STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI DAN EKONOMI GERAKAN. Amalia, S.T., M.T.

III. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F

PETA PETA KERJA. Nurjannah

SKRIPSI. Oleh : F

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

STUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI 2.2 PENGGILINGAN PADI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Studi Gerak Dan Waktu Pada Proses Penggilingan Padi Skala Besar dan Kecil

DI PG BUNGAMAYANG MILIK PTPN VII (PERSERO), LAMPUNG

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

LOGO EKONOMI GERAKAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGUJIAN PROTOTIPE ALAT TEBANG TEBU MANUAL TIPE TAJAK SKRIPSI. Oleh: OKTAFIL ULYA F

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

ANALISIS STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN LIDAH BUAYA DI UMKM (STUDI KASUS: PT. DRIYAMA PURWANA, BOGOR)

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN

PENGUKURAN DAN ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI STASIUN PUTARAN DAN PEMBANGKIT LISTRIK DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG UTARA, LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

SKRIPSI STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES SORTASI UDANG DI PT. KELOLA MINA LAUT GRESIK, JAWA TIMUR OLEH : DIAH ANGGRAINI F

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

OPTIMALISASI KINERJA PROTOTIPE MESIN PEMANEN UDANG DAN IKAN BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN TERTENTU. Oleh : RAMLI MANURUNG F

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X


Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

EVALUASI PARAMETER PEMUTUAN BUAH STROBERI (Fragaria chiloensis L.) MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA. Oleh: EMMA PRASETYANI F

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak industri yang membutuhkan hasil. yang berada di Yogyakarta dan memiliki 2 jenis kemasan, jenis jemasan di

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERENCANAAN SISTEM KERJA. PPMJ Diploma IPB

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN 3.2 PERALATAN 3.3 SUBJEK PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL MICROMOTION AND TIME STUDY

practicum apk industrial engineering 2012

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI RANCANG BANGUN ALAT PEMERAH SUSU SAPI SEMI OTOMATIS TIPE ENGKOL. Oleh: BUDI SETIAWAN F

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MESIN PENYOSOH BIJI BURU HOTONG (Setaria italica (L) Beauv.)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

MODIFIKASI MANIPULATOR TIPE KOORDINAT SILINDER UNTUK ROBOT PEMANEN PERTANIAN DALAM GREENHOUSE

Nurjannah. Pendahuluan

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

RANCANG BANGUN ELEMEN PEMANAS BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA UNTUK MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG. Oleh: MIFTAHUDDIN F

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

STUDI GERAK DAN WAKTU PADA PROSES PENGGILINGAN PADI SKALA BESAR DAN KECIL SKRIPSI MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR F

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049 Dilahirkan pada tanggal 01 Juni 1986 di Banyuwangi Tanggal Lulus : Bogor, September 2008 Menyetujui, Dosen Pembimbing Akademik Dr. Ir. Sam Herodian, MS NIP. 131 671 602 Mengetahui, Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen

Teknik Pertanian Abdul Malik Hosyiyar Rohman. F14104049. Studi Gerak dan Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang, Lampung. Di bawah bimbingan : Sam Herodian. 2008. RINGKASAN Salah satu hal yang diharapkan oleh perusahaan adalah optimasi produktivitas kerja, sehingga dapat dihasilkan produk yang optimum dan berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Peningkatan produktivitas dapat terlihat dari meningkatnya output (hasil keluaran kerja) per jam ataupun waktu yang telah dihabiskan. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang semakin penting kedudukannya. Tetapi tingginya kebutuhan gula tersebut tidak diimbangi dengan produksi gula dalam negeri. Menristek mengungkapkan bahwa salah satu masalah adalah turunnya produktifitas tebu dan rendemen gula yang dihasilkan petani. Salah satu solusi dikemukakan adalah perbaikan teknik panen dan teknologi pasca panen tebu. Oleh karenanya usaha untuk peningkatan produktivitas gula ini sebaiknya juga diarahkan pada segi manusia dengan perbaikan standar kerja. Perbaikan pada setiap bagian proses pemanenan akan mempermudah pekerja dalam mengefisienkan gerakan agar kelelahan kerja dapat dikurangi sehingga waktu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk semakin cepat dan kualitas kerja juga dapat terjamin, sedangkan penentuan waktu standar dari setiap bagian kerja akan mengasilkan suatu metode kerja yang lebih baik. Studi gerak dan waktu yang dilakukan pada proses pemanenan tebu di PG. Bungamayang ini bertujuan untuk menentukan waktu standar kerja pada sejumlah komponen kerja yang terlibat dalam proses pemanenan tebu dan membangun sistem dan metode yang lebih baik dengan indikasi beban kerja yang lebih ringan dan waktu yang lebih cepat. Agar lebih memusatkan perhatian pada pemecahan masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas antara lain: 1. Proses pemanenan tebu yang dimaksud adalah proses penebangan sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang; 2. Beban biomekanik dihitung dengan teknik Biostatic Mechanics dan hanya dilakukan analisis pada sistem gaya 2 dimensi; 3. Posisi tangan dilihat relatif terhadap posisi bahu dan pinggang; Fokus untuk melakukan perbandinganperbandingan waktu dan tenaga adalah variabel gender. Kegiatan penelitan ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai Agustus 2008 bertempat di PG. Bungamayang Lampung dan Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan meliputi lembaran pengamatan, stopwatch, anthropolometer, digital video camera dan kepingan mini-dvd, 4 in 1 environment meter, komputer dan alat tulis, meteran dan timbangan. Prosedur yang digunakan meliputi tahap pendahuluan, pengambilan data, pengolahan data, analisis data dan perbaikan

