LAPORAN PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Ilmu Pengetahuan Alam

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH. Disusun Oleh : Ayu Anulus. Putu Desy Metriani. Natalia Sandra Margasira. Ni Luh Novita Pratami

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENETAPAN GOLONGAN DARAH

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel

BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Jaringan pada sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah. Pembuluh darah ini beredar ke seluruh tubuh.

Makalah Sistem Hematologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kegunaan Penentuan Golongan Darah A, B, AB, O

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH A, B, AB, O & RHESUS DISUSUN OLEH : KELOMPOK V-A/ GANJIL NUR ALIMIN [ ]

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte)

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

GOLONGAN DARAH. Sejarah

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL BUKU TEKS

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

MODUL MATA PELAJARAN IPA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA

Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

MAKALAH KELOMPOK DISUSUN OLEH:

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Peta Konsep. Kata Kunci. golongan darah tekanan darah gangguan peredaran darah transfusi darah peredaran darah. 80 IPA SMP/MTs Kelas VIII

BAB II KAJIAN PUSTAKA Defenisi Model Pembelajaran Konstruktivisme. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Disusun oleh : Moh. Amuy Saepudin NIM : Kelas : Biologi 3a. Click here to begin

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

Review Sistem Hematology

Sistem Peredaran Darah Manusia

SYSTEM PEREDARAN DARAH DARAH JANTUNG DAN ANATOMI PEMBULUH DARAH SIRKULASI DARAH

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I SISTEM TRANSPORTASI. A. Sistem Transportasi Pada Manusia Transportasi adalah proses pengambilan dan pengedaran zat-zat dalam tubuh mahluk hidup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang subjek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

Tujuan Pembelajaran. 1. Dapat menjelaskan 3 komponen penyusun sistem peredaran darah pada manusia.

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

A. KOMPONEN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

GOLONGAN DARAH. Semester I 2016

Kamu dapat mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Sistem Sirkulasi. membahas.

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

III. KEGIATAN PRAKTIKUM 1.3 : RESPIRASI PADA MAKHLUK HIDUP Bernapas berarti memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Oksigen diangkut oleh

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

SISTEM SIRKULASI MANUSIA

MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH. Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA

SILABUS PEMBELAJARAN

Cairan intraseluler terdapat di dalam sel cairan sitoplasma dan nukleus; cairan interstitial atau cairan ekstraseluler cairan diantara sel-sel /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup

Transkripsi:

LAPORAN PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH Dosen pembimbing : Ida Mardalena, S. kep.ns.m.si Disusun oleh : 1. Ad Dieni Ulya S. ( P07120214001 ) 2. Ardina Putri ( P07120214002 ) 3. Izmi Nur Rasyida ( P07120214016 ) 4. Meiris Dwi Anita ( P07120214019 ) 5. Nissa Kurniasih ( P07120214023 ) 6. Novatiarista Widya ( P07120214024 ) 7. Oktavia Ratih F. ( P07120214025 ) 8. Prima Priatma M. ( P07120214027 ) 9. Retnaning Tyas ( P07120214029 ) 10. Sera Puji Astuti ( P07120214032 ) POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2015

A. JUDUL Pemeriksaan Golongan Darah B. TUJUAN Setelah selesai praktium ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia C. DASAR TEORI Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit yang berperan dalam pembekuan darah. Struktur dan komposisi darah 1. Plasma Darah Plasma darah adalah cairan darah yang berwarna kekuningan. Lebih kurang dari 92% dari plasma adalah air, sehingga sisanya berupa garam dan molekul organik. Bahan terlarut yang ada dalam plasma darah adalah protein plasma, garam-garam dalam, SO -2 4, gas-gas, bahan makanan, garam mineral, produk limbah, bahan pengatur. Bagian plasma darah yang berperan dalam pertahanan tubuh adalah serum. Serum mengandung beragam antibodi untuk melawan antigen. Misalnya, aglutinin untuk menggumpalkan antigen presipitin yang dapat mengendapkan antigen. 2. Sel-sel Darah Merah Sel darah merah (eritrosit) adalah bagian utama dari sel-sel darah. Ciriciri dari sel darah merah, anatar lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram bikonkaf; sel yang telah matang tidak mempunyai nukleus; berdiameter kurang dari 0,01 mm; dan elastis.hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida dan berwarna merah. Sel-sel darah merah berasal dari sel darah

