BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG SEI PULAU RAJA TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN LAYANG JOMBOR DENGAN TIPE PRESTRESS CONCRETE I GIRDER BENTANG SEDERHANA

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

KONTROL PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI BELUMAI PADA JALAN AKSES NON TOL BANDARA KUALANAMU TUGAS AKHIR

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERENCANAAN ALTERNATIF JEMBATAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE PELAKSANAAN BERTAHAP

PERANCANGAN JEMBATAN KALI KEJI

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR RAMOT DAVID SIALLAGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I 1

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN»> KATA PENGANTAR DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN RANDUSONGO DI KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

PERANCANGAN JEMBATAN CONGOT KULON PROGO YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN UNDERPASS JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI PERSIMPANGAN JALAN BABARASARI DAN JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO)

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING)

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

KATA PENGANTAR. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diselesaikan pada semester VIII,

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG BERTINGKAT 25 LANTAI + 3 BASEMENT DI JAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN. ii LEMBAR PERSEMBAHAN.. iii KATA PENGANTAR. iv ABSTRAKSI vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xv DAFTAR NOTASI.. xx DAFTAR LAMPIRAN xxiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah.. 2 1.3 Maksud dan Tujuan...2 1.4 Batasan Masalah... 2 1.5 Kegunaan Studi.... 3 1.6 Peta Lokasi... 4 1.7 Metode Penelitian.... 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum. 8 2.2 Perencanaan Bangunan Atas. 8 2.2.1 Perencanaan Tiang / plat Sandaran 8 2.2.2 Perencanaan Slab Trotoar. 9 2.2.3 Perencanaan Slab Jembatan... 10 2.2.4 Perencanaan Penampang Balok/Gelagar Prategang. 10 2.2.5 Spesifikasi Pembebanan 11 vii

2.3 Teori Beton dengan Cara SK SNI T-15-1991-03 22 2.4 Teori Beton Prategang... 23 2.4.1 Konsep Prategang. 23 2.4.2 Tahap-Tahap Pembebanan... 25 2.4.3 Metode Penegangan..... 26 2.4.4 Sistem Prategang... 26 2.4.5 Metode Desain.. 27 2.4.6 Tegangan-Tegangan Ijin.. 28 2.4.7 Pemeriksaan Tegangan.... 29 2.4.8 Tata Letak Tendon (Lay out tendon)... 32 2.4.9 Kehilangan Gaya Prategang. 33 2.4.10 Kekuatan Batas Lentur ( Ultimate Strength )... 38 2.4.11 Lendutan ( defection ) dan lawan lendut (chamber). 39 2.5 Perencanaan Bangunan Bawah 2.5.1 Perencanaan Abutment dan Pilar Jembatan.... 41 2.5.2 Pembebanan Abutment dan Pilar Jembatan.. 42 2.5.3 Stabilitas Abutment dan Pilar.. 43 2.5.4 Dasar Perencanaan Pondasi. 44 2.5.5 Tipe Pondasi.... 45 2.5.6 Kapasitas Daya Dukung Ijin Tanah.... 46 2.5.7 Kontrol Terhadap Tegangan Ijin... 47 BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN 3.1 Data Data Teknis Jembatan... 48 3.2 Perencanaan Sandaran (Railing) 3.2.1 Pembebanan Tiang Railing.... 48 3.2.2 Perhitungan Penulangan Tiang Railing... 49 3.3 Perhitungan Plat Lantai (Slab) Jembatan 3.3.1 Pembebanan Pada Lantai Jembatan. 52 3.3.2 Penulangan Slab / Plat Jembatan... 57 viii

