BAB 1 PENDAHULUAN. sejatinya bisa memberikan banyak pelajaran bagi hidup. Peristiwa yang mengharukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

Lampiran 1. Tanggal : No. responden : Tanda tangan : Universitas Sumatera Utara

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

sambil kedua tangan didepan mulut.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

DOKUMENTASI PENELITIAN

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

LAMPIRAN. Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro Wilks Test. Case Processing Summary. sebelum perlakuan % %

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

Lampiran 2. Berat badan patokan untuk perhitungan kecukupan gizi

Lampiran 5 FORMULIR FOOD RECALL 2X24 JAM

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN / ORANGTUA / KELUARGA PASIEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

Dizziness Handicap Inventory

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Keseimbangan berdiri. selisih1. sebelum2. Tests of Normality. Shapiro-Wilk. Statistic Df Sig. Statistic df Sig

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 DATA DEMOGRAFIS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

LAMPIRAN A WAWANCARA BERSTRUKTUR. Pertanyaan Skoring Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Frekuensi jenis Kelamin

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Case Processing Summary

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Usia : Test Lokomotor Skill Kriteria Penilaian Percobaan 1 Percobaan 2 Skor

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(2) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki Perempuan. (3) Kelompok Usia : tahun tahun B. Pemeriksaan Kategori Massa Tubuh

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga. perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)

BAB I PENAHULUAN. lingkungan sosial, khususnya supaya remaja diterima dilingkungan temanteman

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

STATISTIK NON PARAMETRIK

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

Lampiran A : Determinasi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi

Uji Data Dua Sample Tidak Berhubungan (Independent)

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB I PENDAHULUAN. Semua ini membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. guru SMA N 1 Salatiga sebagai SMA RSBI dan guru SMA Muhmmadiyah Plus

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Sampel. Jumlah. X MIPA X MIPA X MIPA X MIPA Jumlah 39 88

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Pelita Salatiga kelas XI Tahun ajaran 2012/2013 :

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR DIAGRAM... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Satya Wacana Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 02 Februari 2013,

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN RESPONDEN (INFORM CONSENT) dilakukan oleh saudara Dian Harsiwi Indriani, sebagai peneliti dalam penelitian


INFORMASI KEPADA ORANG TUA/ WALI SUBJEK PENELITIAN. Bapak/ Ibu/ Sdr... Orang Tua/ Wali Ananda... Alamat...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini banyak peristiwa yang lepas dari pandangan orang yang sejatinya bisa memberikan banyak pelajaran bagi hidup. Peristiwa yang mengharukan maupun membahagiakan tetap memiliki arti. Kemampuan untuk memahami dan mengalami suatu perasaan positif dan negatif akan membantu memahami makna kehidupan yang sebenarnya. Kemampuan ini sering disebut sebagai empati. Empati merupakan bagian penting social competency (kemampuan sosial). Empati juga merupakan salah satu dari unsur-unsur kecerdasan sosial. Terinci dan berhubungan erat dengan komponen-komponen lain, seperti empati dasar, penyelarasan, ketepatan empatik dan pengertian sosial. Empati dasar yakni memiliki perasaan dengan orang lain atau merasakan isyarat-isyarat emosi non verbal (Goleman, 2007) Penyelarasan yakni mendengarkan dengan penuh reseptivitas, menyelaraskan diri pada seseorang. Ketepatan empatik yakni memahami pikiran, perasaan dan maksud orang lain dan pengertian sosial yakni mengetahui bagiamana dunia sosial bekerja (Goleman, 2007) Secara lebih luas empati diartikan sebagai keterampilan sosial tidak sekedar ikut merasakan pengalaman orang lain (vicarious affect response), tetapi juga mampu melakukan respon kepedulian (concern) terhadap perasaan dan perilaku orang 1

