BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengkajian I. 1. Pengkajian Data. Kegiatan pengumpulan data dimulai pada saat klien masuk

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN DATA. Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan

BAB IV PEMBAHASAN. pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Berikut ini adalah laporan asuhan keperawatan pada penderita Gastroenteritis

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis mengambil kasus pada keluarga An. E dengan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB III ANALISA KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

BAB Ш TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola buang air besar pada anak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

AGIN GINANJAR NOVIANTO NIM. P13002

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

BAB Ш TINJAUAN KASUS

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

Laporan Pendahuluan Typhoid

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB III TINJAUAN KASUS

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA DIRUANG KENANGA WANITA RSU CIAMIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal : 26 Februari : RSUD Karanganyar. Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun. Agama : Islam Agama : Islam

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

PENGKAJIAN PNC. kelami

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada hari Senin, tanggal 22 Februari di ruang Baitul Athfal RSI Sultan Agung, Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggal dan jam masuk : 27 Februari 2013, Pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi langsung kepada pasien dan keluarga. Pada kasus ini pasien bernama Balita W, jenis kelamin laki - laki, umur 4 tahun, anak pertama dari Ny. K (22 tahun) dan Tn.E (24 tahun), ber lamat di Sawah karang 004/023, Jebres, Jebres, Surakarta. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan anaknya demam naik turun sejak 7 hari yang lalu, mual - muntah dan nafsu makan menurun. Pada umur 2 tahun anaknya pernah di rawat di Rumah Sakit dengan Bronkitis. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, suhu 38,5⁰C, muka tampak pucat, lidah kotor, bibir kering, dan pecah pecah, perut kembung dan nyeri perabaan di daerah ulu hati. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium uji widal ditemukan bahwa titer S.Thypi O dalam darah mencapai 1/320. 26

27 2. INTEPRETASI DATA DASAR Tanggal : 28 Maret 2016 Pukul : 15.15 WIB a. Diagnosa Kebidanan Balita W umur 4 tahun dengan demam tifoid Data dasar DS = 1) Ibu mengatakan bahwa anaknya bernama balita W. 2) Ibu mengatakan anaknya berumur 4 tahun. 3) Ibu mengatakan anaknya demam sejak 7 hari yang lalu. 4) Ibu mengatakan anaknya mual, muntah 6 kali dalam semalam. 5) Ibu mengatakan nafsu makan anaknya menurun. DO = 1) Keadaan Umum : sedang 2) Kesadaran : composmetis 3) TTV : N : 124 x/menit R : 24 x/menit S : 38,5 0 C 4) BB/TB : 13,5 kg / 126 cm 5) LK/LLA : 50 cm / 17 cm 6) Inspeksi : lidah kotor, bibir kering dan pecah - pecah 7) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati 8) Perkusi : terdapat kembung pada daerah abdomen 9) Titer S. Thypi O : 1/320 b. Masalah 1) Anak tidak nafsu makan

28 2) Hipertermi c. Kebutuhan 1) Penuhi kebutuhan nutrisi / cairan anak 2) Pencegahan kenaikan suhu 3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI PENANGANANNYA Diagnosa Potensial dalam kasus ini adalah : a. Perdarahan usus b. Perforasi Antisipasi Penanganan : a. Monitor suhu tubuh b. Istirahat yang cukup 4. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi 5. PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH Tanggal : 28 Maret 2016 Pukul : 15.20 WIB a. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (vital sign). b. Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit yang diderita anak serta anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi anak. c. Kolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian diit makanan. d. Anjurkan pasien untuk banyak minum. e. Observasi intake/output

29 f. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi. g. Motivasi pasien untuk istirahat tirah baring selama demam. h. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitar i. Dokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik 6. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DAN AMAN Tanggal : 28 Maret 2016 Pukul : 15.25 WIB a. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (vital sign) tiap 6 jam. b. Memberikan informasi pada keluarga tentang penyakit yang di derita anak bahwa anaknya menderita demam tifoid serta menganjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi anak. c. Melakukan kolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian diit makanan berupa bubur. d. Menganjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis, atau yang disukai) untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam. e. Melakukan observasi masukan ( intake) yaitu cairan infus, gizi dan minum oral. f. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi yaitu: 1) Setelah infus RL, selanjutnya Ka EN3A 10 tpm makro 2) Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam (antibiotik)

30 3) Injeksi Ondansetron 2 mg/8 jam (antiemetik) 4) Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral (antipiretik) 5) Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral (vitamin) g. Memberikan motivasi pada pasien untuk istirahat tirah baring selama demam. h. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitar. i. Mendokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik 7. EVALUASI Tanggal : 28 Maret 2016 Pukul : 22.00 WIB a. Observasi telah dilakukan Hasil : pukul 18.00 WIB KU : sedang Kesadaran : composmentis VS : N: 120 kali/menit S: 39,2⁰C R: 28 kali/menit b. Orang tua telah mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya dan bersedia anaknya dirawat di rumah sakit c. Telah berkolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian diit makanan. d. Pasien bersedia untuk banyak minum. e. Observasi intake telah dilakukan. f. Kolaborasi dokter spesialis anak telah dilakukan, pasien mendapat terapi: 1) Infus Ka EN3A 10 tpm makro telah diberikan pukul 20.35 WIB 2) Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam telah diberikan pukul 18.00 WIB, rencana selanjutnya pukul 06.00 WIB.