3.4 Perhitungan Slab Trotoar 3.4.1 Pembebanan pada Slab Trotoar Jembatan 60 3.4.2 Penulangan Slab Trotoar... 62 3.5 Perhitungan Balok Prategang 3.5.1 Perencanaan Penampang Balok Prategang.. 66 3.5.2 Perhitungan Pembebanan Balok Prategang.. 70 3.5.3 Perhitungan Gaya Prategang, Eksentrisitas dan Jumlah Tendon..81 3.5.4 Tendon..85 3.5.5 Kehilangan Tegangan (Loss of Prestress).... 95 3.5.6 Tegangan Yang Terjadi Akibat Gaya Pretress... 100 3.5.7 Tinjauan Ultimit Box Girder Prestress... 106 3.5.8 Lendutan Pada Box Girder... 109 3.5.9 Perhitungan End Block.. 112 3.5.10 Perhitungan Tulangan Non Prategang... 113 3.5.11 Perhitungan Tulangan Geser.. 114 BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN 4.1 Perencanaan Kepala Jembatan (Abutment) 4.1.1 Data Perencanaan... 118 4.1.2 Perhitungan Beban Pada Abutment.. 120 4.1.3 Kombinasi Pembebanan Pada Abutment.. 136 4.1.4 Stabilitas Terhadap Guling dan Geser Pada Abutment... 139 4.1.5 Perencanaan Pile Cap Abutment... 145 4.1.6 Perencanaan Breast Wall... 148 4.1.7 Perencanaan Back Wall.. 155 4.1.8 Perencanaan Corbel.. 165 4.1.9 Perencanaan Wing Wall... 166 4.1.10 Penulangan Abutment.. 169 ix

4.2 Perencanaan Pilar 4.2.1 Data Perencanaan.. 187 4.2.2 Perhitungan Beban Pada Pier 189 4.2.3 Kombinasi Beban Kerja Pada Pilar 210 4.2.4 Stabilitas Terhadap Guling dan Geser Pada Pilar... 212 4.2.5 Kombinasi Pembebanan Ultimit.... 218 4.2.6 Penulangan Pilar... 223 4.3 Perhitungan Pondasi 4.3.1 Kapasitas Daya Dukung Pile Cap Pada Abutment.. 245 4.3.2 Pondasi Sumuran Pada Abutment.. 248 4.3.3 Kapasitas Daya Dukung Pile Cap Pada Pilar... 252 4.3.4 Pondasi Tiang Bor Pada Pilar. 256 4.3.5 Pembesian Bor Pile 265 BAB V PEMBAHASAN. 269 BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan 272 5.2 Saran.. 272 DAFTAR PUSTAKA. 273 LAMPIRAN x

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Yogyakarta 4 Gambar 1.2 Bentuk Penampang Box Girder.. 4 Gambar 1.3 Potongan Memanjang Jembatan. 5 Gambar 1.4 Flow Chart Penulisan Tugas Akhir 7 Gambar 2.1 Plat Satu Arah.. 10 Gambar 2.2 Beban Lajur D.. 13 Gambar 2.3 Intensitas Uniformly Distributed Load 13 Gambar 2.4 Faktor Beban Dinamis (DLA).. 14 Gambar 2.5 Beban Truck (T).. 15 Gambar 2.6 Pembebanan Gaya Rem... 16 Gambar 2.7 Pembebanan untuk Pejalan Kaki. 17 Gambar 2.8 Koefisien Geser Dasar Gempa Wilayah 3... 19 Gambar 2.9 Pengaruh Gaya Prategang dan Beban-beban.. 24 Gambar 2.10 Momen Penahan Internal pada Balok Prategang dan Beton Bertulang.. 24 Gambar 2.11 Gaya ke Atas Akibat Gaya Prategang.. 25 Gambar 2.12 Tegangan Saat Transfer.. 30 Gambar 2.13 Tegangan Saat Service.... 30 Gambar 2.14 Tata Letak Tendon. 33 Gambar 2.15 Perpendekan Elastis... 34 Gambar 2.16 Tegangan Batas Lentur... 38 Gambar 2.17 Sket Kepala Jembatan... 41 Gambar 2.18 Sket Pilar Jembatan... 42 Gambar 3.1 Tiang Sandaran 48 Gambar 3.2 Tampang Melintang Slab Jembatan... 52 Gambar 3.3 Beban Berat Sendiri (MS) Plat Lantai.. 53 Gambar 3.4 Beban Mati Tambahan (MA) Plat Lantai. 53 xi