sistem kerja. Proses pemanenan tebu terdiri dari 6 segmen gerakan, yaitu menjangkau, menebang, menarik, membersihkan trash, mengarahkan dan menganggur. Tenaga tebang wanita memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,01 detik dengan uraian waktu menjangkau (1,02 detik), menebang (1,18 detik), menarik (2,30 detik), membersihkan trash (2,17 detik), mengarahkan (0,93 detik) dan menganggur (2,41 detik). Sedangkan untuk tenaga tebang pria memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,10 detik dengan uraian waktu menjangkau (0,94 detik), menebang (1,15 detik), menarik (2,19 detik), membersihkan trash (1,80 detik), mengarahkan (0,90 detik) dan menganggur (3,28 detik). Dari keenam segmen gerakan pemanenan tebu, hanya gerakan membersihkan trash yang dipengaruhi oleh faktor gender. Waktu baku proses pemanenan bagi tenaga tebang wanita adalah sebesar 14,88 detik,sedangkan bagi tenaga tebang pria adalah sebesar 14,49 detik. Pada gerakan menebang otot bahu kanan bekerja dengan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 12,679 N 69,343 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria didapatkan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515 N 42,761 N. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pada tenaga tebang wanita, otot bahu kiri ketika gerakan menebang memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222 N 25,573 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N 42,761 N. Pada gerakan membersihkan, otot bahu kanan dari tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 106,41 118,98 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 144,66 N 148,84 N. Untuk perhitungan bahu kiri ketika membersihkan, didapatkan bahwa tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 126,60 N 137,48 N, sedangkan tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 138,08 N 153,58 N. Berdasarkan pengamatan rekaman proses tebang, didapatkan bahwa tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26 batang/menit atau 76 ikat/ hari kerja, dan meningkat menjadi 10,54 batang /menit atau 110 ikat setelah dilakukan perbaikan kerja. Sedangkan tenaga tebang pria memiliki angka produktivitas sebesar 8,37 batang/menit atau 88 ikat/ hari kerja dan meningkat menjadi 11,90 batang/menit atau 125 ikat setelah perbaikan kerja. Pekerjaan pada pemanenan ini dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly repetitive task. Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan dan rasa sakit yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitive-motion disorders. Selain itu hal inilah yang kemungkinan besar juga menyebabkan terjadinya muscular fatigue pada otot tenaga tebang.

RIWAYAT HIDUP Abdul Malik Hosyiyar Rohman, dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 01 Juni 1986. Anak kedua dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Achmad Syafii (Alm) dan Ammy Tjahya Anggraini (Alm). Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 3 Kebaman, Srono. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 1 Srono pada tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Genteng dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Penulis mengambil Bagian Ergonomika dan Elektronika Pertanian dengan dosen pembimbing akademik Dr. Ir. Sam Herodian, MS. Selama perkuliahan penulis Aktif dalam Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian periode 2005-2006 sebagai staf Pengabdian Masyarakat. Penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian IPB (HIMATETA IPB) periode 2006-2007 sebagai Ketua Departemen Humas. Selain itu penulis juga mengikuti Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Lare Belambangan (LB) dan Padepokan Seni Gerak Raga Rasa Seroja Putih. Penulis melakukan praktek lapang pada tahun 2007 di PT. Centralpertiwi Bahari, Lampung dengan judul Aspek Ergonomika pada Proses Penanganan Udang di PT. Centralpertiwi Bahari, Lampung. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan di IPB dengan judul tugas akhir Studi Gerak dan Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang,Lampung.

KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Gerak dan Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang, Lampung. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Sam Herodian, MS., selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, masukan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M. Agr. dan Lamto Widodo ST. MT. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji dan memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 3. Pak Masra, Pak Puji, Pak Malik, Pak Darman beserta seluruh jajaran pegawai PG. Bungamayang, yang telah membantu selama penelitian ini berlangsung. 4. Bapak, Ibu, Mbak Alif, Mas Handoko, keluarga besar Mbah Baderun, Keluarga Besar Tjokro Soegondo, Iyuk beserta keluarga, Keluarga besar bapak Darmaji, Keluarga besar bapak Yani, Keluarga besar Dr. Tri, Bu Kris, Bu Nanik beserta jajaran Dewan Guru SMA N I Genteng yang telah memberikan semangat dan do a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ketiga sahabatku (Viktor, Vivin dan Momo) dan keluarga besar Cemara (Nera, Emma, Rizka, Elvi, Eni) yang telah mengajarkan pentingnya arti persahabatan. Keluarga Tiara, keluarga besar Lare Belambangan, keluarga besar Seroja Putih yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat kepada penulis. 6. Tim Penelitian (Pak Lamto, Pak Fahri, Bayu, Busan, Tania, Sukris, heru dan Ludi), Rekan-rekan Ergotron 41 dan teman-teman TEP 41 yang telah memberikan dukungan, semangat, dan do a.

