BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alel, homozigot, heterozigot, dan alel. Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan mempunyai pasangan yang disebut alel. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan. Sel telur dan sel sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat keturunan sifat tersebut kepada keturunannya. Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan. 1

2 Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O. Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikum ini adalah mengetahui tekhnik uji golongan darah dan rhesus serta mengetahui bagaimana penurunan golongan darah dan rhesus terhadap individu. 1.2 Tujuan Mengetahui cara uji golongan darah dan rhesus Menentukan golongan darah dan rhesus seseorang 1.3 Manfaat Menambah keterampilan dan wawasan mahasiswa dalam menguji golongan darah pada seseorang Menambah wawasan mahasiswa dalam membedakan golongan darah A, B, AB, dan O serta menunetukan rhesus positif dan negatif Dengan mengetahui golongan darah yang dimiliki, seseorang dapat menyumbangkan darahnya kepada yang membutuhkan Dengan mengetahui golongan darah, ketika seseorang melakukan tranfusi darah tidak terjadi inkompatibilitas ABO yang dapat menyebabkan darah menjadi lisis (menggumpal dan memisah menjadi cairan) dan berujung pada kematian. Dengan mengetahui rhesus, pasangan suami istri yang berbeda rhesus dapat melakukan usaha pencegahan yang dapat membahayakan janin pada masa kehamilan 2

3 BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan tempat Praktikum uji golongan darah ini berlangsung pada tanggal 19 februari 2014 di Gedung C Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura 2.2 Alat dan Bahan Alat Bahan Kartu tes golongan darah Lancet Tusuk gigi Tisu Alkohol 70 % Reagen Anti-A Reagen Anti-B Reagen Anti-AB Reagen Anti rhesus 2.3 Cara Kerja 1. Siapkan kartu uji yang telah di beri keterangan dan isi biodata peserta uji golongan darah terlebih dahulu (lihat gambar 1) 2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% 3. Bendung jari yang akan diambil sampel darahnya (Lihat Gambar 2) 4. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari atau ke samping jari yang telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar (Lihat Gambar 2) 5. Teteskan darah pada kartu uji sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai keterangan dengan proporsi yang sama rata (Lihat Gambar 3) 3

4 6. Tutup luka jari peserta uji golongan darah dengan kain kasa atau dapat digantikan oleh tisu untuk memberhentikan pendarahan 7. Teteskan reagen anti-a sebanyak 1 tetes pada sampel darah sesuai keterangan, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa yang terjadi (Lihat Gambar 3) 8. Lakukan langkah nomor 7 untuk reagen anti-b, reagen anti-ab, dan reagen anti rhesus 4

5 Gambar 1 (doc:google) Gambar 2 (doc:google) Gambar 3 (doc:google) 5

6 BAB III 3.1 Data Hasil Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2 Pembahasan Darah Darah terdiri dari dua komponen yaitu padat dan cair, komponen cair dalam darah disebut plasma darah sedangkan komponen padat dalam darah disebut sel darah. Sel darah sendiri mengandung eritrosit, leukosit dan trombosit. Dalam plasma darah dijumpai senyawa kimia yang disebut dengan aglutinin. Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Sedangkan dalam sel darah merah terdapat senyawa yang disebut aglutinogen. Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan kita antigen bisa diartikan sebagai 6

7 senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B (Prawiroharto, 1995) Golongan Darah Manusia Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawiroharto, 1995). Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. 1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin. 2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus. 7

8 Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-a dan anti-b, yang ditemukan dalam plasma. (Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain, M.L.; Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.; Jackson, R.B. 2008) 1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. 2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif 3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABpositif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. 4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. 8

9 Gambar 4 (doc:google) Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004) Pewarisan Golongan Darah Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, golongan darah diturunkan oleh gen ayah dan ibu. Kemungkinan golongan darah anak dapat dipredeksi melalui cara persilangan. Struktur genotip golongan darah (Istamar dkk, 2004) A = I A I A ( Dominan ) B = I B I B ( Dominan ) I A I O ( Pembawa ) I B I O ( Pembawa ) AB = I A I B ( Pembawa ) O = I O I O ( Pembawa ) Berikut hasil persilangan yang dapat terjadi : 9