tersebut. Tidak heran jika latihan memberikan sesuatu atau bersedekah, selain merupakan sarana beribadah, juga bisa melatih empati anak pada orang lain yang memunculkan sifat berderma (filantropi) (Frieda Mangunsong, 2010). Dengan demikian penekanan empati tersebut menyatakan bahwa kemampuan menyelami perasaan orang lain tersebut tidak membuat tenggelam dan larut dalam situasi perasaannya tetapi mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah-olah emosi itu alami sendiri (resonansi perasaan). Kemampuan berempati akan mampu menjadi kunci dalam keberhasilan bergaul dan bersosialisasi di masyarakat. Dalam kehidupan berkelompok pasti mendapati orang dalam watak yang beraneka ragam. Oleh karena itu, tidak mungkin dapat memaksakan pendapat, pikiran atau perasaan kepada orang lain. Di sinilah, empati sangat berperan penting. Individu dapat diterima oleh orang lain jika dia mampu memahami kondisi (perasaan) orang lain dan memberikan perlakuan yang semestinya sesuai dengan harapan orang tersebut. Kemampuan empati perlu diasah setiap orang agar dirinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Empati akan membantu orang untuk cepat memisahkan antara masalah dengan orangnya. Kemampuan empati akan mendorong orang mampu melihat permasalahan dengan lebih jernih dan menempatkan objektifitas dalam memecahkan masalah. Banyak alternatif yang memungkinkan dapat diambil manakala individu berempati dengan orang lain dalam menghadapi masalah. Tanpa adanya empati sulit rasanya mengetahui apa yang sedang dihadapi seseorang karena tidak dapat memasuki perasaannya dan memahami kondisi yang sedang dialami. 2

Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Perempuan dilambangkan dengan kelembutan, mempunyai perasaan yang lembut dan lebih sensitif terhadap sesuatu, perempuan lebih peduli dengan orang lain. Sedangkan laki-laki sering dianggap seseorang yang keras, kasar, dan lebih cuek dengan orang lain. Namun pada kenyataannya banyak perempuan yang melakukan kekerasan kepada anaknya, kepada pembantu atau pun kepada saudaranya. Ada juga perempuan yang melakukan penipuan, bahkan ada juga yang sampai melakukan pembunuhan demi materi. Tetapi laki-laki juga ada yang menjadi perawat, pekerja sosial, bahkan seorang konselor. Jadi sebetulnya laki-laki dan perempuan tidak menjadi patokan apakah jiwa sosial rendah ataupun tinggi. Bisa saja jiwa sosial individu tumbuh dari lingkungan yang berbeda. Orang yang tinggal di lingkungan yang keras, maka individu akan terbangun menjadi orang yang keras juga. Namun jika individu tinggal di tempat yang mempunyai kepedulian dengan orang lain yang sangat tinggi maka mereka akan terlatih dan terbiasa untuk peduli dengan orang lain. Penelitian Martha (1990) mengenai gender differences in Empaty mengungkapkan, ada steoreotip budaya lama bahwa perempuan cenderung lebih empatik daripada pria. Selama bertahun-tahun steretip ini telah didukung oleh teori dan penelitian di bidang beragam seperti psikoanalisis, sosial, perkembangan kepribadian, dan psikologi feminis. Hubungan antara jenis kelamin, dan berbagai aspek empati (afektif dan kognitif) juga diperiksa. The Empathy Scoring System, dan sistem baru yang mengandung beberapa aspek empati, digunakan untuk mengukur 3

empati, 30 siswa pria dan 30 siswa wanita yang berpartisipasi dalam studi yang lebih tinggi dari remaja awal. Didapatkan p = 0,03 (p< 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan empati pada siswa laki-laki dengan siswa perempuan (penelitian ini diambil sampel pada siswa SMA). Hojat, Gonnella, Nasca (2002), penelitian untuk mengetahui perbedaan score empati antara kelompok dokter pria dan wanita yang mengkhususkan diri dalam psikiatri, kedokteran internal, pediatri, obat-obatan darurat, dan obat-obatan keluarga di wilayah Philadelphia dengan menggunakan Skala Jefferson yang hanya terdiri dari komponen afektif, ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan score empati baik pada komponen afektif antar dokter pria dengan wanita. Berdasarkan hasil penelitian yang bertolak belakang dari Martha (1990) dan Hojat dkk (2002), maka perlu dilakukan penelitian ulang tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara empati remaja perempuan dengan laki-laki. Di sisi yang lain, Eisenberg (2002) menyatakan bahwa perempuan mempunyai tingkat empati yang lebih tinggi dari pada laki-laki. Persepsi ini didasarkan ada kepercayaan bahwa perempuan lebih nurturance (bersifat memelihara) dan lebih berorientasi interpersonal dibandingkan laki-laki. Pola asuh orang tua kepada anaknya juga akan berpengaruh terhadap sikap berempati pada anak itu sendiri. Di sini siswa yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi akan mempunyai tingkat empati dan nilai prososial yang rendah, sedangkan individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang rendah akan mempunyai tingkat empati yang tinggi. Kemudian perbedaan gender khususnya SMP 3 Salatiga 4

