PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III. Metode Penelitian

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

Bab II Konsep Algoritma Genetik

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

Lingkup Metode Optimasi

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN AKAR PERSAMAAN SEBUAH FUNGSI

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Penentuan Optimalisasi TSP (Travelling Salesman Problem) Distribusi Barang Menggunakan Algoritma Genetika Di Buka Mata Adv

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

BAB I PENDAHULUAN. telah diadopsi untuk mengurangi getaran pada gedung-gedung tinggi dan struktur

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

Penyelesaian Puzzle Sudoku menggunakan Algoritma Genetik

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Rute Berdasarkan Waktu Tercepat Objek Wisata Di Kabupaten Ngawi. Makalah

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

Denny Hermawanto

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama)

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004.

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

OPTIMASI JALUR TRANSPORTASI PRODUK HOUSING CLUTCH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

SISTEM PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO)

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

Transkripsi:

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Individu yang lebih kuat (fit) akan memiliki tingkat survival dan tingkat reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan individu yang kurang fit. Konsep penting dalam teori evolusi adalah fitness dan selection untuk proses reproduksi. Algoritma genetika telah banyak diaplikasikan untuk penyelesaian masalah dan pemodelan dalam bidang teknolog seperti: optimasi, pemrograman otomatis dan machine learning. Aplikasi perencanaan lintasan pada tugas akhir ini bertujuan untuk mencari atau menemukan jalur terpendek yang tidak melalui penghalang pada sebuah peta dari satu titik awal sampai pada titik tujuan. Peta merupakan gambar 2 dimensi dengan penghalang berupa lingkaran. Dalam tugas akhir ini algoritma genetika akan melakukan proses evolusi pada populasi awal yang diberikan. Dalam proses evolusi terdapat beberapa bagian penting pada algoritma genetika yaitu : pindah silang (crossover), mutasi, elitisme. Pada implementasi program algoritma genetika dapat mencari jalan terpendek yang bebas hambatan. Pada pengujian dilakukan dengan titik acuan dan populasi yang berbeda, yang menghasilkan jarak terpendek yang ditemukan ialah 28,7062 satuan. Kata-kunci: algoritma genetika, perencanaan lintasan, fitness, dan selection. Algoritma genetika atau disingkat GA (Genetik Algorithm) merupakan suatu konsep komputasi yang pertama kali diutarakan oleh John Holland dari Universitas Michigan pada tahun 1975. Peneliti lain yang banyak memberikan kontribusi antara lain adalah Goldberg, De Jong, Grafenstette, Davis dan Muhlenbeing. Aplikasi GA meliputi berbagai hal yang luas seperti, perencanaan lintasan, desain VLSI, penalaan PID, pengolahan sinyal, fungsi optimisasi pada perencanaan sistem tenaga listrik. Perencanaan lintasan kendaraan dapat diterapkan menggunakan GA dengan cara menghitung serta mendapatkan sebuah lintasan pada suatu permukaan yang sebelumnya telah dibagi menjadi bagian-bagian lebih kecil. Di dalam permukaan tersebut terdapat rintangan-rintangan yang sulit, seperti ketinggian tanah dengan elevasi tertentu ataupun benda-benda tertentu yang harus dihindari dan juga benda-benda statis yang tidak dapat dilewati. Setelah lintasan diperoleh baru kendaraan dapat berjalan menyesuaikan dengan lintasan yang didapat. Algoritma genetika memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode komputasi konvensional antara lain : 1. Sifat dasarnya yang menunjang komputasi parallel dimana kekuatan cariannya adalah sebesar jumlah populasinya. 2. Sifatnya yang tidak membutuhkan pengetahuan dasar tentang objek yang sedang dikalkulasi. 3. Sifatnya yang lentur, sehingga perubahan input atau masuknya gangguan pada sistem secara on-line pada saat perhitungan dapat segera diantisipasi. Masalah dibatasi pada pembahasan perancanaan lintasan secara offline, seleksi berdasarkan kriteria tertentu seperti jarak terpendek dan sifat penghindaran rintangan. Perencanaan lintasan dengan algoritma genetika ini cocok untuk sistem bergerak dimana lokasi awal dan tujuan telah ditentukan terlebih dahulu. Tugas akhir ini bertujuan menjelaskan prinsip algoritma genetika dan menerapkannya pada teknik perencanaan lintasan dengan beberapa kriteria dasar, seperti lintasan yang tidak berpotongan dengan benda penghalang, lintasan dengan jarak terpendek. Penerapan Algoritma Genetika pada Perencanaan Lintasan Kendaraan Algoritma genetika adalah suatu bentuk teknik pencarian secara stochastic, berdasarkan mekanisme yang ada pada seleksi alam dan genetik secara natural. Setiap makhluk hidup memiliki gen-gen, yaitu bagian dari kromosom yang menentukan atau mempengaruhi Achmad Hidayatno dan Darjat adalah dosen di jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Jl. Prof. Sudharto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 HendryH L T adalah mahasiswa di jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