10 10

11 11

12 12

13 Gambar 5 (doc:hamikron.com) 13

14 3.2.4 Rhesus Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Gambar 6 (doc:google) Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan. Jika terdapat perbedaan rhesus pada pasang suami istri, pada kehamilan ke dua dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim, atau jika lahir menderita hati yang bengkak, anemia, kuning 14

15 (jaundice), dan gagal jantung. Hal ini terjadi karena anti rhesus (penghancuran sel arah merah) atau hemolitik. (Tiblad et al. 2013) Ayah Rh + Ayah Rh - Ibu Rh + Janin Rh + Tidak bermasalah Janian Rh + Tidak bermasalah. Ibu Rh - Janin Rh + Akan timbul masalah karena beda dengan ibu. Janin Rh Tidak bermasalah. Tabel 1 (doc:ayahbunda.co.id) Kebanyakan manusia di dunia ini, sekitar 85% memiliki rhesus positif. Dasar inilah yang mendukung pernyataan bahwa manusia berevolusi atau berasal dari monyet. Rhesus positif identik dengan monyet, sedangkan asal usul rhesus negatif masih dipertanyakan hingga sekarang, banyak teori mengenai asal usul rhesus negatif, baik teori adam-hawa, geografis, mutasi, keturunan yahudi, hasil perkawinan manusia dengan alien, hingga sampai bahwa teori rhesus negatif adalah karunia ciptaan Tuhan, bukan berasal dari evolusi hewan. (Carritt, Kemp, and Poulter 1997) Umunya, dalam ras yang sama memiliki rhesus yang sama karena berasal dari garis keturunan yang sama pula, rhesus menurun secara genetik seperti golongan darah. Di Asia Rhesus (+) mendominasi. Rhesus negatif lebih banyak pada orang Eropa (caucasoid). Untuk Asia ada satu suku bangsa dengan Rhesus negatif yang cukup banyak yaitu orang Gurkha. Untuk orang Indonesia memang sangat jarang rhesus negatif. (Carritt, Kemp, and Poulter 1997) 15

16 3.2.5 Pewarisan Rhesus Seperti golongan darah, rhesus juga diwariskan oleh orang tua melalui gen, berikut tabel fenotip, genotip serta kemungkinan gamet yang akan dimiliki oleh seorang anak. Gambar 7 (mitaunair-fk12.web.unair.ac.id) Perubahan Golongan Darah dan Rhesus Golongan darah bisa berubah karena penambahan atau penekanan pada antigen (substansi yang menentukan golongan darah). Hal ini bisa disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimmune (sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri), malignancy (kanker). (Won et al. 2013) Golongan darah bisa juga berubah pada pasien transplantasi sumsum tulang. Transplantasi sumsum tulang biasanya dilakukan pada penderita leukimia dan beberapa penyakit lain. Misalnya orang dengan golongan darah A mendapat transplantasi sumsum dari orang golongan darah O, lama kelamaan golongan darahnya berubah menjadi O. Dunia kedokteran pernah dihebohkan dengan beberapa kasus tindakan medis yang berhasil mengubah golongan darah, seperti : Transplantasi hati pada Demi-Lee Brennan (Australia) yang ternyata mengubah darahnya dari O- menjadi O+ Wong Mei Moy (China) yg melakukan transplantasi sumsum tulang belakang sehingga mengubah golongan darahnya dari AB menjadi A 16

17 Tim penelitian medis asal Universitas Harvard dan Denmark yang dapat mengubah semua golongan darah dengan bakteri unik jadi O. medis masih mempelajari apakah proses perubahan tipe darah tersebut dapat ditiru kembali pada pasien lainnya atau tidak. Benar tidaknya golongan darah seseorang dapat berubah atau tidak, semua itu masih membutuhkan penelitian yang panjang. Jika benar golongan darah ternyata dapat berubah, itu merupakan penemuan yang luar biasa dalam dunia medis Uji Golongan Darah dan Rhesus Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin A mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999). Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon, 1993). 17