7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Sudilah kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Bogor, September 2008 Penulis

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Batasan Masalah... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 A. Pemanenan Tebu... 4 B. Teknik Tata Cara Kerja... 6 C. Studi Gerak... 8 D. Studi Waktu... 14 E. Peta Kerja... 15 F. Biomekanika... 17 III. METODOLOGI... 18 A. Waktu dan Tempat Penelitian... 18 B. Peralatan... 18 C. Subjek Penelitian... 22 D. Prosedur Penelitian... 23 1. Tahap Pendahuluan... 23 2. Pengambilan Data... 23 3. Pengolahan Data... 25 4. Analisis Data... 26 5. Perbaikan Sistem Kerja... 33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 A. Proses Pemanenan Tebu... 36 B. Analisis Waktu Kerja... 38 1. Definisi Pekerjaan... 38 2. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-Elemen Kerja... 39 i

3. Waktu Siklus... 42 4. Waktu Baku... 47 C. Analisis Biomekanika... 50 1. Gerakan Menebang... 50 2. Gerakan Membersihkan Trash... 54 D. Analisis Metode Kerja... 58 1. Produktivitas... 58 2. Rasa Sakit yang Terjadi akibat Pekerjaan... 60 3. Perbaikan Metode Kerja... 62 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 73 A. Kesimpulan... 73 B. Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN... 77 ii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian dan spesifikasi golok yang digunakan 22 Tabel 2. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika menebang (kanan)... 51 Tabel 3. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika menebang (kiri)... 53 Tabel 4. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika membersihkan (kanan)... 55 Tabel 5. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika membersihkan (kiri)... 57 Tabel 6. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Pria)... 63 Tabel 7. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Wanita)... 63 Tabel 8. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (pria)... 71 Tabel 9. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Wanita)... 71 iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan sistematis dari langkah-langkah penelitian kerja... 7 Gambar 2. Stopwatch... 19 Gambar 3. Antrhopolometer... 19 Gambar 4. Digital Video Camera... 20 Gambar 5. Jenis Kepingan mini-dvd yang digunakan... 20 Gambar 6. Meteran... 21 Gambar 7. Dua jenis timbangan yang digunakan... 22 Gambar 8. Perekaman proses tebang... 24 Gambar 9. Penimbangan golok tebang... 24 Gambar 10. Penimbangan berat batang tebu... 25 Gambar 11. Pengukuran anthropometri... 25 Gambar 12. Diagram alir pengukuran untuk mendapatkan waktu baku... 23 Gambar 13. a. Perkiraan model dari bahu dan lengan. b. Diagram benda bebas dari bahu dan lengan... 30 Gambar 14. Diagram alir dalam perbaikan sistem kerja... 35 Gambar 15. Golok tebang yang digunakan oleh para tenaga tebang di PG. Bungamayang... 38 Gambar 16. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang (Pria)... 52 Gambar 17. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang (Wanita)... 52 Gambar 18. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang (Pria)... 54 Gambar 19. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang (Wanita)... 54 Gambar 20. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika membersihkan trash (Pria)... 56 Gambar 21. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika membersihkan trash (Wanita)... 56 iv

Gambar 22. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika membersihkan trash (Pria)... 57 Gambar 23. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika membersihkan trash (Wanita)... 57 Gambar 24. Gerakan tangan pada posisi adduksi dan abduksi... 60 Gambar 25. Tenaga tebang menebang 2 batang tebu sekaligus... 64 Gambar 26. Tenaga tebang menjangkau dengan menggunakan golok Tebang... 65 Gambar 27. Gerakan mengarahkan yang memerlukan waktu lama... 67 Gambar 28. Tenaga tebang menarik sambil membersihkan trash... 67 Gambar 29. Gerakan tangan pada posisi supinasi dan pronasi... 68 Gambar 30. Gerakan memegang pada posisi pronasi... 69 Gambar 31. Gerakan memegang pada posisi supinasi... 69 Gambar 32. Gerakan melempar pada posisi pronasi... 70 Gambar 33. Gerakan melempar pada posisi supinasi... 70 Gambar 34. Postur tubuh manusia pada posisi relaksasi... 72 v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Form pengamatan elemen kerja... 77 Lampiran 2. Form anthropometri... 78 Lampiran 3. Form kuesioner Nordic Body Map dan Westinghouse... 79 Lampiran 4. Form pengukuran biomekanik pada siku dan lengan bawah... 80 Lampiran 5. Form pengukuran biomekanik pada bahu... 81 Lampiran 6. Form pengukuran biomekanik pada lumbar... 82 Lampiran 7. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menjangkau... 83 Lampiran 8. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menebang... 85 Lampiran 9. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menarik... 87 Lampiran 10. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak membersihkan trash... 89 Lampiran 11. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak mengarahkan 91 Lampiran 12. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menganggur.. 93 Lampiran 13. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator wanita... 95 Lampiran 14. Tabel waktu siklus( ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator pria... 96 Lampiran 15. Faktor penyesuaian menurut Westinghouse... 97 Lampiran 16. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang Berpengaruh... 99 Lampiran 17. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Pria)... 102 Lampiran 18. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Wanita)... 103 Lampiran 19. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (Wanita)... 104 Lampiran 20. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (pria)... 106 Lampiran 21. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Wanita)... 108 vi

Lampiran 22. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Pria)... 110 Lampiran 23. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Wanita)... 112 Lampiran 24. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Pria)... 114 Lampiran 25. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Wanita)... 116 Lampiran 26. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Pria)... 118 Lampiran 27. Perhitungan produktivitas tenaga tebang wanita dan pria berdasarkan pengamatan dari rekaman proses tebang.... 120 Lampiran 28. Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang pria... 121 Lampiran 29. Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang wanita... 122 Lampiran 30. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus (wanita)... 123 Lampiran 31. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus (wanita)... 124 Lampiran 32..Usulan Peta tangan kiri dan tangan kanan (wanita)... 125 Lampiran 33. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus (pria)... 126 Lampiran 34. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus (pria)... 127 Lampiran 35. Usulan peta tangan kiri dan tangan kanan (pria)... 128 Lampiran 36. Penguraian Gaya untuk Beban Biomekanik... 129 Lampiran 37. Alur gerakan elemen menjangkau... 137 Lampiran 38. Alur gerakan elemen menebang... 138 Lampiran 39. Alur gerakan elemen menarik batang tebu... 139 Lampiran 40. Alur gerakan elemen membersihkan trash... 142 Lampiran 41. Alur gerakan elemen meletakkan hasil tebang... 143 Lampiran 42. Perhitungan uji-t dari perbedaan waktu kerja antara pria dengan wanita... 144 vii