Gambar 3.5 Beban Hidup Truk T (TT) Slab Jembatan 54 Gambar 3.6 Beban Angin (EW) Slab Lantai...56 Gambar 3.7 Slab / Plat Jembatan. 57 Gambar 3.8 Pelat Trotoar 60 Gambar 3.9 Beban Hidup Slab Trotoar... 61 Gambar 3.10 Penampang Balok Prategang... 68 Gambar 3.11 Notasi Notasi Dimensi Penampang Box Girder 69 Gambar 3.12 Pembebanan Berat Sendiri (MS) pada Balok.. 70 Gambar 3.13 Pembebanan Berat Mati Tambahan pada Balok. 73 Gambar 3.14 Pembebanan Lajur D pada Balok. 74 Gambar 3.15 Pembebanan Pejalan Kaki pada Balok 75 Gambar 3.16 Pembebanan Rem pada Balok. 76 Gambar 3.17 Pembebanan Angin pada Balok... 78 Gambar 3.18 Sections Penampang balok prategang.. 79 Gambar 3.19 Susunan Tendon pada Box Girder.. 84 Gambar 3.20 Daerah Aman Tendon.. 89 Gambar 3.21 Posisi Tendon di Tengah Bentang 89 Gambar 3.22 Posisi Tendon di Tumpuan... 90 Gambar 3.23 Gambar Lintasan Inti Tendon.. 90 Gambar 3.24 Gambar Trace Cable... 94 Gambar 3.25 Tegangan saat transfer 100 Gambar 3.26 Diagram Tegangan box girder saat transfer.. 102 Gambar 3.27 Tegangan saat Service... 103 Gambar 3.28 Diagram Tegangan Box Girder saat Servis....105 Gambar 3.29 Kapasitas Penampang Box Girder.. 106 Gambar 3.30 Pembesian Angkur. 112 Gambar 3.31 Diagram Gaya Geser.. 116 Gambar 4.1 Tampang Melintang Box Girder pada Abutment.. 118 Gambar 4.2 Struktur Bawah Abutment. 119 xii

Gambar 4.3 Penampang Berat Sendiri Struktur Atas 120 Gambar 4.4 Penampang Berat Sendiri Struktur Bawah. 121 Gambar 4.5 Gaya Akibat Tekanan Tanah pada Abutment 125 Gambar 4.6 Gaya Rem pada Abutment. 128 Gambar 4.7 Gaya Angin pada Bidang Samping Jembatan... 129 Gambar 4.8 Gaya Angin yang Meniup Kendaraan pada Abutment.. 131 Gambar 4.9 Gaya Gempa pada Abutment. 133 Gambar 4.10 Stabilitas Guling arah memanjang pada abutment. 139 Gambar 4.11 Stabilitas Guling arah melintang pada abutment 140 Gambar 4.12 Stabilitas Geser arah memanjang pada abutment 142 Gambar 4.13 Stabilitas Geser arah melintang pada abutment..143 Gambar 4.14 Potongan Breast Wall. 148 Gambar 4.15 Gaya Akibat Tekanan Tanah Breast Wall. 149 Gambar 4.16 Potongan Back Wall Atas.. 155 Gambar 4.17 Gaya Akibat Tekanan Tanah Back wall Atas 156 Gambar 4.18 Beban Truk pada Back Wall Atas. 157 Gambar 4.19 Gaya Rem pada Back Wall Atas 158 Gambar 4.20 Gaya Akibat Beban Gempa pada Back Wall Atas. 158 Gambar 4.21 Potongan Back Wall Bawah.. 160 Gambar 4.22 Gaya Akibat Tekanan Tanah Back Wall Bawah.. 161 Gambar 4.23 Beban Truk pada Back wall Bawah... 162 Gambar 4.24 Gaya Rem pada Back Wall Bawah 163 Gambar 4.25 Gaya Akibat Beban Gempa pada Back Wall Bawah. 163 Gambar 4.26 Potongan Corbel. 165 Gambar 4.27 Potongan Wing Wall. 166 Gambar 4.28 Tampang Melintang Box Girder pada Pilar... 187 Gambar 4.29 Struktur Pilar. 188 Gambar 4.30 Penampang Berat Sendiri Struktur Atas... 189 Gambar 4.31 Pier Head 190 xiii