juga mempengaruhi dalam berempati. Perempuan mempunyai tingkat empati yang lebih tinggi dari pada laki-laki. Persepsi ini didasarkan ada kepercayaan bahwa perempuan lebih nurturance (bersifat memelihara) dan lebih berorientasi interpersonal dibandingkan laki-laki. Untuk respon empati, mendapatkan hasil bahwa anak perempuan lebih empatik dalam merespon secara verbal keadaan distress orang lain. Empati juga dipengaruhi oleh derajat kematangan. Derajat kematangan adalah besarnya kemampuan dalam memandang, menempatkan diri pada perasaan orang lain serta melihat kenyataan dengan empati secara proporsional. Kemudian dalam bersosialisasi antara siswa juga sangat berpengaruh terhadap sikap berempati antara siswa itu sendiri. Sosialisasi merupakan proses melatih kepekaan diri terhadap rangsangan social yang berhubungan dengan empati dan sesuai dengan norma, nilai atau harapan social. Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan pra penelitian yang dilakukan pada kelas IX A SMP Negeri 3 Salatiga, hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut: 5

1.1.1 Deskripsi Empati Siswa Laki-laki Prapenelitian Tabel. 1.1. Hasil Sebaran Empati Siswa Laki-laki Laki-laki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sedang 7 23.3 46.7 46.7 Tinggi 8 26.7 53.3 100.0 Total 15 50.0 100.0 Missing System 15 50.0 Total 30 100.0 1.1.2. Deskripsi Empati Siswa Perempuan Prapenelitian Tabel. 1.2. Hasil Sebaran Empati Siswa Perempuan Perempuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 1 3.3 6.7 6.7 Sedang 1 3.3 6.7 13.3 Tinggi 13 43.3 86.7 100.0 Total 15 50.0 100.0 Missing System 15 50.0 Total 30 100.0 6

Tabel. 1.3 Mean Perbedaan Empati Siswa Laki-Laki dengan Perempuan (prapenelitian) NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks jenkel N Mean Rank Sum of Ranks empati Perempuan 15 17.90 268.50 laki-laki 15 13.10 196.50 Total 30 Test Statistics b empati Mann-Whitney U 76.500 Wilcoxon W 196.500 Z -1.506 Asymp. Sig. (2-tailed).132 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].137 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: jenkel Dari Tabel 1.3 terlihat empati siswa laki-laki dan siswa perempuan pada kelas IX A SMP Negeri 3 Salatiga, tidak ada perbedaan karena sig >0,05 jadi hasil prapenelitian ini tidak signifikan. Berdasarkan latar belakang di atas, dan berdasarkan hasil prapenelitian, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaaan Empati Antara Siswa Laki-Laki Dan Perempuan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga 7

1.2 Rumusan Masalah Adakah perbedaan yang signifikan empati antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikasi perbedaan empati antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang telah ada yaitu mengenai empati, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah khususnya dalam bidang bimbingan konseling. Penelitian ini memberi manfaat teoritik yang bila hasil penelitian ini ada perbedaan yang signifikan maka sejalan dengan hasil penelitian Marta (1990). Sedangkan apabila penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan maka sejalan dengan hasil penelitian Hojat dkk (2002). Dukungna hasil penelitian ini masuk dalam kajian Bimbingan dan Konseling pribadi sosial. 8

1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini bagi sekolah diperoleh kepastian ada tidaknya perbedaan yang signifikan empati antara siswa laki-laki dan siiwa perempuan kelas IX SMP N 3 Salatiga sebagai bahan masukan bagi sekolah terutama bagi guru pengajar mata pelajaran yang secara langsung memberikan pengajaran kepada siswa dan menanamkan empati kepada siswa. Dan diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Bab I Pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa, manfaat penelitian, sistematika penulisan. Bab II Landasan teoretik, empatik, empati laki-laki dan perempuan, manfaat empati, penelitian yang terkaid, hipotesa. Bab III Metode penelitian, jenis penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, angket, teknik analisa data, analisis deskriptis dan inferensial. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi : deskripsi subyek penelitian, pengumpulan data, analisis data, uji hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V. Penutup, berisi : kesimpulan dan saran. 9