I. 8

I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Salah satu hal yang diharapkan oleh perusahaan adalah optimasi produktivitas kerja, sehingga dapat dihasilkan produk yang optimum dan berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Produktivitas kerja menurut Wignjosoebroto (2006) adalah sebagai rasio jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang dipekerjakan. Peningkatan produktivitas dapat terlihat dari meningkatnya output (hasil keluaran kerja) per jam ataupun waktu yang telah dihabiskan. Dalam sistem kerja diperlukan pengukuran terhadap waktu untuk menentukan produktivitas. Dalam hal ini, unsur manusia, mesin dan peralatan, dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan baik secara individual maupun dalam kaitannya satu sama lainnya. Metode kerja perlu dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi, menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang semakin penting kedudukannya. Konsumsi gula per tahun di Indonesia saat ini berkisar 120 juta ton dan terus bertambah pada laju sekitar 2 juta ton per tahun. Tetapi tingginya kebutuhan gula tersebut tidak diimbangi dengan produksi gula dalam negeri dimana produksi gula nasional hanya mencukupi kurang lebih 50-60% kebutuhan dalam negeri dan sisanya harus dipenuhi dengan impor. Menristek mengungkapkan bahwa salah satu masalah adalah turunnya produktifitas tebu dan rendemen gula yang dihasilkan petani, dimana tahun 1975 sebesar 92,9 ton/ha dan kini tinggal 70 ton/ha. Salah satu solusi dikemukakan adalah perbaikan teknik panen dan teknologi pasca panen tebu. Hal ini cukup masuk akal karena rendemen tebu sangat dipengaruhi oleh waktu penebangan dan waktu penggilingan. Salah satu penyebab lain, adalah teknik penebangan yang salah. Kebanyakan petani hanya membabat tebu bagian atas. Sehingga pangkal tidak diangkat, ini juga menyebabkan rendahnya rendemen. 1

Keterkaitan perkebunan tebu dan industri gula dengan man power amat tinggi. Bahkan, Zikri (Ka. Divisi HRD GMP) menganalisa bahwa mesin tidak akan sepenuhnya mampu menggantikan manusia dalam industri ini. Terutama kultur tertentu yang dibutuhkan dalam proses panen, itu tidak akan tergantikan oleh teknologi mesin harvester, ungkapnya. Oleh karena itulah, perkebunan tebu seluas GMP akan terus menerus membutuhkan tenaga manusia dalam jumlah yang besar. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor manusia dalam proses pemanenan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha peningkatan produktivitas gula. Oleh karenanya usaha untuk peningkatan produktivitas gula ini sebaiknya juga diarahkan pada segi manusia dengan perbaikan standar kerja. Perbaikan pada setiap bagian proses pemanenan akan mempermudah pekerja dalam mengefisienkan gerakan agar kelelahan kerja dapat dikurangi sehingga waktu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk semakin cepat dan kualitas kerja juga dapat terjamin, sedangkan penentuan waktu standar dari setiap bagian kerja akan mengasilkan suatu metode kerja yang lebih baik. b. Tujuan Studi gerak dan waktu yang dilakukan pada proses pemanenan tebu di PG. Bungamayang ini bertujuan untuk: 1. Menentukan waktu standar kerja pada sejumlah komponen kerja yang terlibat dalam proses pemanenan tebu. 2. Membangun sistem dan metode yang lebih baik dengan indikasi beban kerja yang lebih ringan dan waktu yang lebih cepat. c. Batasan Masalah Berdasarkan tujuan dari penelitian, dan agar lebih memusatkan perhatian pada pemecahan masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas antara lain : 2

i. Proses pemanenan tebu yang dimaksud adalah proses penebangan sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang pada sistem tebang manual. ii. Beban biomekanik dihitung dengan teknik Biostatic Mechanics dan hanya dilakukan analisis pada sistem gaya 2 dimensi. iii. Posisi tangan dilihat relatif terhadap posisi bahu dan pinggang. iv. Fokus untuk melakukan perbandingan-perbandingan waktu dan tenaga adalah variabel gender. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemanenan Tebu Pemanenan merupakan kegiatan akhir dari setiap siklus penanaman tebu. Pemanenan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan memungut hasil gula yang masih potensial berada pada bagian tanaman tebu di kebun untuk diolah menjadi butiran kristal gula di pabrik. Sedangkan menurut Notojoewono (1967) pemanenan adalah suatu penyiapan tebu untuk diangkut ke pabrik, dimana kegiatannya terdiri dari penebangan, pembersihan dari segala kotoran dan penyiapan tebu ke tempat pengangkutan. Kegiatan pemanenan ini dapat dikatakan berhasil apabila: 1. Kesegaran tebu (Cane Freshness), yaitu total jam mulai dari tebu dibakar sampai tebu tersebut digiling dapat terjaga 2. Kebersihan tebu dari kotoran, dimana kotoran disini adalah dapat berupa klaras, daun pucuk, sogolan, siwilan, batang mati, akar, dan tanah serta gulma 3. Tebu tertinggal (Cane wastage) berupa lonjoran, tunggul yang tertinggal di kebun, dan batang pucuk dapat seminimal mungkin. Tanaman tebu biasanya ditebang pada umur 12 sampai 14 bulan, yaitu pada saat tebu masak dan mempunyai rendemen tinggi. Selang waktu 12 sampai 14 bulan adalah saat yang terbaik untuk pemanenan, sehingga pelaksanaan pemanenan tebu mempunyai waktu yang relatif singkat dan terbatas, karena itu keterlambatan pemanenan berarti akan memperpanjang umur tebu dan akan menurunkan rendemen gula yang akan dihasilkan (Notojoewono, 1967). Kegiatan panen diawali dengan tahap persiapan yang sekurangkurangnya tiga bulan sebelum panen dimulai. Tahap persiapan meliputi kegiatan estimasi produksi tebu, pembuatan program tebangan, penentuan kemasakan tebu, dan persiapan sarana dan prasarana tebang. Selain itu juga perlu dilaksanakan analisa kemasakan tebu (Maturity Test) untuk mengetahui periode kemasakan optimal tebu dan untuk memperkirakan kapan tebu harus 4