Gambar 4.32 Pier Wall. 191 Gambar 4.33 Pile Cap.. 191 Gambar 4.34 Gaya Rem pada Pilar.. 195 Gambar 4.35 Gaya Angin Arah Melintang Jembatan (arah Y) pada Pilar.. 196 Gambar 4.36 Gaya Angin Arah Memanjang Jembatan (arah X) pada Pilar... 198 Gambar 4.37 Gaya Angin yang Meniup Kendaraan pada Pilar.. 200 Gambar 4.38 Gaya Seret Arah Melintang Jembatan (arah Y) pada Pilar 201 Gambar 4.39 Gaya Angkat Arah Memanjang Jembatan (arah X) pada Pilar.. 202 Gambar 4.40 Gaya Gempa Arah Memanjang Jembatan (arah X) pada Pilar.. 205 Gambar 4.41 Gaya Gempa Arah Melintang Jembatan (arah Y) pada Pilar.207 Gambar 4.42 Stabilitas Guling Arah Memanjang pada Pilar.. 212 Gambar 4.43 Stabilitas Guling Arah Melintang pada Pilar. 214 Gambar 4.44 Stabilitas Geser Arah Memanjang pada Pilar 215 Gambar 4.45 Stabilitas Geser Arah Melintang pada Pilar... 216 Gambar 4.46 Tinjauan Pondasi Arah X... 223 Gambar 4.47 Tinjauan Pondasi Arah Y.. 228 Gambar 4.48 Tinjauan Pilar Arah Memanjang Jembatan.. 232 Gambar 4.49 Tinjauan Pilar Arah Melintang Jembatan.. 236 Gambar 4.50 Pier Head... 239 Gambar 4.51 Penampang Abutment 245 Gambar 4.52 Pondasi Sumuran 249 Gambar 4.53 Tekanan Tanah Pasif Pondasi Sumuran 250 Gambar 4.54 Penampang Pondasi Sumuran... 251 Gambar 4.55 Penampang Pilar 252 Gambar 4.56 Susunan Tiang Bor 257 Gambar 4.57 Diagram Tekanan Tanah Pasif 259 Gambar 4.58 Gaya yang Diterima Tiang Bor... 261 xiv

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Berat Satuan untuk Menghitung Berat Sendiri 12 Tabel 2.2 Koefisien Seret (Cw) 15 Tabel 2.3 Kecepatan Angin Rencana (Vw). 16 Tabel 2.4 Koefisien Geser Dasar untuk Wilayah Gempa 3. 19 Tabel 2.5 Kondisi Tanah untuk Koefisien Geser Dasar.. 20 Tabel 2.6 Faktor Kepentingan Bangunan. 20 Tabel 2.7 Koefisien Seret (C D ). 21 Tabel 2.8 Koefisien Friksi Tendon Paska Tarik... 36 Tabel 2.9 Nilai-Nilai Faktor Kapasitas Dukung Terzaghi... 46 Tabel 3.1 Rekap Momen Ultimit pada Slab Lantai Jembatan. 56 Tabel 3.2 Perhitungan Beban Mati dan Trotoar...61 Tabel 3.3 Beban Hidup pada Pedestrian per Meter Lebar... 62 Tabel 3.4 Berat Trotoar dan Dinding Pagar Tepi.70 Tabel 3.5 Berat Sendiri Struktur Atas...71 Tabel 3.6 Berat Mati Tambahan Struktur Atas... 73 Tabel 3.7 Perhitungan Statistik Penampang 79 Tabel 3.8 Perhitungan Momen pada Bentang.. 86 Tabel 3.9 Batas Bawah Letak Tendon 87 Tabel 3.10 Batas Atas Letak Tendon 88 Tabel 3.11 Perhitungan Lintasan Tendon... 91 Tabel 3.12 Sudut Angkur... 92 Tabel 3.13 Tata Letak Kabel.. 93 Tabel 3.14 Total Kehilangan Gaya Prategang 99 Tabel 3.15 Perhitungan Momen Ultimit Akibat Beban yang Bekerja.. 108 Tabel 3.16 Rangkuman Perhitungan Lendutan 111 Tabel 4.1 Data Struktur Bawah Abutment. 119 Tabel 4.2 Perhitungan Berat Sendiri Struktur Atas 120 xv