induk dan diproduksi didalam sumsum tulang merah. Sel darah merah yang matang akan kehilangan nukleus dan memperoleh molekul Hb. Umur sel darah merah lebih kurang 120 hari. Setelah sel-sel tersebut usang atau mati, kemudian dihancurkan didalam organ hati/limpa dan ditelan oleh makrofag. 3. Sel-sel Darah Putih Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, mempunyai nukleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat merubah bentuk.perbandingan jumlah sel darah putih dengan sel darah merah adalah 1:700. Fungsi utama leukosit adalah memakan kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk kedalam tubuh. Selain itu juga sebagai pengangkut zat lemak. Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit yang mempunyai nukleus yang banyak dan bersifat fagosit. Dan agranulosit yang hanya mempunyai satu nukleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit. 4. Keping Darah Keping darah (trombosit) berbentuk tidak beraturan, berukuran kecil, tidak berwarna dan tidak berinti. Trombosit berfungsi untuk pembekuan darah. Keping darah berasal dari hasil fragmentasi sel megakariosit di sumsum tulang merah. Setiap hari tubuh manusia memproduksi rata-rata 200 miliar keping darah. Dalam darah terkandung 150-300 ribu per mm kubik. Sirkulasi Darah Darah dipompa pada tekanan tinggi dari jantung dalam arteri. Perjalanan melalui jaringan tipis kapiler, di mana ia dapat bertukar bahan dengan jaringan. Ini kemudian dikumpulkan dan kembali ke jantung pada tekanan rendah dalam urat. Fungsi darah antaralain: Sebagai alat transportasi yaitu pembawa zat-zat makanan dari sistem pencernaan keseluruh sel tubuh Mengangkut oksigen dari sistem pernapasan, yaitu paru-paru keseluruh tubuh; Mengangkut sisa-sisa metabolisme, misalnya karbondioksida, dari seluruh sel tubuh ke organ ekskresi, misalnya paru-paru.

Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke organ sasaran; Memelihara keseimbangan cairan tubuh; Mempertahankan tubuh terhadap penyakit menular dan infeksi kuman-kuman atau antibody (oleh sel-sel darah putih); Mengatur keseimbangan asam dan basa, untuk menghindari kerusakan-kerusakan jaringan. Darah selalu dihubungkan dengan kehidupan, baik berdasarkan kepercayaan saja maupun secara langsung kedalam pembuluh darah juga sudah lama pula dilakukan, paling tidak sejak abad pertengahan. Pada mulanuya, pemberian darah seperti ini dan yang kini dikenal sebagai transfuse tidak dilakukan dengan landasan ilmiah, tidak mempunyai indikasi yang jelas dan dilakukan secara sembarang saja. Tindakan ini lebih banyak dilakukan atas dasar yang lebih bersifat kepercayaan, misalnya darah sebagai lambang kehidupan. Indikasi juga tidak jelas, Pelaksanaan juga tidak didasarkan atas pengetahuan yang cukup. Oleh karena itu tidak heran bila pada masa itu banyak korban karena tindakan yang dilakukan secara sembarang ini, baik pada donor maupun pada penerima darah. Bahkan pernah ada suatu masa, tepatnya abad ke-17 dan 18, transfuse dilarang dilakukan di Eropa. Akan tetapi Dr.Karl Landsteiner dalam tahun 1901 yang bekerja di laboratorium di Wina menemukan bahwa sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang.kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi antigen-antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen. Penggolongan Darah pada manusia dibagi menjadi beberapa sistem, antaralain: a. Sistem ABO

Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan yaitu A, B, AB, dan O. (Priadi, 2009: 138-140) Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan(aglutinasi). Tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Aglutinogen (aglutinin) yang terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang terdapat pada serum darah. Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu: Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya. Aglutinin dibedakan menjadi aglutinin α dan β. Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi : 1. Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-a dan aglutinin-b dalam plasma darah.

2. Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-b dan aglutinin-a dalam plasma darah. 3. Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-a dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin. 4. Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-a dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b. Frekuensi populasi dari keempat golongan ini menunjukkan bahwa mereka diwariskan, dan menuntun ke hipotesis bahwa mereka menetukan oleh tiga gena alelik, alel A yang menentukan kekhususan A, alel B yang menentukan kekhususan B, dan alel O yang tak aktif,sesuai dengan pengertian ini, maka individu golongan O semuanya homozigot OO dan individu golongan AB semuanya heterozigot AB.Tetapi individu golongan A mungkin homozigot AA maupun heterozigot AO, dan individu golongan B mungkin homozigot BB maupun heterozigot BO. (Harris,1994:402) Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia 86) (Sudjadi, 2007:85- a. Sistem MN Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan p. Levine telah menemukan golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu: 1) Golongan M, mengandung antigen M