ditebang. Dari hasil maturity test dapat diketahui kandungan pol, brix, serta purity (perbandingan pol dan brix) dari setiap petak. Kadar gula pada tebu akan naik sampai batas waktu tertentu, kemudian turun lagi (Rahmawati, 1994). Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccahrosa 10 %, kemudian menjadi optimum pada umur 12 bulan yaitu mengandung saccahrosa 13 %, namun sesudah itu sampai umur 16 bulan turun lagi menjadi 10 %. Penentuan waktu panen pada pabrik gula dilakukan dengan melihat faktor kemasakan tebu yang diperoleh berdasarkan hasil analisa pendahuluan, terutama pada permulaan giling. Menurut Soepardan dalam Rahmawati (1994) terdapat tiga sistem penebangan, yaitu: 1. Sistem tebang mekanis Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak tebang, muat, angkut dan bongkarnya di pabrik dilakukan secara mekanis. 2. Sistem tebang semi mekanis Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak tebang, muat, angkut dan bongkarnya di pabrik dilakukan secara mekanis sedangkan pembersihan klaras dan pengikatan batang-batang tebu tebangan dilakukan oleh tenaga manusia. 3. Sistem tebang manual Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak tebang, pembersihan klaras, pengikatan dan muat tebu hasil tebangan dilakukan seluruhnya oleh tenaga manusia. Sedangkan pengangkutan dilakukan menggunakan truk-truk kontraktor serta pembongkarannya dilakukan secara mekanis di pabrik. Pada penebangan secara manual, pekerjaan yang dilakukan oleh penebang adalah: 1. Batang tebu dipotong hingga pandes atau hingga tunggul (sisa batang di tanah) maksimal 2 cm dari tanah. 2. Batang tebu dibersihkan dari klaras, akar dan kotoran lain yang melekat pada batang tebu. 5

3. Pemotongan pucuk harus sesuai standar yaitu pada daun kelima (± 30 cm dari atas) dan menyisihkannya bersama klaras dan kotoran lain dalam satu lajur dan membuang sogolan (tebu muda). 4. Meletakkan tebu yang telah ditebang pada lajur yang bersih dari kotoran dan kemudian diikat dengan sayatan kulit tebu atau bambu dengan berat tebangan ±30 kg per ikatnya pada sistem bundle cane atau ditumpuk tanpa diikat pada sistem loose cane. Sistem pemanenan akan mempengaruhi besarnya susut yang terjadi. Pemanenan dengan tenaga manusia sebenarnya mempunyai kemungkinan untuk menebang batang tebu pada bagian yang tepat. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan memerlukan sistem pengawasan yang ketat. Sedangkan ketepatan pemotongan batang tebu dengan menggunakan mesin panen tebu mekanis banyak ditentukan oleh keadaan lahan serta keadaan tanaman tebu itu sendiri saat dipanen. Keadaan tanah yang relatif seragam dan sedikitnya jumlah tebu yang rebah akan banyak membantu dalam usaha pengurangan susut yang terjadi saat pemanenan (Pramudya, 1989). B. Teknik Tata Cara Kerja Teknik tata cara kerja menurut Sutalaksana,dkk. (2004) adalah suatu ilmu yang terdiri dari prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja. Wignjosoebroto (2003) juga menjelaskan bahwa prinsip-prinsip dan teknik kerja ini digunakan untuk mengatur komponenkomponen yang ada dalam sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuan-kemampuannya, bahan baku, mesin dan peralatan kerja lainnya, serta lingkungan kerja fisik yang ada sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat psikologis atau sosiologis yang ditimbulkannya. Menurut Meyers (1992) teknik tata cara kerja merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan metode terbaik untuk melakukan suatu pekerjaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup teknik tata cara kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu pengaturan kerja dan 6

pengukuran kerja. Pengaturan kerja berisi prinsip-prinsip mengatur komponen-komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif-alternatif sistem kerja terbaik. Pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pengaturan terhadap pekerja, bahan, peralatan dan perlengkapan serta lingkungan kerja adalah apa yang dipelajari melalui ergonomi, studi gerakan dan ekonomi gerakan. Setelah mendapatkan beberapa alternatif terbaik, langkah berikutnya adalah memilih satu diantara yang terbaik. Ada empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Berdasarkan keempat kriteria tersebut dipilih satu sistem kerja terbaik yang memiliki syarat memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan untuk penyelesaian kerja tersebut sedikit dan mudah, serta dampak-dampak psikologis dan sosiologis yang mungkin ditimbulkan sangat sedikit. PRINSIP-PRINSIP PENGATURAN METODE KERJA Ergonomi Studi Gerakan Ekonomi Gerakan PENELITIAN KERJA TEKNIK-TEKNIK PENGUKURAN KERJA Pengukuran Waktu Pengukuran Tenaga Pengukuran Dampak Psikologis & Sosiologis Beberapa alternatif sistem kerja lebih baik Alternatif sistem kerja terbaik Produktivitas lebih tinggi Sumber : wignjosoebroto (2003) Gambar 1. Bagan sistematis dari langkah-langkah penelitian kerja 7