18 Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut: Golongan aglutinogen (antigen) pada eritrosit aglutinin (antibodi) pada plasma darah A B AB O A B A dan B - b a - a dan b Tabel 2 Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Darah + anti Rhesus = aglutinasi terdapat antigen Rhesus gol Rh+ Darah + anti A= aglutinasi terdapat aglutinogen A gol A Darah + anti B= aglutinasi terdapat aglutinogen B gol B Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah (Priadi, 2009). Pada darah setiap manusia tidak akan dijumpai aglutinogen/antigen dan zat antinya (zat yang dapat menggumpalkan antigen). Jadi, jika seseorang memiliki aglutinin A maka dalam darahnya tidak akan dijumpai aglutinin a yang dapat menggumpalkannya. Sama halnya dengan orang yang memiliki antigen B, maka di dalam darahnya tidak akan dijumpai zat penggumpalnya. Demikian juga dengan orang yang memiliki aglutinin A dan B, maka di dalam darahnya tidak akan ada aglutinin sama sekali. berbeda dengan orang yang tidak memiliki aglutinogen, di dalam darahnya akan dijumpai 2 macam aglutinin yaitu aglutinin a dan aglutinin b. 18

19 Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus, mula-mula yang dilakukan adalah menyiapkan kartu uji golongan darah yang sudah diisi biodata perserta golongan darah dan telah teriisi keterangan. Kartu uji golongan darah berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah satu ujung jari yaitu jari manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari kuman. Kemudian menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi, ditusukkan pada pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang telah ditusuk tadi sehingga mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut pada kartu uji golongan darah, di sebelah kiri dan sebelah kanan, kemudian meneteskan serum alfa di sebelah darah yang berada disebelah kanan, dan meneteskan serum beta disebelah darah yang berada di sebelah kiri, lalu mengaduknya dengan gerakan memutar dengan menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi untuk menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi. Pada Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan darah bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut tidak menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal. Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. 19

20 Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-b. Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-a. Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-a dan agglutinin anti- B. Dikatakan memiliki Rhesus positif, karena mengalami aglutinasi setelah dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen rhesus. Dikatakan memiliki Rhesus negatif, karena tidak mengalami aglutinasi setelah dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen Rhesus. 20

21 Banyak faktor yang mempengaruhi hasil tes golongan darah menjadi berbeda, human error menjadi permasalahan yang paling mendominasi. Cara penyimpanan reagen, suhu ruangan, cara menteteskan reagen dan lainnya adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan perbedaan hasil uji golongan darah. Demi keamanan dan keyakinan, coba lakukan uji golongan darah lebih dari satu kali Transfusi Darah Karena ada perbedaan antigen dan antibodi pada individu, dari dasar inilah muncul istilah donor universal dan resipien universal. Donor universal (golongan O) adalah golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya ke semua golongan darah, karena tidak memiliki aglutinogen. Sedangkan resipien universal (golongan AB) adalah golongan darah yang bisa menerima darah dari semua golongan, karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa menjadi donor ke semua golongan, dan AB bisa menjadi resipien dari semua golongan. Namun sebenarnya pernyataan diatas sudah lama ditinggalkan di ilmu kedokteran, karena pada dasarnya kemungkinan terjadi penggumpalan itu masih ada, sehingga sekarang sebaiknya mendonorkan darah dengan golongan yang sama. 21

22 DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain, M.L.; Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.; Jackson, R.B Biology. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. Carritt, B., T. J. Kemp, and M. Poulter 1997 Evolution of the Human RH (Rhesus) Blood Group Genes: A 50 Year Old Prediction (Partially) Fulfilled. Human Molecular Genetics 6(6): Istamar, Samsuri, and dkk 2004 Biologi SMA Kelas XI. Malang: Erlangga. Kimball, J. W 1999 Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. Prawiroharto, Slamet 1995 Sains Biologi. Bogor: Bumi Aksara. Priadi, Arif 2009 Biologi SMA XI. Bogor: Yudhistira. Solomon, et al 1993 Biology. Savders-Collage Publishing. Tiblad, Eleonor, Magnus Westgren, Dharmintra Pasupathy, Anita Karlsson, and Agneta T Wikman 2013 Consequences of Being Rhesus D Immunized during Pregnancy and How to Optimize New Prevention Strategies. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica 92(9): Won, Dahae, Wonho Choe, Hee-Jung Kim, et al Significance of Isoagglutinin Titer in ABO-Incompatible Kidney Transplantation. Journal of Clinical Apheresis. 22