Tabel 4.3 Perhitungan Gaya dan Momen untuk Stabilitas Guling dan Geser... 122 Tabel 4.4 Perhitungan Gaya dan Momen untuk Analisis Penulangan 123 Tabel 4.5 Beban Total Akibat Beban Sendiri (MS) 124 Tabel 4.6 Perhitungan beban mati tambahan..124 Tabel 4.7 Perhitungan Gaya akibat tekanan tanah. 126 Tabel 4.8 Perhitungan Gaya gempa arah X pada abutment 134 Tabel 4.9 Pembebanan Abutment Kombinasi 1. 136 Tabel 4.10 Pembebanan Abutment Kombinasi 2. 136 Tabel 4.11 Pembebanan Abutment Kombinasi 3. 137 Tabel 4.12 Pembebanan Abutment Kombinasi 4. 137 Tabel 4.13 Pembebanan Abutment Kombinasi 5. 138 Tabel 4.14 Rekap Kombinasi Pembebanan pada Abutment 138 Tabel 4.15 Stabilitas Guling Abutment Arah memanjang Jembatan 140 Tabel 4.16 Stabilitas Guling Abutment Arah melintang Jembatan.. 141 Tabel 4.17 Stabilitas Geser Abutment Arah Memanjang Jembatan 143 Tabel 4.18 Stabilitas Geser Abutment Arah Melintang Jembatan... 144 Tabel 4.19 Pembebanan Ultimit Kombinasi 1. 145 Tabel 4.20 Pembebanan Ultimit Kombinasi 2. 145 Tabel 4.21 Pembebanan Ultimit Kombinasi 3. 146 Tabel 4.22 Pembebanan Ultimit Kombinasi 4. 146 Tabel 4.23 Pembebanan Ultimit Kombinasi 5. 147 Tabel 4.24 Rekap kombinasi Pembebanan Ultimit pada Pile Cap. 147 Tabel 4.25 Perhitungan Gaya & Momen Akibat Berat Sendiri Breast Wall 149 Tabel 4.26 Perhitungan Gaya Akibat Tekanan Tanah pada Breast Wall.150 Tabel 4.27 Perhitungan Gaya Akibat Beban Gempa pada Breast Wall 151 Tabel 4.28 Pembebanan Ultimit Breast Wall Kombinasi 1. 152 Tabel 4.29 Pembebanan Ultimit Breast Wall Kombinasi 2. 152 Tabel 4.30 Pembebanan Ultimit Breast Wall Kombinasi 3. 153 xvi

Tabel 4.31 Pembebanan Ultimit Breast Wall Kombinasi 4. 153 Tabel 4.32 Pembebanan Ultimit Breast Wall Kombinasi 5. 154 Tabel 4.33 Rekap Kombinasi Pembebanan Ultimit Breast Wall. 154 Tabel 4.34 Perhitungan Berat Sendiri Back Wall Atas. 155 Tabel 4.35 Perhitungan Gaya Akibat Tekanan Tanah.. 157 Tabel 4.36 Perhitungan Beban Gempa pada Back Wall Atas.. 159 Tabel 4.37 Kombinasi Beban Ultimit pada Back Wall Atas 159 Tabel 4.38 Perhitungan Berat Sendiri Back Wall Bawah 160 Tabel 4.39 Perhitungan Gaya Akibat Tekanan Tanah. 162 Tabel 4.40 Perhitungan Beban Gempa pada Back Wall Bawah...164 Tabel 4.41 Kombinasi Beban Ultimit pada Back Wall Bawah 164 Tabel 4.42 Perhitungan Gaya dan Momen Akibat Berat Sendiri Corbel 165 Tabel 4.43 Perhitungan Gaya dan Momen Ultimit pada Corbel 166 Tabel 4.44 Perhitungan Luas Wing Wall. 167 Tabel 4.45 Perhitungan Gaya Akibat Tekanan Tanah. 168 Tabel 4.46 Rekap Nilai α dan β pada Perhitungan rasio Breast Wall...174 Tabel 4.47 Data Struktur Bawah Pier... 188 Tabel 4.48 Perhitungan Berat Sendiri Struktur Atas 189 Tabel 4.49 Dimensi Pier Head. 190 Tabel 4.50 Dimensi Pier Wall.. 191 Tabel 4.51 Dimensi Pile Cap... 192 Tabel 4.52 Rekap Berat Sendiri Struktur Bawah (Pier) 192 Tabel 4.53 Beban Akibat Berat Sendiri (MS)... 192 Tabel 4.54 Perhitungan beban mati tambahan.. 193 Tabel 4.55 Distribusi Beban Gempa pada Pilar arah X.. 207 Tabel 4.56 Distribusi Beban Gempa pada Pilar arah Y. 209 Tabel 4.57 Pembebanan Pilar Kombinasi 1.. 210 Tabel 4.58 Pembebanan Pilar Kombinasi 2. 210 xvii