Teknik tata cara kerja kerja terdiri dari dua elemen dasar pemikiran, yaitu pemikiran ke arah usaha pencapaian efisiensi kerja dan pemikiran untuk mempertimbangkan perilaku manusia sebagai unsur pokok suksesnya usaha kerja mereka. Pemikiran mengenai efisiensi akan menghasilkan langkahlangkah kerja secara lebih sistematis dengan urutan-urutan yang logis. Sedangkan pertimbangan mengenai perilaku manusia akan menuju pada faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi perilaku manusia pekerja di dalam usaha memenuhi kepuasan kerja dan kebutuhannya. Bagian dari teknik tata cara kerja yang mempelajari cara-cara pengkuran sistem kerja disebut dengan pengukuran kerja (work measurement atau time study). Sedangkan bagian yang mengatur sistem dan metode kerja terdahulu dikenal dengan studi gerakan (motion atau method study). C. Studi Gerak Metode kerja perlu untuk dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi, menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik (Nurmianto, 2004). Hal tersebut perlu dilakukan karena semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Untuk itu, dalam rangka untuk meminimumkan kelelahan dan resiko terhadap rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja yang repetitive, maka dalam penempatan dan pengoperasian posisi pengendali (Control) harus seergonomis mungkin sehingga pengoperasiannya dalam keadaan paling efisien. Untuk itu, harus dilakukan analisa biomekanika secara global dengan mempertimbangkan kondisi masing masing otot, penyederhanan model biomekanika untuk memprediksi beban kerja yang harus ditanggung, dan melakukan pengukuran langsung terhadap kekuatan (strength) otot. Santoso (2004) juga mengatakan bahwa optimasi metode kerja tidak hanya sekedar memilih metode (cara) dan mencari waktu kerja yang tersingkat, akan tetapi paling tidak mengikut sertakan adanya pengurangan terhadap kelelahan kerja, penghilangan masalah yang timbul 8

pada sistem kerangka otot dan rasa tanggung jawab untuk menjadikan pekerjaan tersebut menjadi lebih menarik. Pendekatan ergonomi dalam perancangan tempat kerja bertujuan untuk mendapatkan keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man machine system). Pengaturan tata letak dan fasilitas kerja penting dilakukan karena untuk mencari gerakan gerakan kerja yang efisien. Gerakan gerakan manusia dalam bekerja perlu dirancang secara ergonomis, agar tidak menimbulkan mudah lelah atau nyeri. Oleh karena itu, agar terjadi keseimbangan beban tubuh dengan beban kerja perlu adanya design, redesign, substitusi, atau modifikasi alat dan lingkungan kerja. Konsekuensi situasi kerja dengan lingkungan kerja yang kurang sesuai secara ergonomi adalah kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa mengalami ganguan kesehatan seperti nyeri, gangguan otot rangka, dan penurunan daya dengar. Studi gerak adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga gerakan yang kurang efektif dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan sehingga diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut (Sutalaksana, dkk., 2004). Studi gerak merupakan analisis dari gerakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi gerakan yang kurang efektif untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Niebel, 1988). Guna untuk melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan simbol/kode dari gerakan-gerakan dasar dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG (dieja dari nama Gilberth secara terbalik). Di sini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs. Secara garis besar masing-masing Therbligs tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Mencari (Search) Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. 9

Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 2. Memilih (Select) Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 3. Memegang (Grasp) Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan pada objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Elemen Therblig ini biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa. 4. Menjangkau (Reach) Pengertian menjangkau dalam Therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti oleh gerakan memegang. 5. Membawa (Move) Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan dengan gerakan melepas. Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi waktu geraknya pun hampir sama yaitu jarak pindah dan macamnya. 6. Memegang untuk Memakai (Hold) Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tersebut. Perbedaan dengan elemen gerak memegang, tangan memegang objek dan dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan elemen gerakan memegang untuk memakai ini terjadi dimana tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol objek sedangkan tangan yang lain melakukan kerja terhadap objek tersebut. 10

7. Melepas (Release) Elemen gerak melepas terjadi pada saat tangan operator melepaskan kembali objek yang dipegang sebelumnya. Dengan demikian elemen gerak ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka lepas dari objek yang dibawa dan berkahir begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang objek lagi. 8. Mengarahkan (Position) Mengarahkan adalah elemen gerakan Therblig yang terdiri dari menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa dan diikuti oleh gerakan merakit atau melepas. Gerakan dimulai sejak tangan memegang/ mengontrol objek tersebut ke arah lokasi yang dituju dan berakhir pada saat gerakan merakit atau melepas/memakai dimulai. 9. Mengarahkan Sementara (Pre position) Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan objek pada suatu tempat sementara. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tesebut akan dipakai kembali. 10. Pemeriksaan (Inspect) Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu atau belum. Elemen gerakan ini dapat berupa gerakan melihat seperti memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan, mencium, mendengarkan dan kadang-kadang merasa dengan lidah. 11. Perakitan (Assemble) Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek yang lain menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas. 12. Lepas Rakit (Disassemble) Therblig ini merupakan kebalikan dari Therblig di atas, disini dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan ini biasanya 11

didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan oleh membawa atau bisa juga dilanjutkan oleh melepas. 13. Memakai (Use) Yang dimaksud dengan memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat. 14. Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay) Kelambatan yang dimaksudkan disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan mengendalikan pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan lainnya bekerja. 15. Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay) Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja. 16. Merencana (Plan) Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. 17. Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome Fatigue) Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara periodik. Waktu untuk memulihkan lagi kondisi badannya dari rasa fatigue sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga oleh individu pekerjanya. Berdasarkan uraian tersebut Gilberth membagi 17 gerakan Therbligs menjadi gerakan yang efektif dan tidak efektif. Gerakan yang termasuk ke dalam gerakan efektif adalah menjangkau (RE), membawa (M), memegang (G), melepaskan (RL), mengarahkan sementara (PP), menggunakan (U), merakit (A), dan lepas rakit (DA). Sedangkan gerakan yang termasuk dalam gerakan tidak efektif adalah mencari (S), memilih (SE), mengarahkan (P), memeriksa (I), merencanakan (PL), kelambatan yang tak terhindarkan (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD), istirahat (R), dan memegang untuk memakai (H) (Niebel,1999). 12

Prinsip prinsip ekonomi gerakan digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki gerakan. Prinsip ini dibagi atas tiga bagian yaitu : 1. Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan gerakannya. a. kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama. b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat. c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah. d. Gerakan tangan, badan, dan mata diusahakan sesedikit mungkin e. Sebaiknya pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya. Pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja. f. Gerakan yang patah patah dan banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan itu. g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti daripada gerakan yang dikendalikan. h. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya. i. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata. 2. Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tata letak tempat kerja a. Bahan dan peralatan sebaiknya memiliki tempat yang tetap, diletakkan pada tempat yang mudah, enak dan cepat untuk dicapai b. Tempat penyiapan bahan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat. c. Sebaiknya dirancang mekanisme yang baik untuk menyalurkan obyek yang sudah dikerjakan. d. Tata letak peralatan dan pencahayaan diatur dengan baik. 13

e. Tipe, tinggi kursi dan tempat kerja diatur dengan baik sehingga pekerja memiliki postur yang baik dan bekerja dalam keadaan menyenangkan. 3. Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan a. Sejauh mungkin digunakan alat yang dapat digerakkan dengan kaki. b. Peralatan sebaiknya dirancang supaya mempunyai lebih dari satu kegunaan, mudah dalam pemegangan dan penyimpanan c. Beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing masing jari. D. Studi Waktu Studi waktu adalah bagian dari prosedur pengukuran kerja yang digunakan, dimana usaha manusia menjadi bagian dari aktivitas produktif dan beberapa prosedur yang digunakan untuk mengukur human time untuk beberapa konsep dari sebuah level standar dari suatu usaha (Mundel and Danner, 1994). Pengukuran kerja sendiri adalah sebuah ketentuan umum yang digunakan oleh banyak teknik sistematik dalam pengembangan koefisien numerik untuk mengubah pernyataan kuantitatif dari beban kerja menjadi sebuah pernyataan kuantitatif dari waktu yang dibutuhkan dalam penggunaan sumberdaya seperti mesin, manusia atau robot. Aspek studi waktu terdiri dari bermacam-macam prosedur untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan dan kondisi standar yang dapat diukur, yang meliputi tugas manusia, mesin atau kombinasi keduanya. Pengukuran waktu ditujukan juga untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Peranan penentuan waktu bagi suatu pekerjaan sangat besar di dalam sistem produksi seperti untuk sistem upah perangsang, penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik, penganggaran dan sebagainya (Sutalaksana, dkk., 2004). 14

Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi, studi analisis waktu harus dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik tertentu dan kemudian menggunakan teknik tersebut secara benar (Anggraini, 2006). Standar waktu digunakan untuk menentukan tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan; untuk membantu dalam pengembangan metode kerja yang efektif; untuk mengatur pekerja dalam melakukan pekerjaannya; untuk membantu dalam membandingkan performansi kerja dari suatu rencana yang sudah ditetapkan dengan beban kerja dan sumberdaya yang digunakan; dan untuk melaksanakan pengukuran produktivitas secara total (Mundel and Danner, 1994). E. Peta Kerja Menurut Wignjosoebroto (2003) peta kerja atau sering disebut dengan peta proses adalah suatu alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Sedangkan menurut Sutalaksana, dkk. (2004) peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengetahui operasi dari stasiunstasiun kerja dan bagaimana untuk memperbaikinya (Meyers, 1992). Peta kerja akan merupakan alat yang baik untuk dipakai menganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada. Jika dilakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka usaha 15

untuk memperbaiki metoda kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan anatara lain : 1. Menghilangkan aktivitas handling yang tidak efisien. 2. Mengurangi jarak perpindahan operasi kerja dari suatu elemen ke elemen yang lain. 3. Mengurangi waktu-waktu yang tidak produktif seperti waktu menunggu (delay). 4. Mengatur operasi kerja menurut langkah-langkah kerja yang lebih efektif dan efisien. 5. Menggabungkan suatu operasi kerja dengan operasi kerja yang lain bilamana mungkin. 6. Menemukan operasi kerja yang lebih efektif dengan maksud mempermudah pelaksanaan. 7. Menemukan mesin atau fasilitas-fasilitas produksi lainnya yang mampu bekerja lebih produktif. 8. Menunjukkan aktivitas-aktivitas inspeksi yang berlebihan. Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan kerja tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Jenis-jenis peta yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan antara lain: peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja dan diagram aliran. Sedangkan jenis-jenis peta yang termasuk ke dalam kelompok kegiatan kerja setempat adalah peta pekerja dan mesin, peta tangan kiri dan tangan kanan. 16