karakteristik setiap individu. Mekanisme genetik mencerminkan kemampuan individu untuk melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan orang tuanya. Sedangkan prinsip seleksi alam menyatakan bahwa setiap makhluk hidup dapat mempertahankan dirinya jika mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan demikian, diharapkan keturunan yang dihasilkan memiliki kombinasi karakteristik yang terbaik dari orang tuanya, dan dapat menopang generasigenerasi selanjutnya. Bankitkan populasi awal mulai Evaluasi fungsi objektif Populasi baru Apakah kriteria optimasi telah sesuai tidak seleksi Kombinasi ulang mutasi ya Individu terbaik hasil Gambar 1. Proses perhitungan pada algoritma genetika Ada beberapa parameter yang harus dibangkitkan maupun ditentukan terlebih dahulu. Parameter ini dibuat sebagai batasan pada algoritma yang akan dilakukan. Inisialisasi awal dilakukan untuk memenuhi parameter yang dibutuhkan. Inisialisasi awal ini meliputi penentuan ukuran populasi, penentuan ukuran kromoson, penentuan jumlah penghalang dan posisi masing masing serta radius dari penghalang itu sendiri, penentuan nilai mutation rate (Pm) dan crossover rate (Pc), penentuan ukuran peta lingkungan, penentuan titik awal dan titik tujuan. Evaluasi kromoson dilakukan untuk memastikan tidak ada titik acuan yang berada pada titik awal (Sp) maupun titik tujuan (Ep) dan menentukan titik yang berada pada penghalang. Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap titik acuan, dimana titik acuan tidak boleh berada pada tit awal dan titik akhir serta tidak boleh berada pada penghalang. Berbeda dengan teknik pencarian konvensional, tahap awal pencarian dalam algoritma genetika dimulai dari himpunan penyelesaian acak (random) yang disebut populasi. Setiap individu dalam populasi diwakili oleh sebuah kromosom yang merupakan satu solusi dari masalah yang akan dihadapi. PERANCANGAN PROGRAM Aplikasi perangkat lunak penerapan algoritma genetika pada perencanaan lintasan ini terdiri dari 4 komponen utama, yaitu proses inisialisasi awal, fungsi evaluasi, seleksi, dan operator genetika. Keluaran dari aplikasi ini adalah gambar 2 dimensi yang menunjukkkan lintasan terpendek. Inisialisasi awal Fungsi evaluasi Seleksi Operator genetika Gambar 2. Diagram alir sistem perencanaan lintasan dengan algoritma genetika Gambar 3. Konfigurasi permasalahan (S:titik awal, O1,O2:penghalang, D:titik akhir/tujuan) Seleksi dilakukan dengan terlebih dahulu mencari nilai kebugaran (fitness) dari masingmasing individu. Nilai fitness itu sendiri merupakan panjang lintasan. Jadi nilai fitness yang terbaik adalah kromoson yang memiliki jarak terpendek. Sebelum menentukan nilai fitness generasi awal harus dibangkitkan terlebih dahulu. Generasi ini disebut sebagai induk (parent). Fungsi fitness yang digunakan dalam tugas akhir 1 ini adalah ft( k) =, dimana d ( k) d( k) merupakan panjang lintasan untuk kth kromoson. Metoda seleksi yang digunakan ialah metode seleksi roda roulette (roulette wheel selection). Sesuai dengan namanya, metode ini menirukan permainan roulette-wheel dimana masing-masing kromoson menempati potongan