Tabel 4.59 Pembebanan Pilar Kombinasi 3. 211 Tabel 4.60 Pembebanan Pilar Kombinasi 4. 211 Tabel 4.61 Rekapitulasi Kombinasi Pembebanan untuk Perencanaan Tegangan Kerja... 212 Tabel 4.62 Stabilitas Guling Pilar arah Memanjang Jembatan 213 Tabel 4.63 Stabilitas Guling Pilar arah Melintang Jembatan... 215 Tabel 4.64 Stabilitas Geser Pilar arah Memanjang Jembatan.. 216 Tabel 4.65 Stabilitas Geser Pilar arah Melintang Jembatan.. 217 Tabel 4.66 Pembebanan Ultimit Kombinasi 1. 218 Tabel 4.67 Pembebanan Ultimit Kombinasi 2. 218 Tabel 4.68 Pembebanan Ultimit Kombinasi 3. 219 Tabel 4.69 Pembebanan Ultimit Kombinasi 4. 219 Tabel 4.70 Rekapitulasi Kombinasi Beban Ultimit pada Pile Cap.. 220 Tabel 4.71 Pembebanan Kolom Pier Kombinasi 1.. 220 Tabel 4.72 Pembebanan Kolom Pier Kombinasi 2.. 221 Tabel 4.73 Pembebanan Kolom Pier Kombinasi 3.. 221 Tabel 4.74 Pembebanan Kolom Pier Kombinasi 4.. 222 Tabel 4.75 Rekapitulasi Kombinasi Beban Ultimit pada Pier Wall. 222 Tabel 4.76 Perhitungan Momen Maksimum Pile Cap arah X pada Pier. 224 Tabel 4.77 Gaya geser dan Momen Akibat Berat Sendiri Pilecap arah X pada Pier. 224 Tabel 4.78 Perhitungan Momen Maksimum Pile Cap arah Y pada Pier. 228 Tabel 4.79 Gaya geser dan Momen Akibat Berat Sendiri Pilecap.. 229 Tabel 4.80 Beban Ultimit Pada Column Pier... 232 Tabel 4.81 Rekap Nilai α dan β pada Perhitungan Rasio Kolom Pilar 233 Tabel 4.82 Beban Ultimit Pada Column Pier... 236 Tabel 4.83 Momen dan Gaya Geser Ultimit Pier Head.. 239 Tabel 4.84 Rekap Daya Dukung Ijin Tanah. 247 Tabel 4.85 Tegangan Tanah yang Terjadi 247 xviii

Tabel 4.86 Perhitungan Berat Sendiri Pondasi Sumuran. 249 Tabel 4.87 Gaya Aksial Maksimum yang Diterima Pondasi Sumuran 251 Tabel 4.88 Rekap Daya Dukung Ijin Tanah. 254 Tabel 4.89 Tegangan Tanah yang Terjadi 255 Tabel 4.90 Rekap Daya Dukung Aksial Tiang Bor.. 259 Tabel 4.91 Tekanan Tanah Pasif Efektif.. 260 Tabel 4.92 Perhitungan dengan Cara Bending Momen Diagram 261 Tabel 4.93 Gaya Aksial yang Diterima Satu Tiang Bor arah X... 262 Tabel 4.94 Gaya Aksial yang Diterima Satu Tiang Bor arah Y 263 Tabel 4.95 Gaya Lateral yang Diterima Satu Tiang bor.. 263 Tabel 4.96 Kontrol Daya Dukung Ijin Aksial (Arah X)... 263 Tabel 4.97 Kontrol Daya Dukung Ijin Aksial (Arah Y)... 264 Tabel 4.98 Kontrol Daya Dukung Ijin Lateral. 264 xix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kartu Peserta Tugas Akhir. Lampiran 2 : Gambar Detail xxiv

