjukkan dalam bahasa dan budaya. Hirarki bahasa Jepang dipresentasikan oleh sebuah isyarat linguistik yang kompleks, yang memicu penggunaan tingkat tertentu dan gaya berbicara untuk berkomunikasi dalam cara yang dapat diterima terhadap target budaya berbahasa. 25

Salah satu contoh hubungan atas-bawah atau jouge kankei 上下関係 adalah hubungan antara guru dan murid, dimana murid adalah bawah dan guru adalah atas, seperti yang dinyatakan oleh Hagino (2005: 33) 例えば 学校の先生は生徒に対 して目上 生徒は目下 たしかに上下関係があります. Adanya hubungan hirarki ini, menyebabkan adanya penggunaan bahasa sopan, yang digunakan untuk menghormati orang yang memiliki status lebih tinggi dari pembicara. Hal ini juga dinyatakan oleh Goekler (2010: 30-31) yaitu In Japanese, respectful language is observed when speaking to people who are distant from oneself, including strangers, managers, customers, elders, and interestingly enough, one s parents. Nouns which refer to one s own family members, household items, or other family relationships usually do not take honorific prefixes, whereas nouns referring to an out-group s household require honorific prefixes. Terjemahannya Dalam bahasa Jepang, bahasa hormat ditemukan ketika berbicara dengan orang-orang yang jauh dari diri sendiri, termasuk orang asing, manajer, pelanggan, penatua, dan yang cukup menarik, adalah orang tua seseorang. Kata benda yang merujuk kepada anggota keluarga sendiri, barang-barang rumah tangga, atau hubungan keluarga lainnya biasanya tidak menggunakan prefiks hormat, sedangkan kata benda mengacu pada rumah tangga kelompok luar memerlukan prefiks hormat. Goekler (2010: 31) menyatakan bahwa di dalam keluarga ada hal yang menunjukkan hirarki, yaitu penggunaan sufiks ~san ~さん dan prefix o お ketika seseorang anak memanggil ayah (otousan お父さん ), ibu (okaasan お母さん ), kakak laki-laki (oniisan お兄さん ), dan kakak perempuan (oneesan お姉さん ), yang berfungsi untuk menyatakan rasa hormat terhadap orang yang lebih tua daripada anak (penutur) tersebut. 26