lingkaran pada roda roulette secara proporsional sesuai dengan nilai fitnessnya. Kromoson yang memiliki nilai fitness lebih besar menempati potongan lingkaran yang lebih besar. Metode roulette-wheel dapat diimplementasikan dalam pemrograman dengan beberapa langkah. Pertama, dibuat interval nilai kumulatif (dalam iterval [0,1]) dari nilai fitness masing-masing kromosom dibagi total fitness dari semua kromosom. Sebuah kromosom akan terpilih jika bilangan random yang dibangkitkan berada dalam interval akumulatifnya. Operator genetika bertujuan untuk merekombinasi kromoson. Dalam tugas akhir ini digunakan dua operator genetika yang direpresentasikan sebagai fungsi, yaitu fungsi crossover dan fungsi mutation. Pindah silang (crossover) akan dilakukan pada beberapa kromoson pada setiap generasi. Akan tetapi, setiap crossover dikontrol oleh nilai Pc (crossover rate). Dengan kata lain, algoritma akan membangkitkan nilai random antara [0 1] untuk setiap kromoson. Jika nilai yang dibangkitkan lebih kecil dari nilai Pc, maka crossover dapat dilakukan pada kromoson tersebut. Untuk mencapai tujuan yang lebih akurat maka crossover point dipilih secara acak untuk setiap generasi. dengan titik acuan tidak boleh berada pada penghalang. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan, contoh: sebuah kromoson dengan 1 titk acuan: [(0.0) (10.10) (20.20)]. Dan juga sebuah penghalang diletakkkan di (12.12) dengan radius 2. Kemudian mulai dari garis pertama yang dibentuk oleh 2 titik acuan [(0.0) (10.10)], algoritma akan melakukan pengecekan apakah garis tersebut melalui pengahalang. Penghalang dapat di ekspresikan sebagai berikut 2 2 ( x 12) ( y 12) = 4 (3.2.1) Dan persamaan untuk garis ialah y = x dimana 0 < x < 10 (3.2.2) Gabungkan kedua persamaan (3.2.1) dan (3.2.2) akan menghasilkan dua hasil yang memungkinkan. Jika koordinat X dari penghalang berada diantara 2 titik acuan yang diberikan dan kedua sulusi memiliki nilai real. Maka algoritma akan menyatakan bahwa garis tersebut akan melalui penghalang dan akan mengeliminasi kromoson tersebut. Gambar 4. Crossover pada bit ke-3 dari LSB Tidak seperti crossover,mutasi bekerja pada bit demi bit. Oleh karena itu, jika diberikan peluang mutasi (mutation rate) Pm = 0,01, populasi diperkirakan akan melakukan mutasi 1% bit. Misalnya, jika ada 20 kromosom dengan 5 bit di masing-masing, maka paling sedikit 20 x 5 x 0,01 = 1mutasi diharapkan terjadi. Gambar 6. Contoh lintasan dengan sebuah penghalang ANALISA DAN PEMBAHASAN Piranti lunak penerapan algoritma genetika pada perencanaan lintasan kendaraan dibuat menggunakan Matlab7.1 dengan sistem operasi Microsoft Windows XP. 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 Gambar 5. Contoh mutasi kromoson yang dilakukan pada bit ke-6 Kromoson baru akan muncul pada setiap generasi. Walaupun kromoson kromoson baru tersebut memenuhi kriteria jarak terpendek, namun bukan berarti itu menjadi sebuah solusi jika lintasan yang dilalui melewati penghalang. Begitu juga Gambar 7. Lintasan terbaik pada generasi ke- 10 dengan 1 titik acuan