F. Biomekanika Philips (2000) mendefinisikan biomekanika sebagai suatu studi dari ilmu mekanika yang diaplikasikan pada sistem-sistem biologi. Philips menjelaskan lebih lanjut bahwa biomekanik dapat dibagi ke dalam tiga subsub disiplin, yaitu biostatik, biodinamik dan bioenergetik. Biostatik merupakan ilmu mengenai struktur dari mahluk hidup yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang saling berinteraksi dengan struktur tersebut. Biodinamik mempelajari mengenai sifat dasar dan faktor-faktor yang menentukan gerakan dari suatu mahluk hidup. Sedangkan bioenegetik merupakan studi mengenai tranformasi energi yang terjadi pada mahluk hidup. Eastman (1986) juga menjelaskan bahwa biomekanik merupakan suatu interdisiplin ilmu yang menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pergerakan manusia. Biomekanik sendiri merupakan syarat utama dalam mempelajari dan mengoptimalkan performansi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Analisis biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematik dan kinetik. Analisis kinematik menjelaskan gerakan yang menyebabkan seberapa cepat objek bergerak, berapa ketinggian atau berapa jauh objek menjangkau jarak. Sedangkan analisis kinetik menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada suatu sistem, misalnya manusia (Hartanto, 2000). 17

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitan ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai Agustus 2008 bertempat di PG. Bungamayang Lampung dan Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian Institut Pertanian Bogor. B. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembaran-lembaran pengamatan Lembaran-lembaran pengamatan digunakan sebagai tempat mencatat hasil-hasil pengukuran. Lembaran-lembaran penelitian yang digunakan meliputi form pengamatan pengukuran elemen untuk pengukuran kumulatif. Form ini digunakan untuk mencatat waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan satu elemen kerja. lembaran kedua adalah form untuk mencatat hasil pengukuran antrhopometri pekerja. Lembaran ketiga adalah form kuesioner Nordic dan Westinghouse. Form ini bertujuan untuk mencatat hasil wawancara dengan para pekerja mengenai keluhan sakit setelah bekerja dan juga nilai dari faktor-faktor penyesuain dan kelonggaran dalam aturan westinghouse. Lembaran terakhir adalah formform biomekanik yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran sudut dari segmen-segmen tubuh yang meliputi siku, bahu dan lumbar. 2. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk melihat waktu kerja per siklus dan dicatat dalam lembaran time sheet. Waktu tersebut akan dibandingkan dengan hasil dari lembaran elemen kerja yang didapatkan dari digital video camera. 18

Gambar 2. Stopwatch 3. Anthropolometer Anthropolometer digunakan untuk mengukur data anthropometri dari pekerja. Data ini digunakan sebagai salah satu input untuk penghitungan beban biomekanik dari proses pemanenan. Gambar 3. Anthropolometer 4. Digital Video Camera dan kepingan mini-dvd Digital Video Camera yang digunakan adalah jenis kamera mini DVD. Keunggulan kemera jenis ini adalah data dapat langsung tersimpan dalam kepingan mini-dvd dengan format VOB (format DVD) sehingga tidak perlu dilakukan proses capture terlebih dahulu. Peralatan ini digunakan untuk merekam semua proses tebang oleh pekerja. Data tersebut akan digunakan sebagai data utama dalam penelitian ini. 19

Gambar 4. Digital Video Camera Gambar 5. Jenis Kepingan mini-dvd yang digunakan 5. Krisbow 4 in 1 Multi-Function Environment Meter Alat ini digunakan untuk mengukur parameter-parameter lingkungan kerja yang dibutuhkan dalam nilai faktor kelonggaran. Parameter-parameter tersebut meliputi tingkat kebisingan, suhu, tingkat kelembaban dan intensitas pencahayaan. 6. Seperangkat komputer dan alat tulis Komputer alat tulis ini digunakan untuk proses pengolahan data. Beberapa software utama yang digunakan antara lain Video Convert Master versi 7.9.0.6, Pinnacle Studio Plus versi 11, Autocad versi 2008 dan Ms. Office. Video Convert Master digunakan untuk merubah format.vob menjadi.mpeg agar dapat dibaca di semua program multimedia. Pinnacle Studio Plus digunakan untuk mengolah data film hasil convert. Pengolahan yang dilakukan adalah membagi film siklus kerja ke dalam elemen-elemennya 20

sekaligus dilihat lama waktunya. Selain itu software ini juga digunakan untuk melihat proses kerja secara slow motion sampai dengan kecepatan 1/30 detik tiap frame. Autocad digunakan untuk mendapatkan data sudut dari setiap segmen tubuh yang dibutuhkan untuk menghitung beban biomekanik. 7. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur tinggi tebang dan panjang golok yang digunakan oleh pekerja. Gambar 6. Meteran 8. Timbangan Timbangan yang digunakan meliputi dua jenis timbangan yaitu timbangan yang memiliki ketelitian sampai 100g dan timbangan yang memiliki ketelitian sampai 10g. Timbangan yang pertama digunakan untuk mengukur berat badan pekerja. Sedangkan timbangan kedua digunakan untuk mengukur berat golok dan berat tebu per batangnya. 21