DAFTAR NOTASI A = luas penampang bruto. A n A t A s = luas penampang netto. = luas penampang transformasi. = luas tulangan tarik. A s = luas tulangan tekan. A v A Ø A ps A pf A pw b = luas tulangan geser dalam jarak s, atau luas tulangan geser yang tegak lurus tulangan tarik lentur dalam jarak s untuk komponen struktur lentur tinggi. = luas penampang satu batang tulangan. = luas tulangan prategang. = luas baja pratergang seimbang beton tekan di flens. = luas baja prategang seimbang beton tekan di badan. = lebar muka tekan suatu komponen struktur. B x = lebar pile cap arah x. B y = lebar pile cap arah y. Bj = berat jenis beton. C = kopel resultant gaya desk beton. c.g.c = centre gravity of concrete (kedudukan titik berat penampang) c t c b c w d = jarak garis netral terhadap sisi atas penampang. = jarak garis netral terhadap sisi bawah penampang. = koefisien seret. = jarak dari serat terluar kepusat berat tulangan tarik. d = jarak dari serat tekan kepusat berat tulangan tekan. d p e E c E s F = jarak dari serat tekan terluar kepusat berat tulangann prategang. = eksentrisitas gaya terhadap terhadap sumbu. = modulus elastis beton. = modulus elastis baja. = gaya gesek pada perletakan. xx

f c = kuat tekan beton yang ditetapkan. f ci = kuat tekan beton pada saat transfer. f ci f ti f cs f ts f t f b f y f ps f pu f py g h h a h o H p I K L LOF M o M TD M MA M TB M EW M TP M r M t M n n = tegangan ijin serat tekan pada saat transfer. = tegangan ijin serat tarik pada saat transfer. = tegangan ijin serat tekan pada saat layan. = tegangan ijin serat tarik pada saat layan. = tegangan beton pada serat atas. = tegangan beton pada serat bawah. = kuat leleh tulangan non prategang yang ditetapkan. = tegangan di batang prategang pada kondisi kuat nominal. = kuat tarik tendon prategang yang ditetapkan. = kuat leleh tendon yang ditetapkan. = percepatan grafitasi. = tinggi penempang. = tebal aspal. = tebal pelat lantai jembatan. = gaya penahan geser. = momen inersia penampang yang menahan beban luar terfaktor. = faktor beban ultimit. = panjang bentang. = loss of ptrestress (kehilangan gaya prategang) = momen akibat berat sendiri. = momen akibat beban hidup kendaraan. = momen akibat beban mati tambahan. = momen akibat beban rem. = momen akibat beban angin. = momen akibat beban pejalan kaki. = momen rencana. = momen total (saat service) = kuat momen nominal. = jumlah tulangan. xxi

N = nilai SPT terkoreksi. n b n t P P MS P TD P TP P n P e P o P u R R n r S s t s b T T EQ T S T PS = jumlah baris fondasi sumuran. = jumlah fondasi sumuran. = gaya aksial. = gaya aksial akibat beban mati. = gaya aksial akibat beban hidup kendaraan. = gaya aksil akibat beban pejalan kaki. = kuat beban aksial nominal. = gaya prategang efektif. = gaya pretegang awal. = gaya aksial terfaktor. = rasio kehilangan gaya prategang. = koefisian lawan untuk perencanaan kekuatan. = radius girasi penampang komponen struktur tekan. = jarak antar tulangan. = modulus penampang bagian atas. = modulus penampang bagian bawah. = kopel resultant gaya tarik baja. = gaya gempa/gaya geser total. = gaya tarik tulangan baja non prategang. = gaya tarik tulangan baja prategang. T x = gaya horizontal arah x. T y = gaya horizontal arah y. V c V u Wt xt y a y b z o ΣH = kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton. = gaya geser tefaktor di penampang. = berat total struktur. = jarak antar sumuran dalam satu baris. = jarak garis netral terhadap sisi atas. = jarak garis netral terhadap sisi bawah. = jarak titik berat tendon ke sisi bawah. = jumlah gaya arah horizontal. xxii

ΣP = jumlah gaya arah vertikal. ΣM px = jumlah momen penahan guling arah x. ΣM py = jumlah momen penahan guling arah y. β 1 ρ ρ min ρ mak ε c ε s Ø = konstata akuivalen blok tegangan yang tergantung dari mutui beton. = perbandingan tulangan tarik non-prategang. = perbandingan tulangan pada keadaan regangan minimum. = perbandingan tulangan pada keadaan regangan maksimum. = regangan tekan beton. = regangan pada baja tulangan. = faktor reduksi kekuatan. xxiii