ditemukan. Pada gambar 9. dilakukan iterasi sampai pada generasi ke-10 dan pada gambar 10. dilakukan iterasi sampai pada generasi ke-100. Dimana jarak yang ditempuh pada gambar 10. lebih kecil dibandingkan dengan gambar 9. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang ditemukan pada iterasi ke-100 lebih baik daripada hasil pada iterasi ke-10. Gambar 8. Lintasan terbaik pada generasi ke- 100 dengan 1 titik acuan ditemukan. Pada gambar 7. dilakukan iterasi sampai pada generasi ke-10 dan pada gambar 8. dilakukan iterasi sampai pada generasi ke-100. Dimana jarak yang ditempuh pada gambar 8. lebih kecil dibandingkan dengan gambar 7. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang ditemukan pada iterasi ke-100 lebih baik daripada hasil pada iterasi ke-10. Gambar 11. Lintasan terbaik pada generasi ke- 10 dengan 4 titik acuan Gambar 9. Lintasan terbaik pada generasi ke-10 dengan 2 titik acuan Gambar 12. Lintasan terbaik pada generasi ke- 100 dengan 4 titik acuan Gambar 10. Lintasan terbaik pada generasi ke- 100 dengan 2 titik acuan ditemukan. Pada gambar 11. dilakukan iterasi sampai pada generasi ke-10 dan pada gambar 12. dilakukan iterasi sampai pada generasi ke-100. Dimana jarak yang ditempuh pada gambar 12. lebih kecil dibandingkan dengan gambar 11. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang ditemukan pada iterasi ke-100 lebih baik daripada hasil pada iterasi ke-10. Lintasan terpendek yang didapatkan adalah 28,7062 satuan yang didapat pada generasi ke-100 dengan 2 titik acuan.

PENUTUP Dari hasil analisa dan pembahsan terhadap perangkat lunak, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : pertama, Algoritma genetika memiliki kemampuan untuk melakukan pendekatan pada masalah perencanaan lintasan kendaraan. Kedua, Algoritma genetika menghasilkan jarak terpendek pada iterasi yang lebih besar dengan titik acuan yang sama. Semakin banyak iterasi yang dilakukan semakin baik hasil yang ditemukan. Ketiga, Lintasan terpendek didapat pada generasi ke-100 dengan 2 titik acuan. Hal ini menunjukkan bahwa pada permasalahan tugas akhir ini dengan 2 titik acuan algoritma genetika telah dapat menenmukan hasil paling optimum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian ke depan adalah sebagai berikut : pertama, Perlu dilakukan perbandingan dengan metode atau pendekan yang lain, seperti algoritma coloni semut (ACO). Kedua, Untuk pengujian lebih lanjut perlu dilakukan penerapan hasil pada perangkat keras dalam hal ini kendaraan. Ketiga, Perlu dilakukan perencanaan lintasan pada ruang lingkup yang lebih kompleks, seperti peta 3 dimensi (3D). DAFTAR PUSTAKA Hendry Henrikus Lumbantobing (L2F 003 510)Lahir di Tarutung, 8 Pebruari 1985. Saat ini masih menjadi Mahasiswa S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dengan konsentrasi Teknik Kontrol Otomatik. Mengetahui dan Mengesahkan : Pembimbing I Achmad Hidayatno, S.T., M.T. NIP. 132 137 933 Tanggal : Pembimbing II Darjat, S.T, M.T. NIP. 132 231 135 Tanggal : Mitchel, M., An introduction to genetic algorithms, Prentice MIT Press, 1996. Kusumadewi Sri, Purnomo Hari, Penyelesaian Masalah Optimasi dengan teknik-teknik Heuristik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. Suyanto, Algoritma Genetika dalam MATLAB, Andi, Yogyakarta, 2005. Man, K.F., Tang, K.S., Kwong, S.,dan Halang, W.A., Genetic algorithms for control and Signal Processing, 2001...., Matlab Genetic Algorithms Toolbox http://www.mathworks.com.