31 3) Injeksi Ondansetron 2 mg/8 jam telah diberikan pukul 22.00 WIB, rencana selanjutnya pukul 06.00 WIB. 4) Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral telah diberikan pukul 18.00 WIB, rencana selanjutnya pukul 24.00 WIB. 5) Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral telah diberikan pukul 18.00 WIB, rencana selanjutnya pukul 06.00 WIB. g. Ibu bersedia untuk menjaga pola istirahat anak selama demam h. Ibu bersedia menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitar i. Hasil tindakan telah didokumentasikan dalam catatan rekam medik CATATAN PERKEMBANGAN Catatan Perkembangan I Pada tanggal 29 Maret 2016, Ibu mengatakan anaknya sudah tidak demam seperti kemarin dan keluhan mual - muntah sudah tidak dirasakan lagi. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan umum sedang, anak sudah tidak demam lagi (suhu 36,4⁰C), inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah pecah, palpasi terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati, perkusi abdomen kembung. Diagnosa kebidanannya yaitu Balita W umur 4 tahun dengan demam tifoid dalam perawatan hari kedua. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga dengan hasil keadaan umum sedang, vital sign (suhu : 36,4⁰C nadi : 106 x/menit respirasi : 26 x/menit), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ka EN3A 10 tpm makro, Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12

32 jam, Injeksi Ondansetron 2 mg/8 jam, Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral, Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral)melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan pasien dan keluarga agar tidak jajan sembarangan dengan hasil Ibu dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan, menganjurkan keluarga agar anaknya tirah baring dan istirahat yang cukup dengan hasil pasien telah istirahat tirah baring. Catatan Perkembangan II Hari ketiga (30 Maret 2016) Ibu mengatakan anaknya masih sakit perut tetapi anak sudah mau makan lebih banyak. Hasil pemeriksaan keadaan umum cukup, suhu tubuh 36,7 0 C, inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah pecah, palpasi terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati, perkusi abdomen kembung. Diagnosa kebidanannya yaitu Balita W umur 4 tahun dengan demam tifoid dalam perawatan hari ketiga. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga dengan hasil keadaan umum baik, vital sign (suhu 36,7⁰C nadi 112 x/menit respirasi 30 x/menit), melakukan observasi tandatanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ka EN3A 10 tpm makro, Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam, Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral, Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral), melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan orangtua untuk tetap memberikan nutrisi pada anaknya dengan cara memberi

33 makanan sedikit-sedikit tapi seringdengan hasil orangtua bersedia memberikan kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberi makan sedikit tapi sering, menganjurkan ibu menjaga kebersihan badan anak dengan cara mandi/sibin 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali/hari dengan hasil pasien telah disibin dan ganti baju pukul 06.30 WIB. Catatan Perkembangan III Pada hari keempat perawatan (31 Maret 2016) pasien tidak memiliki keluhan apapun dan besok sudah boleh pulang, keadaan umum baik dan suhu tubuh 36,3⁰C, inspeksi mulut dan bibir sudah tidak kering, anak sudah lebih sehat dan lebih bersemangat serta nafsu makan anak kembali pulih, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi tidak ada kembung. Diagnosa kebidanannya yaitu Balita W umur 4 tahun dalam perawatan hari keempat. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga dengan hasil keadaan umum baik, vital sign (suhu : 36,3⁰C nadi : 100 x/menit respirasi : 26 x/menit), melakukan observasi tandatanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ka EN3A 10 tpm makro, Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam, Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral, Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral), menganjurkan ibu untuk memberikan makan yang telah disediakan rumah sakit berupa bubur dan lauk-pauk kepada anaknya dengan cara memberikannya sedikit-sedikit tetapi sering dengan hasil anak mau makan sediki-sedikit tetapi sering, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang diberikan pada anak serta menjaga pola makan anak dengan hasil ibu