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan

Lebih terperinci

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H Shabrina Jeihan M XI MIA 6 G O LO N G A N D A R A H,U JI G O LO N G A N D A R A H D A N SISTEM TR A N SFU SI D A R A H G olongan darah Golongan darah -> klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH B LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH I L O G NAMA : ZANNE ARIENTA KELAS : XI IPA 4 TANGGAL : 27 NOVEMBER 2013 GURU PEMBIMBING : Bpk. BAMBANG S.Pd I SMAN 1 KABUPATEN TANGERANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan

Lebih terperinci

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH KELOMPOK/GELOMBANG: II/I KELAS : II C ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA

Lebih terperinci

PENETAPAN GOLONGAN DARAH

PENETAPAN GOLONGAN DARAH PENETAPAN GOLONGAN DARAH I. TUJUAN Praktikan daat mempelajari dan memahami golongan darahnya dan reaksi aglutinasinya. II. DASAR TEORI Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40% darahnya pada waktu

Lebih terperinci

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS Ns. Haryati 2015 Lingkup Pembelajaran 1. Sejarah Golongan Darah 2. Definisi Golongan Darah 3. Jenis Golongan Darah: ABO 4. Rhesus 5. Pewarisan Golongan Darah 6. Golongan

Lebih terperinci

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR ALEL GANDA Oleh ARNI AMIR ALEL GANDA Yaitu apabila sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa alel atau seri alel maka disebut alel ganda = Multiple Alleles. Konsep Alel Ganda 1. Warna

Lebih terperinci

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen

Lebih terperinci

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2 Ahmad Rois (1304015003) Astie Afriani (1304015078) Lisa Yuliana (1304015284) Rostuti

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia Oleh Nama NIM : M. Yahya : F16111024 Kelompok : 6 Reguler : B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH. Disusun Oleh : Ayu Anulus. Putu Desy Metriani. Natalia Sandra Margasira. Ni Luh Novita Pratami

TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH. Disusun Oleh : Ayu Anulus. Putu Desy Metriani. Natalia Sandra Margasira. Ni Luh Novita Pratami TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH Disusun Oleh : Ayu Anulus Putu Desy Metriani Natalia Sandra Margasira Ni Luh Novita Pratami Ni Nyoman Ariwhidiani Ni Nyoman Sumarsini Sherly Dewu Tri Mulyanto

Lebih terperinci

b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO

b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO I. PENDAHULUAN a) Tujuan 1. Menetukan adanya Antigen A dan antigen B pada plasma (cell grouping). 2. Menentukan adanya antibody A dan antibody B pada sel darah merah (serum grouping). b) Prinsip Antigen

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

LAPORAN PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH LAPORAN PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH Dosen pembimbing : Ida Mardalena, S. kep.ns.m.si Disusun oleh : 1. Ad Dieni Ulya S. ( P07120214001 ) 2. Ardina Putri ( P07120214002 ) 3. Izmi Nur Rasyida ( P07120214016

Lebih terperinci

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

ALEL OLEH : GIRI WIARTO ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang

Lebih terperinci

Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan

Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian

Lebih terperinci

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si. ALEL GANDA Luisa Diana Handoyo, M.Si. ALEL GANDA Merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel pada satu gen Pada umumnya satu gen memiliki dua alel alternatifnya Alel ganda dapat terjadi sebagai akibat

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel I. Tujuan Praktikum Setelah selesai melakukan praktikum alel majemuk, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengenali fenotip pada dirinya sendiri yang dikendalikan oleh gen yang terdiri dari alel majemuk. 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA Oleh Nama : Rizha Yulinda Salsabila NIM : 160210102056 Program Studi : Pendidikan Fisika Kelompok : 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1 1. Bentuknya bulat pipih, berumur 120 hari, tidak berinti dan cekung bagian. Hal tersebut adalah ciri-ciri... leukosit trombosit

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH A, B, AB, O & RHESUS DISUSUN OLEH : KELOMPOK V-A/ GANJIL NUR ALIMIN [ ]