2) Golongan N, mengandung antigen N 3) Golongan MN mengandung antigen M dan antigen N b. Sistem Rh Seperti juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga didasarkan pada jenis aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin pada plasma darah. Golongan darah Rhesus ini juga ditemukan oleh Landsteiner. Penamaan golongan Rhesus ini diambil dari nama kera yang diteliti Landsteiner, namanya Macacus rhesus. Pada kera ini didapati antigen dan antibodi yang sama dengan manusia. Ada dua jenis golongan Rhesus, yaitu Rhesus (+) dan Rhesus (-). Orang bergolongan Rhesus + memiliki antigen Rhesus (antigen Rh) pada eritrositnya dan tidak memiliki antibodi. Golongan Rhesus memiliki antibodi Rhesus (anti Rh) pada plasma darahnya dan tidak memiliki antigen. Lihat tabel berikut: Golongan Rhesus + Rhesus - Antigen antigen Rhesus - antibodi - anti Rhesus

Orang bergolongan Rhesus bisa menjadi donor terhadap golongan Rhesus maupun Rhesus + (dalam kondisi darurat). Tetapi orang Rhesus + hanya diperbolehkan mendonorkan darahnya kepada Rhesus + saja, dan tidak boleh ke Rhesus. Alasannya sama seperti golongan darah ABO, yaitu karena Rhesus + sebagai donor memiliki antigen (antigen Rhesus) dan Rhesus - sebagai resipien memiliki antibodi (anti Rhesus). Inkompatibilitas ini akan menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) antigen Rhesus oleh anti Rhesus, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien. D. Alat dan Bahan Alat a. Kartu tes golongan darah b. Kapas c. Alcohol 70% d. Lancet e. Pen lancet f. Pengaduk kaca Bahan a. Darah b. Serum alfa c. Serum beta d. Serum alfa beta ( tidak harus ada ) e. Serum anti rhesus E. Cara Kerja 1. Mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas beralkohol. 2. Menusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar. 3. Meneteskan darah ke kartu uji sebanyak 4 kali pada tempat berbeda yang sudah disediakan. 4. Meneteskan serum alfa, serum beta, serum alfa-beta, serum rhesus sebanyak satu tetes ke sampel darah masing-masing pada tempat yang berbeda yang telah disediakan. 5. Mengaduk pada masing-masing sampel dengan menggunakan pengaduk kaca. 6. Mengamati apa yang terjadi dan mencatatnya.

F. Hasil Pengamatan No Umur Nama Probandus Anti A Anti B Gol.. (th) darah 1. Ardina Putri 20 AB 2. Izmi Nur R. 19 - A 3. Meiris Dwi A. 19 - B 4. Nissa Kurniasih 19 - - O 5. Novatiarista 18 - A 6. Oktavia Ratih F. 18 - - O 7. Prima Priatma M. 19 - A G. PEMBAHASAN Pada praktikum ini, penggolongan darah yang akan dilakukan berdasarkan sistem ABO. Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut No Golongan Darah Keterangan 1 A 2 B 3 AB Apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β sehingga dapat dirumuskan (A, β ). Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin α sehingga dirumuskan (B, α ) Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB, ) 4 O Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat

aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β sehingga dapat dirumuskan (-, α, β ). Pada praktikum ini ada 10 orang mahasiswa yang akan diperiksa golongan darahnya, dan berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut: 1. Golongan darah A Probandus : Prima, Izmi, dan Nova Pada saat pengetesan darah A MENGGUMPAL (ditetesi serum A) TIDAK MENGGUMPAL B (ditetesi serum B) Individu dapat dikatakan bergolongan darah A apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β Donor Resipien A (aglutinogen A, Aglutinin β) A B (Aglutinogen B, Aglutinin α) (Aglutinogen A, Aglutinin β) AB (Aglutinogen A dan B, Aglutinin - ) O (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β) Ket: Donor Resipien : yang diperhatikan aglutinogennya : yang diperhatikan aglutininnya Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A bertemu dengan Aglutininin α (Anti A), jadi Prima, Nova, dan Izmi (golongan darah A) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah A dan AB

2. Golongan Darah B Probandus : Meiris Pada saat pengetesan darah A TIDAK MENGGUMPAL (ditetesi serum A) MENGGUMPAL B (ditetesi serum B) Individu dapat dikatakan bergolongan darah B apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin α Donor Resipien A (aglutinogen A, Aglutinin β) B B (Aglutinogen B, Aglutinin α) (Aglutinogen B, Aglutinin A) AB (Aglutinogen A dan B, aglutinin - ) O (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β ) Ket: Donor Resipien : yang diperhatikan aglutinogennya : yang diperhatikan aglutininnya Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen B bertemu dengan Aglutininin β (Anti B), jadi Meiris (golongan darah B) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah B dan AB 3. Golongan darah AB Probandus : Ardina Pada saat pengetesan darah A MENGGUMPAL MENGGUMPAL B