34 mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan, mengingatkan ibu dan pasien agar tidak jajan sembarangan dengan hasil ibu dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan. Catatan Perkembangan IV Pada hari Jum at, 1 April 2016 pasien tidak ada keluhan, nafsu makan anak bertambah, keadaan umum baik, suhu 36,6⁰C, inspeksi mulut dan bibir sudah tidak kering, anak sudah lebih sehat dan lebih bersemangat serta nafsu makan anak kembali pulih, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi tidak ada kembung. Diagnosa kebidanannya yaitu Balita W umur 4 tahun dalam perawatan hari kelima. Pelaksanaan yang dilakukan yaitu memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga dengan hasil keadaan umum baik, vital sign (suhu : 36,6⁰C nadi : 110 x/menit respirasi : 30 x/menit), melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ka EN3A 10 tpm makro, Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam, Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral, Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral), memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa anak boleh pulang dan infus akan dilepas ( Ibu telah mengerti bahwa anaknya boleh pulang dan infus telah di lepas pukul 14.00 WIB), menganjurkan pada orangtua untuk tetap memberikan nutrisi pada anaknya berupa makanan yang mengandung protein seperti telur, daging, susu dan lain-lain dengan cara memberi makanan sedikitsedikit tapi sering dan disajikan dalam tampilan yang menarik agar nafsu makan anak bertambah (Ibu bersedia memberikan nutrisi pada anaknya), memberikan terapi pulang sesuai advis dokter (pasien mendapat terapi oral :

35 Cefixime 2 x 70 mg, Ranivel 2 x ¾ sendok takar, Mulsanol 2 x 1 sendok takar), menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang diberikan pada anak serta menjaga pola makan anak (ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan), memberikan informasi pada ibu untuk mencegah terjadinya penyakit tifoid, yaitu dengan cara memasak air hingga matang sebelum dikonsumsi, melarang anak untuk membeli makanan yang dijual di pinggir jalan dan menerapkan cuci tangan pada anak sebelum menyentuh makanan (ibu mengerti dan bersedia melakukannya), memberitahukan ibu untuk membawa anaknya kontrol pada tanggal 4 April 2016 (ibu bersedia membawa anaknya kontrol pada tanggal 4 April 2014 di poli anak RSUD Surakarta). B. PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang didapatkan akan dibahas tentang kasus yang penulis ambil dibandingkan dengan teori yang ada, pelaksanaan studi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari tujuh langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, kebutuhan terhadap tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dibawah ini akan di uraikan mengenai pembahasan dan identifikasi adanya perbedaan antara teori dan praktik. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari hasil anamnesa didapatkan identitas pasien dalam kasus ini adalah balita W umur 4 tahun, dengan keluhan pada saat masuk rumah

36 sakit yaitu demam naik turun sejak 7 hari yang lalu, mual - muntah serta adanya penurunan nafsu makan pada anak. Data obyektif pada balita W yaitu keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, suhu 38,5⁰C, perut kembung, lidah kotor, bibir kering dan pecah - pecah, terdapat nyeri perabaan pada ulu hati, sedangkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji widal dengan hasil titer S.Thypi O 1/320 sehingga dari hasil pemeriksaan ini dapat diketahui bahwa anak menderita demam tifoid. Hal ini sesuai dengan teori Sodikin (2012) bahwa demam tifoid sering ditemukan pada anak berumur diatas satu tahun dan keluhan utama menurut Ranuh (2013), Widagdo (2012) berupa berupa demam, mual muntah, sakit perut, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan badan terasa lemas. Selain itu, menurut Susilaningrum, dkk (2013) untuk membuat diagnosa diperlukan titer zat anti terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih. Sehingga dalam langkah pengkajian data dasar antara teori dan kasus Balita W dengan demam tifoid tidak ditemukan adanya kesenjangan. 2. Interpretasi Data Dasar Interpretasi data dasar meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pasien. Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu Balita W umur 4 tahun dengan demam tifoid. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan data subjektif dan objektif. Masalah yang muncul adalah anak tidak nafsu makan dan hipertermi. Berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada,

37 kebutuhan pasien adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi/cairan tubuh dan mencegah kenaikan suhu. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan. Praktik yang dilakukan di lahan sudah sesuai dengan teori Susilaningrum, dkk (2013) bahwa dari masalah yang muncul berupa anak tidak nafsu makan dan gangguan suhu tubuh maka kebutuhannya adalah penggantian cairan tubuh dan pencegahan kenaikan suhu. 3. Diagnosa Potensial dan Antisipasi Penanganan Pada kasus balita W umur 4 tahun diagnosa potensial yang mungkin muncul yaitu perdarahan usus dan perforasi. Antisipasi penanganannya terhadap kasus tersebut adalah monitor suhu tubuh dan istirahat yang cukup. Hal ini sesuai dengan teori Sodikin (2011) adalah terjadinya komplikasi yang berupa perdarahan usus, perforasi, peritonitis, dan komplikasi di luar usus. Sedangkan antisipasi yang dapat dilakukan bidan menurut Susilaningrum, dkk (2013) adalah kebutuhan nutrisi/cairan elektrolit, observasi intake/output, monitor suhu tubuh dan istirahat yang cukup. Sehingga pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. 4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus Balita W umur 4 tahun dengan demam tifoid berupa kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi yaitu infus Ka EN3A 10 tpm makro,