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH A, B, AB, O & RHESUS DISUSUN OLEH : KELOMPOK V-A/ GANJIL NUR ALIMIN [ ] LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH A, B, AB, O & RHESUS DISUSUN OLEH : KELOMPOK V-A/ GANJIL NUR ALIMIN [0901037] ASISTEN : ALIFIANA ANGGRAINI ONA SISCANOVA DOSEN PEMBIMBING : Dra. SYILFIA

Lebih terperinci

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami tentang variasi sifat manusia

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

GOLONGAN DARAH. Sejarah

GOLONGAN DARAH. Sejarah GOLONGAN DARAH Sejarah Tahun 1900 Landsteiner menemukan tiga dari Empat golongan darah yaitu A, B, O dgn cara Memeriksa gol. Darah teman sekerjanya. Tahun 1901 Von Decastelio dan Sturli menemu Kan gol.darah

Lebih terperinci

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009 Golongan darah Kuliah SP modul HOM 2009 Sejarah : GOLONGAN DARAH Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rhesus Dasar

Lebih terperinci

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Alel Merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus ( tempat ) tertentu Alel ganda ( multiple alleles ) adalah bila dalam satu lokus terdapat lebih

Lebih terperinci

Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem

Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem 1* I Gede Putu Darma Suyasa, 2 Nadya Treesna Wulansari, 3 Ni Putu Kamaryati,

Lebih terperinci

MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH. Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA

MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH. Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA ALEL Anggota dr spsng gen yg mmliki pengaruh berlawanan, dimana 2 gen tsb trletak pd lokus yg sama tingginya pd kromosom homolog adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Umum Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lainnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Golongan darah sistem ABO yang selanjutnya disebut golongan darah merupakan salah satu indikator identitas seseorang. Pada orang hidup, golongan darah sering digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kegunaan Penentuan Golongan Darah A, B, AB, O

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kegunaan Penentuan Golongan Darah A, B, AB, O 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Penentuan Golongan Darah A, B, AB, O Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan

Lebih terperinci

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri. A. Judul: Alel Ganda B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda C. Latar belakang dan menentukan genotipnya sendiri. Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI 1. Darah 2. Alat Peredaran Darah 3. Proses Peredaran Darah 4. Peredaran Darah Hewan 5. Kelainan Dan Penyakit 1. DARAH Cairan yang berwarna merah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA 12 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA a. Fungsi Darah 1. Aat pengangkut (transportasi):

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

GOLONGAN DARAH. Semester I 2016

GOLONGAN DARAH. Semester I 2016 GOLONGAN DARAH Semester I 2016 History Karl Landsteiner (1900) Golongan Darah Sistem golongan darah Paling penting: - ABO - Rhesus History of Blood Groups and Blood Transfusions Experiments with blood

Lebih terperinci

Manual Prosedur dan Instruksi Kerja Praktikum Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Manual Prosedur dan Instruksi Kerja Praktikum Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Manual Prosedur dan Instruksi Kerja Praktikum Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya MP.UJM-JB.1-MIPA.UB.03 Revisi : Ketiga (ke-3) Tanggal : 3 Agustus 2009 Dikaji ulang oleh : Sekretaris Jurusan

Lebih terperinci

b. Serum grouping ( Back Typing)

b. Serum grouping ( Back Typing) PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RH A. Metode Pemeriksaan 1. Metode Slide dengan Bioplate Cell Groupng (Forward Typing) dan Serum Grouping (Back Typing) B. Tujuan Pemeriksaan Menentukan antigen, antibody

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan penting yang membawa oksigen dari paru-paru dan nutrisinutrisi dari organ-organ pencernaan ke sel-sel. Darah juga membawa CO 2 ke paru-paru dan

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DAN RHESUS PELAJAR KELAS 5 DAN 6 SEKOLAH DASAR DI DESA TARO KECATAMAN TEGALLALANG GIANYAR ABSTRAK ABSTRACT

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DAN RHESUS PELAJAR KELAS 5 DAN 6 SEKOLAH DASAR DI DESA TARO KECATAMAN TEGALLALANG GIANYAR ABSTRAK ABSTRACT JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NO. 1, JANUARI 2016 PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DAN RHESUS PELAJAR KELAS 5 DAN 6 SEKOLAH DASAR DI DESA TARO KECATAMAN TEGALLALANG GIANYAR D.A. Swastini 1), A. A.W. Lestari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem peredaran darah untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV PEWARISAN SIFAT

BAB IV PEWARISAN SIFAT BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang

Lebih terperinci

BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Jaringan pada sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah. Pembuluh darah ini beredar ke seluruh tubuh.

BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Jaringan pada sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah. Pembuluh darah ini beredar ke seluruh tubuh. BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Jaringan pada sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah. Pembuluh darah ini beredar ke seluruh tubuh. Tidaklah sulit untuk membuktikan adanya pembuluh darah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (PENENTUAN TEKANAN DARAH, DENYUT NADI, DAN GOLONGAN DARAH) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS Bab 4 Sumber: Biology, 1999 Sel-sel darah merah pada pembuluh darah. Sistem Peredaran Darah pada Manusia Hasil yang harus Anda capai:

Lebih terperinci

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN PENGANTAR Salah satu sifat ilmiah adalah terukur Dalam genetika transmisi atau genetika Mendel pengukuran berkaitan dengan perbandingan fenotip dan perbandingan

Lebih terperinci

BIOLOGI(MIP612101) Nismah Nukmal, Ph.D. Priyambodo, M.Sc. Jani Master, M.Si. KONTRAK KULIAH.

BIOLOGI(MIP612101) Nismah Nukmal, Ph.D. Priyambodo, M.Sc. Jani Master, M.Si. KONTRAK KULIAH. KONTRAK KULIAH BIOLOGI(MIP612101) Nismah Nukmal, Ph.D. Priyambodo, M.Sc. Jani Master, M.Si. priyambodo@fmipa.unila..ac.id Identitas mata kuliah Nama MK : Biologi Kopel : MIP612101 SKS : 2 (2-0) Semester

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

PENYAKIT HEMOLITIK PADA NEONATUS MADE SUANDIKA SKEP,NS,MKEP CWCCA

PENYAKIT HEMOLITIK PADA NEONATUS MADE SUANDIKA SKEP,NS,MKEP CWCCA PENYAKIT HEMOLITIK PADA NEONATUS MADE SUANDIKA SKEP,NS,MKEP CWCCA Penyakit hemolitik pada neonatus atau HDN (Hemolytic Disease of the Newborn) HDN adalah akibat lewatnya antibody IgG dari sirkulasi ibu

Lebih terperinci

POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GENETIKA

POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GENETIKA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang berfungsi dalam sistem transportasi pada tubuh hewan tingkat tinggi. Jaringan cair ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair yang disebut

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 4 Sumber: Biology, 999 Sel-sel darah merah pada pembuluh darah. Sistem Peredaran Darah pada Manusia Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit

Lebih terperinci

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Praktikum

Manual Prosedur Praktikum Manual Prosedur Praktikum JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Manual Prosedur Praktikum Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 00901 06007 Revisi

Lebih terperinci

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010 THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM (MIP616112) Priyambodo, M.Sc. Gina Dania Pratami, M.Si. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.

KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM (MIP616112) Priyambodo, M.Sc. Gina Dania Pratami, M.Si. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM (MIP616112) Priyambodo, M.Sc. Gina Dania Pratami, M.Si. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. priyambodo@fmipa.unila..ac.id Identitas mata kuliah Nama MK : Biologi umum Kopel : MIP616112

Lebih terperinci

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM. staff.unila.ac.id/priyambodo

KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM. staff.unila.ac.id/priyambodo KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM priyambodo@fmipa.unila..ac.id Identitas Mata Kuliah Nama Program Studi : Biologi Nama Mata Kuliah : BIOLOGI UMUM Kode Mata Kuliah : BIO 612101 SKS : 4 (3-1) Status Mata Kuliah

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia hmad Fauzul Yogiandra / 13513059 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs GENETIKA Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN BAGAIMANA DENGAN GOLONGAN TUMBUHAN? Indikator : 1. Mesdeskripsikan materi genetis yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat 2. Membedakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL BUKU TEKS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL BUKU TEKS LAMPIRAN A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL BUKU TEKS 85 Mata pelajaran Kelas/tingkat Semester Topik Jumlah pertemuan Standar Kompetensi Kompetensi dasar Media Metode Pembelajaran Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi cukup besar dan menimbulkan resiko lebih lanjut yang dapat. darah masih saja terjadi.( Soedarmono, S.M.Yuyun, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi cukup besar dan menimbulkan resiko lebih lanjut yang dapat. darah masih saja terjadi.( Soedarmono, S.M.Yuyun, 2008 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serologi golongan darah merupakan salah satu cabang ilmu dari transfusi darah yang berperan sangat penting sebelum darah sampai ke pasien yang akan menggunakan darah.