(ditetesi serum A) (ditetesi serum B) Individu dapat dikatakan bergolongan darah AB apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin Donor Resipien A (aglutinogen A, Aglutinin β) AB B (Aglutinogen B, Aglutinin α) (Aglutinogen A dan B, Aglutinin -) AB (Aglutinogen A dan B, aglutinin - ) O (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β) Ket: Donor Resipien : yang diperhatikan aglutinogennya : yang diperhatikan aglutininnya Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan B bertemu dengan Aglutininin α (Anti A) dan Aglutinin β (Anti B) jadi Ardina (golongan darah AB) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah AB saja, tetapi AB dapat menerima darah dari golongan darah apa saja. Itulah sebabnya mengapa golongan darah AB disebut sebagai resipien universal 4. Golongan darah O Probandus : Nissa dan Okta Pada saat pengetesan darah A TIDAK MENGGUMPAL (ditetesi serum A) TIDAK MENGGUMPAL B (ditetesi serum B)

Individu dapat dikatakan bergolongan darah O apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β Donor Resipien A (aglutinogen A, Aglutinin β) O B (Aglutinogen B, Aglutinin α) (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β) AB (Aglutinogen A dan B, aglutinin - ) O (Aglutinogen -, Aglutinin α dan β) Ket: Donor Resipien : yang diperhatikan aglutinogennya : yang diperhatikan aglutininnya Penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan B bertemu dengan Aglutininin α (Anti A) dan Aglutinin β (Anti B) jadi Nissa dan Okta (golongan darah O) dapat mendonorkan darahnya pada individu yang bergolongan darah A,B,AB,dan O. Tetapi golongan darah O hanya bisa menerima darah dari golongan darah O saja. Golongan darah O disebut sebagai donor universal karena dapat mendonorkan darahnya pada semua golongan darah. Seseorang perlu sekali untuk mengetahui golongan darahnya. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan mengetahui golongan darah antara lain : 1. Membantu orang lain yang kecelakaan, melahirkan, atau butuh darah, melalui proses transfusi Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. 2. Untuk mengetahui silsilah keluarga 3. Untuk menghindari penyakit jika terjadi perkawinan. H. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Penggolongan darah manusia dapat dilakukan dengan beberapa sistem, salah satunya adalah sistem ABO. Menurut sistem ini, golongan darah dapat dilihat berdasarkan aglutinogen dan aglutininnya. Berdasarkan sistem ABO, golongan darah dibedakan menjadi: 1. Golongan darah A, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen A dan aglutinin b dalam plasma darah 2. Golongan darah B, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen B dan aglutinin a dalam plasma darah 3. Golongan darah AB, yaitu jika sel darah merah mengandung glutinogen A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin. 4. Golongan darah O, yaitu jika sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin a dan b. Dengan mengetahui jenis golongan darah dapat memudahkan dalam proses transfusi darah apa saja yang cocok antara donor (yang memberikan darah) dan resipien (yang menerima darah). Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa: a. Golongan darah A dapat mendonorkan darahnya pada golongan darah A dan B, dan menerima darah dari golongan darah A dan O b. Golongan darah B dapat mendonorkan darahnya pada golongan darah B dan AB, dan dapat menerima darah dari golongan darah B dan O c. Golongan darah AB dapat mendonorkan darahnya pada golongan darah AB saja,tetapi dapat menerima dari semua golongan darah sehingga disebut resipien universal d. Golongan darah O dapat mendonorkan darahnya pada semua golongan darah (disebut donor universal),tetapi hanya dapat menerima darah dari golongan O saja

DAFTAR PUSTAKA Authory.2013. The Circulatory System. Diambil pada 15 Juni 2015 dari http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/science/add_ocr_gateway/living_gro wing/circulatoryrev2.shtml. Harris, H. 1994. Dasar-dasar Genetika Biokemis Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Amanda, Rizky Rachmania. 2014. Pemeriksaan Golongan Darah. Diambil pada 15 Juni 2015 dari https://www.scribd.com/doc/225775584/pemeriksaan-golongan- Darah Suryo. 1997. Genetika Manusia Cetakan Kesembilan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

LAMPIRAN