38 injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam, injeksi Ondansetron 2 mg/8 jam, Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral, Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kebutuhan terhadap tindakan segera pada pasien demam tifoid adalah kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi berupa terapi simptomatik dan antibiotik (Kepmenkes, 2006). Sehingga pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. 5. Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh Dalam kasus Balita W umur 4 tahun dengan demam tifoid, perencanaan asuhan yang dilakukan oleh bidan adalah observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ( vital sign), berikan informasi pada keluarga tentang penyakit yang diderita anak serta anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi anak, kolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian diit makanan, anjurkan pasien untuk banyak minum, observasi intake/output, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi, motivasi pasien untuk istirahat tirah baring selama demam, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitar, dokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik. Perencanaan asuhan pada balita dengan demam tifoid menurut Kepmenkes (2006), Susilaningrum dkk (2013), Sodikin (2011) yaitu motivasi pasien untuk istirahat yang cukup agar demam turun, pemberian nutrisi berupa cairan parenteral dan oral, observasi intake/output, anjurkan pasien untuk banyak minum, observasi suhu tubuh, respirasi dan nadi,

39 monitor dan evaluasi gejala klinis maupun laboratoris setiap hari secara teratur selama masa perawatan, beri penjelasan pada orang tua tentang penyakit anaknya bahwa penderita demam tifoid dengan gambaran klinik jelas sebaiknya dirawat di rumah sakit, anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan pada anak dan lingkungan sekitar, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi. Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada perencanaan tidak dilakukan monitor gejala laboratoris setiap hari secara teratur selama masa perawatan. 6. Pelaksanaan Asuhan Dengan Efisien Dan Aman Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus ini merujuk pada perencanaan yang telah disusun pada langkah sebelumnya. Pelaksanaan pada kasus demam tifoid ini meliputi melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ( vital sign) tiap 6 jam, memberikan informasi pada keluarga tentang penyakit yang di derita anak bahwa anaknya menderita demam tifoid serta menganjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi anak, melakukan kolaborasi dengan bagian gizi dalam pemberian diit makanan berupa bubur, menganjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis, atau yang disukai) untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam, melakukan observasi masukan ( intake) yaitu cairan infus, gizi dan minum oral, melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi (Setelah rehidrasi infus RL, selanjutnya Ka EN3A 10 tpm makro, Injeksi Ceftriaxon 600 mg/12 jam

40 (antibiotik), Injeksi Ondansetron 2 mg/8 jam (antiemetik), Progesic 4 x ¾ sendok takar per oral (antipiretik), Mulsanol 2 x 1 sendok takar per oral (vitamin)), memberikan motivasi pada pasien untuk istirahat tirah baring selama demam, menganjurkan ibu menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitar, mendokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik. Pelaksanaan asuhan pada balita dengan demam tifoid menurut Kepmenkes (2006), Susilaningrum dkk (2013), Sodikin (2011) yaitu memotivasi pasien untuk istirahat yang cukup agar demam turun, memberikan nutrisi berupa cairan parenteral dan oral, mengobservasi intake/output, menganjurkan pasien untuk banyak minum, mengobservasi suhu tubuh, respirasi dan nadi, memonitor dan mengevaluasi gejala klinis maupun laboratoris secara teratur selama masa perawatan, memberi penjelasan pada orang tua tentang penyakit anaknya bahwa penderita demam tifoid dengan gambaran klinik jelas sebaiknya dirawat di rumah sakit, menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan pada anak dan lingkungan sekitar, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi. Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan yaitu tidak dilakukannya observasi output. Selain itu dalam pelaksanaan juga terdapat perbedaan antara teori dan praktik di rumah sakit yaitu monitor gejala laboratoris. Hal itu tidak sesuai dengan teori Kepmenkes (20 06) tentang monitor gejala laboratoris pada demam tifoid.

41 7. Evaluasi Pada langkah evaluasi ini, setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Balita W selama 5 hari di rumah sakit, pasien dinyatakan sembuh berdasarkan gejala klinis pada waktu pulang. Pasien diperbolehkan pulang atas dasar hasil pemeriksaan terakhir yang sudah menunjukkan perbaikan, ditandai dengan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, S : 36,6ºC, N: 110 kali/menit, R: 30 kali/menit. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anak tidak demam dalam 24 jam terakhir, nafsu makan membaik, tampak perbaikan secara klinis, mulut dan bibir sudah tidak kering, abdomen tidak kembung, tidak ditemukan nyeri perabaan pada abdomen, dan anak sudah lebih bersemangat. Menurut Sodikin (2011) prognosis demam tifoid pada anak baik apabila pasien cepat berobat. Mortalitas pada pasien yang dirawat kurang lebih 6%. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang penulis kaji.