Lebih terperinci

GOLONGAN DARAH Sejarah : Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rh

GOLONGAN DARAH Sejarah : Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rh Golongan darah GOLONGAN DARAH Sejarah : Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rhesus Dasar penemuan : 1. adanya antigen

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN 67 LAMPIRAN 1 Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester Standar Kompetensi : SMP Negeri 1 Takeran Magetan : VIII G : IPA/BIOLOGI : 1 (satu) : 1. Memahami sistem peredaran darah manusia SILABUS PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan hal yang tidak dapat di kesampingkan dalam kehidupan dan pertumbuhan suatu negara. Oleh karena itu, bidang kesehatan haruslah menjadi

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana Kevin Alfianto Jangtjik / 13510043 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Thalassaemia Thalassaemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte)

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte) KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte) A. TUJUAN PRAKTIKUM Menghitung jumlah SDP B. DASAR TEORI Sel darah putih adalah salah satu sel yang membentuk komponen darah. Sel

Lebih terperinci

autologous control yang positif mengindikasikan adanya keabnormalan pada pasien itu sendiri yang disebabkan adanya alloantibody di lapisan sel darah

autologous control yang positif mengindikasikan adanya keabnormalan pada pasien itu sendiri yang disebabkan adanya alloantibody di lapisan sel darah SCREENING ANTIBODY Screening antibody test melibatkan pengujian terhadap serum pasien dengan dua atau tiga sampel reagen sel darah merah yang disebut sel skrining/sel panel. Sel panel secara komersial

Lebih terperinci

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional), yaitu

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi

Lebih terperinci

KASUS INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI (CROSSMATCHING) PADA LEBIH DARI SATU DONOR DENGAN METODE GELL TEST

KASUS INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI (CROSSMATCHING) PADA LEBIH DARI SATU DONOR DENGAN METODE GELL TEST KASUS INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI (CROSSMATCHING) PADA LEBIH DARI SATU DONOR DENGAN METODE GELL TEST I. TUJUAN Untuk mengetahui keserasian/kecocokan antara darah donor dan darah resipien

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Gina Dania Pratami, M.Si. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.

KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Gina Dania Pratami, M.Si. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. Gina Dania Pratami, M.Si. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. priyambodo@fmipa.unila..ac.id Identitas mata kuliah Nama MK : Biologi umum Kopel : MIP612112

Lebih terperinci

Identifikasi dan Analisis Hasil Pemeriksaan Hematologi pada Pasangan Infertil

Identifikasi dan Analisis Hasil Pemeriksaan Hematologi pada Pasangan Infertil Identifikasi dan Analisis Hasil Pemeriksaan Hematologi pada Pasangan Infertil Sulastri 1*, Endang Zulaicha Susilaningsih 2, Luqmanul Hakim 3, Dinar Mayang Rahmawati 4 1 Dosen/Prodi Keperawatan/FIK, Universitas

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA DI SUSUN OLEH : Maulina (0801027) Kelompok III` Tanggal praktikum: 22 Desember 2011 Dosen: Adriani Susanty, M.Farm., Apt Asisten: Gusti Wahyu Ramadhani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL Aplikasi Hukum Mendel Sebagai Aplikasi dari Teori Kombinatorial Untuk Menentukan Kemungkinan Kemunculan Golongan Darah Dalam Sistem ABO Pada Sebuah Keluarga Chairuni Aulia Nusapati 13513054 Program Sarjana

Lebih terperinci

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt. SISTEM IMUN SPESIFIK Lisa Andina, S.Farm, Apt. PENDAHULUAN Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon

Lebih terperinci